Good Doctor episode 5

 On Friday, September 6, 2013  

Saat Dr. Kim Do Han menjalani masa skorsingnya dan pergi berlibur dengan Chae Kyung, RS Seongwon kedatangan seorang pasien anak bernama Min Hee. Min Hee sakit parah, ia menderita intususepsi, ada bagian usus kecil terselip ke bagian usus yang lain dan ini sangat berbahaya.
Yoon Seo tidak punya pilihan kecuali melakukan operasi meskipun tidak disetujui Chief Go. Chief Go tahu tidak ada harapan lagi untuk Min Hee dan ia tidak ingin dituntut oleh orang tua pasien jika gagal. Yoon Seo tidak mau tahu dan tetap melakukan operasi. Do Han tahu soal ini dan bergegas kembali ke RS.

Yoon Seo dan tim melakukan apapun yang mereka bisa untuk menyelamatkan nyawa Min Hee tapi akhirnya sia-sia. Min Hee terkena serangan jantung dan tidak tertolong lagi.
Saat itulah Kim Do Han tiba dan masuk ke ruang operasi. Yoon Seo masih belum bisa menerima kepergian Min Hee, ia terus mencoba melakukan CPR dengan alat maupun manual.

Shi On gemetaran, ia tidak kuat berdiri dan jatuh di sudut ruang operasi.
Yoon Seo masih terus melakukan CPR, bertahanlah..sedikit lagi, sedikit lagi saja. Tapi Min Hee sudah benar2 pergi. Dr. Han menahan tangan Yoon Seo, senior..sudah cukup. Tapi Yoon Seo justru marah. Ia teriak minta diambilkan alat pacu jantung.

Do Han akhirnya minta Jin Wook menjahit kembali Min Hee dan menemui walinya untuk mengabarkan berita duka ini. Tapi Yoon Seo tidak mau menyerahkan Min Hee. Kumohon, tunggu sebentar lagi!
Do Han membentak Jin Wook. Jin Wook berusaha mengambil alih Min Hee tapi Yoon Seo membentaknya, tidak! Do Han meminta semua dokter yang bisa menerima kenyataan untuk keluar dari ruangan ini, termasuk dokter anestesi dan kepala perawat OR.

Do Han mengamati Yoon Seo yang masih melakukan CPR dan Shi On yang seperti akan pingsan di sudut ruangan. Do Han mengerti, keduanya trauma berat. Do Han menghela nafas. Sampai akhirnya Yoon Seo mulai berhenti dan menyadari kenyataan bahwa Min Hee memang sudah meninggal. Do Han jalan keluar.
Yoon Seo memanggil Shi On dan memintanya menjahit kembali Min Hee, lalu mengembalikan Min Hee ke UGD. Yoon Seo keluar dengan terhuyung. Yoon Seo jalan dengan pandangan blank. Ia harus menemui orang tua Min Hee.
Orang tua Min Hee langsung lari mendekati Yoon Seo, dengan wajah tegang. Dokter..? Yoon Seo menunduk, saya terlambat. Sudah terlambat.

Ayah-Ibu Min Hee syok dan langsung menangis sedih. Lalu Ibu mulai marah-marah dan menyalahkan Yoon Seo. Bagaimana kau bisa dengan mudahnya mengatakan kalau putri kami sudah meninggal? Kenapa kau membiarkannya meninggal? KENAPA?? Kalau kau membedahnya, seharusnya kau menyelamatkan dirinya.
Kenapa kau melakukan itu? Apa kalian pantas disebut dokter? Apa kau pantas disebut dokter setelah membunuh orang? Ibu Min Hee menarik baju Yoon Seo dengan marah.

Do Han lari dan melepaskan tangan Ibu Min Hee, Nyonya tenanglah. Kami sudah melakukan yang terbaik yang bisa kami lakukan.
Ibu teriak pedih : Anakku meninggal! Aku bilang...anakku meninggal..!!

Yoon Seo menangis tanpa suara. Do Han mengerti kalau mereka sedih, tapi itu bukan salah Dr. Cha. Saat anak itu tiba di RS, kondisinya sudah sangat parah. Ayah Min Hee marah, ia mengancam akan menuntut semua dokter karena masalah ini.
Orang tua Min Hee hanya bisa menangis dan marah. Ibu Min Hee teriak2, Min Hee..Min Hee..maafkan ibu, Ibu bersalah padamu.
Yoon Seo menunduk dan jalan pergi. Ia kelihatan sangat terpukul. Do Han mengamati punggung Yoon Seo.

Shi On juga gemetaran dan tidak bisa menjahit Min Hee kembali. Untung Dr. Han Jin Wook kembali dan mengambil benang di tangan Shi On, biar aku saja yang mengurusnya.

Shi On mengamati baju Min Hee di ruang ganti dokter. Yoon Seo menyelesaikan laporan penyebab kematian Min Hee dan sebagainya.

Do Han menemui Chief Go. Chief Go marah-marah, itulah mengapa seharusnya kita memindahkannya ke RS lain. Do Han marah, memindahkan? Itu artinya sengaja membiarkan pasien meninggal di jalan!
Chief Go berusaha menjelaskan, apa kau tidak tahu kalau kasus ini bisa menyebabkan masalah besar? Orang tua anak itu jelas akan menuntut pihak RS dengan tuduhan malpraktek!

Do Han : Jadi, apa kita harus menolak pasien karena kita takut mendapatkan tuntutan? Dr. Cha sudah melakukan yang terbaik dan tidak melakukan kesalahan.
Chief Go : Ini membuatku frustrasi, siapa yang mau mendengarnya? Apa  kau pikir orang tua anak itu akan mengerti?

Do Han : Apa ini sebabnya, sehingga anda melimpahkan operasi ini pada orang yang belum pernah memimpin pembedahan?
Chief Go : Melimpahkan? Aku sama sekali tidak menyetujui pembedahan itu! Cha Yoon Seo..dia melakukannya sendiri.

Do Han membentak Chief Go, melakukan operasi dengan memilih-milih pasien? Apa itu yang seharusnya dilakukan oleh dokter?
Chief Go juga marah, dasar brengsek. Beraninya kau..bagaimana kau bisa mengatakan itu?
Do Han tidak bisa tidak berpikir seperti itu.

Shi On menjahit baju Min Hee dengan serius. Do Han masuk ruangan dokter dan melihatnya. Apa yang kau lakukan?
Shi On terkejut dan berdiri, ia kelihatan takut. Shi On menjelaskan, ia menjahit baju Min Hee. Do Han tanya kenapa Shi On menjahit baju itu.

Shi On : Saat Min Hee kembali ke Surga..ia akan malu kalau memakai baju seperti ini. (robek, bekas guntingan saat akan dioperasi.)

Do Han marah, ia merampas baju itu dari tangan Shi On. Kematian itu tidak berarti orang itu akan pergi kesatu tempat, tapi artinya seorang yang dulunya hidup sekarang sudah kehilangan nyawanya.
Shi On menggeleng : Tidak, kelinci dan kakakku juga ada disana.

Do Han dengan dingin mengatakan kebenaran menyakitkan pada Shi on : Kita tidak bisa menyelamatkan pasien dan pasien itu meninggal. Itu yang sebenarnya. Apa yang kau lakukan saat ini jelas bukan untuk kebaikan Min Hee. Itu hanya tindakan egois untuk menghibur dirimu sendiri.
Shi On : Tidak, saya melakukannya untuk Min Hee.

Do Han membentaknya : Kalau kau memang ingin melakukan sesuatu untuknya, maka kau seharusnya menyelamatkan nyawanya! Meskipun aku tidak menganggapmu sebagai dokter, jika kau seorang dokter, maka seharusnya kau tidak boleh bicara seperti ini!

Do Han kelihatan sedih, kehilangan anggota keluarga dan kematiannya yang seharusnya tidak perlu terjadi..itu adalah luka yang akan tetap dirasakan oleh orang-orang yang ditinggalkan. Dan meskipun ditutupi oleh perbuatan dan kata-kata yang baik, luka itu tidak akan pernah hilang. Selamanya.
Shi On menggeleng, tidak. Surga itu ada.

Do Han menghela nafas, baiklah, percayalah kalau kau mau. Dan jangan lupa kalau kepercayaan itu membuatmu semakin konyol. Do Han melempar baju Min Hee dan pergi. (Shi On benar kalau itu soal rohani atau roh Min Hee, tapi maksud Do Han ini soal jasmani dan jiwa Min Hee, kenyataannya Min Hee tidak bernafas lagi.)
Shi On mengamti baju Min Hee dan berpikir, ia tahu orang-orang selalu mencemoohnya, ia mengalaminya sejak kecil. jadi..tidak apa-apa.

Orang tua Min Hee masuk ke kamar mayat dan menangisi putri mereka. Shi On berdiri di luar kamar mayat, tangannya gemetaran.
Seperti biasa, Woo Il Kyu menyalahkan Shi On untuk masalah ini. Kalau Park Shi on ikut campur, pasti semuanya jadi kacau.
Tapi Han Jin Wook langsung menegurnya dengan tajam, jangan sembarangan menyalahkan orang, kalau kejadian ini memang kesalahan Park Shi on langsung, ia bisa mengerti, tapi Shi On tidak ada hubungannya dengan insiden meninggalnya pasien dan minta Il Kyu berhati-hati.

Yoon Seo masuk dan mengusir mereka semua, apa kalian tidak ada pekerjaan? Semua dokter pergi kecuali Han Jin Wook. Yoon Seo duduk dan makan roti. Tapi jelas terlihat Yoon Seo masih terpukul. Jin Wook hanya tersenyum dan pergi ke NICU. Yoon Seo minta Jin Wook mengecek kondisi perut bayi Dong Soo. Jin Wook mengerti, ia kelihatan mencemaskan Yoon Seo.
Do Han menghadap Direktur Choi, ia mohon agar Direktur menunda skorsingnya, ia akan menjalani hukuman kalau waktunya lebih tepat.
Direktur Choi setuju, ia juga yakin anggota dewan akan setuju. Direktur Choi merasa sedih atas insiden ini, kalau saja setiap RS memiliki bagian anak. Do Han berkata, meskipun punya, RS itu tetap tidak akan bisa menanganinya. Meskipun mereka bisa menangani kasus darurat anak-anak, dokter yang ada hanya dokter residen tahun pertama. Tidak ada cara lain kecuali menolak pasien.

Direktur Choi menanyakan kondisi Yoon Seo, apa Dr. Cha baik-baik saja? Do Han membungkuk. Direktur Choi mengerti, ini sulit baginya. Kehilangan pasien pada operasi pertamanya. Ini akan menjadi luka yang sangat besar
Do Han masih harus menghadapi kekesalan Chae Kyung. Ia tidak suka ditinggal begitu saja di villa. Chae Kyung tidak mengerti kenapa Do Han harus kembali ke RS lagi, bukankah Dr. Cha yang bertanggung jawab untuk operasinya, Dr. Cha yang harus mengurusnya. Lagipula Do Han masih kena skorsing.
Do Han berkata skorsingnya ditunda. Chae Kyung terkejut dan tampak marah. Do Han berkata akan mengirim sopir untuk menjemput Chae Kyung. Chae Kyung kesal dan mengakhiri pembicaraan.
Shi On masih terus duduk di depan kamar mayat. Dr. Han, Dr. Hong, dan Dr. Woo mengelilinginya. Jin Wook membujuk Shi On, bangunlah Dokter Park, kau tidak boleh seperti ini terus.
Woo Il Kyu kesal dan berkata Shi On hanya cari perhatian terus. Jin Wook melotot pada Il Kyu.

Shi On tetap tidak mau pergi meskipun Dr. Han membujuknya untuk makan. Dr. Hong mendapat panggilan dari UGD, ada anak kecil yang sakit perut. Perut kanan bawahnya sakit jika disentuh. Jin Wook mengerti, ia berkata harus segera ke UGD dan minta Shi On segera berdiri dari situ. Ketiganya pergi. Shi On duduk sendiri di depan kamar mayat.

Para perawat membicarakan Yoon Seo, mereka kasihan pada Yoon Seo karena pasti sangat terpukul dengan insiden ini meskipun Yoon Seo kelihatannya tidak apa-apa. Chief Nam langsung menegur anak buahnya.

Kim Do Han kembali bekerja. Ia memeriksa dan memberi petunjuk pada para Dokter residen. Hanya Shi On dan Yoon Seo yang tidak ada. Do Han tidak memikirkan Shi On, ia heran tidak melihat Yoon Seo.
Dr. Han sengaja tidak mengajak Yoon Seo karena ia pikir Dr. Cha perlu waktu istirahat. Do Han tidak suka, ini bukan keputusan Jin Wook.

Yoon Seo jalan ke arah kamar mayat dan melihat Shi On masih duduk didepan kamar itu. Yoon Seo heran, apa yang kau lakukan disini?
Shi On berkata ia selalu ada di sisi mereka, saat kelinci dan kakaknya meninggal, ia juga terus ada di kamar mayat, meskipun kamar ini menakutkan tapi Shi On tidak suka jika memikirkan mereka akan sendirian di kamar itu.

Yoon Seo duduk disamping Shi On, ia tidak suka kalau Shi On mulai bertingkah seperti anak-anak.
Shi On tanya apa Yoon Seo juga tidak percaya bahwa surga itu ada, seperti Prof Kim Do Han.

Yoon Seo membenarkan, ia memang tidak percaya. Surga hanya ada di pikiran orang-orang, bagi anak-anak, hidup adalah seperti surga, dicintai oleh orang tua mereka, bermain dengan teman-teman mereka. Kita merampas surga Min Hee.

Shi On tidak setuju, Min Hee pasti akan berterima kasih pada Yoon Seo. Saat Shi On masih tugas magang di Chuncheon, ia melihat saat dokter menolak melakukan operasi, tapi Dr. Cha adalah orang pertama yang melakukannya. Shi On mengutip kata2 Direktur Choi, merawat pasien itu penting, tapi memberikan kesempatan pada pasien untuk hidup itu juga penting.
Pertahanan Yoon Seo mulai runtuh. Kesempatan? kita bahkan tidak memiliki kesempatan itu! Kalau saja mereka datang lebih cepat..kita dapat menyelamatkannya. Jika aku punya satu jam lagi, Min Hee pasti dapat diselamatkan. Ketika jantungnya berhenti, kupikir jantungku juga berhenti. Aku tidak bisa melakukan apapun. Sekarang, kurasa aku tidak akan bisa melupakan wajah Min Hee. Saat aku memegang scalpel, aku akan selalu memikirkan Min Hee. Apa yang harus kulakukan sekarang?
Yoon Seo menangis putus asa.  Shi On terus berkata kalau Min Hee pasti sangat berterima kasih pada Yoon Seo. Yoon Seo terus saja menangis.

Shi On ragu-ragu sejenak, lalu mengulurkan tangannya ke arah Yoon Seo, seperti ingin menepuk bahunya dan menenangkan Yoon Seo. Tapi tangan Shi On tertahan di udara dan sebelum bisa menyentuh Yoon Seo, ponsel Yoon Seo berdering. Shi On menarik tangannya kembali.
Do Han yang memanggil Yoon Seo. Ada pembedahan kecil untuk kasus usus buntu. Do Han menegur Yoon Seo yang datang 5 menit lebih lambat. Yoon Seo minta maaf.
Do Han mengatakan kasusnya, anak usia 8 th yang sakit usus buntu. Do Han minta Yoon Seo mempelajari data pasien dan bersiap memimpin operasi. Do Han berkata ia sedang diskors saat ini, jadi tidak bisa melakukan operasi. Yoon Seo yang akan memimpin dibawah pengawasan Do Han.



Yoon Seo terkejut, Profesor, apa anda tidak keterlaluan? Saya tahu anda ingin saya berkembang dan bermental kuat sebagai dokter bedah, tapi saya tidak suka dengan cara ini.
Do Han tidak peduli, kenyataan-nya Yoon Seo memang lemah. Kau mau melakukannya atau tidak? Kalau kau tidak mau pun tidak akan ada hukuman, jadi katakan saja padaku.

Yoon Seo tidak segera menjawab. Do Han menghela nafas, apa kau ingin membunuh pasien itu dengan mengulur-ulur waktu? Do Han minta Yoon Seo melupakannya, aku akan minta Chief Go melakukannya. Do Han pergi.
Yoon Seo : Saya akan melakukannya!

Yoon Seo masuk ke ruang operasi dan berkata akan memimpin operasinya. Jin Wook dan semuanya terkejut. Tapi mereka berusaha bersikap wajar dan mulai membantu Yoon Seo. Yoon Seo sempat melotot tajam ke arah Do Han, lalu jalan ke meja operasi.
Yoon Seo minta scalpel. Ia menghela nafas dan mulai melakukan irisan pertama.

Kim Do Han berdiri di ruang atas, mengamati semuanya. Yoon Seo mulai menjalankan operasi.
Shi On masih duduk di depan kamar mayat.

Chief Go menemui Kang Hyun Tae untuk menunjukkan petisi yang ditandatangani para orang tua pasien, apa anda tahu dimana Park Shi On saat ini? Dia sedang meringkuk di depan kamar mayat. Dengan kondisi mental seperti itu, dia tidak akan bisa bertahan. Para wali pasien juga tahu hal itu.

Kang Hyun Tae komen, orang tua pasien yang memberikan tanda tangan jumlahnya lebih tinggi dari yang saya pikir.  Chief Go dengan bangga membenarkan, ia juga sudah mengirimnya ke Yayasan RS.  Kang Hyun Tae menyesalkan tindakan Chief Go, kenapa anda tidak mengatakan soal ini pada saya sebelumnya?
Chief Go hanya ketawa, ia sibuk soalnya akhir2 ini, jadi saya mohon anda bisa mengerti.

Kang Hyun Tae : Apa anda pikir hanya dengan petisi ini, anda bisa menendang Park Shi On dan Direktur?
Chief Go ketawa, tentu saja. Ia yakin 100%. Kang Hyun Tae tersenyum tipis, tapi tidak jelas ia setuju atau tidak dengan sikap Chief Go.

Direktur Choi makan siang bersama Presdir Lee di cafetaria RS. Presdir Lee mengatakan soal petisi yang berisi keluhan para orang tua pasien tentang Dokter Park Shi On. Petisi ini sudah masuk ke Yayasan.
Direktur Choi terkejut mendengar ini. Presdir Lee berkata, singkatnya petisi itu menyatakan bahwa Dr. Park Shi On tidak memenuhi syarat sebagai dokter.

Direktur Choi : Kalau mereka ingin mengajukan keluhan, seharusnya langsung ke RS. Tapi kenapa mereka langsung ke Yayasan?
Presdir Lee : Apa kau tidak mengerti? Ada yang memanipulasi mereka. Kalau dipikir, tidak ada orang tua pasien yang akan melayangkan surat keluhan langsung ke Yayasan.

Direktur Choi hanya merasa bersalah pada Presdir Lee karena memberikan masalah yang tidak perlu.

Yoon Seo masih menjalankan operasi tapi ia terlalu lama melakukannya.


Do Han tidak sabar dan bicara lewat interkom. Yoon Seo terlalu lama melakukannya, tidak ada banyak infeksi dan seharusnya bisa langsung diselesaikan dengan hanya 2 atau 3 langkah saja, ini bukan kasus yang sulit, tapi kenapa kau begitu lama mengerjakannya?
Yoon Seo tidak peduli dan terus menyelesaikan operasinya dengan hati-hati. Dr. Han juga tetap konsentrasi dan membantu Yoon Seo, sudah hampir selesai. Dia benar-benar teman yang baik. I love Jin Wook.
Akhirnya Yoon Seo menyelesaikan operasinya. Jin Wook memujinya, operasinya berjalan lancar. Yoon Seo minta Jin Wook menjahit kembali irisannya.
Sebelum keluar dari ruang OR, Yoon Seo melotot marah ke arah Do Han.

Yoon Seo makan bersama Jin Wook. Jin Wook melihat tangan Yoon Seo gemetaran. Jin Wook menyarankan, agar Yoon Seo tidak melakukan operasi malam ini kalau tiba-tiba ada kasus darurat. Katakan pada Profesor. Yoon Seo berkata ia baik2 saja, apa Park Shi On masih disana?

Jin wook membenarkan. Yoon Seo tidak menyelesaikan makan-nya dan pergi lebih dulu. Ia mendapat panggilan dari perawat.

Yoon Seo memanggil bibi yang kerja di cafetaria untuk minta bantuan. Bibi itu berbalik dan halo halo..ternyata dia adalah ibu kandung Shi On.
Ibu Shi On pergi ke kamar mayat untuk mengantar makanan pada Shi On. Ibu terkejut melihat dokter yang duduk di depannya. Ia syok sampai tangannya gemetaran. Itu Shi On, putra kecilnya. Ibu tidak sanggup memberikan makanan dan berbalik pergi.
Shi On menoleh dan hanya melihat punggung ibu. Tapi perhatiannya teralih pada orang tua Min Hee yang akan membawa Min Hee.

Shi On menemui orang tua Min Hee, ia membungkuk dan memberikan baju Min Hee pada mereka. Setelah itu Shi On jalan pergi. Orang tua Min Hee menoleh ke arah Shi On, lalu menangis lagi.

Ibu Shi On menenangkan diri di sebuah sudut. Ia ingat kata2 Yoon Seo, bahwa ada seorang dokter dari bagian anak yang belum makan seharian dan minta tolong bibi mengantarkan makanan. Ibu akhirnya kembali dengan mengenakan masker, tapi Shi On sudah tidak ada di depan kamar mayat lagi.

Yoon Seo menyiapkan uang dalam amplop, ia ingin pergi ke rumah duka. Do Han masuk ke ruangan mereka dan melihatnya, untuk apa uang itu?
Yoon Seo diam saja. Do Han melarang Yoon Seo pergi.

Yoon Seo : Saya tidak akan pergi kalau diadakan di tempat lain, tapi ini di ruang duka RS.
Do Han merasa itu tidak perlu karena Yoon Seo sudah menunjukkan rasa penyesalannya. Yoon Seo berkata ia hanya menyesal sebagai dokter, tapi ini adalah penyesalan pribadinya. Do Han kesal, sejak kapan kau memisahkan antara pribadi dan dokter? Tidak perlu pergi kesana.

Yoon Seo : Saya akan pergi!
Do Han marah, jangan pergi. Kalau kau berkeliaran di sekitar ruang duka, aku akan melarangmu mengikuti semua operasi selama sebulan!

Percakapan mereka terpotong oleh Chae Kyung yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu, Prof Kim Do Han. Yoon Seo membungkuk pada Chae Kyung, apa kabar?
Chae Kyung komen, ia dengar Yoon Seo mengalami masa sulit. Wajahmu kelihatan tidak sehat, seharusnya kau mengambil waktu cuti. Yoon Seo diam saja.

Do Han bicara dengan Chae Kyung diluar. Chae Kyung tidak ingin merepotkan sopir jadi ia pulang naik taksi. Do Han minta maaf sudah merusak rencana mereka. Chae Kyung mengerti dan berkata mereka bisa liburan lain waktu.
Chae Kyung komen, Dr. Cha tampak lebih cantik sekarang, dibanding saat masih kuliah kedokteran dulu. Chae Kyung tanya kenapa Do Han keras sekali pada Dr. Cha.

Do Han : Ini karena dia melakukan kesalahan, jadi harus dimarahi.
Chae Kyung merasa iri, ia tidak pernah dimarahi oleh Do Han. Do Han tersenyum, itu karena Chae Kyung tidak melakukan kesalahan.
Chae Kyung bercanda : Tidak, aku melakukan kesalahan. Apa ini karena kau tidak terlalu peduli?

Do Han menghela nafas, ia kelihatan lelah. Tapi Chae Kyung berkata dengan lebih serius, tidak ada perhatian yang lebih besar daripada marah atau merasa kesal. Chae Kyung minta Do Han tidak terlalu keras pada Dr. Cha kalau ingin Dr. Cha berkembang. Jika sikap Do Han seperti itu terus pada Yoon Seo, nanti akan menjadi kebiasaan.

Shi On duduk di sebelah In Hae. In Hae berkata ia merasa pernah melihat surga. Waktu di UGD dan aku hampir mati, aku merasa kesakitan tapi tiba-tiba tidak dan kemudian merasa nyaman. Aku melihat cahaya putih dan aku seperti melihat sayap malaikat.
Shi On serius mendengarkan perkataan In Hae. Ia melongo, malaikat?

In Hae melanjutkan, tapi ternyata itu hanya karena pengaruh obat. Mereka memberikan obat penahan sakit yang sangat kuat. Shi On tampak kecewa dan cemberut mendengarnya.

In Hae : Kita bukan anak-anak lagi, kenapa kita harus mempercayai hal-hal seperti itu? Ini seperti Santa Claus. Santa Claus dan surga itu adalah hal yang sama. Orang-orang mengatakan kalau itu ada, tapi sebenarnya tidak.(Well, ini benar2 penyesatan. Aku tidak peduli dengan Santa Claus, tapi surga dan neraka itu ada.)

Tiba-tiba terdengar suara Ye eun yang marah, kenapa tidak ada surga? Pasti ada! Ye eun menahan tangis dan pergi. In Hae mengeluh, kenapa dia harus mendengar ini? In Hae mengejar Ye eun, hei..Ye eun-ah..!

 
Yoon Seo tetap pergi ke rumah duka, ia masuk dan melihat foto Min Hee. (Hiks..masih kecil, kasihan dia.) Tapi saat akan masuk menemui orang tua Min Hee, Yoon Seo tertegun.
Sudah ada Do Han disana, ia membungkuk dan memberi penghormatan resmi pada Ayah-Ibu Min Hee.

Do Han mengucapkan belasungkawa atas nama Dept. Bedah Anak RS Seongwon. Ia minta maaf karena tidak bersikap lebih perhatian pada mereka.
Orang tua Min Hee mengerti dan justru minta maaf karena sikap tidak sopan mereka sebelumnya. Keduanya sudah lebih tenang dan bisa berpikir jernih sekarang.

Ibu Min Hee menangis, ia ingin Do Han menyampaikan penyesalannya pada dokter wanita itu (Yoon Seo), ia sudah tidak sopan padanya. Ibu mengaku, saya sangat membenci dokter wanita itu sampai saat ini, karena saya pikir dialah yang membuat Min Hee meninggal.
Yoon Seo mendengar ini dan menunduk. Ibu Min Hee meneruskan, tapi kami salah paham, dokter itu sudah melakukan yang terbaik dan ia juga pasti sangat menderita seperti kami. Kami menyadarinya sekarang.
Do Han mengerti.

Ayah Min Hee menambahkan, kami juga ingin menyampaikan terima kasih pada dokter pria itu (Shi On), yang duduk terus di kamar mayat, sehingga Min Hee kami tidak kesepian. Keduanya menangis lagi.

Yoon Seo menangis dan berbalik. Ia memutuskan tidak menemui mereka dan pergi setelah memberikan uang dukacita.
Ibu Shi On, Oh Kyung Joo mengenakan masker dan membawa bungkusan makanan ke ruang dokter bedah anak. Yoon Seo melihatnya, ia heran melihat bibi itu.
Ny. Oh berbalik dan segera membuka maskernya. Ia minta maaf karena tadi tidak bisa memenuhi permintaan Yoon Seo, jadi sekarang ia datang mengantar makanan untuk dokter itu. Yoon Seo menerima makanan dari Ny.Oh dan mengucapkan terima kasih.

Tapi Yoon Seo heran, bagaimana bibi itu tahu kalau ia dari departemen bedah anak, saya tidak pernah mengatakannya pada bibi. Ibu Shi On tampak gugup dan berkata ia mencari tahu sendiri. Ny. Oh pergi, tapi berbalik dan berkata pada Yoon Seo, bahwa Yoon Seo sepertinya adalah orang yang hangat dan bisa menjaga orang lain. Yoon Seo merasa malu dan menggelengkan kepala. Ny. Oh membungkuk pada Yoon Seo lalu pergi.
Shi On membuka tutup panci dan terpana melihat makanan di depannya, sup bola-bola kentang! Tapi menu ini tidak ada di daftar menu kafetaria. Yoon Seo diam saja. Shi On mencicipinya dan semakin terkejut, rasanya mirip sekali dengan yang biasa ia makan saat ia masih kecil.
Yoon Seo tersenyum melihatnya. Shi On tanya apa Yoon Seo mau. Yoon Seo menggeleng, kau makan saja. Shi On langsung makan dengan lahap sekali.

Yoon Seo berkata kalau orang tua Min Hee ingin mengucapkan terima kasih pada Shi On yang selalu ada di samping Min Hee. Shi On mengangguk sambil tetap makan. Yoon Seo tanya, kalau hal seperti ini terjadi lagi, apa Shi On akan tetap melakukan hal yang sama?
Shi On mengangguk sambil mengunyah.
Yoon Seo : Meskipun aku dan prof Kim melarangmu?

Shi On berpikir sebentar lalu menjawab : Ya. Hyung berkata kalau saya harus melakukannya jika saya mau. Orang yang bertahan dan bisa melewati semuanya adalah orang yang paling keren di dunia. Saya takut dengan dunia dan orang-orang, tapi saya merasa kuat kalau saya memikirkan kakak.
Kang Hyun Tae makan di pojangmacha bersama Presdir misterius itu. Presdir sudah lama tinggal di AS dan ia sangat merindukan makanan2 seperti ini. Presdir sudah mendengar petisi tentang Shi On yang disampaikan ibu2, apa aku harus mengurusnya?
Kang Hyun Tae berkata kalau anak baru itu (Shi On) sebenarnya berbakat dan bisa menguntungkan RS.
Presdir itu ketawa, ia percaya dengan penilaian Hyun Tae. Ia berkata akan ada sesuatu yang bagus di RS dalam satu-dua hari dan bisa membantu pekerjaan Kang Hyun Tae. Masih belum jelas apa maksud Presdir ini.

Perawat Jo bertemu Shi On, ia menyapa Shi On dengan ramah dan memuji Shi On, yang sudah mulai bersikap mirip dokter residen asli, saya harap dokter akan terus tinggal sebagai residen di RS ini. Shi On tersenyum sedikit, ia senang karena punya teman.
Ye Eun lewat sambil membawa infusnya. Perawat Jo juga menyapanya dengan ceria, ah ini dia agashi kita. Tapi Ye eun tampak murung dan jalan pergi. Perawat Jo dan Shi On langsung mengikuti Ye Eun.

Ye Eun sedih, ia cerita soal mendiang ayahnya. Saat Ye Eun masih kecil dan sakit, ayahnya memberikan livernya untuk dicangkokkan ke tubuh Ye Eun, lalu ayahnya sakit kanker hati dan ini membuat ayahnya menderita. Perawat Jo jadi sedih, aigoo..kenapa kau cerita ini lagi? Ye eun melanjutkan, setelah berjuang dengan susah payah melawan penyakitnya, ayah Ye Eun akhirnya meninggal. Dia berkata tidak ada surga.
Perawat Jo : Siapa yang mengatakan soal itu?
Ye Eun : In Hae onnie.
Perawat Jo mengeluh, anak kecil itu ..kenapa harus mengatakan hal tidak perlu seperti itu..

Ye Eun berkata, Lalu kalau katanya tidak ada surga, kemana ayahku akan pergi? Ye Eun menangis.
Perawat Jo dan Shi On langsung menggeleng-geleng, Surga itu ada. Shi On juga setuju. Tapi Ye Eun sudah terlanjur tidak percaya, tidak, In Hae onnie benar, tidak ada yang seperti itu, Santa Claus juga tidak ada.


Shi On jongkok di depan Ye eun, ia tanya apa Ye eun ingat wajah ayahnya. Ye Eun ingat. Shi On tanya lagi, saat kau main dengannya dan saat ayahmu membelikan hadiah untukmu? Ye eun mengiyakan.
Shi On : Kalau begitu, tidak apa-apa. Dalam dirimu ada pintu yang akan membawa ayahmu ke Surga.

Shi On mengangguk, ia mengepalkan tangan dan mengetuk dadanya, pintu. Tapi, kalau kau selalu menangis dan marah-marah, dan tidak mempercayai surga, pintu itu menghilang. Tapi kalau kau selalu memikirkan kenangan bahagia dengan ayahmu, dan selalu tersenyum, pintu yang besar akan muncul. Dari pintu ini, ayahmu yang sudah pergi ke surga akan mengunjungimu sesekali, seperti kelinciku dan hyungku juga sering mengunjungiku.
Perawat Jo langsung menyanyi lagu knocking on heaven's door (hee)

Shi On : Orang yang mengatakan kalau mereka tidak percaya surga itu ada karena mereka tidak memiliki pintu ini.
Ye eun mulai ceria lagi, kalau aku berpikir seperti itu, aku jadi tiba-tiba merasa lebih baik. Perawat Jo tersenyum senang.

Ye Eun mulai mengetuk dadanya, Appa..kau akan sering berkunjung kan? Shi On juga mengetuk pintu hatinya untuk mengenang kelinci dan kakaknya. Perawat Jo ikut-ikutan. Ia memanggil ibunya, ibu..apa kau sudah makan?
(scene ini sedikit aneh, apa autistic savant bisa bersikap empati seperti ini?)

Shi On pergi ke rumah duka dan berdiri mengamati altar Min Hee. Aku sudah minta pada kelinci dan kakakku adalah agar mereka mau main bersamamu.  Mereka akan main bersamamu sehingga kau tidak merasa bosan.

Shi On melukis Min Hee, kelinci, dan kakaknya di dinding apartemen rumahnya.


Do Han pulang, ia mengamati foto Yoon Seo lalu tersenyum. Yoon Seo sibuk mengerjakan desertasinya dan ingat kata2 Shi On. Ponselnya berdering, dari Kim Do Han, ia tanya dimana Yoon Seo saat ini. Yoon Seo berkata ia dirumah mengerjakan desertasinya.
Do Han minta Yoon Seo keluar, ia ada di depan rumah Yoon Seo. Yoon seo terkejut dan akhirnya keluar.

Do Han tanya apa Yoon Seo masih marah kepadanya. Yoon Seo berkata ia merasa marah pada dirinya sendiri. Karena ia bekerja tanpa perasaan selama 10 tahun ini. Saat ini, ia bukanlah seorang dokter yang merawat pasien sakit, tapi hanya teknisi.
Yoon Seo mempertaruhkan nyawanya demi bagian bedah anak, bukan pabrik bedah. Memberikan kesempatan hidup dan masa depan pada anak-anak, itu yang harus dilakukan bagian bedah anak.

Do Han berkata, dokter bedah yang memiliki pikiran seperti itu akan segera jatuh. Aku sering melihatnya. Yoon Seo mengatakan itu bukan karena ia merasa idealis, tapi karena ia merasa takut.
Takut tidak mampu mempertahankan idealismenya. Ketakutan itu yang membuat dokter bedah menjadi lemah. Dan saya tidak akan seperti itu.

Do Han tersenyum, ia kelihatan geli. Kau seperti Park Shi On sekarang ini. (Udah terkontaminasi dia haha)
Do Han memperingatkan Yoon Seo, tidak memiliki tanggung jawab dan emosi akan mempengaruhi penilaian klinis dokter bedah dan langsung membuatmu masuk ke dalam kesalahan.

Yoon Seo membela Shi On, Park Shi On tidak melakukan itu karena tidak memiliki tanggung jawab, saya juga salah paham kepadanya sejak awal.

Kita lihat Shi On hampir menyelesaikan lukisan muralnya, tentang Min Hee, kelinci dan kakaknya di pintu surga.

Yoon Seo : Tapi Shi On bukanlah robot. Saya mohon tolong bantulah dia agar tetap berada di bagian bedah anak.

Do Han berkata, soal itu bukan merupakan keputusannya. Yoon Seo yakin Do Han bisa mengusahakannya. Pengabaian yang terus menerus adalah suatu bentuk kekerasan. Dan ia tidak bisa membiarkannya. Do Han minta Yoon Seo tidak membela Shi On dan memberinya harapan palsu lagi, tidak peduli seperti apa kau membantunya, tidak ada yang akan berubah. Hasilnya akan tetap sama.
Yoon Seo jalan kembali ke apartemennya dan melihat Shi On duduk di luar apartemen. Yoon Seo heran, kenapa kau belum tidur di saat seperti ini?
Shi On menoleh sekilas, lalu menjawab tanpa melihat Yoon Seo, saya tidak bisa tidur. Ia sudah menghitung lebih dari 1785 ekor capung tapi tetap tidak bisa tidur.
Yoon Seo geli, lalu tanya apa ia boleh masuk sebentar ke apartemen Shi On.

Shi On berdiri dengan kaku saat Yoon Seo masuk. Yoon Seo langsung melihat lukisan mural Shi On, ia kagum sekali. Apa kau yang menggambar semua ini? Kau pintar menggambar.
Yoon Seo menyentuh gambar Min Hee, apa ini Min Hee? Shi On membenarkan. Yoon Seo melihat tangga ke arah pintu, dan ini..adalah surga?

Shi On menggeleng, bukan. Yoon Seo menoleh ke arah Shi On. Shi On mengepalkan tangan dan menepuk dadanya. Yoon Seo tidak mengerti. Shi On bingung, ia mencoba menjelaskan lalu menyanyi, Knocking on Heaven's Door.

Yoon Seo tersenyum, ia mengerti maksud Shi On. Shi On mengacungkan jempol, anda memang pintar, Dokter.
Yoon Seo mendekat dan memeluk Shi On, terima kasih, Park Shi On. Berkat dirimu, Noona ini tidak hanya menjadi sekedar teknisi saja.
Shi On tidak tahu bagaimana harus bereaksi, tapi ia tiba-tiba cegukan. Hik, hik...(Diagnosaku, Dr. Park Shi On terkena Moon Jae Shin sindrome. Sindrome langka dari dinasti Joseon. Treatment-nya harus sering berada di dekat Dr. Cha agar bisa menyesuaikan diri ..Hahaha)

Yoon Seo melepaskan pelukannya, hei, kalau kau mendapatkan tamu, kau harus menyajikan sesuatu untuk dimakan. Cepat. Shi On mengangguk lalu segera jalan ke pantry.
Yoon Seo berbalik dan menatap lukisan kakak Shi On yang seolah tersenyum kepadanya. Yoon Seo juga tersenyum.

Keduanya duduk di luar sambil makan kimbap haha..makanan wajib Shi On. Yoon Seo ingin tahu bagaimana kakak Shi On bisa meninggal dunia.
Shi On : Saat kami kecil, kami masuk ke bekas tambang dan tambangnya runtuh. Tapi hanya saya yang hidup.

Yoon seo terkejut, begitu ya. Shi On berkata, kakak meninggal karena dirinya, karena ia takut sehingga kakak masuk ke tambang bersama dengannya. Lalu tambang itu runtuh.
Shi On mengeluarkan sapu tangan pembungkus scalpel hijaunya. Yoon Seo mengenalinya, ini mainan yang tanpa sengaja kubuang. Shi On membenarkan, Hyung memberikan ini pada saya saat saya ulang tahun sebelum dia pergi ke Surga. Meminta saya menjadi dokter apapun yang terjadi.
Hyung menabung uang jajan-nya dan membelikan mainan perlengkapan dokter untuk saya. Jadi saya harus menepati janji saya, saya harus menjadi seorang dokter.
Yoon Seo menepuk bahu Shi On, baiklah, apapun yang terjadi, kau harus menepati janji itu. Harus. Shi On mengangguk.

Akting Joo Won konsisten, tidur pun tangannya mengepal.
Paginya, baby Shi On (wkk..dia kaya bayi soalnya.) masih tidur. Tiba2 pintu apartemennya terbuka dan Yoon Seo masuk ke rumah Shi On dengan cueknya.
Yoon Seo memanggilnya, Dokter Park Shi On! Aku menekan bel beberapa kali dan kau masih tidur? Shi On masih belum bangun juga. Akhirnya Yoon Seo memukul pantat Shi On. Hei!

Shi On duduk, lalu sadar dengan kehadiran Yoon Seo. Shi On jadi panik dan berusaha menutupi badannya dengan selimut.
Yoon Seo geli melihatnya. Ia komen, aku sudah pernah melihat semuanya, buat apa kau menutupinya? wkk (Tapi ini aneh, apa benar penderita autistic savant memiliki rasa malu yang seperti ini? yang ep 1 dan 2 itu justru wajar utk autistic savant, saat Shi On cuek saja di depan Yoon Seo.)

Shi On menoleh dan ia terkejut saat melihat jam, Shi On teriak, ia harus segera berangkat.

Yoon Seo mengingatkan Shi On, ini hari Minggu. Minggu.  Shi On baru ingat dan langsung duduk lagi.

Yoon Seo menawarkan diri mengantar Shi On main di Seoul. Sejak tiba disini kau belum pernah main kan? Kau mau kemana? Apa kau mau nonton film? makan makanan enak? PC-bang?
Yoon Seo berdiri dan memberi batasan, aku hitung sampai 5, kau harus membuat keputusan. Yoon Seo mulai menghitung, satu.. oh my ...Shi On lucu sekali, ia langsung menggoyangkan kaki, seperti anak kecil yang ingin segera memberikan jawaban hehe

Yoon Seo : dua..tiga..empat..
Shi On akhirnya berseru, saya-saya-saya..saya ingin kesana..!

Mereka pergi ke ...Kebun binatang. Hore! Shi On mirip anak kecil yang mengagumi semua hewan yang ada di sana.
Shi On bahkan mengenakan bando lucu dan mengamati harimau putih tanpa berkedip. Yoon Seo tanya apa Shi On sangat menyukai hewan. Shi On mengangguk. Shi On melihat beruang kutub dan menirunya, membuat anak-anak takut. Yoon Seo harus menarik Shi On sambil minta maaf.


Shi On mengamati monyet dan membuat Yoon Seo kelelahan mengikuti Shi On, apa kau sangat menyukai hewan? Shi On membenarkan karena baik hewan maupun anak2 itu sama, keduanya sama-sama manis dan lucu. Mereka juga suka main. Lalu keduanya menyadari seekor monyet yang kelihatan sakit. Shi On tampak gugup lalu lari. Keduanya pergi ke bagian kantor kebun binatang ini dan menghubungi dokter hewannya.
Dokter hewan itu selesai memeriksa monyet dan berterima kasih pada mereka, monyet itu memang sakit dan ia senang karena bisa merawatnya secepat mungkin, apa kalian dokter hewan? Yoon Seo tersenyum, bukan, kami dokter bedah anak. Dokter hewan itu terkejut, d-dokter bedah anak?

Yoon Seo membelikan permen kapas untuk Shi On, keduanya duduk istirahat. Yoon Seo tampak kagum karena Shi On sepertinya memiliki kemampuan mendeteksi.
Shi On cerita, saat ia masih co-ass, ia tidak punya kesempatan melihat sekecil dan sesulit apa organ anak-anak karena tidak banyak operasi yang bisa dilihatnya. Jadi Shi On pergi ke RS hewan di kotanya dan mengikuti operasi setiap akhir pekan. Shi on membayangkan hewan2 itu sebagai anak-anak.

Yoon Seo : Jadi kau juga sekalian belajar kedokteran hewan?
Shi On membenarkan. Orang ini memang mengagumkan. Yoon Seo tanya, apa kau pernah berpikir akan menjadi dokter hewan dan bukannya dokter biasa?
Shi On mengaku sebenarnya ia ingin tapi tidak bisa karena kami sama-sama bodoh. Yoon Seo bingung, sama-sama bodoh?

Shi On : Karena hewan itu bodoh, saya harus menjadi pintar, tapi bukan itu masalahnya.
Yoon Seo tertegun, ia merasa iba pada Shi On. Shi On tidak menyadari betapa istimewanya dirinya itu.

Kang Hyun Tae bertemu Presdir Lee dan Chae Kyung. Ia membaca proposal dan mengerti bahwa Presdir Lee sangat memperhatikan bagian anak, tapi mereka tidak bisa memberikan dana lagi.
Presdir Lee : Kita tidak bisa melihat bagian anak dari sisi keuntungan.

Chae Kyung usul, lalu kenapa anda tidak membangun RS anak sendiri dengan dana anda?
Presdir Lee kelihatan marah, apa? Kang Hyun Tae menenangkan Chae Kyung, tolong kendalikan diri anda, General Manager, ini pertemuan resmi.

Chae Kyung : Saya pasti sudah menggunakan bahasa yang tidak pantas. Saya minta maaf.
Sekretaris Presdir masuk dan memberikan dokumen. Presdir Lee membacanya dan wajahnya terlihat muram.

Kang Hyun Tae kembali ke kantornya, ia memainkan bola baseball di tangan sambil mengingat kembali kata2 Presdir misterius itu. Kang hanya tinggal menunggu satu-dua hari lagi, karena akan ada "berita baik" yang akan terjadi. Setelah itu, tidak akan ada orang yang berani bicara tentang pengambil-alihan RS itu lagi.

Direktur Choi juga menerima dokumen yang sama, isinya adalah penghentian dana dari Grup Wu Myeong untuk RS Univ. Seongwon mulai bulan ini. Direktur Choi hanya bisa menghela nafas.



Yoon Seo dan Jin Wook bergegas lari ke UGD. Keduanya terkejut melihat kondisi Dr. Hong. Tangannya  berdarah bekas gigitan. Astaga. Sementara semua pasien berdiri diluar ketakutan.
Yoon Seo bingung, apa yang terjadi?

Il Kyu menjelaskan, ada pasien anak perempuan, usianya 10 tahun, tapi dia bukan main-main.

Jin Wook : Apa maksudnya bukan main-main? Kenapa tanganmu?
Tiba-tiba dari dalam UGD terdengar suara gonggongan. Yoon Seo bingung, apa ada anak anjing di dalam sana?

Seorang perawat bagian anak mengabarkan ini pada Perawat Jo, ada kekacauan di UGD. Perawat Jo menanggapinya dengan santai, bukankah bagian UGD selalu kacau setiap hari? Perawat itu kesal, ini lain. Shi On ada disitu dan tampak ingin tahu.

Shi On pergi ke UGD, ia bingung melihat kepanikan orang2 disana. Apalagi saat Yoon Seo juga terluka. Shi On langsung jalan maju.
Di depan ternyata ada anak yang mirip srigala, apa ini werewolf girl? Anak itu kelihatan marah, takut dan waspada. Ia mendelik dan mengamati semua orang.
Shi On jalan mendekat secara perlahan. Semua dokter mencoba menahan Shi on, Dr. Park! Hei! Tapi Shi On tetap tenang dan mulai jongkok. Ia merundukkan badan sehingga sama tinggi dengan anak itu. Shi On merangkak mendekati anak itu.
Anak itu menggeram dan melihat ke arah Shi On dengan tajam. Shi On perlahan mengulurkan tangannya ke arah anak itu.

Anak itu masih belum mempercayai Shi On dan menggigit tangannya! Shi On teriak kesakitan.
Jin Wook, Yoon Seo dan dokter2 lain langsung menarik Shi On.

Anak itu langsung melompat ke atas tempat tidur dan menggeram pada mereka dengan penuh ancaman.
Shi On tampak terkesima dengan anak itu sementara yang lain syok.

Good Doctor [1], [2], [3], [4]

Notes :
Anak srigala itu, aktingnya pinter sekali. Brilian. Sukses membuatku terkejut di akhir episode. Aku jadi ingat Maya Kitajima the comic hehe..aktris kecil ini mirip Maya Kitajima.

Kenapa Ibu Shi On tidak merawat anaknya, apa karena kakak Shi On meninggal, mereka akhirnya memasukkan Shi On ke Panti Asuhan? Kasihan Shi On. 
Yoo Hae Jung - the werewolf-girl, sudah mandi dan cantik wkkk
Good Doctor episode 5 4.5 5 Beetlebum Friday, September 6, 2013 Saat Dr. Kim Do Han menjalani masa skorsingnya dan pergi berlibur dengan Chae Kyung, RS Seongwon kedatangan seorang pasien anak bernama Min ...


No comments:

Post a Comment