The Moon That Embraces the Sun 7

 On Wednesday, February 8, 2012  


Yeon Woo mengantar Nok Young dan Jansil pergi. Yeon Woo kecewa karena tidak diijinkan ikut oleh Nok Young.

Nok Young menutup kembali kepala Yeon Woo dengan jangot dan minta Yeon Woo segera kembali ke rumah, jangan melakukan kontak dengan orang asing.
Yeon woo ingin tahu apa akan ada tamu yang datang, tapi Nok Young minta Yeon Woo tidak memikirkan-nya.

P. Yang Myung ada di sebuah kapal yang merapat ke dermaga. P. Yang Myung heran kenapa ada banyak orang disini. Seorang pria menjawab, kalau Raja akan mengunjungi desa hari ini.
P. Yang Myung tertegun dan berpikir apa Yeon Woo ingin Yang Myung bertemu Raja.

Yeon woo minta Nok Young menyampaikan salamnya pada Pendeta Hye Gak. Nok Young minta Seol segera mengantar Yeon Woo pulang. Seol kesal, ya ampun, aku lelah mendengar hal yang sama lagi. Kalau kau tidak mempercayaiku, kenapa tidak mengajakku dan membiarkan Jan sil disini?

Nok Young : Dibandingkan kau yang keras kepala, mulutnya (Jan sil) lebih berbahaya, jadi aku membawanya. Tidak perlu saling iri.
Nok Young pergi bersama Jan Sil.

Seol dan Yeon Woo jalan pulang. Seol berkata kalau orang yang cerewet sudah tidak ada lagi (maksudnya Nok Young) dan mengajak Yeon Woo mencari makanan sebelum pulang.

Seorang pria menjual tempat di Uimakche (Tenda yang didirikan disepanjang jalan dengan ijin.) untuk melihat wajah Yang Mulia Raja lebih jelas lagi.
Yeon woo ingin sekali melihat Raja, tapi Seol jelas menolaknya. Seol tidak peduli meskipun Yeon Woo sengaja menunjukkan wajah memohon haha.

P. Yang Myung meraih selebaran koran dengan berita paling update, Berita hangat! Yang Mulia telah mendekati gerbang desa! Hahaha

Rombongan Raja mendekati desa dan Hwon minta tirainya diangkat sedikit. Kasim Hyung sun keberatan karena udaranya sangat dingin.
Raja : Aku bilang angkat tirainya.

Raja tahu banyak orang ingin melihatnya meskipun cuma sekilas. Bagaimana aku bisa membuat mereka kecewa?
Hyung sun mengerti dan menyarankan Raja untuk tersenyum sedikit. Hwon berkata kalau kecantikan alami tidak bisa ditutupi, Apa kau pikir gampang menemukan Raja setampan aku ?

Hyung sun mengerenyit dan Woon tersenyum geli. Raja minta rombongan segera berangkat.

The Most Charming Joseon King ..ever haha

Seol tidak berdaya dan akhirnya mengijinkan Yeon woo melihat sebentar, hanya satu menit. Yeon woo setuju. Mereka melihat penjaga yang memilih-milih rakyat yang boleh mendekat melihat Raja.

Penjaga menolak seorang ibu dan anaknya yang terlihat miskin. Yeon woo langsung ikut campur dan berkata kalau penjaga itu sangat kasar. Penjaga itu marah, apa?
Yeon Woo : Apa orang miskin dan dari kelas rendah tidak punya hak melihat Yang Mulia Raja? Apa ada hukum seperti itu?

Penjaga itu marah, kau siapa? Yeon Woo berkata kalau dia seorang peramal. Penjaga itu semakin marah, peramal rendahan, beraninya kau melihat langsung ke mataku.

Penjaga itu ingin memukul Yeon Woo tapi Seol langsung menahan tangannya, Sebelum aku memotong tangan ini..turunkan cepat!
Penjaga itu bingung melihat Seol, apa kau pacarnya? Tapi kau seperti wanita. (Soalnya Seol mengenakan busana pria.)

Penjaga : Kenapa? apa karena ada peramal di sampingmu maka kau merasa percaya diri?

Yeon Woo tiba-tiba berkata ke penjaga itu : Apa kau ingin mendengar kenapa istrimu melarikan diri dari rumah?

Penjaga itu terkejut, apa? Yeon Woo melanjutkan 'penglihatan-nya', itu karena penjaga itu memukuli istrinya, kau mabuk2an, lalu pulang ke rumah dan memukuli istrimu. Kau pantas mendapatkannya, saat istrimu lari dengan pria yang lebih muda.

Penjaga itu syok. Penjaga lain justru heran, bukankah katanya istrimu pulang ke rumah orang tuanya? Penjaga pertama jadi marah dan ingin memukul Yeon Woo.

P. Yang Myung membuat keributan dan berhasil membuat penjaga itu mengejarnya. Yeon woo mengangkat tali pembatas dan membiarkan orang2 lewat.

Seol marah ke Yeon Woo : Agassi! kenapa kau menunjukkan identitas peramalmu lagi? Bukankah guru melarangmu seperti itu?
Yeon Woo berkata ia hanya melakukan apa yang biasa dilakukan peramal. Seol kesal, karena Yeon Woo bahkan tidak punya kekuatan sebagai peramal. Kau menipunya.Haha..

Seol heran, kalau Yeon Woo tidak bisa meramal, bagaimana kau tahu kalau istrinya lari dengan pria lain?

Yeon woo atau Detektif Yeon Woo menjawab : Di siang hari bolong seperti ini, mulutnya bau alkohol menyengat. Hidungnya merah karena mabuk. Ia pasti pemabuk dan alkoholik.
Seol mengangguk : Ah...
Yeon Woo : Dia bersikap sangat agresif bahkan untuk masalah kecil dan melihat kekejaman-nya pada wanita, kau bisa menebak kalau ia pemabuk yang kasar. Dan aku yakin dia tidak berbeda saat di rumah.

Seol : Tapi kau tidak bisa berkata kalau istrinya lari dari rumah.
Yeon Woo : Tubuhnya mengatakan kalau tidak ada wanita yang merawatnya di rumah. Bajunya penuh lubang, besar lagi dan tidak dijahit. Dan yang paling penting, saat ia melihat pria muda yang tampan (Seperti Seol haha), dia tampaknya sangat marah.

Seol terkejut, seorang pria? maksudnya aku?
Yeon Woo : Jadi aku yakin istrinya lari dengan pria muda.

Seol : Tentang perut dan ususnya tadi..bagaimana kau tahu?
Yeon Woo : Jelas kalau dia alkoholik, mulutnya berbau, jadi pasti ada yang tidak beres dengan ususnya.

Seol : Kau hebat sekali..kau tinggal menggelar tikar dan menjalankan bisnis peramal. Hahaha

Yeon Woo melihat P. Yang Myung, ia geli dan tersenyum. Para penjaga melepas Yang Myung karena rombongan Raja hampir tiba.

Rombongan Raja mendekat dan semua menyembah dengan muka ke tanah. Seol memaksa Yeon Woo membungkuk. P. Yang Myung juga membungkuk.

Tiba-tiba kupu-kupu kuning itu muncul lagi dan terbang di dekat Yeon Woo. Bagaikan terhipnotis, Yeon Woo berdiri melihat arah kupu2 kuning terbang.

P. Yang Myung juga mengangkat wajah melihat ke arah Hwon dan tersenyum. Yang Myung melihat Yeon Woo. Seol panik dan terus minta Yeon Woo berlutut, tapi terlambat.. Yeon Woo melihat Raja.
Tanpa alasan, Yeon Woo diliputi rasa sedih yang dalam. Ia menangis tiba-tiba. Yang Myung-gun melihatnya dan tampak heran. (OST time..)

Raja juga menoleh ke arah Yeon woo. Tapi Seol dengan cepat menariknya lari. Penjaga segera mengejar mereka. Yang Myung-gun ikut mengejar.

Raja tanya ada apa dan Kasim Hyung Sun lapor, ada seorang gadis yang menolak membungkuk lalu lari.
Raja : Seorang gadis?
Hyung Sun berkata akan menutup tirai tandu, karena sepertinya agak berbahaya.

Seol menarik tangan Yeon Woo dan lari dengan cepat. Yeon woo tiba2 ingat sesuatu, saat PM Hwon menarik tangannya dan lari. Yeon Woo bingung.
Seol berhasil menemukan tempat sembunyi dan keduanya sembunyi sebentar. Yang Myung-gun dan penjaga lari melewati mereka.

Seol marah pada Yeon woo. Tapi Yeon Woo seperti syok, Seol..
Seol : Apa?
Yeon Woo ingin tahu apa mereka pernah melarikan diri seperti ini. Seol masih kesal, kalau kejadian seperti ini terulang, memangnya kita akan tetap hidup?
Yeon Woo : Lalu ingatan siapa itu?

Yang Myung-gun mencari Yeon woo kemana-mana, tapi kehilangan gadis itu. Yang Myung sampai salah mengira seorang gadis sebagai Yeon woo dan gadis itu tentu saja terpesona dengan Yang Myung-gun.
Yang Myung-gun harus meyakinkan diri sendiri kalau Yeon Woo sudah meninggal.

Raja tiba di istana peristirahatan dan berendam di bak mandi rempah. Raja tampak tidak semangat. Hyung Sun tanya apa suhu airnya tidak cocok, atau aroma rempahnya yang tidak cocok.
Raja : Ini menjengkelkan.

Hyung Sun bingung apa lagi kali ini. Raja mengeluh, kemana-mana ia hanya melihat kain satin, sutra, semua bersih dan berpakaian rapi. Kau tidak bisa melihat orang miskin. Bahkan anjing yang lewat juga terlihat bersih. Benar2 negeri yang damai, dan penuh kesejahteraan. Aku benar2 Raja yang hebat.
Raja : Apa kau pikir aku datang jauh2 ke Won Yang hanya untuk melihat kemakmuran?

Hyung Sun : Yang Mulia..anda kesini untuk kesehatan. Anda seharusnya melupakan apa yang anda lihat...
Raja : Woon-ah.
Woon : Silahkan perintah anda Yang Mulia.

Raja : Aku merasa lebih enak setelah mandi air panas. Kau pasti lelah setelah jalan jauh, kenapa kau tidak bergabung saja disini?
whoa...Kasim dan para dayang syok hahaha Hyung sun langsung minta dayang dan pelayan keluar dengan alasan mengambil ginseng :)

Hyun Sun mengeluh: Chon Na, ada banyak rumor yang beredar di istana kenapa anda bercanda seperti ini?

Raja semakin menggoda Hyung Sun, gosip apa? Hyung Sun berkata karena Raja terus saja menghindari Ratu maka ada gosip kalau Raja adalah pria yang menyukai...
Hyung Sun sulit mengatakannya, lalu susah payah mengatakan..pria.

Raja : Kalau aku pria yang menyukai pria.
Hyung Sun memohon, jadi saya mohon jangan bercanda dengan Woon seperti ini lagi.

Raja sekalian tanya, mungkin...Hyung Sun-ah apa kau mau bergabung denganku dalam bak?

Hyung Sun ketakutan, ia melindungi dadanya hahaha.....................

.....................................................dan lari ngibrit keluar.

Raja nyengir, Woon..akhirnya tinggal kita berdua. Woon menoleh ke arah Raja, tampaknya mereka sudah merencanakan ini.

Hyung Sun mencoba mendengar dari balik pintu, tapi tidak terdengar apapun. Hyung Sun kebingungan, ini tidak mungkin! tidak mungkin! Setelah bertahun-tahun melayani Yang Mulia, apa Yang Mulia telah berubah 'ketertarikan-nya'?
Hyung Sun langsung menghalau pikirannya sendiri, tapi mengeluh kenapa jantungnya berdebar2 dan kakinya gemetaran. Kenapa aku seperti ini?

Hyung Sun mencoba mendengar lagi dan Yang Myung-gun muncul, ia heran melihat tingkah laku Hyung Sun.
Yang Myung-gun : Kenapa kau seperti anak anjing yang kebingungan?
Hyung Sun gembira dan langsung membungkuk, Yang Myung-gun! Hyung Sun mengumumkan kedatangan Yang Myung pada Raja tapi tidak ada sahutan.

Hyung Sun memberanikan diri membuka pintu dan syok. Karena kamar itu kosong! Raja dan Woon menghilang. Hyung Sun teriak2 panik, Chon Na!!!!

Raja bergidik. Woon heran, apa ada sesuatu?
Raja senyum : Sepertinya teriakan Hyung Sun kedengaran sampai sini.

Keduanya mengenakan baju bangsawan dan jalan masuk ke desa. Pemandangan yang dilihat Raja berbeda dari yang tadi, semua penduduk desa itu sangat miskin.
Ada yang meninggal dan hanya ditutupi jerami saja di jalan, ada yang sakit parah, minta2 uang. 100% berbeda dari yang dilihat Raja sebelumnya.

Woon melindungi Raja dari orang yang mengemis. Raja tampak sedih. Seorang anak menabrak Raja.

Anak itu langsung minta maaf. Raja membungkuk dan membantu anak itu berdiri, sepertinya kau terburu-buru. Kau mau kemana?

Anak itu ingin membawakan sayur untuk adiknya di rumah. Raja melihat sayur yang sudah busuk dan kering dalam baskom kayu.
Raja terharu : Kau tidak punya orang tua?
Anak itu berkata kalau ibunya meninggal dua tahun lalu karena wabah dan sebulan lalu, ayahku dipaksa pergi untuk membangun rumah Boyeong.

Raja tanya siapa nama ayah anak itu.
Anak : Katakan saja Pi Han Do dari Yang Ji Won Yang.
Raja tersenyum dan janji akan mencari ayah anak itu, ia akan melepaskannya agar bisa pulang lagi. Raja memberikan uang untuk anak itu, jaga adikmu baik-baik.
Anak itu membungkuk, ia senang sekali dan mengucapkan terima kasih.

Woon menyadari ada yang mengikuti mereka, Yang Mulia..ada seorang Gan-cha (Mata-mata.)
Raja menyeringai, aku tahu. Mungkin hadiah dari Menteri. Raja memberi kode Woon untuk lari.

Woon mengerti dan keduanya langsung lari dengan cepat. Pria itu bingung dan kehilangan jejak.

Raja dan Woon lari sampai hutan. Raja terengah-engah dan duduk diatas cabang pohon. Ia ketawa ngakak.

Raja ingin tahu apa yang akan terjadi nanti. Woon merasa Menteri Yoon diam2 melatih pasukan pribadi.
Woon minta Raja segera kembali. Raja mengerti dan jalan pulang. Tiba2 ia berhenti dan terkejut. Raja melihat Yeon Woo.

Yeon Woo tersenyum pada Raja lalu jalan pergi.

Raja kaget, itu Yeon Woo..ia segera lari mengikuti arah kepergian Yeon Woo imajinasi.

Nok Young menemui Pendeta Hye Gak. Jansil cuek tidur di sudut.
Hye Gak berkata kalau ia sudah mengatakan sebelumnya, mereka akan bertemu lagi.
Nok Young : Apakah itu sebabnya kau memanggilku saat Yang Mulia melakukan perjalanan keluar?

Hye Gak tahu kalau penyakit Raja bukan masalah ringan. Tapi orang yang seharusnya melindungi Raja hidup di dunia yang lain. Itulah mengapa kesehatan Yang Mulia tidak membaik.
Nok Young : Apa kau berpikir membantu mereka untuk bersama?

Hye Gak merasa ini bukan kehendak manusia, tapi kehendak langit. Takdir mereka tidak akan bisa dihalangi oleh manusia. Kau juga tahu itu kan?
Nok Young : Takdir mereka sudah berakhir.
Hye Gak : Tapi kenangan mereka belum.

Nok Young ragu, Nona sudah kehilangan ingatan-nya. Hye Gak berkata kalau satu hari ingatan Yeon woo akan kembali dan Nok Young cemas kalau ini akan memicu pertumpahan darah. Dia akan jatuh dalam penderitaan lagi, bagaimana kita bisa membiarkan ini terjadi lagi?

Yeon Woo duduk termenung dan Seol heran, apa yang dipikirkan Yeon Woo. Yeon Woo berkata ia sekarang mengerti, milik siapa kenangan2 itu. Kau mengerti maksudku?
Seol masih tidak mengerti. Yeon Woo berkata kalau ia bahkan bisa mendapat penglihatan sekarang. Aku benar2 seorang peramal.

Yeon Woo jalan keluar, ia ingin menunggu Nok Young. Seol mengikutinya.

Raja dan Woon tersesat di tengah hutan berkabut. (Kaya adegan di Novel Alfred Hitchcock atau Scooby Doo? haha). Raja tahu mereka jalan berputar-putar saja sejak tadi.
Woon minta maaf, tapi Raja merasa itu salahnya karena lari begitu saja.

Mereka melihat sinar dari jauh dan Raja tertegun saat melihat Yeon Woo kecil berdiri sambil tersenyum di depannya.
Yeon Woo kecil senyum : Saya menunggu anda, kenapa anda baru datang sekarang?

Raja bingung, lalu saat melihat dengan lebih jelas, ternyata itu Yeon Woo dewasa berdiri sambil membawa lampion.

Yeon Woo menghangatkan arak. Seol ingin tahu siapa mereka, ia cemas seharusnya Yeon Woo tidak sembarangan menerima tamu. Bukankah Gukmu sudah memperingatkan Nona?
Yeon Woo : Tapi dia tidak pernah berkata kalau aku tidak boleh membantu orang yang perlu bantuan.

Yeon Woo masuk dan menghidangkan arak hangat untuk Raja dan Woon. Yeon Woo berharap arak ini bisa mengusir rasa dingin dan ia juga minta maaf karena hanya menyediakan sedikit makanan.

Selama itu Raja terus saja memandangi Yeon Woo. Ia ingin tahu siapa pemilik meja ini. Apa kau menunggu seseorang di dalam hujan?
Yeon Woo : Saya menunggu ibu angkat saya.

Yeon Woo permisi pergi. Tapi Raja heran, kau seorang peramal kan? kenapa punya banyak buku, untuk apa semua buku itu.
Yeon Woo mengaku membaca buku-buku Kong Hu Cu untuk mengerti cara-cara dunia. Itu alasannya.

Yeon Woo : Saya tidak membaca hanya untuk keuntungan pribadi, tapi untuk membantu orang lain. Lagipula setelah membaca kata-kata dari masa lalu, kita bisa merasa gembira karena mengerti arti di dalamnya.
Jadi, saya tidak bisa berhenti membaca.

Yeon Woo mengatakan kalimat dalam Analek Kong Hu Cu dan itu membuat Raja syok. Ia ingat Yeon Woo remaja yang mengatakan hal sama.

Raja menatap tajam Yeon Woo, dan berkata dalam hati, ini tidak mungkin..ia sudah meninggal. Wanita ini hanya mirip dengannya.

Yeon Woo bingung, ada apa?
Raja terus saja meyakinkan diri kalau ini mimpi, ini ilusi. Raja lalu minum araknya.

Yeon Woo minta Woon minum. Raja menyuruh Woon minum. Tapi Woon menolak minum.

Yeon Woo menegur Woon : Kau tidak menjalankan tugas. Kau tidak mengenalku dan kau tidak tahu apa yang ada dalam arak ini. Bagaimana kau bisa tidak mencicipinya? Apa kau hanya menggunakan pedang ini untuk melindunginya?

(Sudah tugas pengawal untuk mencicipi minuman atau makanan Raja. Siapa tahu minuman itu beracun.)

Woon terkejut dan segera meraih gagang pedangnya. Raja langsung menarik Yeon Woo, bagaimana kau tahu?!
Yeon Woo : Apa maksud anda?
Raja : Bagaimana kau tahu kalau aku adalah Raja Joseon?

Yang Myung-gun menunggu Raja kembali sambil tiduran di kamar tamu. Ia mengingat wajah Raja dan juga Yeon woo dewasa yang menangis memandang Raja.

Yang Myung-gun menahan tangis, rohmu tetap di dunia ini. Apa kau ingin bertemu Yang Mulia? Meskipun kau tidak ingin menemuiku, aku tetap sangat bahagia. Kumohon, carilah aku di kehidupan mendatang.
(Kenapa Yang Myung-gun ngga dilempar ke jaman modern dan ketemu Moon Jae In di Bad Guy haha..ah itu Rooftop Prince ya..)

Raja menatap tajam Yeon Woo dan menuntut penjelasan. Yeon Woo berkata ia hanya peramal biasa, mana mungkin bisa bertemu Yang Mulia.
Raja teriak, jangan bohong padaku!

Yeon Woo mengaku kalau dia adalah gadis yang membuat keributan saat rombongan Raja lewat di desa, ia melihat wajah Raja tadi.

Raja kecewa dan melepas tangan Yeon Woo.

Hujan sudah reda. Raja dan Woon akan kembali. Sebelum pergi Raja tanya siapa nama Yeon Woo. Yeon Woo minta maaf, ia tidak memiliki nama. Raja tidak percaya, meskipun kau seorang peramal, bagaimana mungkin tidak punya nama.
Yeon Woo hanya berkata kalau ia sering dipanggil Agi. (Singkatan dari Agassi, Nona)

Raja : Karena kau tidak ingin terikat takdir, kau tidak diberi nama. Pertemuan singkat ini bisa dianggap sebagai takdir.
Raja melihat ke langit, bulan begitu cantik. Raja berkata ia ingin memberi nama Yeon woo : Wol (Bulan)

Yeon Woo juga merasa nama itu indah, Wol. Sekarang aku punya nama..

Raja dan Woon kembali. Hyung Sun tergopoh-gopoh menyambutnya. Yang Mulia, kenapa anda melakukan ini? Apa anda ingin melihat saya..
Raja memotong, aku tidak ingin dengar. Hyung Sun memarahi Woon, tapi Raja berkata kalau Woon melindunginya dengan sangat baik. Lalu ia melihat Yang Myung-gun.

Yang Myung-gun mendekat dan menghormat, Yang Mulia..apa anda sehat-sehat saja selama ini?
Raja : Apa yang kau lakukan disini? Kau muncul tiba-tiba setelah bertahun-tahun. Apa kau tidak mau mengangkat wajah dan memandangku?
Yang Myung-gun mengangkat wajah dan memandang Raja.

Raja komen, kau tetap setampan dulu. Lalu ia tersenyum. Semua tersenyum lega.

Raja mengajak Yang Myung-gun minum di dalam. Sementara Woon duduk bagai patung di sudut. Yang Myung mengajak Woon bergabung untuk minum. Tapi Woon hanya tersenyum.

Yang Myung-gun mengeluh, kalau sedang tugas dia tidak mau minum alkohol. Raja menantang, mau taruhan? taruhannya, orang yang berhasil membuat Woon minum, semua keinginan-nya akan terpenuhi. Yang Myung setuju.

Yang Myung ke Woon : Kau dengar itu? Ini bukan waktu berpikir, setelah aku menerima emas dan harta karun dari Yang Mulia. Aku akan memberikan setengah untukmu.
Woon hanya tersenyum dan menolak. Yang Myung menghela nafas. Lihat itu..dia sama sekali tidak menyenangkan.

Giliran Raja. Ia memanggil : Woon-ah..
Woon langsung respon, berikan perintah Anda.
Raja : Sini dan minumlah. Ini perintah Kerajaan. (weee..curang haha)
Mana mungkin Woon menolak perintah Raja. Dengan patuh Woon mendekat, menerima arak dari Raja dan meminum-nya. Yang Myung-gun terpesona melihatnya.

Raja : Hyungnim...?
Yang Myung mengaku kalah. Sebagai gantinya, anda bisa meminta apapun.

Raja minum dan berubah serius, bahkan sampai sekarang kau masih memikirkan anak itu?

Yang Myung tertegun, tapi ia harus menjawab. Karena ia kalah taruhan.

Yang Myung-gun : Saya memikirkannya di dalam hati. Dia sudah meninggal. Kalau saya mengatakan akan melupakannya, saya mengingatnya. Dan saat saya ingin mengingat, saya dengan cepat melupakannya. Ini adalah hati manusia.
Saya tidak ingin melupakan, tapi saya lebih tidak ingin mengingat. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengingat..kalau ia tidak ada lagi di dunia ini.

Raja : Memilih untuk mengingat kalau ia tidak ada lagi di dunia ini.
Raja dan Yang Myung-gun tampak sedih. Bahkan Woon juga.

Raja kembali ke ibukota dan membaca semua laporan, ia tersenyum : Selama aku tidak di istana, para menteri telah bekerja dengan keras.

Menteri Perpajakan 'dipuji' Raja. Dan dengan bebal Menteri Pajak berkata kalau ia ingin mengurangi beban Raja. Para petugas sampai tidak tidur hanya untuk mengurus masalah politik.

Raja : Bagus sekali.
Lalu Raja menyinggung pembangunan Kediaman Boyeong dan berkata kalau itu menyiksa rakyat. Raja tidak mengerti kenapa harus dibangun terburu-buru seperti itu.

Menteri berkata kalau Paviliun itu adalah kesayangan Ibu Suri, mereka harus mempercepatnya agar selesai tepat saat Ultah Ibu Suri tahun depan.

Raja menyindir, Ah...jadi kado ulang tahun lebih menekan daripada hidup dan mati rakyat kecil.
Semua Menteri mulai tampak resah. Yoon Dae Hyung beragumen, kalau masalah ini sudah disetujui oleh Raja.

Raja membenarkan, memang ia sudah memberi ijin. Tapi..aku tidak memintamu memaksa rakyat kerja tanpa bayaran di musim dingin yang parah ini! Para ayah harus memelihara anak2 mereka yang kelaparan justru dipaksa kesini.
Raja membentak, apa aku memerintahkan itu?
Menteri2 : Tapi Yang Mulia...

Raja marah, ukuran proyeknya terlalu besar dan tenaga kerjanya...Apa kalian tahu yang membuatku heran, kenapa memakai batubara sebanyak ini? Ada banyak orang dipaksa menjadi buruh, tapi kemana mereka pergi?

Raja : Sebelum meninggalkan balairung ini, tulis semua nama pekerja konstruksi, jadwal proyek dan detil anggaran-nya! Lalu bawa semuanya padaku. Aku akan memeriksa catatan itu besok pagi.
Semua Menteri tampak bingung.

Malamnya, Seorang wanita dengan jangot menutupi kepala mendekati Yoon. Apa Tuan mencari saya? wanita itu Kepala Peramal lama.
Yoon : Sudah berapa lama wanita itu mengambil alih posisi Jang Nok Young sebagai kepala Seongsucheong. Wanita itu berkata hampir 8 th.

Yoon kesal, ia ingin mengganti wanita itu karena tampaknya tidak peduli dengan kesehatan Raja. Yoon mengeluh, Raja ini mengesalkan. Saat ia seharusnya sehat, ia justru sakit. Saat seharusnya sakit, ia justru sehat.
Wanita itu berkata sudah memasang jimat di Daejeon saat Raja pergi dan Yoon tinggal memerintahnya saja. Setelah itu, anda dan saya akan melihat hasilnya.

Yoon minta wanita itu membuat Raja sakit besok pagi, sehingga Raja tidak akan memeriksa laporan keuangan mereka.

Raja duduk sendiri di kamar dan memikirkan Wol (Sekarang nama Yeon Woo resmi jadi Wol). Hyung Sun masuk dan lapor kalau Ratu ingin menghadap Raja.
Raja menolaknya. Aku sudah memerintah agar tidak mengijinkan seorangpun masuk ke dalam! Apa kau sudah lupa?

Hyung Sun berlutut memohon, Chon Na, saya mohon. Bahkan para dayang dan kasim juga memohon. Agar Ratu diijinkan masuk.
Raja menyerah dan memberikan ijin.

Ratu Yoon masuk, ia memberi hormat dan tanya kesehatan Raja. Ratu senyum semanis mungkin.

Raja tersenyum : Kau lihat sendiri, aku sehat sekali. Apa yang begitu penting sampai Ratu harus datang malam2 kesini?
Hyung Sun bahagia dengan suasana akrab diantara Raja dan Ratu, ia langsung keluar.

Setelah Hyung sun keluar, suasana berubah. Ratu langsung pasang wajah siap menderita.
Ratu : Saya minta Yang Mulia meninggalkan keturunan. Anda adalah penguasa dan tanpa kekuatan penerus, anda hanya menara di tengah padang gurun. Anda harus meninggalkan keturunan Raja untuk meneruskan warisan anda.

Raja tetap tersenyum, Ratuku..
Ratu Yoon : Saya tidak bisa menghadap Ibu Suri lagi, tidak masalah meskipun itu dari seorang Selir. Saya mohon ambillah Selir untuk mendapatkan keturunan Raja.
Raja : Apa kau tulus?

Ratu Yoon : Sebagai Ratu negeri ini, bagaimana saya bisa mementingkan perasaan pribadi?

Raja : Benar..sekarang aku tahu mengapa kau begitu disayangi banyak orang. Aku tidak tahu kalau kau berpandangan jauh ke depan. Sampai sekarang, kau pasti menderita karenaku. Baiklah, kita lakukan sesuai keinginan Ratu.
Besok pagi bersama para petugas, aku akan membahas masalah pengangkatan Selir.

Ratu Yoon terkejut, Yang Mulia.
Raja : Aku paling benci kalau Ratu bersikap munafik. Aku juga benci kalau kau menggunakan kata-kata bohong untuk mendapatkan simpati. Kalau kau sudah selesai bicara, kembalilah dan istirahat.

Ratu sakit hati dan jalan pergi, ia membelakangi Raja dan tidak tahan lagi. Ratu tanya sampai kapan Raja akan terus mengingat wanita yang sudah meninggal dalam hati, tempat ini adalah tempat orang2 yang hidup. Bagaimana dikuasai oleh orang yang sudah meninggal?
Apa Yang Mulia tidak bisa melihat hati saya? Berapa lama? Berapa lama saya bisa berhenti menganggap orang yang sudah meninggal sebagai saingan saya dalam cinta? Yang Mulia berapa lama, sebelum anda bisa berpaling dan melihat saya?

Selama Ratu bicara, Raja menekan dada dan menahan sakit. Mantra peramal itu mulai kerja dan membuat Raja pingsan.

Ratu berbalik dan terkejut, Yang Mulia! Yang Mulia! Apa ada orang?
Hyung Sun masuk dan segera teriak memanggil Tabib Istana.

Ratu Han menghadap Ibu Suri dan lapor kalau untungnya tidak terjadi apapun. Ibu Suri kesal, bagaimana bisa terjadi hal seperti itu saat Raja dan Ratu ada di kamar bersama.
Ratu Han minta maaf, bahkan Tabib istana tidak tahu apa yang terjadi. Menurut mereka, Yang Mulia terlalu lelah.

Ibu Suri ingin memanggil kembali Jang Nok Young. Ratu Han heran, bukankah Seongsucheong telah memiliki Guk-mu Gwon?

Ibu Suri merasa Gwon masih kurang kemampuannya. Tidak ada yang sekuat Guk-mu Jang diseantero Joseon. Jika dia, pasti ia akan sanggup memecahkan masalah Raja dan menghilangkan kebencian antara Yang Mulia dan Ratu.

Raja beristirahat dengan Woon di sampingnya. Ia ingin Woon mencari Wol, cari gadis itu untukku. Ada sesuatu di matanya yang membuatku cemas.

Raja merasa Wol menyembunyikan sesuatu, cari dia. Kau belum pernah melihatnya? Mereka mirip, jika ia masih hidup, ia akan seperti dia.

(Woon selama ini belum pernah melihat wajah Yeon Woo, meskipun Yeon Woo beberapa kali melihat Woon. Karena Woon selalu main dengan Yeom dan sesuai tata krama, Yeon Woo tidak boleh bergabung jika ada teman kakak lelakinya datang. Itu sebabnya Yeon Woo marah kalau P. Yang Myung memanjat tembok untuk mengintipnya. Itu tidak pantas dilakukan kaum bangsawan.)

Woon pergi mencari Wol, tapi sayang mereka sudah terburu-buru pergi. Woon hanya menemukan batu giok kecil yang berbentuk mirip bulan.

P. Min Hwa panik karena matanya bengkak. Padahal sama sekali tidak kelihatan beda haha..ia takut kalau suaminya tidak lagi menyukainya dan mengusirnya. Ia tidak akan punya kesempatan dicintai dan menggendong bayi. Putri satu ini memang masih kekanak-kanakan.

Ny. Heo masuk dan heran melihat menantunya, mengapa anda seperti ini Putri? Min Hwa hanya menangis sampai cegukan. Ny. Heo menghela nafas.

Ny. Heo memarahi Yeom, karena tidak melakukan kewajiban-nya sebagai suami Min Hwa. Apa kau tahu betapa memalukan sampai harus mengatakan itu?
Yeom minta maaf, ia terlalu asyik membaca dan lupa. Ibunya kesal, kau dan ayahmu sama saja. Apa kau sengaja menghindari istrimu?

Yeom : Tidak. Hanya saja dia masih terlalu muda. Lagipula masa berkabung 3 th untuk ayah baru saja berakhir. (Sesuai tradisi)

Ibunya mengingatkan, Putri bukan adik perempuan Yeom, tapi istrimu. Hormati dia sebagai istrimu. Ny. Heo juga berkata kalau pesan terakhir ayah Yeom adalah mengingat kebaikan Min Hwa pada keluarga mereka.
Yeom mengerti.

Nok Young dan para gadis menginap di sebuah losmen kecil. Wol mendekati Nok Young dan berkata tidak bisa menemukan Seol. Ia ingin mencarinya.
Nok Young berkata tidak perlu mencemaskan Seol. Ia akan segera kembali. Nok Young memanggil Jansil.

Nok Young menyuruh Jan Sil membawa Wol ke dalam. Tiba2 ada 3 pria bangsawan menemui Nok Young. Nok Young terkejut dan langsung menyuruh Jansil melakukan sebaliknya. Jansil mengerti dan menarik Wol pergi.

Tiga pria itu adalah Moon Ji Bang, Oh Hye Seong dan Na Dae Gil. Ketiganya Menteri di Kabinet Yoon. Mereka susah payah melacak Nok Young.

Nok Young tanya untuk apa mereka mencarinya. Mereka datang atas perintah Ibu Suri untuk membawa Nok Young kembali ke Seongsucheong.

Nok Young menolak, Seongsucheong sudah memiliki banyak peramal. Tapi tiga pria itu berkata mereka semua payah. Nok Young menolak dan berkata kalau kekuatan spiritualnya telah menipis.
Mereka tetap mendesak, tapi Nok Young sudah memutuskan menolak. Dan berkata kalau ia akan menemui Ibu Suri sendiri untuk mengatakan jawaban-nya.

Akhirnya ketiganya pergi, mereka kesal karena Nok Young keras kepala.

Tapi Na Dae Gil punya rencana lain. Kita tidak bisa pulang dengan tangan hampa. Ia memanggil petugas tandu
Wol sendirian di jalan, ia menunggu Jansil dan ingin mencari Seol. Wol bingung, kemana Seol pergi. Seol tidak ada di pandai besi.

Wol meletakkan jari di pelipisnya, seperti antena. Ia ingin melacak Seol menggunakan 'antena magic-nya'. Wol heran, apa kekuatanku sudah menghilang? Lalu apa yang waktu itu kulihat?

Wol ingat pertanyaan Raja, apa kau pernah bertemu denganku sebelumnya?
Wol menggelengkan kepala mengusir bayangan Raja dan ia jalan pergi.

Wol dihadang tiga tukang tandu suruhan Dae Gil. Mereka menculik Wol dan memasukkan-nya ke tandu.

Wol terkurung di dalam tandu dan dibawa ke..istana!

Wol panik dan berusaha membuka pintu tandu. Ia justru ingat saat Yeon Woo ada di dalam kuburan dan berusaha keluar.
Wol merasa sesak nafas.

Notes :
Untungnya wajah Han Ga In baby-face dan sedikit chubby, jadi lumayan matching dengan Kim Soo Hyun. Cuma Ratu Bo Kyung kelihatan sedikit lebih tua dari Hwon hehe.
Yang Myung-gun..sebaiknya dengan Jansil aja. Lucu juga mereka.



The Moon [1], [2], [3], [4], [5], [6]
The Moon That Embraces the Sun 7 4.5 5 Beetlebum Wednesday, February 8, 2012 Yeon Woo mengantar Nok Young dan Jansil pergi. Yeon Woo kecewa karena tidak diijinkan ikut oleh Nok Young. Nok Young menutup kembali kepala ...


No comments:

Post a Comment