Shi On melihat kejadian itu, ia langsung menerobos kerumunan orang dan berusaha menarik Eun Ok. Tolong lepaskan dia! lepaskan dia. Tanpa sengaja Shi On memukul seorang petugas dengan sikunya sampai jatuh. Wow..! dia memakai jurus Lee Kang To wkk
Kim Do Han dan tim langsung maju. Jin Wook menarik Shi On. Yoon Seo teriak, Dr. Park! Apa yang kau lakukan? Woo Il Kyu tampak senang karena sabotase-nya berhasil.
Shi On menatap tajam Eun Ok. Eun Ok kelihatan bersalah. Lalu Chief Go datang, Prof Kim Do Han! Apa-apaan ini?!
Eun Ok terlihat menahan sakit dan tiba-tiba pingsan. Yoon Seo segera lari ke arah Eun Ok. Do Han juga menyusulnya. Ternyata kondisi Eun Ok sudah parah, abses (penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat infeksi bakteri) di dalam perutnya hampir pecah. Ini bahaya.
Shi On panik dan teriak-teriak, kita harus segera mengoperasinya. Cepat! Cepat!
Do Han marah dan membentak Shi On, ia menyuruh Shi On kembali saja ke ruang piket dokter. Do Han minta Dr. Hong segera menyiapkan ruang OR. Do Han minta Yoon Seo segera mengurus surat persetujuan dari wali Eun Ok. Lalu minta perawat Jo mengobati petugas yang terluka karena Shi On.
Perawat dan dokter segera membawa Eun Ok ke ruang OR. Do Han mendekati Shi On dan membentaknya, Bisakah kau tidak menimbulkan masalah sekali saja?
Shi On yakin ia sudah menutup pintu dan tidak membiarkan pintu kamar terbuka. Do Han dengan keras berkata tidak ada yang akan mempercayai Shi On, meskipun kau terus mengatakannya. Do Han tampak stres, sejak dulu aku sudah memintamu untuk menyusahkan orang di sekitarmu. Bahkan kau tidak memikirkan Dr. Cha yang selalu mempercayai dan mempedulikanmu!
Shi On tampak bingung, ia berdiri mematung dan tidak bereaksi. Do Han pergi meninggalkan Shi On.
Yoon Seo masih disana, ia memandang Shi On dengan sedih. Yoon Seo bergegas pergi mengikuti Do Han. Shi On akhirnya jalan ke ruang piket dokter. Ia duduk di mejanya dengan wajah muram, tidak tahu pasti apa kesalahannya.
Yoon Seo sudah mengenakan seragam operasi tapi belum masuk ke dalam. Yoon Seo menemui Do Han dan minta maaf atas nama Park Shi On.
Do Han kesal, apa kau harus meminta maaf? Apa kau ini orang tua Park Shi On?
Yoon Seo merasa bersalah tapi Do Han tidak ingin membahas soal ini dan meminta Yoon Seo segera masuk ruang OR.
Do Han dan tim melihat hasil USG Eun Ok. Dugaannya benar, infeksi nanah sudah pecah dan mulai tersebar. Yoon Seo belum pernah melihat kasus seperti ini, ia tanya apa yang akan dilakukan Do Han.
Do Han memutuskan memotong sebagian usus Eun Ok untuk menjangkau abses itu. Yoon Seo dan yang lain mengerti lalu mulai mengoperasi Eun Ok.
Direktur Choi terkejut saat mendengar kejadian itu. Ia pergi ke bagian anak dan melihat ibu Ye Eun marah2. Aku memasukkan putriku ke RS agar ia segera sembuh, tapi ia terluka lagi dan lagi. Bagaimana ini? Aku akan memindahkannya ke RS lain! Chief Nam dan Perawat Jo hanya bisa meminta maaf.
Direktur Choi menghela nafas melihat itu.
Chief Go juga memarahi Shi On. Shi On berusaha menjelaskan, ia sudah mengunci pintunya dan memastikan kalau pintu itu benar2 terkunci, tapi Chief Go mana mau mendengar. Ia terus menyerang Shi On dengan pedas.
Direktur Choi mendengar semuanya dan jalan masuk. Chief Go membungkuk pada Direktur. Direktur minta Chief Go meninggalkan mereka. Chief Go menyeringai dan keluar. Direktur Choi menatap Shi On dengan sedih. Shi On kelihatan bersalah.
Shi On duduk dengan gelisah, tangan dan kakinya goyang-goyang terus. Ia mengulang lagi kata2nya, saya sudah menutup pintunya. Saya tidak bisa berbohong. Suara Shi On terdengar gelisah dan ketakutan.
Direktur Choi mengulurkan tangan dan memegang tangan Shi On dengan lembut, menenangkannya. Aku tahu selama ini kau sudah belajar mengobati anak-anak dan sekarang kau harus belajar apa artinya bertanggung jawab.
Shi On : Saya benar-benar tidak melakukannya.
Direktur Choi menghela nafas, ia percaya dengan kata-kata Shi On tapi orang lain tidak. Kadangkala, kau harus bertanggung jawab meskipun itu bukan kesalahanmu.
Shi On tidak mengerti, kalau saya tidak melakukannya, kenapa saya harus bertanggung jawab?
Shi On hanya mengerti bahwa satu kondisi itu kalau tidak hitam ya putih, tidak ada yang seperti ini.
Mereka segera mengadakan rapat komite lagi. Chief Go dan Prof Kim ingin sekali mengusir Park Shi On dan menyingkirkan Direktur Choi.
Direktur Choi tidak menghindar dan berkata ia sudah memutuskan untuk mengeluarkan Park Shi On dari RS Seongwon. Chief Go tanya soal pertanggungjawaban Direktur Choi.
Chae Kyung berkata Direktur Choi belum perlu melakukan itu. Prof Kim Jae Joon minta Chae Kyung diam. Chae Kyung menekan kemarahannya dan berkata ia juga punya hak untuk bicara.
Direktur Choi memutuskan untuk mengundurkan diri. Ini membuat Chief Go dan Kim Jae Joon senang. Tapi herannya, Kang Hyun Tae berkata kalau Dr. Park Shi On akan diberhentikan tapi soal pengunduran diri Direktur Choi akan diputuskan pada rapat direksi dan bukan saat ini.
Chae Kyung jalan bersama Kang Hyun Tae seusai rapat dan tanya kenapa sikap Kang Hyun Tae terlihat sangat mendukung Direktur Choi dan Park Shi On. Kang Hyun Tae dengan tenang berkata ia tidak merasa seperti itu.
Presdir Lee marah karena Direktur Choi membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengannya. Presdir Lee meyakinkan Direktur Choi, kalau ia akan mencoba mengulur waktu dan memikirkan jalan keluarnya.
Direktur Choi minta Presdir tidak perlu seperti itu. Tapi Presdir Lee tetap ingin mengusahakan sesuatu karena tanpa Direktur Choi, ia merasa tidak berdaya di RS ini.
Do Han dan tim menyelesaikan operasi Eun Ok. Mereka membuang sebagian kecil usus dan membersihkan abses. Do Han minta Yoon Seo dan yang lain tetap mengawasi Eun Ok untuk berjaga-jaga, siapa tahu nanti kambuh lagi. Yoon Seo mengerti. Do Han jalan keluar ruang OR dan menyerahkan penyelesaikan operasi pada Yoon Seo dan tim.
Do Han jalan ke ruang ganti dan menerima telp dari Chae Kyung. Chae Kyung menanyakan soal operasi, lalu mengatakan hasil rapat. Do Han terkejut mendengarnya.
Yoon Seo diminta Do Han tetap ada di ruang piket dokter setelah operasi. Yoon Seo tampak khawatir dengan insiden ini. Shi On masuk dan tanya hasil operasi Eun Ok.
Yoon Seo berkata operasinya berjalan dengan lancar. Shi On tampak lega.
Shi On : Oh yah, saya menutup pintu sebelum pergi, saya tidak membiarkannya terbuka. Saya tidak bisa berbohong.
Shi On bingung kenapa Chief Go dan Prof Kim mengatakan kalau ia bersalah. Dan meskipun Direktur mempercayainya, Direktur juga berkata kalau Shi On salah. Saya tidak mengerti. Apa anda juga berpikir saya berbohong? Bukankah anda berkata, kalau anda mempercayai saya?
Yoon Seo tidak bisa menjawab, ia hanya minta Shi On kembali ke kantornya. Pergilah. Shi on membungkuk dan jalan pergi. Beberapa langkah kemudian, Shi On berbalik dan melihat ke arah Yoon Seo, mungkin Shi On sedih karena membuat Yoon Seo kecewa lagi kepadanya.
Do Han menemui Direktur Choi, ia bisa mengerti kalau Direktur harus memecat Park Shi On, tapi Do Han tidak bisa menerima kalau Direktur Choi juga harus mengundurkan diri. Do Han berusaha membujuk gurunya. Tapi Direktur Choi sudah berjanji di depan banyak orang dan ia adalah orang yang menepati janjinya.
Do Han : Ini adalah janji yang bisa anda ingkari, tidak ada gunanya tetap memegang prinsip di depan orang-orang seperti itu!
Direktur Choi tetap pada pendiriannya, tidak ada janji di dunia ini yang bisa kau langgar begitu saja. Do Han masih mencoba membujuk. Direktur minta Do Han jangan bicara lagi. Keduanya tahu, keputusan ini sangat berat dan menyakitkan.
Direktur Choi menghela nafas, kau sudah bekerja keras, Do Han. Terima kasih.
Keduanya tampak sedih.
Kim Jae Joon bicara dengan Chief Go, kalau aku menjadi Direktur dan kakak iparmu menjadi Presdir. Lalu apa yang akan kau dapatkan? Chief Go pura-pura tidak memiliki ambisi dan berkata kalau hidupnya hanya akan ia abdikan untuk para pasien. (Aku kasihan dengan pasiennya.)
Kim Jae Joon tanya apa Chief Go akan menjadi Direktur di salah satu cabang? Chief Go menyangkalnya. Kim Jae Joon mengerti, apapun itu, tolong lakukan dengan benar. Kalau tidak, kita berdua yang akan tamat.
Kim Do Han menerobos masuk ke ruangan mereka. Do Han marah2 dan langsung berkata dengan tajam, apa kalian sudah puas sekarang?
Kim Jae Joon pura-pura tidak mengerti maksud Do Han.
Do Han : Anda tahu dengan pasti apa maksud saya. Sudahlah. Kalian berdua memang memalukan. Saya tidak tahan lagi dengan tipuan licik kalian. Apa anda tidak merasa malu pada diri kalian sendiri?
Chief Go : Beraninya kau bicara seperti ini pada kami!
Do Han tidak peduli, apa kalian pikir ini adalah akhirnya? Anda berdua pasti akan mendapatkan balasannya kelak. Do Han langsung jalan keluar.
Kang Hyun Tae ternyata menyelidiki kejadian itu, tapi sayang tidak ada CCTV di dekat kamar Eun Ok dan server pusat tidak menyimpan data dari sistem pengunci pintu. (Masuk akal juga, karena kalau semua data disimpan, server bisa penuh data yang tidak terlalu penting. Tapi untuk kasus ini penting arrrggh)
Kang Hyun Tae tanya apa ada cara untuk mengecek siapa yang masuk dan keluar kamar itu. Sayangnya tidak ada, tapi sistem pengunci pintu itu menyimpan data 10 orang terakhir yang masuk-keluar kamar itu. Kang Hyun Tae merasa itu cukup dan minta petugas memberikan data untuknya, tapi ia juga minta ini dirahasiakan. Petugas mengerti.
Do Han menemui Chae Kyung sambil marah2, Aku tidak bisa mengerti, kenapa Direktur membiarkan dirinya dikalahkan oleh para sampah itu. Bukannya Direktur tidak tahu, ini salahnya karena menunjukkan kelemahannya. Direktur seharusnya tidak membiarkan Park Shi On kerja disini sejak awal. Kenapa ia membawa anak itu masuk ke RS kita? (Om, kalau ngga ada Shi On, ngga ada drama.)
Chae Kyung menyindir Do Han, terus terang, kau juga terlihat tidak berdaya. Kau murka tapi tidak ada yang bisa kau lakukan. Kau begitu penuh dengan semangat tapi kau tidak memiliki kekuatan. Tidak memiliki kekuasaan untuk menyelesaikan masalah seperti ini. Apa kau akan terus menolak tawaranku? Kalau saja kau melakukan apa yang kukatakan, situasi seperti ini bukanlah masalah sama sekali.
Do Han hanya menghela nafas, tidak menjawab perkataan Chae Kyung. Ini semua memang sebagian adalah taktik Chae Kyung untuk memaksa Do Han masuk ke manajemen, agar Do Han memiliki posisi kuat untuk dimanfaatkan Chae Kyung menendang Presdir Lee, ibu tirinya sendiri. Chae Kyung ini benar2 mencintai Do Han atau hanya ingin memanfaatkan Do Han sebenarnya?
Direktur Choi masuk ke ruang tunggu dokter dan minta Shi On ganti baju. Shi On heran, kenapa saya harus ganti baju? Direktur Choi minta Shi On pulang dulu. Aku akan menghubungimu nanti.
Shi On menolak, ia harus melihat Eun Ok, ia harus pergi ke ICU.
Direktur Choi menahan kesedihannya dan berkata Shi On harus segera meninggalkan RS ini, mulai besok kau tidak boleh datang lagi ke RS ini. Kim Sun Joo, kebetulan juga ada di ruangan itu dan terkejut mendengar ini.
Shi On : Tidak ada satu orangpun yang mempercayai saya!
Direktur Choi mengerti kesedihan dan rasa frustrasi Shi On, ia menggenggam tangan Shi On dan menenangkannya.
Yoon Seo menemui Chief Nam dan perawat Jo untuk memberikan beberapa instruksi lalu tanya soal anak-anak yang terluka. Kedua perawat senior berkata, soal anak2 tidak perlu cemas, tapi para orang tua mereka yang marah-marah. Perawat Nam mencemaskan Dr. Park. Tiba-tiba Sun Joo lari menemui Yoon Seo dan mengatakan soal Shi On.
Shi On ingin menemui Yoon Seo tapi dilarang Do Han, tidak perlu, pergi saja. Shi On berkata ia harus mengucapkan selamat tinggal pada staf di bangsal anak.
Do Han melarangnya, tidak perlu, mereka tidak mempunyai kenangan indah denganmu. Mulai sekarang, jangan membuat masalah dengan siapapun yang kau temui. Jangan pernah berpikir kalau kau mampu melakukan sesuatu sendiri. Dan..jalanilah hidup yang sesuai untukmu. Ini adalah peringatan terakhir yang bisa kukatakan padamu.
Shi On diam saja dan hanya bisa membungkuk pada Do Han. Lalu pergi. Do Han memandangi punggung Shi On, ia menghela nafas.
Direktur Choi memandangi fotonya bersama Shi On kecil dan Shi On saat wisuda, ternyata ini sangat berat untuk Direktur Choi. Direktur tidak bisa menahan kesedihannya, ia menangis. Baginya, Shi On adalah suatu keajaiban dan bagaikan anaknya sendiri.
Yoon Seo lari ke ruang Shi On. Ternyata meja Shi On sudah bersih. Yoon Seo mencoba telp Shi On.
Shi On mengamati ponselnya tapi tidak mengangkat telp dari Yoon Seo.
Shi On ada di depan ICU dan mengamati Eun Ok. Setelah yakin kalau Eun Ok akan baik-baik saja, Shi On jalan pergi.
Yoon Seo kesal sekali karena Shi On tidak mengangkat telpnya. Yoon Seo lari keluar dan kebetulan melihat Shi On jalan melintasi lobi. Yoon Seo teriak memanggil Shi On tapi Shi On tidak mendengarnya. Yoon Seo langsung mengejar Shi On.
Yoon Seo berusaha mengejar Shi On tapi karena Shi On jalan terus tanpa menoleh, akhirnya Yoon Seo berhenti. Ia memandangi punggung Shi On, ia berkata dalam hati, ya..mungkin ini yang lebih baik untukmu. Yoon Seo menangis.
Shi On bicara dalam hati, Yi-on hyung..maafkan aku. Aku akan berusaha lebih baik lagi nanti. Aku akan menjadi seorang dokter. Shi On menoleh sekilas ke arah RS lalu jalan lagi.
Do Han mengamati rubik 12 sisinya yang sudah diselesaikan Shi On, ia berkata dalam hati : Park Shi On, jangan mencari masalah dengan dunia, kalau bisa, hindarilah itu, kalau bisa, bersembunyilah. Kumohon. Bagaimanapun, Shi On mengingatkan Do Han pada Su Han, adiknya. Kapan dua orang ini bisa melengkapi sebagai kakak-adik?
Shi On jalan pulang, tapi jiwa dokternya bangkit begitu melihat ambulance. Shi On ingin berbalik tapi ia sadar sudah dikeluarkan dari pekerjaan. Shi On akhirnya pergi.
Yoon Seo duduk di dekat tempat tidur Eun Ok. Eun Ok mulai sadar. Yoon Seo ingin menyentuhnya tapi Eun Ok mulai menghindar. Yoon Seo ingat kata2 Shi On, kau harus menyelaraskan hatimu dengan hati hewan dan menggunakan gelombang magnetik yang mengelilingi kedua hati. Dengan demikian kau bisa bersahabat dengan mereka. Itu adalah aturan pertama untuk berkomunikasi dengan hewan.
Yoon Seo mengikuti saran Shi On dan merundukkan badannya sedikit. Lalu meletakkan tangannya ke dada Eun Ok. Perlahan, Eun Ok mengulurkan tangan dan memegang tangan Yoon Seo. Yoon Seo tersenyum.
Tiba-tiba terdengar keributan, seorang wanita yang mengaku bibi Eun Ok datang dan teriak2 di RS, mana keponakanku? mana Eun Ok?
Eun Ok mendengar suara ini dan tampak ketakutan. Yoon Seo merasa terganggu dan jalan keluar.
Wanita itu marah karena pihak RS berani membedah Eun Ok tanpa ijin darinya. Yoon Seo dan kedua perawat senior menemuinya. Yoon Seo menjelaskan kalau mereka bisa membedah Eun Ok jika ada teman atau wali sementara yang memberi ijin, sesuai dengan hukum kesehatan. Wanita itu tidak terima, itu sama sekali tidak masuk akal. RS apa ini?
Yoon Seo : Kenapa anda tidak dihukum?
Wanita itu marah, dihukum? Aku bebas dan hanya mendapat peringatan! Memangnya apa kesalahanku? Aku memberinya makan dan membesarkannya. Cepat! keluarkan Eun Ok!
Yoon Seo menahan emosinya. Chief Nam berusaha menjelaskan kalau saat ini Eun Ok tidak boleh bergerak dan baru diijinkan keluar setelah menerima perawatan. Bibi gila ini teriak, kenapa? Apa agar kalian bisa menerima bayaran karena menahannya disini?
Yoon Seo tidak percaya ini. (Sabar-sabar..jangan lempar monitormu sendiri.) Wanita itu teriak, keluarkan dia sekarang!
Yoon Seo kesal, Apa anda akan membesarkannya seperti anjing lagi? Wanita itu menantangnya, memang kenapanya kalau aku ingin membesarkannya seperti anjing atau sapi?!
Sekarang Chief Nam naik darah : Kenapa anda tidak menyerahkannya pada orang lain untuk diadopsi? (ya..bawa saja ke Drop-Boxnya Ellie agar bisa diadopsi.)
Perawat Jo berusaha menenangkan Chief Nam. Yoon Seo menambahkan, anak usia 9 tahun tapi belum bisa bicara dan ia juga memiliki masalah psikologis. Belum lagi masalah kesehatan fisiknya. Bagaimana anda bisa menyebut diri anda keluarganya, jika anda melakukan itu kepada anak itu?
Wanita itu semakin marah, ia ingin menampar Yoon Seo, beraninya kau bicara seperti itu kepadaku! Siapa yang peduli kalau kau adalah dokter? Kenapa kau ikut campur dalam urusan keluargaku?
Yoon Seo tidak peduli lagi, ia melarang bibi itu membawa Eun Ok, kalau mau membawa anak itu, harus mendapatkan surat perintah dari pengadilan.
Perawat Jo langsung menggiring wanita itu pergi dari sana. Chief Nam tidak percaya, sebenarnya ada apa dengan wanita itu?
Perawat Jo mengantar wanita itu ke dekat lift, ia bersikap sabar saat masih banyak orang, tapi begitu orang2 sudah pergi, ia memukul pegangan tangga dengan keras dan mengancam wanita itu, tutup mulutmu dan lakukan saja perintah dokter itu. Perawat Jo memasang tampang sangar dan berkata selain sebagai perawat, ia juga memiliki pekerjaan lain.
Perawat Jo membuat gerakan tangan, seperti mengiris-iris sesuatu dan ini sukses membuat bibi Eun Ok ketakutan. Lift terbuka dan perawat Jo berubah manis lagi, pintunya sudah terbuka. Bibi Eun Ok bergegas masuk ke dalam lift.
Perawat Jo tersenyum ramah pada pengunjung RS lain dan langsung mendelik ke arah bibi Eun Ok lagi. wkk buagus!
Chief Nam, Yoon Seo serta perawat Jo ada di kamar Eun Ok. Mereka tidak percaya kenapa polisi bisa membebaskan bibi Eun Ok begitu saja. Chief Nam sudah sering melihat kasus seperti ini, Komisi Perlindungan Anak tidak bisa berbuat banyak dan hanya memberi peringatan saja. Yoon Seo sedih, kalau seperti ini, anak-anak seperti Eun Ok bisa meninggal.
Eun Ok juga kelihatan gelisah dan ketakutan. Ia memegang tempat tidurnya erat2. Perawat Jo komen, alangkah baiknya jika Dr. Park ada disini, ia benar-benar menyayangi Eun Ok.
Na In Hae juga marah waktu mendengar pihak RS memecat Dr.Park kesayangannya. Ada apa dengan RS ini, bagaimana mereka bisa memecatnya begitu saja padahal Dr. Park tidak melakukan kesalahan besar.
In Hae langsung telp Shi On. Tapi Shi On tidak mau mengangkatnya. In Hae kirim SMS darurat, Dr. Park..aku sangat kesakitan, seperti hampir mati.
SMS ini sukses membuat Shi On menelepon In Hae. In Hae..ada apa? Shi On benar2 terlihat cemas.
In Hae : Dr. Park..apa kau tahu..hatiku terasa sakit. (nyehehe..) Aku sampai merinding mengatakan ini.
Shi On cemberut, apa kau ..membohongiku?
In Hae : Kau yang tidak mengangkat telpku. Kau dimana sekarang?
Anak-anak juga membicarakan Shi On, mereka yakin Dr. Park sudah mengunci pintunya. Mereka bingung bagaimana Eun Ok bisa keluar dari kamar itu.
Ye Eun merasa kasihan pada Dr. Park. Teman2nya heran, apa Ye Eun tidak merasa takut pada Dr. Park. Mereka masih takut karena Dr. Park tidak pernah tersenyum. Dr. Park hanya melihatmu dengan tajam. Ibu berkata kalau Dr. Park sedikit gila.
Ye Eun membela Shi On. Bagaimana orang gila bisa menjadi dokter? Tidak, dia tidak seperti itu. Kalian semua salah.
Tiba-tiba salah seorang anak melihat In Hae. In Hae sudah mengenakan baju biasa, t-shirt, celana pendek dan topi. In Hae ingin menyelinap keluar RS. In Hae memberi tanda pada anak-anak untuk diam. Hee..janjian dengan Dr. Park ya?
Do Han masuk ke ruangan dokter dan melihat Yoon Seo memandangi meja Shi On. Do Han tanya apa Yoon Seo sudah tahu soal Shi On. Yoon Seo membenarkan, ia mengaku melihat Shi On dan ingin menahannya, tapi akhirnya ia memutuskan membiarkan Shi On pergi. Yoon Seo sebenarnya ingin minta Shi On minta maaf agar tetap bekerja di RS ini, tapi saya tidak bisa melakukannya karena seperti kata anda, mungkin ini lebih baik untuk Park Shi On.
Do Han memuji keputusan Yoon Seo, tapi wajahnya tidak terlalu bersemangat. Do Han pergi. Yoon Seo juga tidak terlalu yakin dengan pilihannya. Yoon Seo melihat panci milik Ny. Oh dan memutuskan mengunjungi Ibu Shi On.
Yoon Seo menanyakan kondisi kesehatan Ny. Oh. Ny. Oh merasa lebih baik dan berterima kasih pada Yoon Seo. Yoon Seo dengan hati-hati tanya apa Ny. Oh memiliki suami atau anak. Maaf, saya seharusnya tidak bertanya pertanyaan seperti ini.
Ny. Oh tersenyum, tidak. Saya punya suami dan anak, tapi mereka semua jauh.
Yoon Seo : Kalau begitu, anda tidak sendirian. Hanya saja kalian tinggal berjauhan.
Ny. Oh membenarkan. Lalu ia tanya soal Shi On, dokter pria yang masih muda itu, saya rasa ia sedang bekerja saat ini kan?
Yoon Seo tidak tega mengatakan yang sebenarnya, ia berbohong dan membenarkan, dia sedang merawat pasien. Anak-anak menyukainya dan ia sangat berbakat. Ny. Oh tersenyum bahagia, saya rasa orang tuanya pasti sangat bangga kepadanya.
Shi On pergi ke museum robot (keren..!) dan duduk di depan robot besar. Ia bicara dalam hati, aku tidak berbohong. Tapi kenapa orang-orang tidak mempercayaiku?
In Hae muncul membuat Shi On terkejut, kenapa kau kesini? In Hae duduk di samping Shi On, kau bilang kau sedang menuju kesini.
Shi On mencemaskan kesehatan In Hae, kau belum boleh keluar, bagaimana kalau kondisimu memburuk? In Hae menenangkan Shi On, aku tidak demam dan aku juga hanya akan keluar satu jam saja. Tapi kenapa kau kesini, padahal kau bukan anak-anak?
Shi On berkata ia selalu ingin pergi ke Museum ini sejak ia tiba di Seoul.
In Hae : Karena disini ada banyak robot, kau tidak boleh merusakkan robot seperti yang kau lakukan pada robot Seo Jun.
Shi On berkata ada banyak larangan untuk menyentuh robot. In Hae tanya apa yang disukai Shi On dari robot2 ini.
Shi On : Karena mereka mendengarkanku dan mereka percaya kepadaku.
In Hae komen, robot tetap diam saja.
Shi On membenarkan, tidak peduli seperti apa aku bicara, mereka tetap diam dan mendengarkan.
Yoon Seo menemui Direktur Choi, ia berkata Shi On sepertinya marah karena tidak seorangpun mempercayainya. Direktur membenarkan, ada kalanya dalam terapi untuk autisme, mereka diajarkan untuk berbohong agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. (Jadi manusia normal mengajarkan kejahatan pada anak2 autisme yang tidak bisa berbohong, ironis.) Tapi Direktur Choi tidak pernah berhasil melakukan terapi itu pada Shi On. Shi On tidak bisa berbohong.
Yoon Seo heran, lalu bagaimana Shi On bisa kuliah dan bertahan hidup dalam masyarakat.
Direktur Choi : Kau tahu, ini semua berkat ingatan Shi On yang sangat kuat. Apa yang ia pelajari, konsep baik dan buruk dan prinsip-prinsip dalam kehidupan. Ia mengingat semua yang diperlukan untuk bertahan hidup di dunia ini. Tidak, ia mengingat semuanya tentang dunia ini. Tapi..ia tidak bisa mengerti hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak adil.
Yoon Seo mengerti dan ia tanya soal orang tua Shi On, Dr. Park selalu membicarakan kakaknya, tapi tidak pernah menyinggung orang tuanya.
Direktur Choi menjelaskan, kedua orang tua Shi On meninggalkan Shi On saat ia masih berusia 8 th. Setelah itu, keduanya tidak pernah ditemukan lagi, jadi Direktur Choi memutuskan merawat Shi On.
Yoon Seo : Begitu. Tapi Dr. Park akan mengenali orang tuanya kalau ia bertemu mereka sekarang, benar kan?
Direktur Choi : Shi On membatasi dirinya dengan kenangan indah yang ia miliki bersama kakaknya. Lebih tepatnya lagi, ia mengunci dirinya dalam kenangan itu. Dan, ia menghapus yang lain dari ingatannya. Wajah orang tua yang membuangnya, kenangan, semuanya. Alasan kenapa Shi On seperti anak-anak, bukan hanya karena autisme. Tapi seperti yang kukatakan, ini karena ia tidak mencoba keluar dari masa lalunya. Seperti Peter Pan.
In Hae mengajak Shi On makan, In Hae minta mie dan tteokbokki lagi. In Hae tidak boleh makan makanan seperti itu. Shi On tanya, kenapa In Hae mengajaknya ke tempat ini.
In Hae merasa kenyang kalau melihat orang lain makan. Shi On heran, aku yang makan, kenapa kau yang merasa kenyang?
In Hae tidak menjawab, ia minta Shi On pindah kerja saja, memangnya RS hanya RS Seongwon? Kalau Shi On pindah, In Hae juga ingin minta pindah RS. Wkk..tapi kasihan Dr. Jin Wook dong.
Shi On : Prof Kim Do Han dan Dr. Cha Yoon Seo adalah dokter yang lebih baik dariku.
In Hae tetap akan pindah, pasien punya hak untuk memilih, karena bagi In Hae, Shi On adalah dokter yang terbaik. Jadi jangan sedih karena dipecat, mengerti?
Shi On tersenyum tipis, ia mengangguk dan meneruskan makan.
Kang Hyun Tae mendapatkan daftar orang-orang yang masuk-keluar dari kamar Eun Ok dari hari Senin-Selasa. Hanya ada beberapa nama, tapi selain Park Shi On, Yoon Seo, Jin Wook, dan para perawat, ada satu nama yang mencurigakan. Orang terakhir yang menggunakan kartu ID-nya sebelum insiden. Woo Il Kyu.
Il Kyu membuka pintu kamar 4 menit setelah Shi On mengunci kamar dan Il Kyu tidak tercatat menguncinya kembali. Kena kau.
Para dokter residen istirahat di ruangan piket. Kim Sun Joo mengaku merasa kehilangan setelah Shi On pergi. Dr. Hong mengunyah rotinya, apa maksudmu? Sun Joo merasa sedikit sedih.
Woo Il Kyu berkata ia sama sekali tidak sedih dan merasa senang. Il Kyu tanya pada Dr. Hong, kau juga merasa seperti itu kan?
Hong Gil Nam : Sejujurnya aku merasa lebih sedih daripada senang.
Gil Nam tanya pendapat Jin Wook. Jin Wook yang jelas kelihatan kesal dengan pemecatan Shi On berkata ia tidak sedih. Kita tidak banyak melakukan sesuatu yang bisa membuat kita merindukannya. Tidak satupun dari kita. Jin Wook jalan keluar.
Jin Wook menangkap basah In Hae yang menyelinap kembali ke kamarnya. In Hae ternyata sudah pergi selama 3 jam. Jin Wook minta In Hae tidak membuat kakaknya cemas, bagaimana kalau kau sakit lagi.
In Hae minta maaf. Ia juga tanya kenapa Jin Wook tidak melakukan apapun soal kakaknya. Kakak In Hae jarang datang karena merasa kikuk kepada Jin Wook, dokter seharusnya membuat kakak saya merasa nyaman. Saya tidak suka dengan pria yang mudah menyerah.
Jin Wook tertegun mendengarnya. In Hae masuk ke kamarnya. Jin Wook mengingatkan In Hae untuk cuci tangan dulu sebelum tidur. Jin Wook menghela nafas.
Shi On duduk diam di kamarnya. Ia tidak menyalakan lampu. Yoon Seo pulang dan melihat apartemen Shi On masih gelap. Yoon Seo masuk dan menyalakan lampu.
Yoon Seo : Kau mau tanya kenapa aku masuk tanpa membunyikan bel? Kau tidak mengangkat telpmu, aku yakin kau pasti tidak mau membukakan pintu.
Yoon Seo mengajak Shi On pergi. Shi On tanya, mereka mau kemana.
Yoon Seo : Ke "Perpustakaan"
Shi On : Saya sedang tidak mau belajar sekarang.
Yoon Seo tetap saja membawa Shi On ke bar milik Paman Byung Soo. Shi On bingung, ini perpustakaan-nya? Disini tidak ada buku satupun.
Byung Soo tersenyum dan komen, dia anak baru. Siapa dia? Yoon Seo mengenalkan Shi On pada Byung Soo, Dia pemilik bar dan paman semua mahasiswa kedokteran, ayo beri salam.
Shi On membungkuk, apa kabar, saya Park Shi On.
Byung Soo mengerti, ia melirik Yoon Seo, jadi dia anak itu? Yoon Seo tersenyum dan mengangguk. Nama Shi On pasti sudah terkenal di bar milik Byung Soo.
Beberapa detik kemudian, Yoon Seo sudah mengajari Shi On cara asyik minum soju. Yoon Seo mengocok soju dengan keras sebelum membuka dan menuang untuk dirinya sendiri. Yoon Seo tanya apa Shi On tahu cara minum alkohol.
Shi On belum pernah minum alkohol sebelumnya. Yoon Seo geli, apa seniormu tidak pernah mengajakmu minum?
Shi On menggeleng, seniornya mengajaknya minum tapi Shi On tidak meminumnya karena ia tidak suka bau alkohol.
Yoon Seo tanya, kalau ia memberikan alkohol, Shi On mau minum atau tidak?
Shi On kelihatan ragu tapi ia berkata akan meminumnya. Yoon Seo senang dan menuangkan soju untuk Shi On. Keduanya bersulang.
Shi On minum sojunya dan ia langsung tidak menyukainya. Shi On cepat2 minum air mineral sebanyak mungkin. Yoon Seo geli, apa kau baru saja minum racun?
Yoon Seo minta Shi On tidak pulang ke kampung halaman hanya karena dipecat. Makan malam dulu denganku akhir pekan ini, baru pulang, ok?
Shi On tidak menjawab dan masih sibuk dengan lidahnya yang terasa pahit-getir karena soju. Yoon Seo tanya apa Shi On masih marah kepadanya, kau kecewa karena kau pikir aku tidak mempercayaimu?
Shi On : Tidak masalah kalau orang tidak menyukai saya, tapi saya tidak suka kalau orang menganggap saya pembohong.
Yoon Seo : Aku percaya padamu, tapi itu tidak bisa kau dapatkan dari semua orang.
Shi On menggeleng, ini terlalu sulit, saya tidak tahu soal itu.
Yoon Seo menghela nafas, ia memandangi Shi On. Lalu usul, kalau Shi On kerja di RS lain, kenapa Shi On tidak mempertimbangkan bidang pekerjaan lain, ada banyak lowongan di bagian peneliti, kurasa itu cocok untukmu.
Shi On menolaknya, ia harus bisa menjadi dokter bedah. Yoon Seo berkata, meskipun bukan dokter, Shi On tetap bisa menolong anak-anak.
Shi On tetap tidak mau, saya ingin melihat senyum anak-anak dan saya ingin menolong mereka dengan tangan saya sendiri.
Yoon Seo : Kalau kau berkeras ingin menjadi dokter bedah, kau mungkin sama sekali tidak bisa menjadi dokter.
Shi On tetap akan melakukannya. Tidak peduli apapun yang terjadi. Yoon Seo mengalah. Baiklah, untuk merayakan acara minum2 kita yang pertama, kau boleh minum apa saja yang ada di bar ini. Kau harus belajar minum untuk beradaptasi dengan lingkunganmu.
Yoon Seo : Jangan khawatir dan minum saja. Aku akan mengantarmu pulang dengan selamat.
Yoon Seo menepuk dadanya dengan gaya meyakinkan.
Tidak lama, Shi On yang harus menggendong Yoon Seo pulang ke apartemen mereka. Yoon Seo mabuk berat, ia heran kenapa Shi On tidak mabuk padahal Shi On minum alkohol lebih banyak darinya.
Shi On tidak tahu, tapi setelah mulai terbiasa, rasanya jadi seperti air. Yoon Seo memuji Shi On, kau memiliki bakat alamiah.
Yoon Seo tanya apa Shi On tidak pernah ingin memaki orang.
Shi On : Saya tidak bisa memaki, saya tidak suka memaki dan saya tidak suka mendengar makian.
Yoon Seo geli, ia memeluk setengah mencekek leher Shi On, tapi kau harus melakukannya. Mulai. Yoon Seo teriak sekuat tenaga ke perumahan di sekitar.
Ternyata ia teriak pada paman yang waktu itu lagi haha. Paman itu marah, kau lagi? Yoon Seo membalasnya, Ya paman! lama tidak bertemu! Paman itu kesal dan teriak, cepat sana, merangkak pulang!
Yoon Seo marah, memangnya aku anjing? Merangkak pulang? Kau yang seharusnya diam dan tidur. Paman itu sudah tidak sabar lagi, awas kau ya, aku akan turun!
Yoon Seo ketakutan, ia berbisik pada Shi On : LARI! wkkk..
Shi On membaringkan Yoon Seo ke tempat tidur dan menyelimutinya. Yoon Seo bergumam, Shi on-ah, meskipun kau membuat masalah setiap hari, alangkah baiknya kalau kau tidak harus pergi.
Shi On tidak jadi pergi. Ia berbalik dan mengamati Yoon Seo. Shi On mendekat, perlahan ia mengulurkan tangan dan membelai rambut Yoon Seo.
Paginya, Kang Hyun Tae memanggil Dr. Woo Il Kyu ke kantornya, ia mengamati nilai-nilai akademik Il Kyu dan komen, kalau ia mengira hanya siswa kedokteran yang berbakat dan bersedia kerja keras saja yang akan diterima di bagian bedah anak RS Seongwon. Tapi Il Kyu adalah pengecualian. Nilai-nilaimu.. Kang Hyun Tae tampak geli, tiba-tiba nilai-nilaimu melonjak naik saat dosen pembimbingnya Dr. Go Choong Man.
Il Kyu kelihatan gelisah lalu tanya kenapa ia dipanggil ke kantor ini. Kang Hyun Tae terus terang, kenapa kau membiarkan pintu kamar RS itu terbuka? Il Kyu pura2 tidak mengerti maksud Kang Hyun Tae.
Kang bersandar dikursinya dan tersenyum, ia tidak suka dengan jawaban Il Kyu. Apa di pagi secerah ini, kau sudah berani membodohiku?
Il Kyu tampak sedikit ketakutan. Ia menunduk. Kang Hyun Tae tiba-tiba tidak tersenyum lagi dan wajahnya terlihat serius.
Shi On mengemasi barang-barangnya, ia memasukkan semua bajunya ke dalam koper dan jalan keluar apartemen. Shi On berhenti dan melihat ke apartemen Yoon Seo, lalu jalan lagi.
Tapi Shi On sempat menelepon Yoon Seo untuk mengucapkan selamat tinggal. Yoon Seo kesal, ia ingin Shi On tetap tinggal sampai akhir pekan karena Yoon Seo ingin mengajaknya makan.
Shi On tidak mau, ia sudah ditunggu oleh anak-anak di panti asuhan.
Yoon seo heran kenapa Shi On tidak pergi tadi pagi saat ia masih di rumah. Shi On berkata sebenarnya ia ingin pergi saat itu, tapi ia tidak pergi dan ia tidak tahu mengapa. Yoon Seo tanya apa Shi On akan kembali lagi ke Seoul.
Shi On : Saya tidak tahu, tapi saya rasa tidak.
Yoon Seo tidak bisa menahannya lagi dan berkata akan mengunjungi Shi On kalau ia mendapat cuti nanti. Shi On mengerti dan mengucapkan selamat tinggal.
Kim Do Han mengajak tim dokter anak mengunjungi Eun Ok. Kondisi Eun Ok sudah lebih baik secara fisik. Do Han memberi instruksi pada Yoon Seo dan semuanya soal diet dan obat Eun Ok.
Il Kyu jelas kelihatan gugup. Setelah evaluasi selesai dan semua jalan keluar, Eun Ok tiba-tiba menggeram dan menarik jas Il Kyu. Eun Ok mengenali Il Kyu dan marah kepadanya. Il Kyu ketakutan dan berusaha melepaskan jasnya dari cengkeraman Eun Ok.
Kang Hyun Tae menemui Direktur Choi sambil menunjukkan laporan pengunjung kamar isolasi Eun Ok. Bahwa Dr. Woo Il Kyu terbukti membuka pintu kamar Eun Ok tanpa menutupnya lagi.
Direktur Choi mengaku, ia merasa gembira dengan laporan ini tapi sekaligus ia juga merasa terkejut.
Kang Hyun Tae tersenyum, ia minta Direktur Choi tidak menganggapnya selalu berat sebelah, saya sebenarnya ingin mempertahankan bagian bedah anak dan Dr. Park Shi On. Tapi saya membutuhkan dukungan anda. Kang Hyun Tae juga minta ini menjadi rahasia mereka, tidak ada yang boleh tahu soal ini.
Direktur Choi terlihat terkejut. Kang Hyun Tae adalah sosok yang berbahaya di RS ini.
Ny. Oh membawakan makanan untuk staf dan dokter bagian anak. Para perawat berterima kasih atas kebaikan Ny. Oh. Ny. Oh tanya dimana Dr. Park Shi On, karena ia harus berterima kasih pada dokter itu.
Para perawat mengatakan kalau Dr. Park sudah keluar dari RS kemarin. Ny. Oh terkejut mendengarnya. Yoon Seo kebetulan lewat dan mendengarnya.
Yoon Seo bicara dengan Ny. Oh diluar. Ny. Oh tampak kecewa kenapa Yoon Seo tidak mengatakan soal ini kepadanya. Ny. Oh minta maaf karena tidak bisa menahan air matanya.
Yoon Seo mengerti, tidak apa-apa, Ibu Shi On. Ny. Oh terkejut mendengarnya.
Beberapa saat kemudian, Ny. Oh mendengar penjelasan Yoon Seo kenapa Shi On tidak mengenalinya dan ia merasa itu lebih baik untuk Shi On. Ny. Oh menangis lagi. Ia selama ini selalu mengikuti Shi On, sejak di Choon Chun. Sejak itu, ia tidak pernah meninggalkan Shi On.
Yoon Seo merasa sudah waktunya mereka bertemu lagi sebagai Ibu dan Anak. Karena ini sudah cukup lama. Tapi Ibu menolak, ia ingin menunggu sampai Shi On bisa mengingatnya.
Ny. Oh mohon agar Yoon Seo bersedia pura-pura tidak tahu apa-apa. Saya mohon.
Perawat Jo membantu Eun Ok melakukan video-call dengan Shi On. Shi On memandang wajah Eun Ok, Eun Ok, kau sudah tidak sakit lagi kan?
Eun Ok diam saja, ia hanya menatap wajah Shi On dengan sedih dan rindu. Perawat Jo membantu menjawab dengan ceria, Eun Ok sudah sehat sekarang!
Shi On minta maaf karena tidak bisa menemani Eun Ok sampai sembuh. Shi On janji akan membawa Eun Ok ke kampung halamannya kalau Eun Ok sudah keluar RS. Di sana banyak bunga-bunga yang cantik dan tempat luas agar kau bisa berlarian. Jadi, kau harus segera sembuh dan sehat. Ok?
Eun Ok tidak bisa menjawab, ia hanya menangis tanpa suara. Eun Ok begitu merindukan Shi On. Perawat Jo juga harus menahan air matanya.
Eun Ok mengulurkan tangan dan berusaha menyentuh wajah Shi On yang terlihat di layar ponsel.
Shi On perlahan juga mengulurkan tangan membelai wajah Eun Ok di layar.
Tidak lama, kereta Shi On datang dan Shi On menarik kopernya ke arah kereta.
Do Han dan Yoon Seo selesai membedah seorang pasien. Yoon Seo tanya apa Do Han akan menggunakan teknologi baru untuk mengoperasi Min Woong. Do Han membenarkan dan tanya soal pesanan robodoc yang sudah ia pesan minggu lalu. Seharusnya sudah tiba. Yoon Seo berkata akan mengecek ke Kepala Perawat.
Tapi pesanan itu ternyata ditolak pihak manajemen RS.
Do Han langsung menemui Chae Kyung, ia tanya kenapa pesanan teknologi baru dari Bagian bedah anak dibatalkan. Padahal pesanan itu sudah disetujui bulan lalu.
Chae Kyung memberi alasan, pihak manajemen tidak memiliki dana untuk itu. Do Han tidak percaya. Chae Kyung menambahkan, satu lagi, kucuran dana untuk departemen anak mungkin akan semakin berkurang.
Do Han bahkan bersedia diturunkan gajinya demi teknologi baru yang bisa menolong banyak anak. Karena mereka tidak bisa menggunakan robodoc untuk orang dewasa.
Chae Kyung berkata, Do Han pasti tahu kalau ROI (pengembalian investasi) untuk robodoc anak sangat kecil.
Do Han mengingatkan, mereka tidak bisa hanya memikirkan keuntungan RS. RS harus berkorban sedikit. Chae Kyung dengan santai berkata ia juga ingin membantu tapi ia tidak berdaya, karena ini adalah keputusan Wakil Direktur yang bertanggung jawab untuk alokasi anggaran. Chae Kyung minta Do Han tidak memusingkan masalah remeh ini. Ini adalah realita di RS, hadapilah.
Do Han tampak kesal dan jalan keluar.
Do Han menemui Kang Hyun Tae, ia membungkuk lalu tanya kenapa Kang membatalkan pesanan robodoc-nya. Apakah RS terbaik di negara ini juga tidak mau investasi untuk bagian bedah anak? Kami kekurangan peralatan dan juga sumber daya manusia.
Kang Hyun Tae tersenyum seperti biasa, ia menjelaskan, jika ingin investasi, kita harus memiliki jaminan tentang keuntungannya.
Do Han : Akademi Dokter Bedah Anak sedang mengusahakan untuk menurunkan biaya jasa dokter dan seharusnya RS juga melakukan sedikit pengorbanan.
Kang Hyun Tae : Prof Kim, saya juga seorang dokter. Anda mengobati pasien dan saya mengobati perusahaan. Tugas saya adalah mendiagnosa dan memberikan obat untuk bagian yang sakit. Dalam hal ini, kita sama.
Do Han tidak setuju, tidak. Manusia bukanlah perusahaan. Kang Hyun Tae tersenyum, maafkan saya.
Do Han minta Kang Hyun Tae mengevaluasi lagi anggaran untuk departemen bedah anaknya. Do Han membungkuk dan jalan keluar. Tapi Kang Hyun Tae menahannya, sebelum itu, ada yang harus saya katakan pada anda.
Do Han jalan kembali ke kantornya dan memikirkan kata-kata Kang Hyun Tae. Saya ingin melihat Dokter bedah anak terbaik melakukan operasi terbaiknya dalam lingkungan yang terbaik. Saya akan mewujudkan itu.
Do Han merenung beberapa saat lalu memutuskan untuk menelepon Kang Hyun Tae, Wakil Direktur..ini Kim Do Han.
Bibi Eun Ok datang lagi ke RS. Kali ini ia membawa seorang polisi bersamanya. Perawat Nam dan Jo terkejut melihatnya. Bibi Eun Ok membawa polisi untuk mengeluarkan Eun Ok.
Yoon Seo muncul dan dengan tegas melarangnya. Daripada polisi, anda seharusnya membawa surat dari pengadilan.
Bibi Eun Ok kesal melihat Yoon Seo. Aku ingin membawa keponakanku pulang, kenapa aku harus membawa surat2 segala?
Yoon Seo tetap melarangnya, anda bisa membawa Eun Ok kalau ia sudah sembuh. Bibi Eun Ok sudah membawa ambulance dan akan membawa Eun Ok ke RS di dekat rumahnya.
Polisi itu menjelaskan, kalau Bibi ini adalah wali sah Eun Ok. Tolong keluarkan dia.
Yoon Seo juga menjelaskan kalau Eun Ok baru saja dioperasi kemarin dan tidak boleh bergerak dulu. Polisi itu mengerti dan membujuk bibi Eun Ok untuk membiarkan Eun Ok dirawat di RS ini untuk sementara.
Wanita itu membentak polisi, apa maksudmu? Aku ingin membawanya keluar sekarang! Polisi itu membujuk agar kedua pihak membuat kesepakatan saja daripada harus pusing di pengadilan. Bibi Eun Ok semakin murka, kesepakatan?! Aku akan melakukan sesuai keinginanku!
Bibi Eun Ok langsung ingin menyerbu ke dalam, tapi dilarang oleh Yoon Seo. Ia menahan bahu bibi Eun Ok.
Keduanya saling mendorong dengan sengit. Polisi itu berusaha memisah dua wanita yang sedang naik darah ini.
Tiba-tiba terdengar suara, tidak! Anda tidak bisa membawa Eun Ok! Tidak boleh!
Ternyata itu suara Shi On. Yang entah bagaimana bisa kembali ke RS itu. Shi On menatap tajam bibi Eun Ok, ia kelihatan marah. Yoon Seo terkejut melihatnya, Park Shi On-ah.
Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6]
Notes :
Salut dengan Do Han, sebagai dokter spesialis bedah anak, Profesor lagi, ia bersedia dipotong gaji demi investasi untuk peralatan medis yang sangat berguna untuk pasien anak-anak. Bagaimana dengan dokter spesialis Ind? wkkk.. Tapi kurasa tarif dokter spesialis anak di Ind juga ngga terlalu tinggi sepertinya kalau dibanding negara lain dan biasanya investasi peralatan alat medis RS akan dibantu perusahaan obat atau sponsor.
Oya, bibi Eun Ok ini apa tidak bisa dihukum sama sekali? ini pengabaian dan kekerasan pada anak tingkat tinggi. Masak anak dibiarkan hidup dengan hewan sampai sekacau itu?
JW : Aduh, aku deg-degan..^^ |
No comments:
Post a Comment