Kematian Raja Gongmin - Sebuah Misteri Pembunuhan

 On Monday, October 15, 2012  


Deskripsi pembunuhan dan penyelidikan kematian Raja Gongmin bisa ditemukan dalam Goryeosa vol ke 131, Buku ke-44 Biografi, Bagian ke-5 Kisah Hidup Penghianat dan dalam buku Kisah Hidup Hong Ryun.
(Sumber Of Tales and Enigmas by Kang Min Soo halaman 156)

Pada hari ke 21 Bulan ke -9 kalender bulan dalam tahun ke 23 pemerintahan Raja Gongmin (1374), di istana Raja di Songdo, ibukota Goryeo.

Beberapa pria memasuki kamar pribadi Raja di tengah malam buta dan membantai Raja dengan pedang. Saat itu (tidak jelas apakah selama pembunuhan atau setelah pembunuhan), paling tidak ada 3 orang yang berteriak, "ada musuh yang masuk!" tapi pengawal istana tidak bereaksi karena satu alasan.

Pelayan istana meskipun sudah mendengar (dari siapa?) kalau terjadi musibah mengerikan menolak keluar dari kamar mereka.


Setelah para pembunuh melarikan diri, seorang kasim bernama Yi Gangdal akhirnya masuk ke kamar Raja dan melihat kalau kamar itu penuh dengan darah. Dia mengatakan pada yang lain kalau Raja tidak sehat dan mengunci pintu. Kasim Yi kemudian mengikuti perintah Raja (Tidak dijelaskan perintah Raja siapa. Tidak mungkin perintah Gongmin karena dalam catatan ditulis kalau serangan pedang pertama membuat sebagian otak Raja Gongmin melayang, jadi Raja sudah meninggal saat ditemukan dan apa perintah ini diberikan sebelum Raja akan dibunuh? Jadi Raja tahu kalau dia akan dibunuh? tidak jelas disini.) dan dia mengumpulkan para Menteri tertinggi, Gyeong Buheung, Yi Inim, dan An Sagi, lalu mengatakan pada mereka apa yang sudah terjadi.

Ketiga Menteri itu setuju merahasiakan kejadian itu untuk sementara ini agar mereka bisa menangkap penjahatnya secepat mungkin.

Setelah mereka bertanya pada semua staf Kerajaan, mereka memecahkan kasus itu karena satu kesalahan yang dilakukan oleh pembunuh itu. Seorang Kasim bernama Choe Mansaeng, pelayan pribadi Raja, kedapatan mengenakan baju dengan noda darah (Dia tidak ganti baju setelah membunuh!). Saat dia diinterogasi, Choe Mansaeng mengatakan cerita yang terdengar menjijikkan. Bagaimana dia dan lima orang lainnya merencanakan kejahatan ini. Dia menyebut nama-nama rekannya, yaitu Hong Ryun, Han An, Gwon Jin, Hong Gwan, dan O Seon, semuanya adalah anggota elit Jajewi (Noble Youth Guards/Hwarang-nya Goryeo) yang menjadi teman dekat Raja selama dua tahun terakhir ini.


(Kang Min Soo : Deskripsi tentang Jajewi, bisa ditemukan dalam Vol 43 Goryeosa, Buku ke-6 Raja Gongmin, hari pertama bulan ke-10 tahun bulan pada tahun ke-21 pemerintahan Raja Gongmin (1372))

Tujuan dibentuknya Jajewi, yang dilembagai oleh Raja sendiri, adalah untuk memilih anak-anak lelaki yang paling berbakat dari keluarga bangsawan untuk dididik oleh Raja untuk menjadi menteri-menteri setia berikutnya. Tapi dalam catatan itu juga ditulis mengenai kisah yang sungguh mengganggu tentang tujuan lain dibentuknya Jajewi.

Istri Raja yang pertama yang paling disayanginya, Putri Mongolia yang luar biasa No Guk, meninggal tahun 1365 di tengah proses melahirkan anak mereka. (Kemungkinan besar anak itu juga meninggal.) Raja menjadi sangat sedih setelah kematian Ratu yang telah menyelamatkan nyawanya 2 tahun sebelumnya, saat pemberontakan Kim Yong. Saat Raja menjadi benar-benar depresi, dia meninggalkan sebagian urusan negara pada Perdana Menteri yang dipilihnya, seorang Biksu Buddha misterius, Shin Don.

Raja lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menangis di depan makam No Guk dan bicara sendiri pada lukisan No Guk yang ia lukis sendiri. Meskipun Raja memiliki dua selir lain dan mengambil dua orang selir lagi setelah kematian No Guk, Raja jarang mengunjungi mereka dan menderita impotensi.

Dalam catatan pada hari pertama bulan ke-10 tahun bulan (1372), tertulis kalau Raja akhirnya menjadi gila. Tampaknya anggota Jajewi tidak dipilih hanya karena kepandaian mereka, tapi karena kegagahan dan kemudaan mereka untuk tujuan mesum. Pada malam hari, Raja akan menjadi wanita sebelum memanggil pelayan-pelayan wanita masuk ke dalam kamarnya. Raja kemudian meninggalkan kamarnya dan meminta para pria muda itu untuk masuk dan melakukan hal bejat dengan pelayan wanita itu sementara Raja melihat dari kamar sebelah. Saat Raja sudah mulai terangsang, dia akan memanggil Hong Ryun dan yang lain ke kamarnya dan melakukan hubungan seksual dengan mereka.

Catatan itu juga mencatat, karena Raja tidak memiliki keturunan, dia memerintah para pria untuk tidur dengan selir-selirnya agar mendapatkan anak laki-laki yang bisa dianggap anak oleh Raja.

Selir Jeong, Hae, dan Sin menolak melakukan itu dan mengancam bunuh diri jika mereka disentuh, Raja sendiri membawa beberapa orang Jajewi termasuk Hong Ryun dan Han An, masuk ke kamar Selir Ik dan memerintahnya tidur dengan para Jajewi itu. Selir Ik menolak awalnya, tapi Raja mengancamnya dengan pedang. Selir Ik ketakutan dan mematuhi keinginan Raja.
Setelah itu, para pria ini sering masuk ke kamar Selir Ik saat malam hari dengan alasan mengikuti perintah Raja untuk menghamili Selir Ik.

Tertulis dalam buku Kisah hidup Hong Ryun, dua tahun kemudian, pada malam terjadinya pembunuhan, Kasim Choe Mansaeng menemani Raja ke toilet saat Kasim Choe lapor kalau dia baru saja dari kediaman Selir Ik dan mendapat informasi kalau Selir Ik telah hamil 5 bulan. Raja senang dengan kabar ini dan tanya dengan siapa Selir Ik tidur. Kasim Choe berkata dengan Hong Ryun.
Raja berkata sekarang ia harus membunuh Hong Ryun dan semua anggota Jajewi untuk merahasiakan semuanya. Lalu Raja menambahkan pernyataan ini , "Karena kau juga mengetahui semua ini," katanya pada Kasim Choe, "Kau juga tidak akan bisa lolos dari kematian."
Choe Mansaeng, karena takut akan dibunuh, bertemu dengan yang lain dan mengatakan apa yang dikatakan Raja.
Mereka menunggu sampai Raja tertidur, sepertinya dalam kondisi mabuk, sebelum pergi ke kamar Raja dan membunuhnya. Dan Choe Mansaeng yang pertama mengayunkan serangan mematikan.

Saat ke-5 Jajewi itu ditangkap dan diinterogasi, 3 dari mereka mengakui kejahatan mereka, tapi Han An dan O Seon tetap mengaku tidak bersalah. Harus dicatat kalau tujuan dari interogasi saat itu adalah untuk menyatakan pengakuan dan bukan menyatakan kesalahan. Karena mereka yang tidak mau bekerja sama akan dipaksa untuk kerjasama dengan berbagai macam siksaan, seperti dicambuk, mengikat mata kaki mereka dan menekan-nya dengan tongkat tajam, meletakkan benda berat di pangkuan mereka, dan mengecap punggung mereka dengan plat besi panas, jadi sebagian besar orang yang diinterogasi, bersalah atau tidak, akan mengaku.

Hukuman mereka sangat kejam. Di akhir hari itu, baik Hong Ryun maupun Choe Mansaeng, ditarik tubuhnya sampai hancur, sementara ke-4 pria lainnya dihukum gantung. Hukum juga menetapkan kalau untuk membunuh keluarga mereka sampai generasi ke-3, jadi semua ayah mereka dipenjara dan anak-anak mereka digantung. Kekayaan dan properti mereka disita dan istri-istri mereka dijadikan budak.

Saudara dan para paman dari kriminal semuanya dicambuk sebelum dikirim ke pengasingan.

King Gongmin - Queen No Guk tomb, Gaesong North Korea
After King Gongmin Death
Setelah kematian Raja Gongmin dan Raja U naik takhta pada bulan ke-9 tahun bulan, th 1374, Menteri Yi Inim, bersama penasehat dan pengawalnya, menjadi sangat berpengaruh di Kerajaan Goryeo. Bersama sekutu-sekutunya, Ji Yun, Im Gyeonmi, Yeom Heung, dan Choe Yeong, Kepala Militer Goryeo,  Yi Inim segera menyingkirkan semua musuhnya di dewan istana dengan mengeksekusi, membuang dan pengunduran diri paksa, dan membalik kebijakan Raja Gongmin, termasuk keputusannya untuk pro-Ming dan anti-Yuan.

Di awal th 1377, ada konflik antara Yi Inim dengan sekutunya, Ji Yun yang sudah mendapatkan posisi tinggi pada bulan ke-12 tahun sebelumnya.
Saat Ji Yun gagal mendapatkan dukungan dari anggota Dewan Istana, Ji Yun ingin mencoba satu usaha untuk melindungi dirinya yaitu dengan pergi langsung menghadap Raja di Balairung Istana.

Ketika Ji Yun melihat Raja U yang masih berusia 13 tahun itu ditemani oleh Yi Inim dan Jendral Choe Yeong (kelak akan menjadi Ayah mertua Wang U/Raja U), mereka terlibat adu argumen dan saling teriak.

Di tengah adu argumen itu, Ji Yun menuduh Yi Inim punya andil dalam pembunuhan Raja Gongmin karena Yi Inim dan Hong Ryun ada hubungan keluarga secara hukum (Mertua Hong Ryun juga bermarga Yi, kemungkinan satu keluarga).
Ji Yun akhirnya diseret keluar istana dan ditahan. Dia dieksekusi beberapa bulan kemudian.

Kang Min Soo thought :
Jika pembunuhan Raja Gongmin dianggap sebagai taktik politik, yang diatur oleh Yi Inim yang menutupi jejaknya dengan menjadi penyelidik untuk kasus yang dia lakukan sendiri dan dengan cepat menyingkirkan penjahatnya yang bertindak sesuai perintahnya, itu pasti akan membuat kisah pembunuhan dalam Goryeosa patut dipertanyakan.

Apa mungkin Jajewi itu adalah organisasi yang luar biasa yang diciptakan oleh seorang Raja yang berpandangan maju dan semua cerita dari kemerosotan moral Raja serta perintah2nya pada para pria untuk menodai selir2nya sendiri, hanya karangan sarjana Confusius awal dinasti Joseon yang ingin menggambarkan Raja terakhir Goryeo sebagai Raja yang merosot di akhir pemerintahannya.

Bisa dikatakan pembunuhan ini masih misteri dan tidak terjawab siapa sebenarnya yang ada di belakangnya.
Kang Min Soo mengutip Voltaire ;
History after all nothing but a pack of tricks we play on the dead

 

Notes :
Aku menemukan bukti tertulis kalau Choe Young memang benar ayah mertua Wang Wu/ King U - Raja ke 32 Goryeo (jadi merinding.)
Dari Poetry and Music of the Classic Age, page 176 - diterjemahkan oleh Tae Hung Ha - Yonsei University Press, 1960
Just FYI saja :)



Sources :
http://world.kbs.co.kr/english/program/program_koreanstory_detail.htm?No=29583
http://books.google.co.id/books?id=1cPvTUpEc08C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Gongmin_of_Goryeo
Kematian Raja Gongmin - Sebuah Misteri Pembunuhan 4.5 5 Beetlebum Monday, October 15, 2012 Deskripsi pembunuhan dan penyelidikan kematian Raja Gongmin bisa ditemukan dalam Goryeosa vol ke 131, Buku ke-44 Biografi, Bagian ke-5 Kisah...


No comments:

Post a Comment