Genre: Thriller, Melodrama, Romance
Episodes: 20 (To Be Confirmed)
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: 2013-May-27 to 2013-July-30
Air time: Monday & Tuesday 21:55
Main Cast
Kim Nam Gil as Han Yi Soo
- Yun Jun Suk as Han Yi Soo (young)
Son Yeh Jin as Jo Hae Woo
- Kyung Soo Jin as Jo Hae Woo (young)
Ha Suk Jin as Oh Joon Young
- No Young Hak as Oh Joon Young (young)
Lee Ha Nui as Jang Young Hee
Pesan di web KNG :
Dear, Gilbeot members~
Today (27 Mei lalu) it is raining a lot in Seoul City right now.
We are expecting the weather to be cooler after the shower.
We are so excited to announce this upcoming News!!
Today, Kim Nam Gil's new Drama
Drama
Monday, May 27th, will you promise us to watch KBS 2 TV from 10pm?
This Drama can be watched through internet, for overseas fans.
Following Web Address is linked.
http://www.kbs.co.kr/drama/shark/
Plz express your love on free board. (setiap posting di free board dapat poin wkk)
Have a nice Day~~
Prolog
Yi Soo remaja bicara ke arah kamera : Ikan hiu. Ikan hiu tidak memiliki kantung udara.
Hae Woo remaja tanya, lalu bagaimana mereka hidup?
Yi Soo : Untuk hidup, mereka harus terus bergerak tanpa henti. Karena, kalau mereka berhenti bergerak, mereka akan mati. Bahkan saat tidur, ikan hiu harus terus bergerak untuk bertahan hidup.
Hidup mereka benar-benar melelahkan.
Yi Soo tersenyum sedikit, tapi tetap saja, di lautan, ikan hiu adalah yang terkuat.
Kita melompat ke masa kini.
Seorang pria duduk dalam pesawat eksekutif menuju Korea. Dia Yi Soo dewasa. Yi Soo ingat pertanyaan Hae Woo, jadi..apa itu alasanmu menyukai ikan hiu? Karena ikan hiu kuat?
Yi Soo menggeleng, tidak. Karena mereka menyedihkan, karena sepertinya tidak ada seorang pun yang menyukai ikan hiu.
Yi Soo dewasa meminum whiskynya.
Hae Woo remaja tanya apa yang akan dilakukan Yi Soo kalau ia menghilang.
Hae Woo dewasa sedang dirias. Ini hari pernikahannya.
Yi Soo remaja menjawab : Aku harus menemukanmu.
Yi Soo dewasa tiba di bandara Incheon.
Hae Woo : Bagaimana kalau kau tidak bisa menemukanku?
Yi Soo : Aku pasti bisa menemukanmu.
Hae woo : bagaimana? bagaimana kau akan menemukanku?
Yi Soo remaja kelihatan bingung, ia menghela nafas dan tidak menjawab.
Yi Soo dewasa masuk ke dalam mobil yang menjemputnya dan sopir mengantarnya ke satu tempat.
Beberapa teman Hae Woo dewasa mengerumuninya dan memuji kecantikan Hae Woo. Selamat ya, kau cantik sekali.
Hae Woo tampak bahagia. Lalu ia tersenyum dan melambai pada calon suaminya. Oh Jun Young. Jun Young tersenyum ke arah Hae Woo, ia melihat Hae Woo menguap. Jun Young tersenyum geli.
Yi Soo dewasa tiba di gedung tempat Hae Woo menikah. Ia masuk dan membaca nama pasangan pengantin : Oh Jun Young dan Jo Hae Woo.
Melihat orang tua kedua mempelai dan melihat mempelai pria. Sorot matanya dingin. Yi Soo langsung naik tangga menuju ke atas.
Di ujung tangga ia berpapasan dengan Han Yi Hyun. Adiknya. Yi Soo terkejut dan ia kehilangan kendali sejenak lalu memalingkan wajahnya.
Yi Hyun tidak mengenali kakaknya dan jalan terus ke arah ruangan pengantin wanita. Yi Hyun melambai ke arah Hae Woo. Hae Woo tersenyum lebar dan membalas lambaian Yi Hyun.
Yi Soo mengamati mereka dari jauh. Hae Woo melihat Yi Soo, ia tertegun. Seperti kenal tapi tidak yakin.
Yi Soo memandang langsung ke arah Hae Woo dengan dingin. Suara Hae Woo remaja : Jawab aku, bagaimana kau akan menemukanku?
Yi Soo remaja : Karena, sampai aku mati, aku pasti akan mencarimu.
Beberapa orang jalan di depan Yi Soo dan setelah beberapa saat, Yi Soo pergi.
Hae Woo tidak bisa melihat Yi Soo lagi. Ia jalan keluar dan mencari pria aneh itu. Yi Hyun heran, eonni? Yi Hyun mengikuti Hae Woo. Hae Woo salah arah sedikit.
Suara Yi Soo remaja : Karena, aku tidak akan bisa mati sebelum aku menemukanmu.
Hae Woo remaja menurunkan kameranya. Yi Soo tersenyum, keduanya tersenyum geli.
Akhirnya Hae Woo bisa melihat Yi Soo di ujung bawah tangga. Yi Soo berdiri sambil memejamkan mata, ia mengepalkan tangan erat2 dan ingat beberapa kejadian mengerikan yang mereka alami. Yi Soo tampak trauma.
Flashback, Yi Soo remaja melihat ayahnya jadi korban tabrak lari. Yi Soo panik dan teriak2, lalu ia mencoba telp bantuan di telp umum. Tapi tiba2 sebuah truk menabrak telpon umum itu.
Yi Soo membuka matanya lagi dan menoleh ke arah Hae Woo. Keduanya berpandangan sebentar. Setelah itu Yi Soo berbalik dan jalan keluar.
Yi Soo dalam hati : Pergi! Jangan melihat ke belakang. Semuanya sudah siap dan sekarang, waktunya telah tiba.
Episode 1 - 12 tahun lalu.
Yi Soo remaja melarang temannya mengambil gambar, mereka sedang makan di restoran, tapi temannya tetap ingin merekam seorang gadis yang duduk di meja belakang. Gadis itu Jo Hae Woo, ia juga bersama teman2nya.
Tiba-tiba dua orang pria masuk dan kedua kelompok remaja itu lari berhamburan.
Terjadi kejar-kejaran, kedua pria itu mengejar kelompok remaja tadi dan dibelakang dua orang itu, pelayan restoran lari mengejar karena mereka belum bayar.
Yi Soo dan Hae Woo sembunyi di balik sebuah toko. Keduanya sibuk mengatur nafas mereka. Keduanya berpandangan dan Hae Woo nyengir.
Yi Soo ingin pergi tapi Hae Woo menahan lengannya dan memintanya diam, dua pria itu masih ada di sekitar mereka.
Hae Woo tanya kenapa Yi Soo melarikan diri.
Yi Soo : Kau sendiri?
Hae Woo ketawa, ia melarikan diri dari rumah. Hae Woo mengajak Yi Soo makan. Hae Woo membeli tteokbokki di kantin.
Yi Soo jalan pergi. Hae Woo menegurnya, Han Yi Soo..kau pergi saat aku masih makan? itu tidak sopan.
Yi Soo terkejut, bagaimana kau tahu namaku? Hae Woo menunjuk badge nama Yi Soo. Hae Woo mengenalkan dirinya, aku Jo Hae Woo.
Hae Woo melihat dua pria yang mencarinya dan ia langsung pergi, sampai ketemu!
Yi Soo kebingungan, hei..tagihannya..? Yi Soo tidak membawa dompet, dompetnya ada di tas dan tasnya ada di tangan temannya. wkk
Kembali ke masa kini.
Hae Woo dipaksa teman-temannya untuk menghabiskan tiga gelas cocktail. Hae Woo sudah menghabiskan gelas kedua, lalu Jun Young mengambil gelas ketiga dan menghabiskannya. Yi Hyun berdiri di bagian ujung meja dan geleng kepala.
Teman Hae Woo berkata itu curang, ia memberikan gelas cocktail baru, kau harus minum sepanjang malam Jaksa Jo.
Teman mereka yang lain, Kim Dong Soo membuat pengumuman, hari ini sebenarnya adalah hari yang menyedihkan untuknya karena sebenarnya Hae Woo adalah cinta pertamanya. Semua ketawa dan geleng kepala, dia sudah mabuk. Tapi Kim Dong Soo bersedia mengalah, kenapa? kenapa?
Dong Soo teriak sambil merangkul Jun Young, karena pengantin prianya Oh Jun Young! Semua ketawa. Hae Woo jalan menemui Yi Hyun.
Dong Soo mengajak semuanya bersulang lalu ia membungkuk pada Jun Young, hyungnim..aku serahkan Hae Woo kami kepadamu, tolong jaga dia baik-baik.
Jun Young geli, kau benar2 sudah mabuk ya? Dong Soo jongkok dan bersandar pada Jun Young, aku minum segelas karena bahagia, aku minum karena sedih, aku minum untuk hyungnim, untuk Hae Woo kami dan untuk..Yi Soo kami..
Kata-kata terakhir membuat raut muka Jun Young berubah dan Dong Soo terdiam sendiri, aku pasti sudah sangat mabuk. Maafkan aku. Jun Young ketawa dan berkata tidak ada yang harus dimaafkan.
Yi Hyun berkata pada Hae Woo kalau pernikahan ini pasti sangat diberkati karena malam ini ternyata bulan purnama, itu artinya langit juga memberikan semua energinya untuk pernikahan ini. Hae Woo tersenyum dan membelai pipi Yi Hyun.
Hae Woo jalan ke balkon dan memandangi langit malam. Ada seorang pria yang juga jalan ke balkon dan melihat langit. Hae Woo menoleh ke arah pria itu.
Pria itu menoleh dan sedikit terkejut. Dia Yi Soo. Yi Soo hanya membungkuk sopan. Hae Woo tidak mengenali Yi Soo dan membalas membungkuk lalu jalan masuk.
Yi Soo : Selamat atas pernikahanmu.
Hae Woo berhenti lalu berbalik, kau datang ke pernikahanku kan tadi? Yi Soo memuji ingatan Hae Woo.
Hae Woo tanya apa Yi Soo kenal Jun Young. Yi Soo menggeleng dan berkata ia hanya ingin melihat saja.
Hae Woo : Ya?
Yi Soo berkata ini hari pertamanya datang ke Korea dan ada pernikahan di hotel tempatnya menginap jadi ia ingin melihatnya. Aku merasa itu akan membawa keberuntungan untukku.
Hae Woo : Sepertinya kau dari luar negeri.
Yi Soo mendekat dan mengulurkan tangan, namaku Yoshimura Jun. Nama Koreaku Kim Jun.
Perkenalan itu membawa ke flashback yang lain. Hari itu ada anak baru di kelas. Namanya Han Yi Soo. Yi Soo duduk di samping Kim Dong Soo, keduanya langsung jadi teman akrab karena sama-sama anak pindahan.
Guru mengabsen Jo Hae Woo. Hae Woo terlambat masuk kelas, ia hanya membungkuk ke guru. Guru langsung menyuruhnya ke kantor setelah kelas berakhir. Hae Woo cuek dan langsung duduk. Teman2 di kelasnya seperti sudah terbiasa dengan tingkah Hae Woo. Yi Soo mengenali Hae Woo.
Kim Dong Soo berkata ke Yi Soo kalau ada yang usil pada Yi Soo, ia akan membantu Yi Soo. Yi Soo ketawa. Tapi justru saat istirahat, Kim Dong Soo yang menjadi bulan-bulanan anak2. Ia dipukuli habis-habisan oleh beberapa preman kelas.
Yi Soo ingin turun tangan membela Dong Soo. Tapi Hae Woo sudah mendahuluinya. Hae Woo berdiri di depan tukang bully itu (bahasanya wkk).
Hae Woo : Kau pasti sering lihat film, coba lihat tingkah lakumu. Ingin pamer saja. Apa kau tidak merasa malu? dasar brengsek! Memukuli dan memanfaatkan siswa pindahan. Kau seperti anak-anak saja.
Oh Jun Young remaja tersenyum geli melihat Hae Woo. Mereka semua satu SMA.
Tukang bully itu menyindir Hae Woo, ayahmu lumayan terkenal. Pembaca berita Nona L dengan Presdir J tertangkap basah terlibat asmara rahasia di hotel.
Hae Woo marah dan menendang kaki tukang bully itu. Tukang bully marah dan ingin memukul Hae Woo. Kali ini Yi Soo turun tangan, ia menahan tangan tukang bully dan menjatuhkannya.
Tukang bully murka, apa kau tidak tahu siapa aku?
Yi Soo : Kenapa aku harus tahu siapa kau?
Oh Jun Young kelihatan terkejut juga dengan tanggapan Yi Soo. Untungnya bel segera berbunyi dan semua siswa bubar.
Yi Soo dan Dong Soo kembali ke kelas. Tukang bully itu melotot ke arah Yi Soo. Hae Woo menghilang lagi. Tiba-tiba Jun Young masuk ke kelas itu dan mencari si tukang bully. Tukang bully tampak hormat pada Jun Young.
Jun Young langsung memukuli si tukang bully. Tukang bully itu tidak bisa melawan, ada apa kak?
Dong Soo dan Yi Soo jalan ke perpustakaan. Dong Soo menjelaskan, anak tadi adalah Oh Jun Young dari kelas 12. Tidak ada yang berani melawannya, bahkan para guru juga segan kepadanya. Tapi kenapa dia memukuli si brengsek itu?
Dong Soo ingin mengajak Yi Soo ke gym. Yi Soo minta Dong Soo tidak repot2 tapi Dong Soo sudah menganggap Yi Soo temannya sampai mati wkk. Keduanya bertemu Hae Woo di perpustakaan. Hae Woo sedang mencoba tidur di perpustakaan itu tapi tidak bisa gara2 keduanya berisik.
Dong Soo mencoba menjelaskan situasi tadi, bahwa sebenarnya ia bisa juga berkelahi kalau satu lawan satu. Hae Woo tidak tertarik, kalau kau masih bicara terus, aku akan menjahit mulutmu! wkk Dong Soo jadi ketakutan.
Hae Woo jalan pergi, tapi sempat menoleh ke Yi Soo. Terima kasih untuk yang tadi, Han Yi Soo.
Yi Soo menanggapi dengan cool : Tidak masalah.
Hae Woo pergi, Dong Soo jantungan dan Yi Soo hanya tersenyum geli.
Yi Soo mencari kediaman baru mereka dan terpana. Rumah di depan mereka itu benar-benar seperti istana.
Yi Soo membantu ayahnya menurunkan barang-barang, mereka akan bekerja di kediaman itu. Ayah tanya bagaimana sekolah Yi Soo, apa Yi Soo menyukainya. Yi Soo tersenyum, ya. Ia membawa barang ke dalam.
Yi Hyun kecil menyambutnya, oppa! Yi Soo tersenyum. Yi Hyun sangat mengagumi rumah ini, besar sekali. Tamannya juga luas sekali. Kalau kita melihat bintang dari sini, pasti bisa melihat dengan sangat jelas, benar kan kak? Yi Soo mengangguk.
Keduanya masuk ke paviliun mereka. Lumayan juga. Yi Hyun tampak senang, ini jauh lebih besar dari rumah yang dulu.
Yi Soo : Kau pasti sangat bahagia Yi Hyun-ku.
Yi Hyun membawa foto keluarga mereka dan tanya dimana ia bisa meletakkan foto itu. Yi Soo minta Yi Hyun meletakkannya di meja Yi Hyun kalau mereka sudah merapikan rumah.
Ayah masuk membawa barang. Yi Soo membantunya. Ayah tanya, disini lumayan kan? Meskipun tidak terlalu nyaman, tapi kau bisa bertahan setahun saja kan?
Yi Soo : Tempat ini bukannya tidak nyaman.
Ayah tersenyum. Keluarga Han adalah keluarga yang saling menyayangi meskipun sederhana.
Hae Woo membaca headline tabloi dan koran tentang skandal ayahnya, pemilik hotel ternama dengan pembaca berita terkenal.
Ibu Hae Woo terpukul. Sekretaris Park memberikan minum untuk Ny. Jo. Hae Woo pulang ke kediaman besar itu dan langsung naik ke atas, tanpa menyapa ibunya.
Tuan Jo pulang. Sekretaris Park menyambutnya, Tuan sudah pulang. Tuan Jo melirik istrinya sekilas lalu melihat ke arah Hae Woo dengan bersemangat.
Tuan Jo pulang cepat karena hari ini adalah ulang tahun Hae Woo. Apa kau mau makan diluar? Atau pesan saja dari hotel? Apa kau mau makan sushi?
Hae Woo menolaknya, ia tidak suka sushi. Ayahnya heran bukankah biasanya kau suka sushi?
Hae Woo menjawab pendek : Sekarang tidak lagi.
Ny. Jo murka dan melempar suaminya dengan tabloid, apa kau tidak merasa malu dengan putrimu?
Sekretaris Park memberi kode agar Hae Woo masuk ke kamarnya. Ibu dan Ayah bertengkar hebat. Ibu sampai melemparkan vas bunga ke arah Ayah.
Keluarga Han berdiri di depan pintu Keluarga Jo. Mereka mendengar semuanya. Ibu Hae Woo masih teriak2, kau bukan manusia! Kalau kau manusia, kau tidak akan melakukan hal yang sama lagi! Ayah membela diri, ia hanya bertemu reporter itu satu dua kali, hanya itu saja.
Ny. Jo marah dan menyiram wajah suaminya dengan air, apa aku ini sebuah lelucon? Apa aku kelihatan seperti orang bodoh? Jangan hidup seperti itu. Hidup adalah menuai apa yang kau tabur.
Ayah berkata ini hanya salah paham. Ibu tetap marah, ia tidak bisa memaafkan ayah, meskipun ia bisa mencoba mengerti ayah kalau ayah paling tidak punya sedikit rasa bersalah. Ayah juga marah, sampai kapan aku harus mendengar kehisterisanmu ini! Lalu apa maumu? cerai?! Ibu teriak, keluar kau!
Hae Woo tidak tahan lagi. Ia turun dan jalan pergi. Hae Woo bahkan tidak peduli saat kakinya luka karena menginjak pecahan vas. Sekretaris Park menyusul Hae Woo.
Yi Soo dan ayahnya tidak jadi masuk ke dalam, waktunya tidak tepat. Hae Woo membuka pintu dan jalan keluar. Yi Soo baru tahu kalau ini adalah kediaman Hae Woo.
Sekretaris Park berusaha mencegah Hae Woo pergi, kau mau kemana? biar kulihat dulu kakimu, kakimu mungkin luka karena pecahan kaca. Hae Woo tidak peduli dan mengibaskan tangan Sekretaris Park. Ia pergi.
Yi Soo berkata akan menyusul Hae Woo. Ayah Yi Soo setuju, kau harus mengantarnya pulang dengan selamat. Yi Soo mengerti dan lari menyusul Hae Woo.
Yi Soo mengikuti Hae Woo naik bis, lalu ke kereta api bawah tanah. Sampai di depan sebuah kantor berita besar. Yi Soo mengamati Hae Woo.
Hae Woo berdiri di ujung tangga dengan wajah marah.
Yi Soo hampir mendekatinya saat seorang wanita karir muncul. Hae Woo menghadangnya. Wanita itu adalah reporter yang digosipkan dengan ayahnya. Hae Woo menyindir reporter itu dengan pedas. Ajumma, kau tidak bisa menjadi pembaca berita. Karena kalau orang seperti ajumma pura2 menjadi warga negara yang baik, dunia ini bisa kacau.
Reporter itu marah, pelajar, siapa sebenarnya kau ini?
Hae Woo mengatakan namanya, namaku Jo Hae Woo. Presdir J itu adalah ayahku.
Reporter itu menyangkal mengenal ayah Hae Woo. Hae Woo marah, kau ini pengecut. Ayahku bahkan mengakui kalau pernah bertemu denganmu satu atau dua kali. Apa cinta itu kejahatan? Tapi, cinta yang pengecut bukanlah cinta, melainkan sebuah dosa. Kalau itu melukai orang yang benar2 mencintai orang itu, maka itu adalah dosa. Dosa yang paling kejam dari semuanya!
Reporter itu marah dan ingin menampar Hae Woo. Untung Yi Soo berhasil menahannya.
Yi Soo menarik Hae Woo pergi. Hae Woo berusaha melepaskan tangannya. Beberapa saat kemudian, Hae Woo mengeluh sakit. Yi Soo berhenti dan berbalik. Hae Woo mengeluh pergelangan tangannya sakit.
Yi Soo melepaskan tangan Hae Woo lalu sadar kalau kaki Hae Woo sakit. Ia menarik Hae Woo untuk duduk di bangku taman dan mengecek kakinya. Hae Woo menangis tanpa suara, terluka karena orang tuanya.
Kaki Hae Woo berdarah karena pecahan kaca. Yi Soo menghela nafas, kau ini bodoh sekali. Yi Soo berkata mereka harus mencari desinfektan ke apotik lalu ke RS besok pagi. Yi Soo ingin membungkus kaki Hae Woo dengan saputangannya. Hae Woo meminta saputangan Yi Soo dan membungkus kakinya sendiri.
Yi Soo berdiri dan menawarkan lengannya, kau pasti sulit jalan.
Hae Woo memegang lengan Yi Soo dan jalan perlahan. Yi Soo memberi tips, jalanlah dengan tumitmu, rasanya tidak akan terlalu sakit.
Hae Woo tanya apa Yi Soo adalah putra sopir Han. Hae Woo mengaku, sopir Han jauh lebih tampan (dari ayahnya wkk). Yi Soo menyambung, Aku tahu, karakternya juga lebih baik. Hae Woo juga tahu itu.
Hae Woo : Apa kau tahu kalau hari ini adalah ulang tahunku? Kalau kau tidak tahu, kau harus mengingatnya, akan kupastikan untuk mendapatkan hadiah darimu tahun depan. Tapi, dalam situasi seperti ini, bukankah seharusnya kau menggendongku di punggungmu?
Yi Soo nyengir : Dalam mimpimu.
Keduanya jalan pulang.
Yi Soo dan ayahnya bertemu Kakek dan Ayah Hae woo. Kakek Jo tampak ramah dan tanya apa Yi Soo satu sekolah dengan Hae Woo mereka. Yi Soo membenarkan.
Kakek tanya apa Yi Soo pintar. Pak Han berkata anaknya hanya rata-rata saja. Kakek mengerti, ia juga tidak terlalu mengutamakan kepintaran, yang penting adalah manusianya. Orang pintar dengan hati kosong akan membuat dunia menjadi kosong.
Kakek ingin tahu apa impian Yi Soo, kau mau jadi apa kelak? Yi Soo tampak bingung.
Ayah Hae Woo membentak Yi Soo, hei brengsek, orang tua bertanya! (Ayah hae Woo punya kebiasaan mendengarkan bunyi detak jam tangan, mungkin untuk mengalihkan kegelisahan.)
Yi Soo : Saya ingin memiliki uang.
Kakek ketawa dan tanya setelah punya uang lalu mau apa. Yi Soo balik tanya apa ia harus menjawabnya. Kakek tidak memaksa, kalau tidak mau menjawab ya tidak apa-apa.
Yi Soo : Saya ingin menggunakannya untuk Ayah dan Yi Hyun.
Ayah Hae Woo : Bagaimana caranya kau mencari uang?
Kakek Jo berkata, cara mencari uang itu penting. Tapi lebih penting bagaimana kau menghabiskannya. Apa rencanamu?
Yi Soo : Saya pikir ada uang baik dan tidak baik. Saya ingin mendapatkan uang yang baik. (dengan cara yang baik)
Kakek Jo ketawa, baiklah. Ia ingin keluarga Han menganggap mereka sebagai bagian keluarganya, meskipun hanya sebentar.
Hae Woo juga tersenyum mendengar perkataan Yi Soo. Kakek Jo tampak lebih menyukai keluarga Han dibanding keluarganya sendiri. Ayah Hae Woo kelihatan kesal sekali.
Setelah bertemu keluarga Han, Kakek Jo menegur Ayah Hae Woo soal gosip di koran. Waktu berlalu dan orang berubah, tapi tidak ada yang bisa mengubah masa lalu.
Ayah Hae Woo berusaha membela diri, artikel itu dibuat-buat Ayah. Kakek Jo memperingatkan Ayah, jangan membuatku kehilangan muka dan jaga sikapmu dengan benar!
Tuan Jo : Itu..itu salah pa..
Kakek membentaknya, tutup mulutmu! Jangan mempermalukanku! Aku tidak bisa menyerahkan kepemilikan hotelku kepada orang menyedihkan yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri! Ingat itu!
Paginya, Pak Han bersiap pergi kerja dan ia tersenyum melihat Yi Soo mengurus adiknya. Yi Soo membangunkan dan menggendong Yi Hyun untuk sarapan, mengantar Yi Hyun ke sekolah. (Kebayang perasaan Yi Soo waktu melihat Yi Hyun dewasa.)
Yi Soo belajar di perpustakaan. Hae Woo menyusulnya. Aku tidak mengira, kau ternyata siswa teladan, Han Yi Soo.
Yi Soo menutup bukunya dan ingin pergi. Hae Woo heran, kenapa kau pergi?
Yi Soo : Disini berisik.
Hae Woo mengajak Yi Soo berteman. Yi Soo tidak mau.
Hae Woo : Kenapa?
Yi Soo : Aku tidak berteman dengan orang yang menyedihkan.
Hae Woo : Kenapa aku menyedihkan?
Yi Soo : Kenapa kau tidak masuk ke kelas?
Hae Woo : Karena membosankan.
Yi Soo : Itulah mengapa kau menyedihkan.
Yi Soo pergi. Hae Woo menarik lengannya. Apa maksudmu? Yi Soo menjawab, bukan Hae Woo saja yang menderita di dunia ini. Kau berpikir ini tidak adil, sangat menjengkelkan karena tidak satupun orang yang mengerti penderitaanmu, benar kan?
Hae Woo marah : Tahu apa kau?
Yi Soo : Di dunia ini ada banyak orang yang katakanlah akan membuatmu terluka dan menderita. Tapi kau tidak perlu menjadi orang yang kalah. Lagipula, aku benci dengan kemarahan dari orang-orang kaya.
Yi Soo pergi. Hae Woo teriak, jangan bersikap seolah-olah kau lebih baik dariku! Hae Woo tetap tidak ingin masuk kelas.
Yi Soo bertemu Jun Young diluar perpustakaan, sepertinya Jun Young mendengar semuanya. Yi Soo diam saja dan jalan ke kelas.
Ternyata kata-kata pedas Yi Soo berhasil. Hae Woo mulai muncul di kelas. Yi Soo tersenyum lebar.
Yi Soo menemukan Hae Woo di perpustakaan. Ia duduk di seberang Hae Woo dan mengamatinya. Hae Woo berjuang mengatasi kantuknya. Yi Soo tertawa geli. Sepertinya Hae Woo sering mengantuk disiang hari.
Perlahan..Yi Soo mulai jatuh hati kepada Hae Woo.
Yi Soo duduk di tangga sambil membaca. Hae Woo duduk di sampingnya dengan earphone di telinganya. Yi Soo diam saja. Hae Woo melepas salah satu earphone-nya dan membaginya untuk Yi Soo. Mereka mendengar musik bersama.
Oh Jun Young mengamati keduanya dan menyadari kedekatan hubungan mereka.
Ayah Hae Woo kalang kabut saat tahu Hae Woo semakin dekat dengan Yi Soo. Istrinya dan Kakek Jo tidak mempermasalahkan itu. Kakek bahkan berkata ia tidak salah menilai karakter, berkat Yi Soo, Hae Woo semakin ceria. Kalau Hae Woo setuju, kakek ingin mengirim Hae Woo dan Yi Soo sekolah ke luar negeri bersama.
Ayah Hae Woo syok. Tapi Kakek Jo hanya ingin anaknya menyiapkan pertemuan pemegang saham.
Yi Soo bertemu Jun Young. Jun Young ingin Yi Soo bergabung ke dalam genknya. Yi Soo menolak. Jun Young komen, Yi Soo dan Hae Woo mirip. Kalian berdua adalah tipe orang yang akan mempertaruhkan segalanya atau melepaskan semuanya.
Yi Soo tanya apa sebenarnya maksud Jun Young. Jun Young mengulurkan tangan, mengajak bersalaman. Tapi saat Yi Soo mengulurkan tangan, Jun Young membantingnya. Jun Young mengulurkan tangan lagi untuk membantu Yi Soo berdiri. Yi Soo membalas membanting Jun Young. Keduanya impas.
Hae Woo lari dan merangkul keduanya, kenapa kalian bisa bersama?
Hae Woo menjelaskan soal Jun Young pada Yi Soo. Jun Young dulu seorang siswa teladan, lalu ia kehilangan adiknya karena sopir mabuk. Setelah itu Jun Young berubah dan jadi seperti ini.
Yi Soo tanya bagaimana Hae Woo bisa tahu begitu banyak soal ini. Hae Woo berkata, keluarga mereka cukup dekat dan ia kenal Jun Young sejak kecil. Mereka juga sering liburan bersama.
Hae Woo sudah memutuskan untuk masuk ke Sekolah Seni, ia suka melukis. Jadi mulai minggu depan Yi Soo akan sulit bertemu dengannya.
Yi Soo geli. Hae Woo janji akan membawa Yi Soo ke tempat rahasianya.
Reporter Lee menuntut Ayah Hae Woo untuk segera menceraikan istrinya atau mencari wanita lain. Ayah Hae Woo berusaha membujuknya dengan uang tapi Reporter Lee tetap marah2.
Paginya, ada berita baru, reporter Lee menuduh Ayah Hae Woo melakukan pelecehan seksual kepadanya di Hotel Gaya. Berita itu juga dibaca oleh seorang pria. Dia orang Jepang, namanya Yoshimura Junichiro.
Kakek Jo marah besar. Ia minta anaknya mundur dari manajemen Hotel untuk sementara waktu sampai semuanya menjadi tenang lagi.
Presdir Jo memohon pada ayahnya, ini adalah kesalahpahaman, ia janji akan mengurus masalah ini.
Kakek Jo membentaknya, apa kau tidak dengar? Aku tidak akan menyerahkan kepemilikan hotel kepada orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya!
Jo Ui Seon : Ayah juga tidak sempurna. Paling tidak aku tidak menyingkirkan seorang ibu dari Hae Woo!
Kakek murka dan menampar Ayah Hae Woo. Dasar idiot! (masih blank apa artinya , mungkin Nenek Hae Woo minta cerai atau meninggalkan Kakek karena masalah yang sama)
Yi Soo dan Jun Young main basket bersama. Tiba-tiba Dong Soo lari menemui mereka, ia menunjukkan berita tentang ayah Hae Woo kepada keduanya.
Ny. Jo tidak tahan lagi dan memutuskan untuk pergi ke Kanada, mungkin tidak berencana kembali ke Korsel. Sekretaris Park berusaha mencegahnya, Nyonya meskipun anda harus pergi, anda seharusnya bertemu Hae Woo dulu.
Ny. Jo menolak, tidak. Aku bisa gila kalau terus berada di rumah ini. Setelah aku sampai di Kanada, aku akan telp. Ny. Jo pergi.
Hae Woo menghilang. Yi Soo kebingungan mencarinya di seluruh penjuru sekolah. Jun Young mengatakan lokasi persembunyian Hae Woo, kemungkinan besar Hae Woo ada di tempat itu.
Yi Soo pergi ke villa terpencil, tapi tidak menemukan Hae Woo. Yi Soo lari ke arah hutan.
Akhirnya Yi Soo menemukan Hae Woo duduk di tepi danau pinggir hutan. Hae Woo menoleh, ia terkejut dan tidak mengira akan bertemu Yi Soo disini. Yi Soo tampak lega.
Yi Soo duduk di samping Hae Woo sambil memandangi danau yang jernih. Pemandangannya indah sekali. Hae Woo membawa camcorder. Ia selalu merekam danau dengan cameranya. Ini sungguh menakjubkan, danau ini tetap sebagaimana adanya meskipun semuanya berubah.
Hae Woo berkata ibunya pergi. Yi Soo mencoba menghibur dengan berkata, ibu Hae Woo pasti akan kembali. Tapi Hae Woo tahu ibunya tidak akan pernah kembali, ia sudah tahu sejak lama kalau suatu hari, ibunya pasti akan pergi.
Yi Soo : Ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita kendalikan. Di saat itu, kita tidak punya banyak pilihan selain melakukan apa yang bisa kita lakukan.
Hae Woo, aku ..ingin kau tidak tersiksa karena hal-hal yang tidak bisa kau kendalikan.
Yi Soo melihat ke langit, pasti indah melihat bintang-bintang dari sini. Yi Soo tersenyum. Hae Woo menghela nafas lalu jalan pergi. Yi Soo mengikutinya.
Hae Woo berbalik, berhenti! Yi Soo heran, apa yang kau lakukan? Hae Woo ingin merekam Yi Soo dan kita kembali ke awal episode.
Hae Woo merekam Yi Soo, karena ini adalah pertama kalinya Han Yi Soo menginjakkan kaki di persembunyian Jo Hae Woo, jadi Hae Woo ingin merayakannya.
Yi Soo tidak mau direkam, tapi Hae Woo tetap mengambil gambar dan tanya, apa yang paling kau sukai di dunia ini?
Yi Soo : Ah..tidak.
Hae Woo mendesaknya sambil ketawa, ayo..jawab. Apa Jo Hae Woo? Yi Soo tertawa.
Hae Woo memaksa Yi Soo menjawab, kalau tidak, aku akan mengikutimu terus di sekolah sambil membawa camera ini.
Dan kita tahu jawaban Yi Soo : Ikan hiu. Karena ikan hiu tidak memiliki kantung udara dan itulah mengapa ikan hiu harus terus bergerak agar tetap hidup. Kalau berhenti, maka ikan hiu itu akan mati. Bahkan saat tidur, ikan hiu juga harus tetap bergerak.
Meskipun kehidupannya melelahkan, ikan hiu adalah yang paling kuat di laut. Aku merasa kasihan pada ikan hiu karena tidak ada yang menyukai ikan hiu.
Hae Woo tanya apa yang akan dilakukan Yi Soo jika ia menghilang. Yi Soo akan mencarinya. Yi Soo pasti menemukan Hae Woo bahkan sampai ia mati. Ia pasti akan mencari Hae Woo. Karena aku tidak akan bisa mati sebelum menemukanmu.
Hae Woo menurunkan kameranya dan keduanya tertawa geli.
Hujan turun. Yi Soo menarik tangan Hae Woo untuk mencari tempat berteduh. Yi Soo dan Hae Woo berteduh di bawah pohon besar.
Keduanya tampak kikuk dan menyadari perasaan mereka. Yi Soo mengambil daun dari kepala Hae Woo. Ia juga berusaha mengeringkan kepala Hae Woo dengan sapu tangannya. Meskipun tetap saja basah.
Yi Soo mendekat dan menarik kepala Hae Woo lalu mencium kening Hae Woo.
Notes
Aku suka dengan karakter Yi Soo remaja. Tapi karakter dewasanya benar2 gelap. Mungkin karena penderitaan yang dialami Yi Soo. Masih kental dengan nuansa Bad Guy.
Karakter Yi Soo dewasa mirip sekali dengan Bad Guy dan lebih dingin. Seperti menikmati setiap pembalasannya.
Kenapa Kim Nam Gil tidak memilih proyek yang lebih ceria? misalnya jadi ajussi dengan ponakan tiga (remaja-anak-bayi), sementara orang tua mereka harus kabur ke LN atau orang tuanya mendadak meninggal dan dia satu2nya keluarga anak2 itu (apapun alasannya). Kan asyik... membayangkan betapa berantakannya kehidupan KNG setelah kedatangan ponakan tiga, padahal dia cowok metropolitan, karir mantap (apa saja karirnya), terkenal flamboyan dan tinggal di apartemen modern, semua elektronik pakai voice command misalnya. Belum lagi menjelaskan ke pacarnya, kalau mereka nikah nanti mereka akan langsung dapat anak adopsi 3, belum lagi ponakan remajanya juga mulai pacaran, terus sebagai paman yang baik, KNG harus membantu ponakannya nembak cewek atau pdkt dengan cowok yang ditaksir/membantu membuatkan coklat valentine atau apa, kan seru. Apa ngga bisa cari drama yang seperti itu. Hadew wkk...
Ok. tapi karena ini proyek pertama KNG setelah Wamil, aku akan berusaha menyelesaikannya hahaha.
No comments:
Post a Comment