Queen of Drama
Seung Hee terpaksa memenuhi permintaan seniornya untuk menggantikan bintang tamu dalam acara talk-show yang membahas soal pengangguran di usia muda.
Seung Hee duduk di balik tirai demi menjaga privasinya. Tapi Seung Hee menyadari kalau diantara para nara sumber ada Pengacara Song Wan Ha! Wan Ha juga melihat Seung Hee dan tampak terkejut.
Pembawa acara meminta pendapat nara sumber dan semua memberikan masukan yang ditelinga Seung Hee terkesan arogan dan sok tahu.
Penulis Choi menyalahkan Seung Hee yang tetap bertahan di sebuah perusahaan yang bahkan tidak membayarnya, kurasa ini karena dia tidak memiliki rasa percaya diri bisa diterima bekerja di perusahaan lain. Ini karena ia tidak kompeten.
Lalu ia sibuk mempromosikan bukunya. Seung Hee harus membaca bukunya.
Ibu Hwang Seo Jin dari Dinas Tenaga Kerja menyarankan Seung Hee untuk mengikuti berbagai macam training dan pendidikan yang diadakan mereka.
Seung Hee tiba-tiba marah dan teriak-teriak. Ia murka dan menyerang para nara sumber.
Apalagi yang harus kupelajari setelah kuliah 4 th? Choi Do Hoon..Apa? Refleksi diri?
Tentu saja itu semua hanya ada dalam khayalan Seung Hee. Dalam dunia nyata, Seung Hee hanya menunduk dan mendengar semua pendapat para nara sumber itu.
Giliran Pengacara Song yang harus mengatakan pandapatnya. Wan Ha berkata sesuai hukum harus ada proses pelelangan aset perusahaan, tapi masalahnya proses ini memakan waktu yang sangat lama. Selain itu..
Wan Ha melirik Seung Hee, dalam perusahaan kecil, biasanya Presiden perusahaan sudah seperti rekan kerja dan dia pasti tidak enak menuntut Presiden-nya secara hukum.
Seung Hee menjadi sedih, dalam hati ia setuju dengan kata2 Wan Ha. Seung Hee teringat semua perjalanan tim mereka dengan Presiden Kim.
Wan Ha : Saya tahu perasaannya, dia pasti juga sedang mengalami saat-saat yang berat.
Seung Hee tidak tahan lagi dan menangis tersedu-sedu di studio itu. Ia menelungkupkan wajahnya sambil membungkuk, akibatnya wajah Seung Hee terlihat dari balik layar.
Semua orang yang melihat acara talk-show itu jadi melihat Seung Hee. Kakaknya, para ajumma penggosip, PD Lee dan asisten di perusahaan produksi juga melihat wajah Seung Hee.
Bukankah itu Seung Hee? Senior Seung Hee langsung stres, astaga..aku bisa kehilangan pekerjaanku gara-gara dia! Ia memberi kode agar kamera mengambil gambar para panelis. Wan Ha hanya menghela nafas.
Seung Hee akhirnya meninggalkan studio TV itu sambil membawa buku motivasi penulis Choi di tangannya wkk
Seung Hee langsung mendapat telp dari teman SMA-nya dan ia buru-buru menyangkal kalau wanita di TV itu adalah dirinya. Seung Hee juga langsung diteror para ajumma penggosip yang ingin "bertemu" Seung Hee.
Ajumma : Kebetulan aku ingin memberikan selai buah untukmu.
Seung Hee menolak, tapi ajumma itu benar-benar berkata ingin bertemu Seung Hee.
Wan Ha berusaha mengetahui masalah Seung Hee dari senior Seung Hee. Wan Ha mendengar kalau Presiden perusahaan bahkan juga mengambil mobil Seung Hee. Senior Seung Hee menghela nafas, seharusnya ia mengatakan itu di TV tapi ia pergi setelah menangis seperti itu.
Wan Ha mengerti, kalau mereka bisa menemukan mobil Seung Hee, maka mereka akan mengetahui keberadaan Presdir perusahaan itu.
Senior Seung Hee heran, kenapa kau tertarik dengan kisahnya? Wan Ha berkata ia hanya merasa kasihan pada Seung Hee. Senior Seung Hee setuju, dia sepertinya sedang sial. Dia sebenarnya lumayan berbakat, tapi anehnya semua seperti tidak berjalan lancar untuknya.
Seung Hee mengendap-endap pulang ke apartemennya. Tapi ia disergap oleh ..tiga orang ajumma. Wow that's scary.
Ajumma : Kau baru pulang sekarang?
Seung Hee : Ya, eonnie.
Mereka melihat baju yang dikenakan Seung Hee dan komen, pasti dia tadi yang ada di TV. Ajumma itu marah, ia menuduh Seung Hee sengaja berbohong bahwa dirinya sudah menikah, padahal masih single. Apa sebenarnya tujuanmu?
Seung Hee kebingungan. Apalagi teman2 ajumma itu mulai mendesak Seung Hee, kenapa kau mendekatinya?Apa kau ingin menipunya?
Wan Ha menyusul ke apartemen Seung Hee dan kebetulan melihat mereka.
Wan Ha mendekat, maaf..ada apa ini? Para ajumma itu langsung tanya siapa Wan Ha. Tolong jangan ikut campur masalah ini, kecuali kau adalah Ayah Joo Young.
Seung Hee hanya menunduk, ia merasa tidak enak dengan Wan Ha.
Wan Ha tersenyum, saya tidak tahu ada masalah apa..ia menoleh ke Seung Hee, tapi jika kau melakukan kesalahan kau harus minta maaf pada mereka, ibu Joo Young! wkk
Seung Hee jadi kaget. Para ajumma juga syok, apa anda ayah Joo Young?
Wan Ha nekad membenarkan. What? oh he's cute. Saya tidak tahu apa kesalahan istri saya, tapi saya minta maaf untuknya. Para ajumma itu langsung jadi ramah, tidak..tidak perlu, saya adalah teman ibu Joo Young. Saya rasa Joo Young mirip ayahnya wkk
Wan Ha bahkan menggandeng tangan Seung Hee, kalau tidak ada masalah, kami akan pergi sekarang.
Ajumma itu mengiyakan dan langsung memberikan selai buah untuk Seung Hee. Kalian terlihat serasi. Mereka langsung berbalik, tapi tetap saja bergosip, ada apa ini? Dia tampan untuk seorang pria yang bangkrut? (Aneh, memang tampang ada hubungannya dengan keuangan? wkk yah mungkin, tapi si Tukul itu kaya.)
Setelah berdua saja, Seung Hee berterima kasih pada Wan Ha. Wan Ha tampak serius, Seung Hee-ssi..kita harus bicara.
Seung Hee akhirnya menceritakan semuanya, ia sengaja bohong pada para ajumma itu demi mendapatkan ide cerita untuk dramanya. Aku tidak menyangka perusahaan akan seperti ini.
Wan Ha membela Seung Hee, kau hanya berusaha sebaik mungkin dalam hidupmu, apa salahnya dengan itu? Wow..Seung Hee terkejut dengan tanggapan Wan Ha.
Seung Hee menatap Wan Ha dan dalam hati mengeluh, jangan terlalu baik kepadaku seperti ini, hatiku bisa luluh sekarang.
Wan Ha : Ini bukan salahmu Seung Hee. Kurasa aku pernah bilang kalau aku pernah melihatmu di satu tempat. Aku ingat. Apa kau tidak ingat kalau kita pernah bertemu di Silim-dong sebelumnya?
Seung Hee mencoba mengingat. Wan Ha membenarkan, ya di Silim-dong, di kota pelajar itu. Kau kerja paruh waktu di apotik.
Seung Hee mulai ingat. Saat ia kerja paruh waktu di apotik dan ..Jong Dae. Seung Hee terkejut, apa mungkin kau adalah teman Jong Dae?
Wan Ha membenarkan, mereka tidak terlalu dekat tapi ia memang kenal dengan Jong Dae.
Seung Hee jadi marah. Kau seharusnya mengatakan padaku kalau kau adalah teman Jong Dae! Wan Ha terkejut dengan tanggapan Seung Hee.
Seung Hee pergi dengan marah, ia salah paham dan mengira Wan Ha hanya merasa kasihan dan menertawakannya. Wan Ha berusaha memanggil dan menjelaskan situasinya pada Seung Hee, tapi sia-sia.
Seung Hee pergi ke Daejeon untuk menemui kakaknya. Kyung Hee mengerti dan sengaja tidak akan makan malam untuk menunggu adiknya.
Seung Hee ada di bis dan ingat masa lalunya dengan Jong Dae.
3 tahun yang lalu.
Seung Hee berdandan rapi dan bertemu Jong Dae di cafe. Jong Dae heran, ada acara apa? Kau berdandan rapi sekali. Apa kau akan menemui seseorang hari ini?
Seung Hee tampak serius, kita..putus saja.
Jong Dae syok, apa? hei! bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu dengan mudahnya di tempat seperti ini?
Seung Hee tidak mengatakan ini dengan mudah, ia mengatakannya setelah memikirkannya masak-masak. Jong Dae tidak mau putus, ia akan menghadapi ujian negara. Apa kau tidak terlalu kejam?
Seung Hee tetap memutuskan untuk berpisah. Jong Dae memutuskan, kita putus setelah ujian negara selesai. Kumohon bersabarlah sampai waktu itu.
Seung Hee protes, kenapa kau hanya memikirkan dirimu sendiri?
Jong Dae : Kenapa? Kau bahkan tidak bisa melakukan itu untukku? Bertahanlah sebentar lalu putus denganku!
Seung Hee kesal, dasar brengsek. Apa kau tidak mempertimbangkan perasaanku? Kau hanya memikirkan perasaanmu sendiri!
Seung Hee sudah duduk di bangku depan apartemen kakaknya, ia memikirkan Jong Dae. Cinta pertamaku yang benar2 egois. Kim Jong Dae sialan.
Kyung Hee keluar, ia duduk di samping adiknya. Seung Hee heran, bagaimana kau bisa meninggalkan suamimu? Kyung Hee berkata suaminya sibuk di depan komputer, ia pasti ingin menikmati waktunya sendiri.
Kyung Hee berkata melihat Seung Hee di TV. Seung Hee menunduk, kau juga melihatnya? Ia mengaku, Kak..aku marah.
Kyung Hee menghiburnya, jangan khawatir. Itu memang memalukan tapi akan segera berakhir.
Seung Hee berkata ada yang lebih memalukan lagi, ia bertemu dengan seorang pria. Kurasa aku..menyukainya dan ia benar-benar baik padaku, tapi dia..adalah teman Jong Dae.
Kyung Hee : Benarkah? Baguslah. Paling tidak kau tahu sejak awal kalau dia teman Jong Dae. Kalau dia adalah temannya, pasti sama brengseknya.
Seung Hee membela Wan Ha, dia tidak seperti Jong Dae. Kyung Hee masih tampak kesal dengan Jong Dae, ia ingin tahu seperti apa hidup Jong Dae sekarang setelah lulus ujian negara.
Seung Hee : Tidak, aku memeriksanya tapi kurasa ia tidak lulus.
Kyung Hee jadi heran, kenapa kau memeriksanya? Apa kau masih memiliki perasaan pada Jong Dae? Seung Hee menyangkalnya. Apa kakak sudah gila? Kyung Hee menghela nafas, benar..kalau bukan karena Jong Dae, kau sudah menjadi penulis sekarang dan bukannya Sun Joo. Itu adalah hubungan yang sial, seperti hubunganmu dengan Jong Dae!
Flashback,
Seung Hee bertemu seorang pria, dia perwakilan dari TV sepertinya. Pria itu tidak bisa memutuskan antara Penulis Moon dan Seung Hee, tapi akhirnya ia memilih Seung Hee.
Seung Hee berterima kasih. Pria itu yakin, setelah Seung Hee selesai dengan ini, mungkin kau akan menerima banyak job dari banyak orang. Aku bisa menjaminnya.
Pria itu sudah menyiapkan kantor Seung Hee di Yeoido dan penulis lain juga akan datang untuk menulis mulai besok, jadi kau bisa segera mulai besok.
Keduanya masih bicara soal pekerjaan saat tiba-tiba Jong Dae muncul. Ia teriak, Im Seung Hee! Hei! Apa yang kau lakukan dengan si brengsek ini?
Jong Dae salah paham ia menarik tangan Seung Hee. Pria yang bertemu Seung Hee minta Jong Dae melepaskan tangan Seung Hee. Jong Dae salah paham, ia marah dan mencengkeram baju pria itu. Ternyata pria itu jauh lebih tinggi dari Jong Dae. Jong Dae tertegun dan dengan mudah ditelikung oleh pria itu.
Jong Dae kesakitan. Seung Hee panik, ia mohon produser itu melepaskan Jong Dae. Setelah itu, Jong Dae langsung pergi karena malu.
Seung Hee beberapa kali minta maaf pada produser itu dan lari menyusul Jong Dae.
Kita akhirnya kembali saat Seung Hee mengejar Jong Dae sampai naik ke eskalator. Jong Dae entah memang tidak mendengar atau melarikan diri karena sudah terlanjur merasa malu. Ia sama sekali tidak menoleh atau berhenti karena panggilan Seung Hee. Akhirnya Seung Hee jatuh terjengkang ke arah belakang, membuat tangannya patah dan ponselnya rusak.
Saat Seung Hee jatuh, ia ingat semua kenangan manisnya bersama Jong Dae.
Seung Hee masuk RS. Berita soal kecelakaan di mall ini masuk ke TV. Kakak Seung Hee kesal sekali pada Kim Jong Dae. Sun Joo juga menjenguk Seung Hee.
Seung Hee minta Sun Joo membantu mengatakan soal kecelakaannya pada Jong Dae karena ponselnya rusak. Ia tidak bisa menelepon Jong Dae. Sun Joo mengerti, ia janji akan mengatakannya pada Jong Dae.
Kyung Hee marah, untuk apa mencari Jong Dae, putus saja denganya! Seung Hee tetap ingin Jong Dae tahu. Sun Joo mengerti dan pergi.
Sebulan kemudian.
Seung Hee sudah lumayan pulih meskipun tanganya masih di-gips. Ia akan meninggalkan RS tapi Kim Jong Dae belum juga muncul menemuinya.
Kyung Hee memberikan ponsel baru untuk adiknya, kau harus memulai hidupmu yang baru.
Kembali ke saat ini. Seung Hee merenung, Jong Dae tidak pernah datang. Aku melepas gips-ku setelah beberapa bulan..tapi hatiku belum pulih dari putus cinta meskipun sudah 10 tahun.
Seung Hee terkenang lagi masa indahnya bersama Jong Dae. Sampai saat keduanya berciuman.
Wan Ha ada di apartemen Seung Hee dan Sun Joo. Ia sedang menjelaskan suatu norma hukum pada Sun Joo untuk keperluan skenarionya. Sun Joo mengamati Wan Ha dan tiba-tiba merasa tertarik.
Sun Joo merasa sudah cukup untuk hari ini dan berterima kasih pada Wan Ha. Ia ingin mengajak Wan Ha minum diluar tapi Wan Ha justru menanyakan Seung Hee.
Sun Joo menjawab, Seung Hee pergi ke Daejeon menemui kakaknya. Wan Ha tanya nomor polisi mobil Seung Hee. Ini membuat Sun Joo heran.
Terdengar suara bel. Ternyata ada polisi datang mencari Seung Hee. Ada laporan bahwa Seung Hee melakukan pencurian. Sun Joo dan Wan Ha terkejut mendengarnya.
Paginya, Seung Hee, PD Lee dan Asisten penulis menghadap polisi. Mereka dituduh mencuri inventaris kantor. Meskipun kalian tidak dibayar, kalian tidak bisa mengambil barang-barang dari kantor.
Seung Hee dan yang lain masih protes, meskipun mereka mengambil semuanya, jumlahnya bahkan tidak mencapai setengah dari gaji mereka yang belum dibayar Presdir Kim.
Polisi tetap melarang mereka melakukan itu. Karena itu pencurian namanya. Asisten penulis dan PD Lee harus pergi, mereka tanya apa masalahnya akan beres jika mereka mengembalikan barang-barang yang mereka ambil?
Polisi tanya apa mereka masih menyimpan semuanya. Keduanya langsung mengiyakan dengan tegas.
Kecuali Seung Hee wkk. Kedua rekannya heran, kenapa tidak? Seung Hee mengaku ia sudah menjual semua barang-barang yang diambilnya.
PD Lee dan Asisten Penulis syok. Kau sudah menjualnya? PD Lee heran siapa yang melaporkan mereka, padahal Presdir Kim juga tidak bisa kembali. Polisi menjelaskan, semua inventaris adalah milik pemilik gedung. Presdir Kim hanya meminjamnya saja.
Ketiganya tidak percaya ini, Presdir mereka benar2 tidak bermodal.
Seung Hee mengikuti asisten penulis ke tempat kerja paruh waktunya, di sebuah toko serba ada kecil. Asistennya memberikan kimbap untuk Seung Hee.
Seung Hee tidak enak, kau juga tidak punya uang. Aku akan membayarnya nanti. Tapi ternyata, asistennya mengambil makanan dari toko yang sudah kadaluwarsa untuk bertahan hidup.
Seung Hee tidak jadi memakan kimbapnya, apa? Asistennya menenangkan Seung Hee. Jangan khawatir, kimbap ini banyak pengawetnya. Jadi tidak akan busuk. Hehehe..lebih parah mana coba?
Seung Hee pasrah, ia memang sudah banyak makan pengawet jadi tidak masalah jika makan lagi. Lagipula tidak masalah kalau aku mati.
Asisten itu cerita, gajinya kecil sekali dan tidak bisa istirahat seharipun, ia juga tidak bisa menabung. Jika ia berhenti kerja, ia akan kelaparan.
Dari Asisten itu, Seung Hee sadar kalau ia masih memiliki asuransi kerja yang bisa membuatnya mendapatkan tunjangan pengangguran. Bahkan PD Lee juga mengambil tunjangannya.
Seung Hee ingat, ia masih bisa mengambil tunjangan itu. Ini pertama kalinya aku mendapat gaji sebagai penulis, jadi aku lupa. Asistennya menghela nafas, itu bedanya kau dan aku.
Seung Hee janji akan berkunjung ke resto tempat asistennya kerja paruh waktu saat ia mengambil tunjangannya.
Asistennya menahan Seung Hee dan memberikan beberapa makanan kadaluwarsa lagi untuk Seung Hee.
(Saat menerima gaji, pegawai tetap harus mengambil beberapa asuransi dan ini membuatnya berhak mendapat tunjangan kalau sewaktu-waktu ia kena PHK atau tidak bisa bekerja lagi.)
Seung Hee jalan pulang dan melihat Wan Ha menunggunya. Wan Ha langsung menarik tangan Seung Hee, ayo kita pergi. Kebiasaan dia jadinya haha.
Wan Ha berkata ia sudah menemukan mobil Seung Hee.
Seung Hee semangat dan pergi bersama Wan Ha. Mobilmu ada di pusat penjualan mobil bekas di propinsi Gangwon. Seung Hee cemas, belum terjual kan, aku masih bisa mendapatkannya kembali kan?
Wan Ha menenangkannya, kita akan mendapatkannya kembali. Seung Hee berterima kasih.
Wan Ha : Kau bahkan dituduh mencuri, kau tidak bisa diam saja.
Seung Hee terkejut, kau tahu soal itu? Wan Ha membenarkan, ia ada di apartemen Seung Hee saat polisi datang. Jika situasinya sampai seperti ini, kau harus mencari Presdirmu dan menuntutnya secara hukum.
Seung Hee setuju. Keduanya segera pergi ke tempat penjualan mobil bekas.
Pemilik toko mobil bekas merasa tidak mengenali mobil Seung Hee. Ia merasa tidak pernah menjualnya. Wan Ha sedikit kesal, apa anda pikir saya tidak memeriksa semuanya sampai tiba disini? Apa saya harus melaporkan anda dengan tuduhan menjual mobil curian?
Pemilik toko bingung. Wan Ha menunjukkan foto Presdir Kim, ini orangnya kan? Pemilik toko itu membenarkan, tapi ia benar-benar tidak tahu kalau itu adalah mobil curian.
Wan Ha tanya apa pria itu tahu dimana Presdir Kim. Pria itu tidak tahu, tapi bukankah itu jelas, seorang yang kehilangan semua uangnya karena main judi, tidak bisa kemana-mana, ia pasti di jimjilbang atau mondar-mandir di jalan.
Wan Ha dan Seung Hee akhirnya memeriksa semua jimjilbang, casino dan restoran sekitar lokasi itu. Mereka bertanya pada banyak orang tapi sepertinya sia-sia.
Sebenarnya mereka hampir saja bertemu Presdir Kim, tapi selisih jalan.
Wan Ha dan Seung Hee berhenti untuk membeli bensin. Seung Hee mengambil kresek pemberian asistennya yang berisi makanan kadaluwarsa, ia akan membuangnya ke tong sampah
Seung Hee keluar dari mobil Wan Ha dan jalan ke dekat toilet untuk membuang sampah. Justru pada saat itu Presdir Kim keluar dari toilet! Keduanya terpaku.
Presdir Kim langsung melarikan diri. Seung Hee teriak-teriak dan mengejarnya. Wan Ha segera membayar bensin dan mengejar mereka.
Seung Hee teriak, Presiden..! Presiden..berhenti! Keduanya kejar-kejaran sampai kehabisan nafas. Akhirnya Seung Hee melempar susu kotak ke arah Presdir Kim.
Presdir Kim akhirnya berhenti, ia makan makanan kadaluwarsa yang dibawa Seung Hee (wkk kasihan juga). Seung Hee marah, apa anda tidak keterlaluan? Anda bahkan menjual mobil saya.
Presdir Kim hanya memberi janji lagi, kalau aku memiliki uang, aku akan mengembalikan uangmu.
Seung Hee : Bagaimana caranya? Apa anda akan berjudi lagi dan membayar saya? Anda seharusnya memulai lagi.
Tapi Presdir Kim tidak bersemangat untuk mulai lagi dari awal. Ia merasa perusahaan mereka sudah tamat dan hanya mendapat uang dari lotre atau berjudi yang bisa menyelamatkan perusahaan mereka.
Seung Hee kesal sekali sampai ingin memukul Presdirnya. Seung Hee melepas sepatu Presdir Kim dan telp Wan Ha.
Ketiganya kembali ke Seoul bersama Wan Ha. Di tengah jalan, Presdir Kim minta Wan Ha berhenti sebentar, saya harus buang air kecil Pengacara Song. Seung Hee tidak mengijinkannya, karena ia tahu kalau ini cara Presdir Kim untuk lari lagi.
Wan Ha memutuskan untuk menghentikan mobilnya. Seung Hee protes, tapi Wan Ha merasa kasihan pada Presdir Kim, sepertinya dia memang harus buang air kecil.
Seung Hee akhirnya memberikan ijin, tapi ia menahan sepatu Presdir Kim dan mengawasinya di jendela. Wan Ha geli dan minta Seung Hee tidak mengamati Presdir Kim.
Benar saja, begitu Seung Hee memalingkan wajahnya dari Presdir Kim, pria itu mulai jalan beringsut dan melarikan diri tanpa memakai sepatu ke dalam hutan. Wan Ha melihatnya dan langsung mengejar Kim. Presdir Kim! Presdir Kim! Haha kacau memang.
Wan Ha kembali dengan tangan hampa, ia minta maaf karena tidak bisa mengejar Presdir Kim. Terlalu gelap. Wan Ha menyesal, seharusnya ia tidak menghentikan mobil.
Seung Hee mengerti, Wan Ha juga pasti lelah. Ia minta Wan Ha pulang saja. Seung Hee akan menunggu Presdirnya disini, dia tidak mengenakan sepatu, memangnya ia bisa pergi sejauh apa, dia pasti akan merangkak kembali.
Wan Ha tidak bisa pulang, bagaimana aku bisa pergi dan meninggalkanmu sendirian di malam seperti ini? wkk..Seung Hee tersentuh hatinya.
Seung Hee tanya kenapa Wan Ha begitu baik kepadanya. Apa aku terlihat begitu menyedihkan?
Wan Ha tidak pernah menghubungkan Seung Hee dengan Jong Dae. Saat aku memikirkanmu, aku tidak menghubungkanmu dengannya. Pertama kali aku melihatmu, kau adalah gadis manis yang bekerja di apotik. Bukan sebagai pacar Jong Dae.
Seung Hee akhirnya ingat. Saat itu Wan Ha masuk ke apotik dan ia langsung menyambutnya dengan ramah. Wan Ha ingin membeli koyo untuk meredakan sakit di pergelangan tangannya. Seung Hee memberikan koyo Wan Ha.
Kemudian, Wan Ha datang ke apotik itu hampir tiap hari untuk membeli koyo. Sampai satu hari, ia datang sambil membawa bunga. Wan Ha sedikit gugup dan tanpa sengaja memegang pembalut di sebuah rak.
Seung Hee muncul, selamat datang, apa kau ingin membeli pembalut? Kurasa kau disuruh pacarmu atau kakakmu?
Wan Ha jadi tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Wkk
Seung Hee heran, apa Wan Ha membantunya karena mereka saling mengenal saat itu.
Wan Ha menatap Seung Hee : Hanya ada satu alasan kenapa seseorang bisa bersikap baik pada orang lain. Itu karena dia tertarik..pada orang itu.
Seung Hee tertegun. Wan Ha melanjutkan, aku..tertarik padamu, Im Seung Hee. (Jong Dae is hot but Wan Ha is nice, this girl is confuse haha)
Wan Ha berdiri, ia mengulurkan tangannya pada Seung Hee. Seung Hee ragu sebentar, lalu memegang tangan Wan Ha dan berdiri di depannya.
Keduanya berpandangan sebentar. Seung Hee ingat kata-kata neneknya, Hidup adalah kejadian tidak terduga yang mengalir terus menerus, baik ataupun buruk. Itulah sebabnya hidup itu begitu berharga.
Seung Hee pulang dan melihat kembali surat-surat dan foto2nya bersama Jong Dae. Seung Hee memasukkan semuanya dalam kotak lalu membuangnya ke tong sampah. Wow..apa Seung Hee akan menerima perasaan Wan Ha?
Paginya, Seung Hee pergi untuk mengurus tunjangan pengangguran-nya. Seung Hee bicara dengan Wan Ha di telp dan Wan Ha mengajaknya makan siang. Seung Hee terlihat senang.
Seung Hee duduk menunggu gilirannya. Akhirnya Seung Hee harus pergi ke counter No. 5. Seung Hee duduk tanpa melihat wajah petugas di depannya.
Petugas itu membaca formulir di depannya, ia terkejut saat membaca nama penerimanya : Im Seung Hee.
Siapa lagi pria itu kalau bukan Kim Jong Dae. Jong Dae menatap Seung Hee dengan terbelalak, Kau!
Seung Hee juga baru mengangkat wajahnya dan syok saat melihat Jong Dae. Surprise..surprise.
Unemployed Romance [1], [2]
Notes:
Hi guys, aku ngga begitu produktif ya minggu ini? wkk.. Well, itu karena selain banyak urusan offline juga aku lagi sibuk nulis di sosmed baru yang berbayar ^^..ini godaan dollar namanya.
Aku dibayar untuk nulis dan bersosialisasi. Perpaduan FB dan Tumblr. Cuma kalau FB kalian tidak dibayar sementara uang masuk ke FB kalau di sosmed baru ini kita dpt bagian dari pendapatan mereka. Lumayan juga dah dapat $50-an lebih, transfer lewat Paypal aja. Bahkan ada yang sudah bisa mendapat $10 per hari. Keren memang.
Awalnya aku memang memburu dollar disitu, tapi lama kelamaan jadi punya banyak teman dari berbagai negara dan jadi mulai ketagihan. Yups, syarat utamanya memang harus nulis dalam bhs Ing.
Akibatnya aku sedikiiiiit..melupakan drama :) Ok, aku akan menyelesaikan apa yang sudah ada disini tenang aja.
Aku sebenarnya lihat Empress Ki, tapi belum berani komitmen untuk membuat recap. Waktunya hampir tidak ada. Baru nonton dan nulis recap sedikit, notifikasiku di sosmed itu udah ratusan, so..aku jadi ingin melihat dan melihat apa ada yg menarik. Sigh...it's addicted.
Jadi harap maklum ya. I'm trying my best to keep writing drama recaps. Thank's ^_^
Unemployed Romance episode 3
On Friday, November 15, 2013 Labels: Unemployed Romance
No comments:
Post a Comment