사랑해..
Pil Hoon dan Do Ha tiba di gedung seberang dan lari ke atap gedung.
Seo Won melihat Mi Rae lagi dan sekarang Mi Rae berusaha duduk. Mi Rae telp Woo Jin. Ini aku. Suaranya terdengar aneh karena menangis dan terengah2.
Woo Jin langsung curiga, ada apa? Terjadi sesuatu kan?
Mi Rae minta Woo Jin berhenti melakukan apapun dan segera lari. Kau harus hidup, kau harus bisa bertahan. Dan tunjukkan pada mereka semua.
Woo Jin panik, kau dimana? Aku akan menemuimu.
Mi Rae menangis, sebenarnya aku takut tertangkap dan jadi seperti orang tuaku. Itu membuatku ketakutan. Tapi tertangkap oleh mereka adalah yang paling menakutkan.
Woo Jin : Kenapa kau harus mati? semua sudah selesai sekarang. Semua orang itu sudah ada dalam genggaman tanganku.
Mi Rae : Kau harus hidup dan punya kehidupan yang baik.
Woo Jin : Mi Rae..Kim Mi Rae!
Mi Rae minta maaf, aku tidak bisa mencintaimu.
Mi Rae mematikan ponselnya, ia membuang ponsel itu. Mi Rae tidak mengangkat telp Woo Jin lagi.
Mi Rae melihat ke arah sniper. Seo Won memalingkan wajah. Saat melihat lagi ke arah teropong, ternyata Mi Rae berusaha berdiri dan naik ke pinggir tembok. Mi Rae ingin bunuh diri.
Untungnya Pil Hoon dan Do Ha tiba di atap gedung. Pil Hoon menarik Mi Rae, jangan! Keduanya terjatuh. Pil Hoon teriak, Kim Mi Rae! Kau tidak boleh mati! Mi Rae pingsan.
Pil Hoon mengecek nadinya dan minta bantuan Do Ha. Do Ha membantu menaikkan Mi Rae ke punggung Pil Hoon dan Pil Hoon segera membawa Mi Rae ke bawah.
Seo Won menghela nafas lega. Paling tidak Mi Rae tidak jadi bunuh diri. Ia segera mengemasi senapan Do Ha dan turun.
Do Ha tidak segera turun. Ia memeriksa TKP dan mengambil disk yang dibuang Direktur Oh.
Oh telp dan memuji Do Ha, ia berkata tim yang akan membereskan TKP akan segera tiba dan Oh minta Do Ha pergi dari situ.
Do Ha mengerti. Do Ha mengambil ponsel dan pistol Mi Rae lalu turun ke bawah.
Pil Hoon melarikan Mi Rae ke dalam ambulance. Ia juga ikut di dalam ambulance.
Seo Won melihat mereka dan segera menyimpan senapan dalam bagasi mobil.
Woo Jin melihat Mi Rae yang pingsan dan Seo Won yang membawa kotak senapan. Woo Jin tampak murka, ia tahu bahwa Seo Won pasti sudah menembak Mi Rae.
Seo Won mengikuti ambulance dan mobil polisi dengan mobil Pil Hoon. Woo Jin juga mengikuti Seo Won dari belakang.
Tangan Seo Won gemetaran setelah menembak Mi Rae.
Pil Hoon mengamati tekanan darah dan detak jantung Mi Rae. Sepertinya mulai melemah.
Seo Won, Do Ha dan Pil Hoon berkumpul di kantor IT&TI. Seo Won tanya pada Do Ha, apa Direktur Oh yang memerintah Do Ha untuk menembak Mi Rae. Pil Hoon berkata Oh bersama dengan Mi Rae, jadi yang tahu keberadaan Mi Rae pasti Direktur.
Do Ha tidak mau menjawab. Seo Won berkata Do Ha tidak seharusnya membunuh Mi Rae.
Do Ha tidak tahu apa bedanya tahu dan tidak tahu tentang Mi Rae.
Seo Won marah karena Do Ha mau menjalankan perintah begitu saja meskipun tahu itu salah. (Seo Won ini aneh, darimana Do Ha tahu kalau Direktur Oh salah, lagipula Seo Won juga tidak cerita soal kasus Won Suk dan oh sejak awal.)
Do Ha : Kalau memang aku tahu, apa itu artinya aku boleh tidak mematuhi perintah?
Seo Won : Jadi kau memang orang seperti ini. Kau sungguh membuatku kecewa.
Do Ha : Kau tidak perlu melihatku lagi.
Do Ha membawa senapannya dan pergi.
Pil Hoon dan Seo Won kembali ke apartemen Seo Won. Perasaan keduanya benar-benar sedang kacau.
Woo Jin mengikuti mereka sampai ke apartemen Seo Won.
Seo Won mencuci piring tapi tidak konsen dan memecahkan piring. Pil Hoon membereskan pecahannya dan meminta Seo Won duduk.
Pil Hoon berkata Seo Won tidak menembak Mi Rae tapi mereka yang menembaknya. Kalau kita tidak menghentikan pembalasan dendam ini, maka sejarah akan berulang lagi.
Seo Won menyandarkan kepala ke pelukan Pil Hoon. Pil Hoon merangkulnya. Seo Won berkata ia kelelahan, apa kau bisa masak untukku?
Pil Hoon : Masakan yang sederhana? Kalau bicara soal kecepatan, aku ini yang tercepat di Asia. Kau tahu itu kan? Aku benar kan?
Seo Won mengangguk dan tertawa.
Diluar apartemen, Woo Jin bersiap dengan senjatanya. Ia ingin menekan bel dan langsung menghabisi mereka. Tapi Woo Jin berubah pikiran dan pergi.
Woo Jin kembali ke atap gedung dimana Mi Rae tertembak. Woo Jin memeriksa bercak darah Mi Rae dan mencoba telp. Tapi tidak ada jawaban.
Woo Jin meninggalkan pesan, ini aku. Aku janji akan datang dan menjemputmu. Apapun yang terjadi aku akan menemuimu. Jadi tunggu saja.
Setelah telp, Woo Jin membuang SIM-Cardnya seperti biasa.
Pil Hoon dan Seo Won menemui Won Suk lagi, mereka bicara dengan Eun Jung. Eun Jung merasa ayahnya benar-benar payah dan tidak percaya meskipun Pil Hoon dan Seo Won berkata ayah Eun Jung adalah orang yang sangat kuat.
Eun Jung tidak percaya, ia tahu ayahnya payah sejak ayahnya berlutut di sekolah. Akhirnya Pil Hoon tidak tahan dan berkata kalau Ayah Eun Jung adalah agen terbaik yang dimiliki NIS.
Seo Won terkejut karena Pil Hoon membocorkan rahasia Won Suk. Eun Jung syok, apa? Ayahku adalah agen rahasia?
Eun Jung langsung lari mencari ibunya, Ibu....Ibu..!
Seo Won tidak mengerti kenapa Pil Hoon harus membocorkan pekerjaan Won Suk. Pil Hoon merasa Won Suk harus dihormati paling tidak dalam keluarganya sendiri.
Woo Jin berhasil masuk ke dalam apartemen Seo Won. Whoa..! Woo Jin melihat foto Seo Won-Pil Hoon dan merasa benci. Ia menembak foto itu sampai rusak.
Seo Won dan Pil Hoon menemui Mi Rae. Seo Won melepas ikatan Mi Rae. Mi Rae kelihatan marah dan melepas selang oksigennya. Pil Hoon berkata Mi Rae masih belum sembuh.
Mi Rae membentaknya, jangan bersikap seolah peduli! Kalian tersenyum sambil menyembunyikan senjata di balik punggung. Seperti itulah kalian itu!
Pil Hoon berkata mereka datang bukan untuk membahas masa lalu. Mi Rae membenarkan, tentu saja, karena apa yang terjadi tidak ada hubungannya dengan kalian.
Dimana Woo Hyuk dan Woo Jin, lalu apa hubungan kami dengan Direktur, itu-kan yang ingin kalian ketahui?
Pil Hoon membenarkan, mereka memang ingin tahu. Mi Rae tidak mau menjawab apapun pertanyaan mereka.
Seo Won berkata mereka datang bukan untuk mendapatkan jawaban, tapi datang untuk minta maaf. Untuk semua keluargamu, luka dan semua penderitaan yang kau alami.
Mi Rae tertawa sinis, kau minta maaf? Setelah selama ini? Itu tidak akan mengubah apapun. Kau pikir aku datang hanya untuk mendengar satu kata itu? Semua penjahat itu menyembunyikan diri, memangnya kau siapa berani minta maaf? Kau tidak berhak minta maaf.
Seo Won membenarkan, memang bukan dia yang melakukan kejahatan itu. Tapi ia tidak pernah berpikir itu bukan salahnya. Tapi meskipun demikian ia merasa ikut bertanggung jawab. Dan dengan demikian semua akan bisa maju ke depan.
Mi Rae marah, sejarah itu dikubur bersama darah keluargaku. Mi Rae tidak mau menerima permintaan maaf untuk kejadian itu, ia tetap ingin nyawa mereka. Hanya kalau kalian mati maka kalian bisa dimaafkan.
Seo Won : Kalau semua itu terjadi, apa dunia yang kau rindukan akan datang? Kau mau balas dendam? Kalau memang mau, kau harus dirawat dan segera sembuh. Daripada menghancurkan diri sendiri, kau harus hidup dengan bahagia dan menunjukkan itu pada mereka.
Seperti itulah kau melampiaskan dendammu!
Mi Rae : Jangan mengira aku tersentuh dengan perkataanmu dan mengatakan apa yang ingin kau ketahui.
Pil Hoon berkata Mi Rae tetap keras seperti biasa. Seperti ayahmu dimanfaatkan lalu dibuang, kau juga memanfaatkan ayahku dan membuangnya. Satu hari, kau harus minta maaf karena telah melakukan itu padanya.
Tapi, apa kau tahu? Bukan orang yang minta maaf yang membutuhkan keberanian, tapi orang yang menerima maaflah yang membutuhkan keberanian lebih. Aku tidak punya keberanian untuk memaafkanmu, aku yakin kau juga tidak berani menerima maaf saat ini. Itu adalah alasan kenapa kau masih harus hidup. Sampai kau menjadi orang yang benar-benar berani menerima maaf.
Pil Hoon keluar. Seo Won berkata akan menangkap Choi Woo Hyuk dan Woo Jin. Dan akan mengatakan hal yang sama seperti yang ia katakan pada Mi Rae.
Woo Jin duduk manis di dapur Seo Won dengan senjata ke arah pintu masuk.
Seo Won dan Pil Hoon duduk diluar, Seo Won tidak tahu apa yang mereka lakukan itu benar atau tidak. Minta maaf berarti mengakui kesalahan misi Ketua Tim.
Pil Hoon tidak setuju, Seo Won baru saja menyelesaikan misi Ketua Tim. Ia yakin Won suk setuju dengan apa yang dilakukan Seo Won.
Beberapa agen NIS mendekati mereka. Ada asisten Direktur Oh. Ia minta Kim Seo Won ikut dengan mereka. Pil Hoon tanya apa alasannya, tapi orang itu menendang kaki Pil Hoon karena membantah perintah.
Mereka membawa Seo Won dan beberapa agen mencegah Pil Hoon ikut campur.
Seo Won duduk di ruang interogasi dan Direktur Oh sendiri yang memeriksanya. Kami menemukan sidik jarimu di senapan. Apa alasanmu berada di sana saat itu? Siapa yang memanggilmu ke sana? Apa Kong Do Ha yang memanggilmu?
Kau menembak Kim Mi Rae kan? Bagaimana dengan barang-barang yang kau temukan di TKP?
Seo Won diam saja. Oh kelihatan kesal, jadi kau tidak akan menjawabku?
Oh mengancam Seo Won, sampai Seo Won bicara sesuatu, tidak peduli berapa tahun yang dibutuhkan, kau tidak bisa melangkahkan kaki dari ruangan ini.
Pil Hoon berusaha telp Seo Won tapi tidak ada jawaban. Seo Won terus menunggu dalam ruang interogasi sampai malam.
Direktur Oh memanggil Do Ha. Do Ha menyangkal kalau Seo Won yang menembak Mi Rae. Direktur berkata, lalu kenapa sidik jarinya ada di senapan itu?
Do Ha berkata ia memanggil bantuan. Seo Won hanya membantu mengamati saat ia pergi ke kamar kecil.
Oh tidak percaya alasan lemah itu. Oh tanya apa Do Ha mengambil hard disk itu. Do Ha membenarkan. Ya.
Oh marah sekali dan memukul wajah Do Ha. Kenapa kau mengambilnya, dasar brengsek! Oh minta disknya kembali.
Do Ha ingin Seo Won dilepaskan dulu. Saya merasa telah melakukan apa yang diperintahkan, saya pikir itu yang harus dilakukan untuk melindungi negara, dan saya akan terus berpikir seperti itu.
Tapi saya tidak bisa membiarkan rekan saya begitu saja.
Oh marah, aku tidak akan memaafkan kesalahan kecil sedikitpun, dan kesalahanmu sangat besar. Tapi kalau kau memperbaikinya, aku akan melepaskan Seo Won.
Aku ingin kau melenyapkan Kim Mi Rae.
Do Ha : Jika anda melepaskan Seo Won, saya akan segera melakukannya.
Asisten Oh masuk ruang interogasi dan meminta Seo Won pergi.
Seo Won telp Pil Hoon dan berkata ia sudah hampir sampai di depan pintu rumahnya. Ia tidak bisa segera telp Pil Hoon karena Manager Kim mengikutinya sampai rumah. Pil Hoon mengerti dan segera ke apartemen Seo Won.
Seo Won masuk apartemennya dan melihat...Choi Woo Jin.
Seo Won terkejut. Woo Jin sudah ada di dalam apartemen-nya dengan senjata mengarah tepat padanya.
Pil Hoon tiba di parkiran apartemen Seo Won. Ia jalan masuk ke apartemen tapi tidak menemukan Seo Won. Pil Hoon heran karena foto mereka jatuh.
Pil Hoon semakin panik karena melihat ceceran darah di lantai apartemen Seo Won. Pil Hoon telp Seo Won. Seo Won, kau dimana?
Woo Jin yang mengangkatnya. Dia ada di dekat sini. Woo Jin menyandera Seo Won dalam mobil Pil Hoon.
Pil Hoon terkejut, siapa kau? Woo Jin tampak geli, aku adalah orang yang kau cari.
Pil Hoon : Choi Woo Jin
Woo Jin : Bingo. (hei! nyontek Lee Kang To)
Pil Hoon tanya dimana Seo Won. Woo Jin minta Pil Hoon mengantar mereka ke RS Won Suk. Pil Hoon marah. Woo Jin mengancamnya, kalau Pil Hoon menolak, ia akan membunuh Seo Won. Setelah itu ayah Pil Hoon, lalu ibu Pil Hoon akan menyusul.
Seo Won melarang Pil Hoon mendengarkan Woo Jin. Woo Jin memukul pelipis Seo Won sampai berdarah. Pil Hoon mendengar teriakan Seo Won, ia jadi semakin kalut. Woo Jin minta Pil Hoon membuat keputusan saat Seo Won masih hidup.
Pil Hoon setuju mengantar Woo Jin ke RS. Woo Jin minta Pil Hoon tidak mematikan ponsel dan turun ke tempat parkir. Kalau hubungan telp ini putus, aku akan menganggap kau minta bantuan dan saat itu pacarmu akan mati.
Pil Hoon lari ke bawah dan melihat Seo Won disandera Woo Jin dalam mobilnya.
Woo Jin minta Pil Hoon berhenti dan naik motor untuk menunjukkan jalan ke RS.
Pil Hoon : Jangan...sakiti dia.
Woo Jin : Cepat berangkat..antar aku ke RS.
Pil Hoon naik ke motor dan berangkat. Woo Jin meminta Seo Won mengikuti Pil Hoon, kalau tidak, aku akan membunuh Pil Hoon. Seo Won menjalankan mobil mengikuti motor Pil Hoon.
Kong Do Ha masuk ke kamar Mi Rae malam-malam. Ia berdiri disamping tempat tidur Mi Rae sambil mengeluarkan jarum suntik.
Mi Rae kelihatan ketakutan.
Pil Hoon, Seo Won dan Woo Jin jalan perlahan ke kamar Won Suk.
Pil Hoon ingat, sebenarnya Won Suk sudah berpesan agar meminta istrinya pulang dan katakan RS ini pada Woo Jin.
Pil Hoon dan Seo Won tidak percaya. Pil hoon tanya apa Won Suk ingin ditembak lagi. Apa itu cara Won Suk minta maaf pada Woo Jin?
Won Suk tahu apa yang ia lakukan dulu adalah salah, tapi mereka tetap harus menangkap anak2 itu, agar mereka tidak semakin jatuh terperosok karena dendamnya. Won Suk merasa ikut bersalah karena kejahatan mereka.
Pil Hoon melirik Seo Won. Seo Won mengangguk perlahan, ia setuju karena Won Suk memang ingin Woo Jin dibawa menemuinya.
Pil Hoon membuka pintu kamar Won Suk dan jalan masuk. Ketiganya berdiri di depan tempat tidur Won Suk.
Woo Jin melihat Won Suk dan ia menyeringai, ia dalam kondisi koma? Kalau saja ia mati saat itu, akan lebih mudah bagi kita semua.
Pil Hoon berkata Kim Mi Rae masih hidup dan ia baik2 saja. Kalau Woo Jin berhenti, mereka semua bisa melanjutkan hidup mereka.
Woo Jin ingin membunuh mereka semua, lalu lari bersama Mi Rae. Karena ia sudah tahu keberadaan Mi Rae.
Do Ha menyuntikkan sesuatu ke dalam tabung infus Mi Rae. Mi Rae kelihatan takut dan marah.
Mi Rae tertawa sinis, ini benar-benar cara yang cocok dengan kalian. Do Ha hanya tersenyum tipis pada Mi Rae.
Pil Hoon masih mencoba membujuk Woo Jin, tapi Woo Jin tetap marah dan ia ingin menembak Pil Hoon.
Seo Won berusaha merebut pistol Woo Jin. Pil Hoon maju untuk membantu. Woo Jin menendang Pil Hoon dan ingin menembak Seo Won.
Pil Hoon melindungi Seo Won, sehingga tembakan Woo Jin mengenai bahu Pil Hoon. Aish.
Seo Won segera menolong Pil Hoon. Woo Jin masih mengarahkan senjata kepada mereka. Rasa sakit itu, tidak sebanding dengan luka yang kurasakan.
Won Suk buka suara : Woo Jin-ah..
Woo Jin terkejut sekali dan mengarahkan pistolnya ke Won Suk.
Won Suk duduk sambil melepas selang oksigen-nya. Aku sudah menunggumu.
Woo Jin teriak, jangan bergerak. Won Suk tidak gentar dan mulai berdiri. Ia jalan mendekati Woo Jin. Kau sudah tumbuh dewasa.
Won Suk minta maaf pada Woo Jin, aku sudah melakukan kesalahan. Woo Jin gemetar menahan emosinya, jangan bergerak, kalau kau maju lagi aku akan menembakmu.
Pil Hoon melirik pistol yang ditempel dibawah tempat tidur Won Suk. Jadi mereka sudah lumayan siap.
Won Suk berkata ia sama sekali tidak bahagia selama ini dan minta Woo Jin hidup dengan baik. Woo Jin minta Won Suk berhenti bicara.
Won Suk : Woo Jin-ah, aku yang membuatmu seperti ini, membuatmu membunuh banyak orang. Itu sama dengan aku sendiri yang membunuh mereka. Dosamu adalah dosaku juga. Meskipun kau tidak akan melakukan dosa lagi, kau tetap harus kutangkap.
Woo Jin : Aku tidak melakukan dosa apapun, kalianlah yang melakukan banyak dosa.
Won Suk berkata ia tidak pernah melupakan Woo Jin dan yang lainnya. Tidak sekalipun. Aku minta maaf, karena tidak menyelamatkan kalian saat itu. Won Suk menangis.
Woo Jin sepertinya tersentuh. Ia ingat saat Won Suk memeluknya dan Mi Rae. Lalu saat ia tanya pada kakaknya, apa harus membunuh pria yang berdiri di dekat kita juga, orang itu mencoba menyelamatkan kita. Tapi kakaknya berkata semua itu hanya tipuan dan meskipun mereka menangis, itu cuma air mata buaya.
Woo Jin mengeraskan hatinya : Aku...tidak akan bisa dibodohi.
Ok, saatnya Pil Hoon beraksi. Ia meraih pistol di bawah tempat tidur Won Suk.
Woo Jin siap menembak Won Suk.
Pil Hoon segera menembak tangan Woo Jin. Woo Jin terjatuh kesakitan. Seo Won segera meraih pistol Woo Jin dan menguasai keadaan.
Won Suk perlahan berlutut di depan Woo Jin. Maafkan aku. Kali ini Woo Jin tidak bisa mengendalikan emosinya, ia menangis.
Won Suk memeluknya dan membelai kepala Woo Jin.
Do Ha menunggu obatnya bereaksi. Mi Rae melihat ke arah Do Ha dengan sedikit takut. Do Ha menenangkan Mi Rae, jangan khawatir, kami akan memindahkanmu ke tempat yang lebih aman. Mi Rae mulai mengantuk dan tidur.
Young Sun tiba-tiba mendekat, ternyata dia sudah ada di kamar itu sejak tadi. Ia tanya apa Mi Rae sudah tidur. Do Ha membenarkan dan minta Young Sun merahasiakan ini dari Direktur Oh.
Young Sun menyindir Do Ha, apa yang kau lakukan itu semakin menegaskan kalau kau ini penghianat ganda. Mulai sekarang, aku ragu apa ada orang yang akan percaya kepadamu. Kecuali aku.
Do Ha tersenyum dan Young Sun tersenyum sambil menepuk punggung Do Ha.
Beberapa saat kemudian. Hubungan Won Suk dengan keluarganya mulai membaik.
Young Sun mulai menginterogasi Mi Rae. Mi Rae sepertinya bisa diajak kerja sama dan bicara.
Direktur Oh mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan kantornya.
Won Suk minum soju bersama Oh. Oh tanya bagaimana kesehatan Won Suk. Won Suk berkata ia baik-baik saja.
Oh tidak percaya. Won Suk berkata meskipun sedikit mengecewakan karena Oh tidak mendapatkan medali penghargaan, tapi ia tetap mengucapkan selamat untuk promosi Oh. (What?)
Oh mengaku ia sudah menjual Won Suk. Won Suk tahu itu. Oh berkata ia mencoba membunuh Won Suk.
Won Suk menganggap itu sebagai kesuksesan karena mereka mendapatkan informasi tentang mata-mata asing dan ia "hanya" tertembak di dada. Tapi lain kali saya akan memastikan mengenakan rompi anti peluru. (What?)
Won Suk ketawa. Oh hanya menggerutu. Lalu mengajaknya bersulang, demi negara. Demi masyarakat.
(Jadi seperti itu ya, demi integritas NIS, mereka akan diam saja pura-pura tidak terjadi apa-apa, yang penting dapat tangkapan besar, yaitu daftar agen rahasia asing yang bekerja di Korsel. Semua kebobrokan oknum NIS akan disembunyikan rapat2.)
Pil Hoon mulai membereskan baju-bajunya. Pil Hoon sibuk memberi nasihat, jangan makan ramen saja meskipun kau malas masak. Jangan belanja untuk sebulan sekaligus tapi belanja seperlunya saja, agar tidak rusak semua. Jangan membiarkan makananmu jadi busuk di kulkas.
Seo Won memberikan sweater Pil hoon, kau meninggalkan ini. Pil Hoon memang sengaja ingin meninggalkan sweaternya itu disini.
Seo Won tidak menginginkannya. Pil Hoon cemberut, karena Kyung Ja-ssi tidak mencoba menghentikannya. Apa kepergianku membuatmu bahagia?
Seo Won berkata tidak pernah meminta Pil Hoon mengemasi barang2nya. Pil Hoon berkata Seo Won tidak memintanya tinggal disini.
Seo Won : Aku juga tidak memintamu pergi.
Pil Hoon langsung merasa punya kesempatan, jadi apa aku bisa membongkar kembali barang2ku? Seo Won tanya apa Pil Hoon bisa masak untuknya? Pil Hoon langsung mengangguk.
Seo Won minta Pil Hoon sering mampir untuk memasakkannya makan malam. Pil Hoon merajuk lagi.
Seo Won tanya kapan mereka akan pergi liburan. Pil Hoon langsung semangat. Ia membungkuk dan nyengir ke arah Seo Won. Seo Won malu.
Ayah Pil Hoon ingin pindah ke desa. Ibu tidak setuju, sejak kapan ayah bisa bertani. Ayah berkata ia tahu sebuah desa yang bagus.
Ibu tanya bagaimana dengan Pil Hoon. Ayah berkata ibu sendiri yang waktu itu ingin hidup dengan tenang berdua saja daripada hidup bersama putramu yang sudah dewasa di rumah.
Ibu menganggap Pil Hoon itu masih bayi.
Ayah : Bayi? Bayi apa yang keluar rumah dan tidak pernah pulang?
Ibu tetap ingin pindah ke desa setelah Pil Hoon menikah, tapi bukan dengan Kyung Ja itu.
Pil Hoon pulang. Ibu gembira sekali, kau tidak akan pergi lagi kan? Pil Hoon berkata akan pergi beberapa hari untuk liburan.
Ibu tanya, pergi kemana, berapa hari, kau tidak akan pergi dengan Kyung Ja kan?
Pil Hoon tidak menjawab dan berkata, ah..aku ditugaskan ke P. Jeju. Lebih dari setahun. Ibu, tolong bantu aku packing.
Ibu kesal sekali dan berkata ke suaminya, sayang ayo kita pindah ke desa. Ayo kita bangun rumah dan hidup dengan tenang. Ayah geli, kenapa? kenapa kau tidak hidup bersama "bayimu" itu? Ibu mendelik kesal. Ayah hanya ketawa.
"Bayi" itu asyik liburan bersama pacarnya di tepi pantai, berfoto bersama di tengah burung-burung camar. Sounds romantic. (Asal ngga kena poop-nya burung)
Nyehehe...aku lagi iseng .. |
Seo Won mendelik dan mendorong Pil Hoon, ia menghapus tulisan Pil Hoon.
Malamnya, Seo Won melihat-lihat foto liburan mereka dan tertawa senang. Pil Hoon keluar membawakan minuman untuk Seo Won. Seo Won berkata ada yang ingin ia sampaikan pada Pil Hoon. Seo Won dipindah tugas ke kantor cabang NIS di Luar negeri.
Wajah Pil Hoon langsung muram, berapa lama? Seo Won tidak tahu, tapi sekitar satu atau dua tahun, tapi bisa lebih.
Seo Won : Kau ditugaskan ke Jeju kan? Apa kau sudah punya tempat tinggal?
Pil Hoon mengangguk, ada apartemen kecil. Seo won mengangguk.
Pil Hoon berdiri dan cemberut, aku tidak akan tanya kenegara mana kau ditugaskan.
Seo Won : Ok.
Pil Hoon mengulang lagi : Meskipun aku ingin tahu, tapi aku menahan diri untuk tidak tanya.
Seo Won : Terima kasih.
Tapi saat Pil Hoon mengatakannya untuk ketiga kalinya, Seo Won berdiri dan memegang lengan Pil Hoon : Jerman.
Pil Hoon terkejut, jauh sekali. Kalau cuma Cina atau Jepang, aku bisa mengunjungimu seminggu sekali. Seo Won janji akan telp tiap hari.
Pil Hoon berharap setiap kali ia membuka matanya, ia bisa melihat Seo Won berdiri di depannya. Kalau aku merentangkan tangan, kuharap kau selalu ada di dekatku dan bisa kusentuh. Aku tahu aku serakah.
Seo Won : Itu bukan keserakahan, hari itu pasti akan datang untuk kita.
Pil Hoon mengajak Seo Won untuk tidur. Seo Won menghindar dan mengajak Pil Hoon bicara lagi, kita akan berpisah untuk waktu lama. Pil Hoon langsung menarik Seo Won.
Seo Won panik, tunggu dulu. Pil Hoon tanya kenapa. Seo Won masih ingin diluar, karena cuacanya bagus.
Pil Hoon : Bagus apanya, ada debu kuning. Di dalam udaranya lebih baik.
Seo Won : Aku suka debu kuning.
Pil Hoon langsung menggendong Seo Won. Kita masuk, Kyung Ja-ssi? Kyung Ja-ssi?
Seo won menutupi matanya. Pil Hoon ketawa dan menggendongnya ke dalam. (Aku tidak merekomendasikan ini untuk pasangan yang belum menikah.)
Sun Mi mengembalikan hard disk berisi teknologi pembangunan terowongan bawah laut pada Presdir itu. Presdir tampak lega sekali, terima kasih ..terima kasih banyak.
Do Ha melihat transaksi itu. Ia menunggu Presdir itu pergi lalu duduk di depan Sun Mi. Terima kasih.
Sun Mi tanya kenapa Do Ha memilihnya diantara semua orang. Do Ha berkata ia tidak bisa terlibat secara langsung.
Sun Mi : Tapi kenapa aku diantara orang lainnya? Apa karena aku gampangan?
Do Ha : Yah.
Sun Mi : Heol!
Sun Mi berkata mereka sudah masuk ke dalam tim yang berbeda, dan hanya bisa bertemu setahun sekali. Do Ha tahu itu, tapi ia berkata Sun Mi bisa telp kapanpun kalau membutuhkan bantuan.
Sun Mi tidak suka, ia bukan tipe wanita yang suka mengikuti seorang pria. Do Ha tahu itu, baginya Sun Mi tipe orang yang setia. Tapi Sun Mi lebih suka disebut wanita yang keren. Sun Mi makan ice cream-nya. Ada krim di dekat mulutnya, tapi Do Ha tidak pernah nonton drama (baca : Secret Garden), jadi ia cuma memberikan tissue dan minta Sun Mi membersihkan mulutnya.
Do Ha tersenyum, aku pergi ya.
Sun Mi menyusul Do Ha. Keduanya berpisah di luar cafe. Sun Mi jalan pergi, lalu berbalik. Ia lari dan melompat ke punggung Do Ha. (KMS keren juga, lari pakai high heels.)
Sun Mi minta digendong sejauh 10 langkah saja, anggap saja ini latihan. Do Ha setuju, baiklah. Ia jalan 10 langkah lalu berhenti.
Sun Mi minta ditambah 5 langkah lagi, setelah itu aku turun.
Do Ha tersenyum tipis, hanya 5 langkah, mengerti?
Sun Mi ketawa lebar : Mengerti.
Do Ha mulai jalan, 1, 2, 3, 4, ..2, 2, 3, 4...3, 2, 3, 4... jadi tidak pernah sampai angka lima dan Do Ha terus menggendong Sun Mi. It's cute.
Young Sun bertemu Jin Ju untuk urusan kencan buta lagi. Jin Ju memuji kulit Young Sun, apa kau melakukan suntik lemak? Young Sun tidak melakukannya, hanya sedikit perawatan. Jin Ju berkata, lain kali Young Sun seharusnya melakukan suntik untuk pengencangan wajah. Young Sun merasa itu tidak perlu.
Jin Ju merasa itu penting, usia memang tidak masalah untuk wanita, tapi wanita itu kelihatan seperti usia berapa, itu yang penting.
Pria yang akan bertemu Young Sun malam ini adalah anggota VIP mereka. Dia bekerja di perusahaan yang cukup besar dengan posisi yang bagus. Ia berpendidikan tinggi dan gajinya juga besar. Posisinya juga lumayan tinggi di perusahaan itu. Tapi yang penting, dia memilihmu dan ingin bertemu denganmu.
Well, siapa lagi coba, kalau bukan Direktur Ma! Young Sun marah-marah dan menolaknya mentah2. Kalau ia harus hidup membujang selamanya juga tidak masalah, daripada harus menikah dengan Direktur Ma. wkk...go Young Sun!
Pil Hoon mendorong koper Seo Won dengan lesu. Ia mengantar Seo Won ke bandara. Seo Won janji akan telp setiap hari. Aku akan telp dengan video-phone.
Pil Hoon hanya mengangguk. Ia cemberut. Seo Won janji akan tulis surat, akan segera menyelesaikan misinya dan pulang.
Seo Won protes, apa Pil Hoon akan melepasnya pergi dengan wajah cemberut seperti itu?
Pil Hoon menjawab dengan menunjukkan giginya alias meringis.
Keduanya bergandengan tangan dan Pil Hoon mengingatkan Seo Won untuk menyetor 50 ribu Won setiap tgl 25 untuk rekening pasangan mereka, jangan lupa.
Pil Hoon memeluk Seo Won, aku pergi. Pil Hoon berbalik dan jalan pergi. Lalu ia kembali lagi untuk protes. Kenapa Seo Won berdandan cantik sekali, kau mau pergi untuk misi baru atau pergi kencan buta? kenapa kau dandan seperti ini?
Seo Won mengaku ia sengaja dandan cantik. Pil Hoon protes, lalu kenapa kau dandan, padahal biasanya tidak seperti ini? Seo Won melakukannya untuk Pil Hoon, untuk memberi kenangan yang terbaik.
Seo Won : Oya, ada sesuatu yang belum kukatakan padamu, jadi aku ingin mengatakannya saat ini. Maaf, selama ini aku tidak bisa mengatakan-nya padamu, aku mencintaimu.
Pil Hoon : Aku tidak bisa mendengarnya.
Seo Won : Aku mencintaimu !
Pil Hoon tersenyum : Aku lebih mencintaimu.
Pil Hoon mendekat dan mencium Seo Won.
Ayah dan Ibu Pil Hoon tiba di satu desa yang dipromosikan menjadi desa terbaik. Ibu mengeluh, disini sepi sekali, tidak ada mall. Bahkan toko terdekat juga jaraknya jauh.
Ayah ingin pergi ke rumah kepala desa untuk tanya soal tanah. Ia tanya alamat Kepala Desa pada seorang Prajurit muda yang ternyata..adalah adik Seo Won. Kim Min Woo. Ha!
Ayah-Ibu Seo Won tentu saja menyambut Tuan Han dengan baik, tapi keduanya syok saat melihat istri Tuan dari Seoul itu.
Ibu Pil Hoon langsung berkata ke suaminya, sayang, aku tidak bisa tinggal di desa ini.
Ibu Seo Won : Min Woo-ya, cepat ambilkan garam.
wkk kebayang kalau mereka benar2 bertetangga.
Pil Hoon bicara dengan Seo Won di telp. Apa kau masih tidur? jam berapa disana, disini jam 9 pagi.
Seo Won : Jam 1 pagi.
Pil Hoon minta maaf, astaga..maaf. Mulai sekarang aku akan menghitung waktunya kalau akan telp.
Seo Won tanya bagaimana keadaan Pil Hoon, ia dengar ada badai di Jeju.
Pil Hoon melihat sekeliling, cerah..terang benderang. Tapi ia berkata : Ah..disini benar2 gila. Aku cuma jalan beberapa langkah dari tempat parkir dan sekarang aku basah kuyup. (dua orang ini pasti saling membohongi lagi)
Pil Hoon jalan masuk ke sebuah kampus. Ada spanduk, Abad 21 adalah pertempuran antara manusia dengan virus.
Flashback, Pil Hoon mendapat tugas dari Direktur NIS baru, Kim Won Suk. Mereka mendapat informasi ada orang yang ingin mendapatkan contoh virus. Won Suk ingin Pil Hoon menyamar di kampus itu.
Pil Hoon protes, lagi? Won Suk berkata keamanan negara yang terpenting. Jangan sampai ada yang tahu soal ini. Won Suk memberikan surat kontrak apartemen, kau ada di Jeju sekarang bukan di Seoul.
Jadilah Pil Hoon masuk ke kampus itu sebagai Doktor Han Gil Ro. Doktor yang sudah menerima penghargaan atas penelitiannya di Inggris. Doktor Han memberikan kata sambutan pendek untuk para peneliti di kampus itu.
Pil Hoon kaget saat melihat seorang "peneliti" yang datang belakangan. It's Kim Seo Won. Haha..
Keduanya keluar dari lab untuk bertengkar lagi. Jerman? Jeju-do?
Pil Hoon menyindir Seo Won, kau benar2 detil sekali, sampai pergi ke bandara segala.
Seo Won : Kau lumayan pintar, kau bahkan menyewa rumah di Jeju segala?
Seo Won-Pil Hoon bertengkar di halaman luar dan saling menyindir betapa kerasnya mereka berusaha berbohong. Mulai dari perbedaan waktu sampai badai. Katanya basah kuyup, mana?
Seo Won : Apa kau akan seperti ini terus?
Pil Hoon : Kau yang berbohong duluan.
Keduanya menyadari bukan itu yang paling penting.
Pil Hoon menghela nafas, kenyataan kalau kita bersama saat ini, itu yang paling penting.
Pil Hoon minta Seo Won mengatakan lagi apa yang ia katakan tadi. Dimulai dari huruf Sa...
Seo Won : Apa? ah lupakan.
Pil Hoon : Sa...
Seo Won tersenyum : Saranghae.
Pil Hoon melihat sekeliling, hanya ada ajumma cleaning-service. Pil Hoon mencium Seo Won.
Beberapa menit kemudian, seseorang memukul kepala Pil hoon dengan sapu.
Keduanya menoleh dengan syok. Ternyata ajumma CS itu adalah Jang Young Sun. Ia juga tugas menyamar di kampus ini. Young Sun marah-marah, kalian berdua..terus saja membubuhkan garam pada lukaku!
Pil Hoon dan Seo Won justru gembira melihat Young Sun. Apa yang kau lakukan disini?
Young Sun sudah kesal sekali, ia mengangkat sapunya dan memukul keduanya. Mati kalian!!
Pil Hoon dan Seo Won kabur. Young Sun terus saja mengejar keduanya dengan sapu.
The End
Notes :
Akhirnya selesai...!! Aku merasa sedikit terjebak dengan drama ini. Awalnya aku benar2 suka dan bahkan merasa ini drama memang asyik. Sampai nyesel kenapa KNG tidak main drama seperti ini (Aku bener2 pernah kirim e-mail minta KNG main drama kaya ini tahun lalu. Agen rahasia yang pintar dansa. Btw, ilmu dansanya ngga kepakai ya. Sekarang aku lega kalau KNG gak main drama ini hahaha) Tapi sepertinya ceritanya cuma asyik sampai ep 6 -7 saja menurutku. Lalu setelah itu mulai dragging ...dan garing.
Yah meskipun sejak awal genre-nya memang komedi, tapi episodenya terlalu panjang kalau hanya untuk kasus ini. Harusnya ep 1-10, kasus Woo Hyuk dkk, ep 11-20 kasus lain, seperti Virus yang disebar lewat udara atau apalah.
Terus untuk apa belajar dansa kalau tidak ada kasus yang mengharuskan mereka dansa? dansa yo dansa..Biasanya kalau di awal mereka belajar dansa, di tengah drama ada adegan yang mengharuskan mereka berdansa. Soalnya aku berharap ada adegan yang memanfaatkan ilmu dansa mereka. Misalnya, mereka harus mencuri sesuatu dari partner dansa mereka kaya film jadul ini :
Cherry : I got the key.. |
Leslie : Good job |
Transfer process |
Keep the key |
Diverting |
Copying |
Returning the key |
Mission accomplished |
Sun Mi juga kelihatan lebih masuk akal.
Kalau bukan demi Joo Won sepertinya aku sudah berhenti sejak ep 6 haha..thank's for reading anyway.
Please, feel free to leave your comments ^_^
Kayanya lebih seru Johnny English ..dan cuma butuh kira2 90 menit untuk nonton. Phew-phew.
Love,
Tirza Kwan
Joo Won jadi kru film untuk Uhm Tae Woong waktu di Thailand.
Pesta penutupan Level 7 Civil Servant
Source : https://twitter.com/whiteminseo
No comments:
Post a Comment