Episode 2 "Queen of Drama"
Seung Hee mendapat kabar dari Asisten penulis, kalau semua kru film bubar, tidak ada syuting karena Presiden Kim belum membayar gaji mereka. Kantor kita bangkrut!
Seung Hee langsung lari ke kantornya sambil membawa keponakannya, Joo Young. Apa yang terjadi? Asisten dengan lemah berkata semuanya sudah pergi. Produser juga, ia berkata semuanya sudah selesai dan langsung pulang ke rumah.
Seung Hee tanya asistennya, lalu apa yang kau lakukan saat ini? Asisten tahu mereka tidak akan dibayar, ia mengambil laptop milik Presiden, apa saya bisa mengambilnya?
Seung Hee terlihat panik, lalu ia juga mulai memeriksa sekitar kantor, apa ada barang-barang yang juga bisa ia ambil.Hahaha panic attack.
Akhirnya mereka berhasil menenangkan diri. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita sudah bangkrut. Seung Hee menggelengkan kepalanya, saat kita pertama kali memulai perusahaan ini, kita sudah melewati hal seperti ini beberapa kali. Kita juga akan melalui ini.
Seung Hee mencoba menghubungi Presiden Kim, tapi hanya dijawab oleh mesin. Seung Hee memutuskan mengirim pesan, Presiden, sepertinya anda sembunyi karena anda kehabisan uang, tapi uang tidak akan muncul hanya karena anda bersembunyi. Cepat keluar dan selesaikan ini, kalau tidak saya akan melaporkan anda pada polisi.
Asistennya terkejut, apa anda benar2 akan melaporkan Presiden?
Seung Hee menghela nafas, apa kau gila? Meskipun aku melaporkannya, ia tidak akan bisa membayar apapun. Seung Hee melirik laptop di tangan Asistennya, apa kau akan membawa laptop itu?
Asisten tidak tahu, ia seharusnya menunggu sampai Presiden datang. Seung Hee tanya, kalau begitu..apa aku bisa mengambilnya? wkk
So, dimana Presiden Kim saat ini? Dia ada di pinggiran kota, mencoba mencari tumpangan. Tapi selalu gagal. Dia jalan terus sampai akhirnya menemukan bangku di depan toko. Presiden Kim duduk dengan wajah murung.
Presiden Kim mendengar seorang pria berbicara di telp. Pria itu akan menuju Seoul. Presiden Kim memutuskan menumpang mobilnya, meskipun harus menumpang di bak belakang. Ia tidak peduli meskipun itu ilegal dan harus berbagi tempat dengan ayam. Parahnya, kunci kandang terbuka dan Presiden Kim harus bertarung dengan ayam-ayam itu. Kasihan juga.
Seung Hee mengembalikan Joo Young pada kakaknya. Kakak Seung Hee masih mendesak adiknya untuk menerima pekerjaan sebagai tutor. Seung Hee masih menolak. Kakaknya minta Seung Hee menghentikan semua hal tentang menulis ini. Seperti apapun kau mencoba, itu bukanlah jalanmu.
Seung Hee tetap tidak mau menjadi tutor. Kakaknya marah, kau hanya bisa hidup pas-pasan. Ah sudahlah, aku pergi
Seung Hee mengejar kakaknya dan memberikan uang 50 ribu Won sebagai ganti uang bensin. Kakaknya sudah menyetir jauh-jauh kesini untuk menjemput Joo Young. Harga diri Seung Hee benar-benar tinggi.
Presiden Kim akhirnya menghubungi Seung Hee. Presiden Kim kacau sekali. Seung Hee tampak pusing melihatnya, tapi ia berbaik hati membelikan ramen untuk bossnya. Presdir Kim masih bisa meyakinkan Seung Hee bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa dia tidak sembunyi dan mereka akan melalui masalah ini. Membuat drama itu ternyata membutuhkan banyak uang dan persiapan.
Seung Hee : Lupakan saja, kita bisa kehilangan proyek drama saat ini hanya karena memikirkan perencanaan.
Presdir Kim yakin semua akan beres. Seung Hee tanya apa selama ini Presdir pergi untuk mencari pinjaman uang? Presdir Kim seperti diingatkan dan berkata harus pergi lagi sekarang.
Seung Hee kesal sekali, memangnya selama ini dari mana saja? Presdir Kim minta Seung Hee tenang saja, kalau aku minta tolong, banyak pemilik rumah produksi yang akan membantuku.
Seung Hee tidak percaya, benarkah? Presdir Kim ingin meminjam mobil Seung Hee.
Seung Hee terkejut, mobil saya?
Presdir Kim berhasil membujuk Seung Hee untuk meminjamkan mobilnya. No!! Presdir Kim akan menggunakan mobil itu untuk berkeliling meminjam uang.
Seung Hee mengingatkan bossnya, anda akan mengembalikannya besok pagi kan?
Presdir Kim : Setelah aku bertemu dengan pemilik rumah produksi dan mendapatkan dana, aku akan segera mengembalikan mobilmu.
Seung Hee : Berapa lama itu?
Presdir Kim : Aku juga harus mengambil mobilku dari bengkel, jadi sekitar ..tiga hari?
Seung Hee terkejut dan masih berusaha menahan mobilnya, tapi kata-kata Presiden Kim memang hebat dan berhasil membuat Seung Hee mempercayainya. Jaga baik-baik mobil ini dan segera kembalikan besok pagi. Pergilah mencari pinjaman.
Presiden Kim berjanji akan mencari uang dan pergi dengan mobil Seung Hee.
Seung Hee pulang ke rumah. Sun Joo mengingatkannya pada biaya sewa rumah yang sudah jatuh tempo. tadi pemilik rumah telp. Kau belum membayar biaya sewa ya? Kau pasti sibuk sekali, tapi kau bisa melakukan internet banking kan? Pastikan mengirim uangnya besok.
Seung Hee mengiyakan dengan lemah.
Seung Hee masuk ke toilet dan mengecek uangnya. Ia jelas tidak punya cukup uang untuk membayar setengah biaya sewa rumah yang menjadi bagiannya. Seung Hee memohon, boss..segeralah datang dengan membawa uang.
Tapi Presdir Kim membawa mobil Seung Hee untuk dijadikan jaminan meminjam uang. Seperti biasa, ia membawa uang pinjaman itu ke casino di Gangwon, agar uangnya bisa berlipat ganda. Sigh. Keduanya masuk ke dalam markas iblis. Wkk animasinya.
Satu minggu kemudian
Para ajumma mulai menggosipkan Seung Hee, mereka yakin kalau "suami" Seung Hee sedang menuju kebangkrutan sampai ada rentenir yang datang ke apartemen-nya. Seorang ajumma cemas, aduh kenapa ada rentenir di apartemen kita? Bagaimana kalau itu menjatuhkan nilai investasi apartemen ini? Siapa yang bertanggung jawab?
Kebetulan di saat itu, mereka melihat Seung Hee jalan dengan wajah kusut sambil terus mengirim sms ke Presdir Kim, memohonnya kembali. Ajumma itu menyapa Seung Hee, tapi hanya untuk basa-basi, setelah Seung Hee pergi, ia sudah sibuk bergosip lagi.
Seung Hee mengecek buku tabungannya. Uangnya semakin menipis.
Seung Hee, asisten penulis dan PD Lee jalan dengan lesu ke arah lift untuk mengikuti pertemuan tentang drama mereka. Apa gunanya mengikuti pertemuan kalau kita tidak bisa mengontak Presiden, keluh PD Lee.
Asisten penulis berbisik pada PD Lee, anda harus mengerti dengan keadaan penulis Im, ia bahkan meminjamkan mobilnya pada Presiden.
Begitu mereka keluar dari lift, ada adegan aneh yang tidak perlu. Mereka semua berubah menjadi zombie dan menari-nari. Yah..menegaskan betapa kacau dan menderitanya hidup mereka brr.
Lebih aneh lagi, dibelakang mereka ada sekelompok boyband yang menyanyi dan menari. (well, menurutku garing aja wkk)
Untungnys seorang senior langsung memanggil Seung Hee dan mengembalikannya ke dunia nyata. Senior Seung Hee tanya apa proyek Seung Hee saat ini. Seung Hee menjawab ia sedang membuat drama "Cinta dan Kehancuran".
Seniornya langsung komen, ah drama yang menjiplak itu. Seung Hee hanya menghela nafas. Senior tanya apa Seung Hee masih menerima gaji dari Presiden Kim.
Seung Hee mengiyakan, kenapa? Senior berkata ia ingin menawarkan pekerjaan untuk Seung Hee. Kalau kau sedang tidak bekerja, aku punya informasi proyek baru untukmu.
Seung Hee tentu saja sangat senang, ia berkata akan melakukannya diam-diam. Apa proyeknya? Seniornya berkata ada program memperkenalkan festival daerah, tapi akan disiarkan di jaringan TV utama. Seung Hee langsung setuju melakukannya.
PD Lee memanggil Seung Hee dan asisten masuk ke kantor. Seung Hee mengucapkan terima kasih dan bergegas masuk ke dalam. Senior Seung Hee heran, kudengar tim produksi drama itu berubah. Wanita itu menggelengkan kepala dan jalan pergi.
PD Lee, Seung Hee dan asisten masuk menemui pihak TV. Mereka justru heran melihat tim Seung Hee. Kenapa kalian disini? PD Lee menjawab, mereka akan meeting untuk produksi drama.
Salah seorang manajer berkata kalau Presiden Kim sudah mengembalikan program drama itu. Kalian berkata tidak akan membuat program itu lagi. Kalian berkata tidak bisa memproduksinya, jadi aku memberikan program itu pada orang lain. Kalian tidak tahu?
Seung Hee dan rekan2nya syok. Boss melakukannya? Mereka juga baru mendengar soal ini.
Ketiganya langsung menyerbu kantor. Mata Seung Hee berubah menjadi mata laser dan menilai semua inventaris kantor yang bisa mereka ambil hahaha
Nilai taksiran Alat pemurni udara, 30 ribu Won, Mesin foto copy, 200 ribu Won, dispenser air 100 ribu Won. Tapi Seung Hee masih harus berebut dengan PD Lee dan juga asisten mereka.
Akhirnya setelah bertarung Seung Hee berhasil mempertahankan mesin foto copy (gila, itu mesin kaya punya papaku wkk), radio, komputer, monitor, kursi putar dan 10 rim kertas A4! Seung Hee mencoba mengangkat salah satu kardus isi kertas, tapi dilepaskan lagi karena memang berat. Ia duduk di salah satu kursi sambil menghela nafas.
Sun Joo pulang ke apartemen mereka dan syok melihat barang-barang yang memenuhi ruang tengahnya.
Seung Hee duduk di tepi sungai Han. Tidak, dia tidak berniat bunuh diri, Seung Hee menangisi nasibnya. "Saat aku masih muda, aku ingin menjadi Ratu drama yang bisa menyentuh hati orang dan membuat mereka tersenyum. Tapi sekarang usiaku sudah 32 tahun. Tapi aku tidak bisa menjadi seperti Shakespeare.
Aku sadar aku tidak bisa menjadi penulis seperti Kim Soo Hyun, Lee Seon Mi atau Lee Soo Ah. Ini menyakitkan, ini tidak benar. Ini bukan seperti yang kupikirkan."
Sun Joo telp dan minta Seung Hee menyingkirkan semua barang-barang di apartemen mereka. Seung Hee mengerti, ia janji akan segera menyingkirkan semua barang itu. Tapi ia sama sekali tidak cerita soal kondisinya.
Seung Hee memaki dan meneriaki Presiden-nya.
Presiden Kim tampak menyesal dan merasa bersalah, ya aku pantas ditampar. Tiba-tiba ada kertas melayang "menampar" wajahnya. HA!
Dari depan, ada kertas-kertas beterbangan ke arah Presiden Kim, memberikan efek dramatis. wkk
Paginya, Seung Hee mulai menjual inventaris kantor yang berhasil ia dapatkan. Mesin fotokopi, kursi-kursi dll.
Para ajumma bergosip lagi. Mereka yakin "suami" Seung Hee bangkrut dan Seung Hee juga pasti harus menjual organ tubuhnya. Ajumma itu ingin menggali lebih dalam, sebenarnya apa bisnis "suami" Seung Hee.
Seung Hee pergi ke kantor asuransi dan ingin membatalkan asuransinya. Petugas (wow..Geo Chil!) melayani Seung Hee dengan ramah, lalu membujuknya, asuransi adalah produk universal yang memiliki jaminan luar biasa, sayang sekali jika dibatalkan.
Seung Hee mengeluh dalam hati, ia tahu itu tapi saat ini ia butuh uang. Kenapa orang ini terus saja membuatku malu.
Petugas menawarkan untuk tidak membatalkan produk asuransi ini, tapi menarik sedikit dari preminya seperti menarik tabungan bank.
Seung Hee tertarik dan tanya berapa yang ia dapatkan. Petugas mengecek jumlah nominalnya, lalu menjawab : Tujuh.
Seung Hee senang : 7 juta Won?
Petugas meralat : 700 Won. (yee..sama juga bohong wkk. Asuransi biasanya akan memutar uang nasabahnya di pasar uang/pasar modal, jadi tidak bisa sembarangan ditarik. Biasanya kalau yang seperti ini, itu uang dari keuntungan investasi. Tapi jumlahnya tidak besar.)
Seung Hee mendapat telp dari seniornya, orang-orang dari program festival regional ingin bertemu dengan para penulis. Seung Hee senang, tapi ia ingin menegaskan satu hal sebelum menerima pekerjaan.
Seung Hee tidak terlalu memusingkan berapa gajinya, tapi ia ingin mendapatkan bayaran di muka.
Seniornya protes, mana ada yang membayar gaji dimuka dalam industri ini, mereka bahkan tidak mengembalikan uang jaminan (Uang yang dibayar sebelum seseorang menjalani pekerjaan-nya sepertinya. Mirip sogokan. Kalau sewa rumah, biasanya uang jaminan dikembalikan, meskipun tidak utuh.)
Seung Hee tidak peduli, ia minta seniornya mengusahakan syaratnya. Seniornya mengerti dan akan bicara dengan orang-orang itu. Seung Hee senang dan berterima kasih.
Tidak lama Seung Hee mendapat telp dari kakaknya. Kyung Hee marah-marah setelah mendengar adiknya membatalkan asuransinya. Kyung Hee menyuruh Seung Hee keluar, ia sudah ada di depan apartemen adiknya.
Kyung Hee membawa Seung Hee pergi ke kursus milik temannya. Kyung Hee ingin adiknya menjadi guru les untuk sementara ini.
Seung Hee tidak mau, ia tetap ingin menulis. Kakaknya kesal, Siapa bilang kau tidak boleh menulis? Jadikan mengajar sebagai pekerjaanmu dan kau menulis di saat senggangmu. Kau bisa memasukkan karyamu dalam perlombaan lagi.
Kyung Hee : Kalau aku punya uang banyak, aku akan membiarkan kau tetap menulis. Tapi kau tahu aku tidak punya.
Seung Hee mencibir, meskipun kakaknya punya uang juga tidak akan menolongnya. Wkk.
Kyung Hee : Jujur saja, apa sebenarnya kau ingin menulis drama seperti yang sekarang ini? Jika kau ingin bekerja, apa salahnya menjadi guru les? Ada kebanggaan dalam mengajar dan menulis untuk ujian masuk universitas juga ada hubunganya dengan pekerjaanmu.
Sebagai penulis, kau seharusnya tahu apa yang terjadi di dunia ini. Kau setuju kan?
Seung Hee merasa kesal tapi tetap saja tidak bisa membantah kakaknya. Kyung Hee ketawa, kau dengarkan saja aku. Seung Hee sedikit resah, aku belum pernah mengajar, apa aku bisa melakukannya?
Kakaknya yakin, Seung Hee bisa.
Keduanya bertemu teman kakak Seung Hee. Pria itu cengar-cengir. Ia ingin Seung Hee mengajar mulai malam ini juga.
Kyung Hee : Kenapa tidak mulai besok saja? Apa ini tidak terlalu terburu-buru?
Teman Kyung Hee berkata pada dasarnya kalau Seung Hee mengerti Hangul, maka Seung Hee bisa mengajar. Pria itu membagi kelasnya sesuai dengan level para siswa. Seung Hee akan mendapat level yang paling rendah, yaitu Kelas D. Jadi Seung Hee tidak akan kesulitan dalam mengajar. (Kata siapa? haha)
Seung Hee ingin bertemu dengan guru les sebelumnya, ia harus berkonsultasi dengan seniornya sebelum mengajar, tapi pria itu berkata kalau guru les sebelumnya mendadak keluar karena ayahnya sakit.
Seung Hee berbisik pada kakaknya, ia merasa ada sesuatu yang mencurigakan. Kakaknya setuju, tapi tetap meminta Seung Hee melakukannya.
Kepala Kursus memberikan buku Literatur Bahasa Korea pada Seung Hee, ia nyengir. Seung Hee memaksakan dirinya tersenyum.
Pengacara Song Wan Ha bertemu bersama dua orang temannya di sebuah cafe. Yang satu sibuk sekali dengan obat-obatan sementara yang satunya lagi hanya sibuk memikirkan wanita.
Mereka juga kenal dengan Jong Dae. Mereka berempat minum untuk mengucapkan selamat pada teman mereka yang baru saja mendapatkan pekerjaan.
Jong Dae bersikap akrab tapi resmi dengan Wan Ha, wah pria terhormat dari Shilim-dong juga datang, kudengar kau menjadi Pengacara?
Jong Dae mengeluarkan rokok dan ingin merokok, tapi Pengacara Song mencegahnya, tidak boleh merokok disini.
Wan Ha bertanya beberapa hal pada Jong Dae, tapi teman lainnya yang menjawab untuk Jong Dae. Jong Dae mendapat beasiswa dan akan sekolah ke LN atas rekomendasi profesornya dll.
Seorang gadis cantik masuk ke cafe itu. Semua teman Jong Dae terpesona dan senang, hei..apa dia datang untukku? Gadis itu tersenyum dan jalan mendekat ke meja mereka. Ternyata gadis itu kenalan Jong Dae. Oppa, aku kesulitan mencari parkir dan harus parkir jauh.
Jong Dae tersenyum, itulah mengapa seharusnya kita datang bersama. Ia mengambilkan kursi untuk gadis itu. Jong Dae minta gadis itu mengenalkan diri. Teman2 Jong Dae juga berlomba mengenalkan diri mereka, si playboy Park Gwang Pal, Pengacara Hwang/Song Wan Ha dan Uhm Hyo Sang. Gadis itu mengenalkan diri, namanya Oh Yeon Woo.
Uhm Hyo Sang tanya apa Yeon Woo pacar Jong Dae. Yeon Woo mengaku berharap demikian, tapi aku tidak tahu apa yang ia pikirkan.
Jong Dae tiba-tiba terlihat kikuk. Park Gwang Pal kesal pada Jong Dae, kau ini, kapan kau bertemu dengannya? Kau bahkan tidak mengatakannya padaku, padahal kita teman sekamar. Wkk
Yeon Woo mendapat telp dari petugas untuk memindahkan mobilnya. Jong Dae menemani Yeon Woo keluar sebentar mengurus mobil.
Setelah keduanya pergi, Park Gwang Pal dan Uhm Hyo Sang membahas masalah wanita lagi tapi Wan Ha justru teringat sesuatu.
Th 2001
Wan Ha ternyata pernah bertemu dengan Seung Hee sebelum ia pergi ke apartemen Penulis Moon. Saat itu Seung Hee bekerja di apotik dan Wan Ha beli obat di sana.
Wan Ha langsung terpesona pada Seung Hee saat itu.
Tapi tidak lama, Wan Ha melihat Jong Dae dan Seung Hee kencan, ia akhirnya tahu bahwa Seung Hee adalah pacar Jong Dae.
Uhm Hyo Sang juga mengakui kalau Seung Hee lumayan manis kalau dilihat lebih dekat lagi. Wan Ha terus saja mengamati Seung Hee. Cintanya yang baru tumbuh terpaksa harus dimatikan.
Kembali ke masa kini, Wan Ha berkata kalau mantan pacar Jong Dae tetap lebih baik daripada Yeon Woo. Park bingung, siapa? lalu ingat. Dia?
Seung Hee mulai mengajar di kelas bimbingan belajar. Ia menulis namanya, Im Seung Hee. Tapi tidak ada yang memperhatikan. Ia mengenalkan diri dan berkata mulai hari ini akan mengajar Literatur Korea dan menulis.
Semua muridnya tidak ada satupun yang menggubrisnya, kalau tidak sibuk menindik telinga, merias wajah, ngobrol sendiri, tidur, mendengarkan musik, ya main game. Seung Hee tidak tahan lagi dan menegur seorang anak karena suara game-nya mengganggu.
Seorang murid perempuan tidak terima dan menyerang Seung Hee karena berani mengusik "oppa"nya. Seung Hee jadi marah dan membalasnya. Keduanya berkelahi di dalam kelas.
Untung Kakak Seung Hee tidak segera pulang dan masih menunggu adiknya. Ia mengobati wajah Seung Hee. Seung Hee merasa tidak cocok dengan pekerjaan mengajar. Kakaknya kesal, bukan masalah cocok atau tidak. Kau ini tidak mampu.
Kyung Hee masih berpendapat bahwa adiknya harus mempelajari suatu keahlian . Kau bahkan tidak bisa mempelajari sesuatu yang baru.
Seung Hee menenangkan kakaknya, besok ia akan bertemu senior yang akan memberinya pekerjaan baru.
Kakaknya menyerah, sudahlah kau usahakan saja sendiri. Seung Hee masih kesal, aku kena pukul tanpa sebab karena kau ikut campur!
Kyung Hee juga teriak, karena kupikir kau akan menjadi guru yang bagus.
Seung Hee bicara sendiri, ia akan pergi kerja besok dan semuanya akan membaik.
Tapi ternyata senior Seung Hee tidak bisa mendapatkan pekerjaan untuknya. Alasannya pihak manajemen sepertinya tidak suka dengan syarat Seung Hee yang ingin mendapatkan gaji dimuka.
Seung Hee : Apa mereka tidak keterlaluan? Hanya karena aku berkata minta gaji dibayar dimuka, mereka bahkan tidak mau menemuiku?
Seniornya berkata ada alasan lain, yaitu rumor yang sudah tersebar. Katanya Seung Hee tidak bisa menulis dengan bagus dan hanya mengejar uang saja. Seung Hee tertegun.
Seorang kru TV muncul menemui senior Seung Hee, maaf tapi orang yang seharusnya berada disini tiba-tiba usus buntunya sakit. Mereka benar-benar dalam krisis dan harus segera menemukan bintang tamu. Seorang muda dan pengangguran.
Senior Seung Hee tiba-tiba sadar, Seung Hee cocok untuk acara realiti show ini.
Acara dimulai. Pembawa acara mengenalkan diri, halo apa kabar, saya Kim In Seok dari acara Brave Citizens. Muda dan pengangguran. Muda dan tidak memiliki pekerjaan. Kita semua sering mendengar kata-kata itu.
Di masa dimana mereka seharusnya bekerja keras mereka bahkan belum melangkah ke dalam masyarakat dan begitu banyak dari mereka yang harus menghadapi kegagalan. Hari ini, kami mengundang mereka yang berada dalam situasi seperti itu dan mencari solusi untuk masalah ini. Seseorang yang tiba-tiba kehilangan pekerjaannya karena perusahaan-nya tutup seharusnya ada disini.
Seung Hee yang duduk di balik layar menjadi gelisah, ia malu sekali. Tapi ia mengingat janji dan bujukan seniornya, agar dia mau melakukan ini. Ia akan membayar Seung Hee.
Seung Hee menghela nafas, ia merasa serba salah. Malu tapi sangat membutuhkan uang itu.
Pembawa acara mengenalkan tiga orang ahli yang akan memberikan jawaban jelas tentang masalah pengangguran kaum muda ini. Pertama, penulis buku Choi Do Hoon, dan Petugas Hwang Soo Jin dari dinas ketenagakerjaan juga hadir dan akhirnya, Pengacara Song Wan Ha yang tampan juga hadir disini.
Seung Hee terkejut saat mendengar nama Song Wan Ha disebut. Ia menoleh ke arah Wan Ha.
Kebetulan Wan Ha juga melirik ke balik tirai. Ia mengenali Seung Hee. Keduanya sama-sama terkejut.
Unemployed Romance [1]
Notes :
Episode 2 lumayan lucu tapi ceritanya masih belum kemana-mana. Kita hanya tahu bahwa Jong Dae dan Wan Ha sudah lama berteman. Ini akan membuat hubungan Jong Dae-Seung Hee-Wan Ha semakin seru.
Unemployed Romance episode 2
On Friday, October 25, 2013 Labels: Unemployed Romance
No comments:
Post a Comment