Jang Ok Jung episode 5

 On Thursday, April 25, 2013  

Menteri Min dan In Hyeon dalam suasana berkabung. In Hyeon duduk di depan altar ibunya. Menteri Min masih marah dengan pemilihan Putri Mahkota dan ia ingin In Hyeon mulai lagi dari awal.
In Hyeon : Tidak.

Menteri Min ingin putrinya masuk istana dan menjadi selir Yi Sun, Ratu pasti akan mendukungnya. Lalu mencari kesempatan menggulingkan keluarga Putri Mahkota dengan tuduhan penghianatan.
In Hyeon tidak mau, ia tidak ingin ada pertumpahan darah karena dirinya.
Menteri Min : In Hyeon!
In Hyeon : Saya ingin menjadi Ibu negri ini tapi dengan cara yang terhormat. Tidak boleh ada sedikitpun yang mengotori takhta Ratu saya. Karena itu adalah tanggung jawab saya pada Putra Mahkota.
Menteri Min terkejut, jadi kau belum menyerah?

In Hyeon membenarkan, selama saya terus memiliki impian saya...saya akan bisa mewujudkan impian saya itu. Biarkan Lady In Gyeong yang jadi Putri Mahkota dan menjaga posisi saya itu sekarang. In Hyeon berdiri dan menaburkan bubuk dupa untuk ibunya. Menteri Min menyadari bahwa putrinya juga memiliki ambisi besar.

Ok Jung menemui pamannya, ia berkata akan menepati janjinya, tapi ia punya syarat. Saya lebih suka menjadi budak P. Bok Sun dan bukan selirnya.
Karena bagi Ok Jung itu sama saja, ia hanya akan mendapat perlakukan tidak baik tanpa ada perasaan suka sama sekali dengan P. Bok Sun. Sama saja tidak ada gunanya hidup sebagai manusia.

Jang Hyeon : Kukira kau mengerti cara kerja dunia ini tapi sepertinya kau benar2 bodoh. Jadi kau ingin hidup seperti ibunya selamanya?
Aku tidak peduli, kau mau pergi sebagai selir P. Bok Sun atau sebagai budaknya, kau harus melahirkan anaknya! Hanya dengan cara seperti itu, kau akan bisa membalas dendam kita, untuk Hong Joo-ku, kau dan aku!

Ok Jung : Tidak, keserakahan paman akan menghancurkan kita semua.

Jang Hyeon menurunkan nada bicaranya, ia berkata dengan halus. Itu tidak benar Ok Jung, kita ini memiliki darah yang sama. Kau hanya belum menyadarinya saja.
Jang Hyeon menaikkan nada suaranya lagi, tapi begitu kau membuka matamu pada dunia, keinginanmu menguasai dunia akan lebih kuat dariku!

Ok Jung : Tidak, saya tidak akan pernah seperti itu.
Jang Hyeon : Tidak Ok Jung, kau pasti akan seperti itu. Jadi jangan mengatakan apapun dan segera bersiap untuk pindah ke kediaman P. Bok Sun!

Istana
PM Yi Sun dan Lady In Gyeong akan memulai prosesi malam pengantin mereka. In Gyeong kelihatan tersipu tapi PM Yi Sun kelihatan tersiksa dan bosan. Yi Sun menuang teh untuk In Gyeong. In Gyeong minum teh untuk menenangkan diri. Ia batu-batuk lagi.

Dari luar terdengar suara para dayang (hahaha..kasihan, malam pengantin aja harus ditungguin orang.) Yang Mulia, jika anda sudah berbagi teh pengantin, anda harus membuka baju pengantin Putri Mahkota.
PM Yi Sun dan Lady In Gyeong tampak gugup.
Dayang berseru lagi : Yang Mulia, anda harus melepas baju pengantin Putri Mahkota dan bersiap ke tempat tidur. (ampun haha, give them privacy, will u?)

PM Yi Sun kelihatan kesal, ia menghabiskan tehnya dan mengulurkan tangan untuk membuka topi Putri Mahkota. Tapi yang teringat adalah wajah Ok Jung. PM Yi Sun tidak bisa menghilangkan bayangan Ok Jung.

Ok Jung duduk di studionya dan mengamati rompi militer dengan sulaman huruf Wang itu.
 

Tangan PM Yi Sun terhenti di udara. Lady In Gyeong sampai harus memanggilnya, Yang Mulia..? PM Yi Sun sadar lagi dan ingin melanjutkan prosesi. (PM Yi Sun ini seperti terkejut melihat In Gyeong di depannya, kasihan juga In Gyeong)

Ada gangguan lagi. Tapi kali ini benar-benar gawat. Kasim Yang berseru dari luar, Yang Mulia..kondisi Raja..
PM Yi Sun berseru : Apa yang terjadi?
Kasim Yang masuk ke dalam dan berlutut dengan muka ke lantai, Yang Mulia Raja dalam kondisi kritis!
PM Yi Sun syok dan bergegas pergi, meninggalkan pengantinnya begitu saja. Lady In Gyeong juga tampak sedih.

PM Yi Sun lari ke sisi ayahandanya, Abba Mama! Ratu Myeongseong berlutut dan menangis. Raja Hyeonjong berkata ia tahu ini adalah saat terakhirnya.

PM Yi Sun meraih tangan Raja, tidak Abba Mama, anda pasti akan sembuh. Tapi Raja tahu sudah tiba saatnya ia pergi. Raja minta Putra Mahkota memanggil Menteri yang harus mendengar pesan terakhir Raja.  Yi Sun tanya, Menteri mana yang diinginkan Raja.

Menteri Min dan anggota partai Seoin datang ke Daejeon dan bersiap mendengar perkataan Raja. Karena kalau bukan Menteri Min, maka siapa lagi yang berhak mendengarnya.
Menteri Min mengajak Menteri Kim - Byung Pan (Menteri Militer) untuk masuk dan mendengar perintah terakhir Raja. Tapi Menteri Kim berkata mereka tidak bisa masuk. Hanya Perdana Menteri yang berhak masuk.

Partai Seoin tidak suka, kalau bukan Menteri Min, ketua Partai Seoin, lalu siapa lagi?


Heo Jeok muncul dan berkata, dialah yang akan mendengar perkataan terakhir Yang Mulia Raja. Menteri Min dan partai Seoin terkejut. Heo Jeok membenarkan, saya, sebagai ketua Partai Namin akan masuk dan mendengar perintah terakhir Raja.

PM Yi Sun keluar. Semua menteri membungkuk.
PM Yi Sun : Kau sudah datang, cepatlah masuk...Heo Jeok..Daegam.

Menteri Min terkejut sekali dan PM Yi Sun tersenyum tipis. Ia jalan bersama Heo Jeok ke dalam kamar Raja dan sempat menoleh sekilas ke Menteri Min. Ini adalah waktunya Yi Sun dan Min akan menyesal karena terus menentangnya.

Setelah Heo Jeok mendengar perkataan Raja. Sekarang waktunya untuk keluarga. Putri Mahkota dan P. Myeong An sudah hadir. Raja berkata, tujuannya memanggil Heo Jeok adalah untuk menggunakan serigala untuk beberapa saat demi mengusir rubah. (Heo Jeok dianggap tidak terlalu bahaya dibanding Min)
kau tidak boleh mempercayai siapapun kecuali dirimu sendiri. Kau harus menjadi Raja yang kuat dan menjadi Raja yang jujur untuk semua rakyatmu.

Raja mengulurkan tangan, ingin membelai pipi Yi Sun untuk terakhir kalinya. Sayang ..waktunya sudah habis dan tangan Raja Hyeonjong terjatuh. Raja Hyeonjong mangkat.

PM Yi Sun dan Ratu serta keluarga mereka menangis keras. Abba Mama!
PM Yi Sun berjanji di depan mayat Raja, Baik, Abba Mama. Saya akan melakukan pesan anda.

Semua staf langsung berlutut dan menangis. Ada Kasim yang melakukan Sangwibok di atas atap Daejeon : Yang Mulia, harap kembali..Yang Mulia..harap kembali.

PM Yi Sun keluar dan minta Heo Jeok membacakan Yu Huk (Pesan terakhir Raja) pada semua Menteri.
Heo Jeok : Orang-orang partai Seoin selalu mengusikku selama hidupku, karena aku bukan putra tertua. Semua keluhan dari Partai Seoin adalah ancaman dan ejekan untuk kekuatan penguasa. Ketua Partai Seoin, Min Yu Jung, harus mengundurkan diri dari garis depan politik.


PM Yi Sun : Itu adalah pesan terakhir mendiang Raja. Melanggarnya berarti membuatku menjadi anak yang tidak berbakti dan juga adalah penghianatan pada mendiang Raja. Jadi aku akan mengikuti perintahnya dengan cara yang paling keras.
Menteri Min : Meskipun anda ingin melakukan perintah mendiang Raja, bagaimana anda akan melepas para menteri dari jabatan mereka? Itu tidak bisa dibenarkan.
PM Yi Sun teriak : Apa aku harus mencari pembenaran untuk itu?
Menteri Min : Apa anda bisa menemukannya?


PM Yi Sun jalan mendekat dan mengancam Min, kau menyembunyikan kematian istrimu selama proses pemilihan Putri Mahkota dan membiarkan putrimu untuk hadir. Aku yakin, itu saja sudah bisa dijadikan alasan untuk tuduhan penghianatan. Aku akan mempertimbangkan pengunduran diri darimu dan sebagian besar anggota Partai Seoin.
Menteri Min masih tidak mau mundur, karena satu rezim tidak akan bisa berubah semudah itu. Ada sarjana di 8 propinsi serta militer yang mendukung saya.

PM Yi Sun : Apa anda belum pernah dengar? Cabang pohon willow mungkin lemah, tapi bisa mengikat kayu. Aku sudah mengikat Partai Namin dan Soron, jadi yang tertinggal hanya sebagian dari Partai Seoin. Menteri Militer dari Seoin yang bisa mendukungku, bukan, Ayah mertua. Silahkan kesini.
 

Menteri Kim, Menteri Militer (Byeongpan) yang juga ayah mertua PM Yi Sun jalan bersama pasukannya untuk mengamankan Menteri Min dan anggota partai Seoin pendukung Min.

PM Yi Sun tersenyum pada Min, apa sekarang kau bisa menerimanya? Partai Namin, Soron dan sebagian Seoin akan memerintah bersamaku.

Menteri Min gemetar menahan marah, ia mengepalkan tangannya. Min terpaksa meninggalkan istana digiring oleh pasukan militer.

Hari Penobatan
Sukjong naik takhta. Sukjong jalan bersama Ratu Ingyeong dan mendapat penghormatan dari semua menteri dan pejabat.

Ibu Suri Myeongseong mulai marah, Yang Mulia, apa sebenarnya yang ingin anda lakukan? Kenapa anda menyingkirkan Min Yu Jung yang sudah melindungi keluarga Raja?
Sukjong : Min Yu Jung melindungi Partai Seoin, bukan keluarga Raja.

Ibu Suri Myeongseong menjawab, diantara orang Seoin yang dilindunginya adalah dirinya, ibu Yang Mulia. Jadi pada dasarnya, ia melindungi anda dan Keluarga Raja. Tapi anda justru memanggil Heo Jeok?
Sukjong berkata itu adalah pesan mendiang Raja. Ibunya kesal, anda mengikuti pesan mendiang Raja tapi tidak mendengarkan saya?

Ibu Suri Agung Jo menegur Ibu Suri Myeongseong, ini benar2 tidak pantas. Sebagai tetua dalam keluarga Raja, sungguh tidak pantas mengeluh seperti itu dan tidak menjadi pendukung yang sangat dibutuhkan Yang Mulia.
Ibu Suri Myeongseong tidak suka, anda keterlaluan. Saya hanya memikirkan kebaikan Keluarga Raja. Ibu Suri Jo kesal, siapa yang paling memikirkan keluarga Raja kalau bukan Yang Mulia?!


Ibu Suri Jo berkata ke Raja, Yang Mulia, setelah acara penobatan anda akan menjadi Raja negeri ini, saya akan mempercayai anda. Lakukan saja apa yang anda percaya.
Sukjong minta Ibu Suri Agung Jo tidak cemas, karena panggilan hidupnya adalah melindungi keluarga Raja dan rakyat negeri ini.

P. Bok Sun dan Jang Hyeon menemui Heo Jeok dan Heo Gyeon (anak Heo Jeok). P. Bok Sun memuji Heo Jeok yang bisa menyingkirkan Min Yu Jung begitu saja. Heo Jeok berkata itu adalah karena rencana P. Bok Sun yang memang matang.
P. Bok Sun mengenalkan Jang Hyeon sebagai orang yang membiayai semua gerakan mereka. Heo Jeok memuji Jang Hyeon, tapi tidak menggubris Jang Hyeon lebih lagi, ia hanya ingin bicara dengan P. Bok Sun untuk membuat perencanaan lebih lanjut.

Jang Hyeon terpaksa menekan rasa kesalnya. Semuanya sama saja. Tidak menteri Min, tidak Heo Jeok..semua meremehkan dirinya. Tapi mereka mau uang Jang Hyeon.
(Politik modern berbeda, sekarang pebisnis yang punya modal kuatlah yang bisa berkuasa dalam politik, politikus sejati tanpa dukungan dana hanya akan dijadikan boneka dan simbol, tapi kebijakan tetap pemegang modal yang menentukan.)


Ok Jung berpelukan dengan Hyang karena ia harus masuk kediaman P. Bok Sun. Hyang menangis, Buyongjeong tanpa Ok Jung adalah seperti kapak tanpa pegangannya.
Ok Jung : Aku cuma membuat baju, tapi kau punya kemampuan bisnis. Lagipula, kau yang terbaik di kota raja soal masalah pewarnaan kain. (yak..makloon celup kain..makloon celup wkk..berasa di Cigondewah)
Kau akan lebih baik dariku untuk mengelola tempat ini.


Hyang membujuk Ok Jung untuk bicara lagi dengan pamannya. Ok Jung tidak menjawab dan menunjukkan baju hangat baru buatannya, ia ingin memberikan baju itu untuk ibunya sebelum pergi.

Ibu Ok Jung membantu tuannya mengenakan baju resmi. Kelihatan memang kalau Jo Sa Seok menyukai Ny. Yoon. Ny. Jo masuk dan kelihatan marah. Ny. Jo menyuruh Ny. Yoon untuk menyelesaikan tugasnya dan setelah itu keluar menemuinya.
Tuan Jo pergi ke istana. Ny. Jo marah-marah dengan Ny. Yoon dan menuduhnya merayu suaminya lagi. Ny. Jo menampar Ny. Yoon. Belum cukup, Ny. Jo juga menarik-narik rambut Ny. Yoon. Ny. Yoon reflek membela diri dan membuat wajah Ny. Jo tergores.


Ny. Jo marah dan memerintah budak lain untuk membungkus tubuh Ny. Yoon dengan tikar jerami lalu memukulinya.
Ok Jung yang kebetulan tiba di sana karena memang ingin menemui ibunya melihat itu. Ok Jung lari dan berusaha melindungi ibunya. Ok Jung memohon pada Ny. Jo agar mengampuni ibunya.

Ny. Jo semakin murka dan minta anak buahnya menyeret Ok Jung pergi. Sementara Ny. Yoon dilempar ke dalam gudang. Ny. Jo menyuruh Ahn mengirim Ny. Yoon sebagai budak pemerintah besok.

Ok Jung berusaha bertemu ibunya, ia mengulurkan tangan ke jendela gudang. Ibu..ibu..

Ny Yoon muncul di jendela, sayang..sayang, apa kau tidak apa-apa? Ok Jung menangis dan janji akan mencegah ibunya dijadikan budak pemerintah. Ny. Yoon menggenggam tangan Ok Jung, aku tidak apa-apa, aku baik2 saja. Jangan memikirkan hal bodoh karena aku.

Ok Jung tidak akan melepaskan ibunya dan janji akan selalu bersama ibunya kemanapun ibunya pergi. Ibu dan anak itu menangis putus asa.

Pendukung Menteri Min berlutut di depan kediaman Min. Mereka memohon agar Min tidak mengundurkan diri.
In Hyeon menuangkan teh untuk ayahnya, ia minta Ayahnya menemui mereka. Menteri Min berkata ia sudah mengundurkan diri, ia tidak bisa ikut bertempur lagi.

In Hyeon : Merekalah yang bertempur, bukan Ayah. Jika demikian, bukankah mereka harus mendengar kata2 pembakar semangat dari Ayah?
Min : Artinya, paling tidak aku harus menabuh genderang untuk mereka yang masuk ke medan perang?
In Hyeon tersenyum dan mengangguk. Ayahnya tersenyum lalu jalan keluar.

Min Yu Jung mendengar permintaan anak buahnya. Mereka ingin Min kembali ke kabinet yang penuh dengan pencuri dari partai Namin.

Min : Kita akan kembali! Tapi bukan aku, melainkan kalian semua. Kalian akan menjadi suara Tuhan dan pergi ke istana untukku. Berjuanglah untuk negara yang diinginkan Seoin. Itu adalah cara untuk menyelamatkan aku, Partai Seoin dan Joseon!
Semua jadi bersemangat dan menyalami Min Yu Jung.

In Hyeon melihat mereka dan ingat penghinaan yang ia terima dari PM Yi Sun. Betapa ia sangat berharap PM Yi Sun mengambil tangannya saat itu. Tapi dengan dingin, PM Yi Sun justru memilih Lady In Gyeong.
Sukjong harus meresmikan permintaan Menteri Heo Jeok sebagai Administrator Propinsi. Sukjong berkata posisi itu akan membuat Heo Jeok memiliki kekuasaan pada kekuatan militer termasuk pengawal istana dan pasukan ibukota. Kau meminta posisi itu? Apa kedudukan sebagai Perdana Menteri belum cukup untukmu?
Heo Jeok : Bukankah itu lebih baik daripada menurunkan Yang Mulia Ratu?
Sukjong : Ratu?
Heo Jeok menganggap Ratu dan ayahnya, Kim Man Gi adalah tetap anggota partai Seoin dan jika mereka, partai Namin tidak berkuasa, bagaimana mereka bisa melindungi Raja dari Partai Seoin?

Sukjong mulai kelihatan kesal, jadi aku tidak bisa melindungi takhta tanpa bantuan dari Namin? Apa kau mengancamku?
Heo Jeok : Bagaimana mungkin? mana saya berani?
Tapi Heo Jeok ketawa setelah itu dan Sukjong merasa Heo Jeok juga sama saja dengan Min Yu Jung. Sukjong ingat saat ia ditertawakan dewan Menteri waktu ia masih remaja saat mereka tidak menghadiri penobatannya sebagai Putra Mahkota. Sukjong minta Heo Jeok pergi dulu.

Sukjong tanya pada seseorang di balik pintu, apa anak Heo Jeok..Heo Gyeon sedang mengumpulkan pasukan?

P. Dong Pyeong muncul dari pintu di belakang takhta dan membenarkan, mereka pura-pura mengadakan perburuan harimau tapi jumlah orang-orangnya cukup banyak.

Sukjong mencoba menebak, apa lagi yang diinginkan Heo Jeok. Ia sudah jadi Perdana Menteri.
P. Dong Pyeong : Kecuali ia dilahirkan kembali, ia tidak mungkin naik lagi. Tergantung berapa lama ia akan bisa bertahan di posisi ini.


Heo Gyeon melatih pasukannya di pegunungan. P. Bok Sun dan Jang Hyeon mengamati mereka.
Heo Gyeon marah karena Raja tidak mau memberikan kekuasaan sebagai administrator propinsi pada ayahnya, kenapa kita tidak membunuh Raja saja sekarang? Jang Hyeon merasa itu masih berbahaya.

Heo Jeok marah, beraninya kau mengatakan pendapatmu, padahal kau hanya petugas rendahan?
Jang Hyeon berkata tidak lama lagi, Raja akan mengadakan kompetisi berburu dan ia ingin menghabisi Raja di saat itu. P. Bok Sun setuju, tapi harus bisa dilakukan dengan sekali pukul. Jang Hyeon ingin menaikkan P. Bok Sun ke takhta.

Ibu Suri minta Ratu memperlihatkan wajahnya pada seorang cenayang. Agar wanita itu bisa melihat peruntungan Ratu.
Ibu Suri berkata penobatan Raja tidak boleh ditunda dan kalau ada sedikit saja ketidak beruntungan, mereka harus segera menyingkirkannya.

Ratu Ingyeong mengiyakan dan memperlihatkan wajahnya ke cenayang itu. Cenayang itu ingin bicara secara pribadi dengan Ibu Suri.

Ibu Suri marah : Ratu yang sekarang tidak bisa melahirkan keturunan Raja? Kau bilang, Ratu yang sekarang. Apa ada Ratu yang lainnya lagi?
Cenayang itu membenarkan. Dayang Hong memperingatkan Cenayang untuk menjaga perkataan-nya. Tapi Ibu Suri teriak pada dayangnya, ini bukan waktunya menjaga perkataan, tapi harus bicara dengan jelas!

Ibu Suri tanya, apa Ratu yang berikutnya akan bisa masuk tanpa menimbulkan keributan? Apa dia dari partai kita?
Cenayang itu tanya apa Ibu Suri akan mengampuninya, apapun yang akan ia katakan? Cenayang itu minta Ibu Suri memberikan janjinya dulu.

Ibu Suri berjanji dan minta wanita itu bicara. Cenayang itu berkata, Ratu berikutnya akan aman. Tapi seorang gungnyeo dari partai yang berseberangan dengan Ibu Suri akan segera menyebabkan banjir darah dalam istana.
Ibu Suri kelihatan syok, jika dia berasal dari partai yang berseberangan denganku, berarti dia dari Partai Namin. Ibu Suri kelihatan skeptis, apa seorang gungnyeo biasa bisa menyebabkan banjir darah? Ibu Suri memukul meja, itu tidak masuk akal!

Cenayang itu berlutut, saya pantas mati Yang Mulia. Tapi penglihatan saya tidak pernah salah.
Ibu Suri murka dan mengusir cenayang itu.

Ibu Suri kembali ke istananya dengan wajah kesal dan memerintah Hong Sanggung untuk mengusir semua gungnyeo yang masuk istana atas koneksi dari partai Namin.
Hong Sanggung mencoba memberikan alasan, mana bisa ia mengusir para gungnyeo yang tidak melakukan kesalahan. Ibu Suri tidak mau tahu dan menyuruh Hong Sanggung mencari kesalahan untuk mengusir mereka.

Lalu dimulailah menyisir para gungnyeo dari partai Namin, dari mulai yang rendah seperti nain (asisten) dan gungnyeo lainnya dari semua bagian, mereka harus keluar dengan bermacam-macam tuduhan.

Ibu Suri Agung Jo marah, apa-apaan ini? Apa alasan mengusir mereka?
Dayang hanya memberikan alasan untuk menegakkan disiplin dan minta Ibu Suri Agung Jo tidak mencemaskan ini.

Ibu Suri Agung Jo mengerti, kalau cuma menegakkan disiplin tidak masalah, tapi yang mencurigakan adalah siapa yang diusir.

Ibu Suri Myeongseong muncul, apa yang mencurigakan? Ini adalah hal yang benar, mengusir pelayan yang melakukan kesalahan.
Ibu Suri Agung Jo curiga, kenapa yang diusir hanya pelayan dari Partai Namin, orang2 yang masuk atas koneksinya. Ibu Suri Myeongseong ketawa dan berkata itu cuma kebetulan saja.

Ibu Suri Agung Jo marah, salah paham? Bagaimana anda bisa menyembunyikan langit dengan telapak tangan anda. Bagaimana anda bisa pergi kesana sini di istana, padahal ada Ratu sebagai pemimpin istana dalam?

Ibu Suri Myeongseong tersenyum : Dae Wang Dae Bi Mama, apa anda mengerti kekuasaan yang saya miliki? Itu adalah kekuasaan karena melahirkan anak lelaki. Anda tidak pernah mengalami melahirkan anak, jadi anda tidak tahu bagaimana rasanya, itu yang membuat anda kesal. Tolong santai saja, Yang Mulia. Baiklah, saya mohon diri.

Ibu Suri Agung Jo menahan tangisnya, ia menyuruh Choi Sanggung memanggil Jo Sa Seok untuk menemuinya.

Jo Sa Seok menemui Ibu Suri Jo dan heran, kenapa Ibu Suri tiba2 memanggilnya. Ibu Suri tidak memiliki keluarga yang dekat dengannya, aku tidak punya anak dan aku merindukan keluargaku.
Jo Sa Seok heran, Apa ada masalah dengan Ibu Suri Myeongseong? Ibu Suri Jo mengeluh, ini adalah takdir seorang janda di dalam istana. Aku tidak punya tempat berpaling.

Jo Sa Seok : Bukankah anda adalah yang tertinggi dalam keluarga Raja?
Ibu Suri Agung Jo menangis : Itu hanya jabatan saja, tapi itu tidak cukup. Jadi aku ingin membesarkan anak juga.

Ibu Suri Jo minta Jo Sa Seok mencarikan anak perempuan. Anak yang pintar, yang tidak akan melepaskan tanganku, orang yang akan membuat Ibu Suri Myeongseong diam di tempatnya.
Jo Sa Seok : Apa anda ingin mendukung seorang gungnyeo?

Ibu Suri Jo : Bukan anak yang besar di istana, tapi dari luar, yang sangat hidup bagaikan kuda liar dan belum tersentuh sama sekali. Anak yang memiliki kecantikan luar biasa dengan ambisi, itu akan bagus sekali. Carikan aku anak yang seperti itu dan aku akan memberikan dukunganku sepenuhnya.

Jo Sa Seok tiba-tiba ingat Jang Ok Jung. Ia tanya pada Ibu Suri Agung Jo, Yang Mulia..apa anda akan mengijinkan gadis dari keluarga rendahan?
Tidak masalah, kata Ibu Suri Jo. Tapi gadis ini harus berbeda. Gadis itu tidak harus dari kalangan yangban, tapi bisa merugikan juga kalau dia dari golongan rendahan.

Jo Sa Seok akan berusaha keras menemukan gadis yang cocok dengan keinginan Ibu Suri Jo. Ibu Suri Jo akan membesarkan gadis itu untuk mengokohkan posisinya dan juga partai Namin.

Ok Jung tidak bisa tidur. Hyang terbangun, kau tidak tidur semalaman? Ok Jung minta Hyang mengenalkannya dengan orang2 yang bersedia membantu budak kabur dengan bayaran. (mungkin geumgae? kelompoknya Choi Hyo Won? wkk)
Hyang jelas tidak mau mengantar Ok Jung menemui orang2 itu, kalau kau ketahuan melarikan budak, kau bisa dibawa ke kantor juga. Ok Jung tidak punya pilihan, ia tidak ingin hidup di bawah bayang-bayang pamannya yang memperlakukannya seperti bukan manusia, kalau tidak dijadikan selir ya budak. Lagipula, jika Ibunya dijadikan budak pemerintah, ia tidak bisa menebus ibunya dengan uang. Ok Jung ingin melarikan diri dengan ibunya ke Cina.
Ia ingin mengeluarkan ibunya sebelum ibunya dibawa ke kantor pemerintah.


Hyang mengantar Ok Jung menemui pria itu. Ok Jung tanya kondisi ibunya, apa kau sudah memeriksanya? Pria itu berkata sudah terlambat, besok ibu Ok Jung akan segera dijadikan budak pemerintah.
Ok Jung bersedia membayar dua kali lipat. Pria itu menolak, kalau mereka gagal, nyawa taruhannya.

Ok Jung berdiri dan pura2 akan pergi, sudahlah Hyang kita pergi saja, kau bilang ada kelompok lain yang bahkan berhasil mengeluarkan tahanan dari penjara? kita kesana.
Pria itu kesal dan berkata itu cuma rumor saja. Agar kelompok lain itu bisa mendapatkan pelanggan lebih banyak.
Ok Jung : Rumor atau bukan, buktinya orang datang untuk mencari bantuan.
Pria itu ketawa, kau wanita yang mempunyai nyali. Baiklah, aku akan menunjukkan tempat persembunyian khusus yang membuatmu tidak akan tertangkap.

Pria itu membuka peta dan menunjukkan pondok di lokasi perburuan Kerajaan. Tidak akan ada yang mengira kalau kalian bersembunyi di sana selama beberapa hari, setelah aman, aku akan menyiapkan kapal untuk ke Cina. Tapi kau harus memenuhi janjimu, membayar dua kali lipat.
Ok Jung langsung memberikan uang.

Ok Jung dan Hyang pulang ke studio mereka dan menemukan Jo Sa Seok menunggu Ok Jung. Ok Jung menyajikan teh untuk Jo Sa Seok.
Tuan Jo mengamati Ok Jung dan merasa Ok Jung memang sesuai dengan kriteria Ibu Suri Jo.

Tuan Jo : Rasa tehnya enak. Kau juga sangat memperhatikan ibumu, tapi kau lebih mirip ayahmu. Saat aku pergi ke Cina, aku biasa membawa ayahmu sebagai penerjemahku.
Ayahmu sering pergi ke rumahku dan begitulah ia bertemu ibumu. Kau mewarisi kecerdasan ayahmu dan kecantikan ibumu.

Ok Jung : Tuan terlalu memuji saya, apa yang membawa Tuan datang ke tempat sederhana ini?
Tuan Jo tanya apa Ok Jung pernah berpikir untuk menjadi Gungnyeo?
Ok Jung : Gungnyeo? tapi bukankah saya berasal dari kelas rendahan?

Tuan Jo berkata itu tidak masalah, karena sebagian besar para gungnyeo juga berasal dari kelas rendahan.
Tapi Dae Wang Dae Bi Mama mungkin akan meragukannya. Ok Jung bingung mendengarnya. Tuan Jo berkata Ok Jung akan tahu nanti, jadi apa kau mau jadi gungnyeo?

Tuan Jo : Itu semua tergantung dirimu, gungnyeo dari kelas rendahan juga bisa mendapatkan kekuasaan di istana. Itu kalau kau bisa mengambil kesempatan.
Ok Jung : Kesempatan?
Tuan Jo : Pertama, kau harus menyenangkan hati Ibu Suri Agung, lalu kau harus bisa mendapat perhatian dari Raja. Kalau itu terjadi maka ..kau bisa menguasai dunia.

Ok Jung menolaknya, ada yang harus saya lakukan. Jo Daegam...maafkan saya, saya tidak ingin menjadi gungnyeo.

Heo Jeok, P. Bok Sun dan Heo Gyeon berkumpul. Sementara Jang Hyeon hanya diperbolehkan menunggu di luar. Heo Jeok dan semuanya sedang merancang pembunuhan terhadap Sukjong.
Heo Gyeon berkata ia sudah menemukan 'anjing pemburu' yang tepat dan mereka tinggal menunggu hasilnya.
P. Bok Sun : Aku mudah bosan, jadi kuharap ini tidak memakan waktu lama.

Raja berburu ditemani P. Dong Pyeong. Sukjong melihat seekor rusa, ia langsung mengejarnya. Sukjong terpisah dari rombongan dan pergi ke tempat sepi.
Sukjong membidik rusa itu, sayang gagal. Tiba-tiba muncul sekelompok pembunuh yang langsung menyerang Raja. Sukjong berusaha melawan mereka.

P. Dong Pyeong merasa curiga dan memanggil Raja, Yang Mulia..?! P. Dong Pyeong merasa tidak enak dan mengerahkan pasukan mencari Sukjong.

Sukjong berhasil bertahan meskipun luka parah, ia mengalahkan pembunuh itu, tapi lukanya sangat parah dan Sukjong pingsan di dekat sebuah batu.

P. Dong Pyeong teriak2 memanggil Sukjong, Yang Mulia!! P. Dong Pyeong menemukan mayat pembunuh itu dan panik, cepat cari Yang Mulia!! Temukan Yang Mulia!

P. Bok Sun gelisah menunggu hasilnya. Heo Gyeon datang, ia lapor sepertinya sukses tapi mereka belum menemukan tubuh Yang Mulia.
P. Bok Sun marah, kau belum menemukan tubuhnya? Kalau begitu tidak bisa dipastikan itu berhasil atau gagal. Jang Hyeon usul untuk menyiapkan pasukan, untuk berjaga-jaga.

Ibu Ok Jung berhasil dibebaskan. Ok Jung mengajak ibunya lari ke Cina. Ny. Yoon ketakutan, kalau tertangkap, kau juga bisa dijadikan budak pemerintah.
Ok Jung tidak peduli, meskipun hanya sehari, ia ingin hidup bersama ibunya. Akhirnya Ny. Yoon mengalah dan bersedia lari dengan Ok Jung.
Pria itu mengantar mereka menuju pondok di lokasi perburuan Kerajaan.

Ok Jung dan Ibunya jalan di tengah kegelapan hutan. Ibu Ok Jung terjatuh, kurasa aku membentur sesuatu. Ok Jung mengarahkan lampion dan melihat sesosok tubuh, keduanya ketakutan. Mereka tidak tahu kalau itu adalah Raja.
Ibu Ok Jung mengajak putrinya pergi saja, bagaimana kalau kita terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Ok Jung setuju. Keduanya hampir saja berlalu saat Sukjong mengigau.

Ok Jung berhenti, dia bersuara. Dia belum mati. Ok Jung mendekat dan mengarahkan lampion untuk melihat wajah pria itu.

Ok Jung terkejut, ia mengenali wajah orang itu. Ny. Yoon tanya apa putrinya kenal dengan pria itu. Ok Jung mengangguk.
P. Dong Pyeong juga terus mengerahkan anak buahnya mencari Raja. P. Dong Pyeong hanya berharap, saya mohon..saya mohon tetaplah hidup.

Ok Jung dan ibunya membawa Raja ke dalam pondok pemburu. Ok Jung terkejut saat melihat tangan ibunya penuh darah. Ibu, apa ibu bisa mengambilkan air?

Ok Jung segera mencari kain dan mulai membalut luka Sukjong.

Paginya, Jang Hyeon marah karena mendapat laporan dari Kwang San kalau Ok Jung melarikan ibunya semalam. Jang Hyeon kesal sekali, berani benar dia. Di saat penting seperti ini.
Jang Hyeon minta Kwang San memeriksa semua kapal yang masuk dari Cina. Ok Jung pasti akan mencoba naik ke salah satu kapal itu. Dan cari tahu siapa saja yang terlibat dalam pelarian ini.

Jang Hyeon : Aku tahu dia berbakat, tapi ternyata ia juga punya nyali. Minta Hee Jae pulang, dia sedang belajar di Cina. Kalau perlu, aku akan menggunakan seluruh keluarganya untuk membawanya kembali.

Ok Jung masih merawat Sukjong yang pingsan. Ok Jung ingat ajakan pria itu untuk melihat matahari terbit, ia ingat saat pria itu menyelamatkannya dan perkataannya kalau ia tidak mungkin menyukai gadis rendahan seperti Ok Jung. Tunangannya harus berasal dari keluarga yang setingkat dengan Perdana Menteri.
Tiba-tiba Sukjong terbangun, ia langsung duduk dan teriak. Ok Jung mencegahnya bergerak dulu.

Sukjong terkejut, kau siapa? Lalu ia mengenali Ok Jung. Kau..? Bagaimana kau bisa..?

Ok Jung menjelaskan, ia menemukan Sukjong saat melewati hutan. Lalu Ok Jung membawa Sukjong kesini.

Sukjong : Dimana tempat ini?
Ok Jung : Saya dengar ini dekat dengan lokasi perburuan Kerajaan.
Sukjong bicara sendiri, jadi aku tidak pergi jauh. Ok Jung minta Sukjong istirahat. Ia akan mengambilkan makanan.

P. Dong Pyeong minum bersama P. Bok Sun, keduanya sama-sama keluarga Raja. Mungkin satu ayah lain ibu. P. Bok Sun tanya apa P. Dong Pyeong bertemu Raja akhir2 ini.
P. Dong Pyeong : Maksudnya?
P. Bok Sun, maksudnya kemarin atau hari ini. Karena kau sering bertemu Raja. P. Dong Pyeong membenarkan, tentu saja. P. Bok Sun kelihatan terkejut.

P. Dong Pyeong heran kenapa P. Bok Sun tanya. P. Bok Sun berkata ia mendengar rumor, kalau Yang Mulia tidak kembali ke istana setelah pergi berburu. P. Dong Pyeong ketawa dan berkata ia sudah mengenalkan Raja pada gumiho dan itu sebabnya Raja pulang larut malam ke istana.
P. Bok Sun tidak percaya, Raja tidak memiliki perasaan, apa bisa dirayu oleh gumiho? P. Dong Pyeong kelihatan waspada. Ia curiga, P. Bok Sun ada di balik hilangnya Raja.

P. Dong Pyeong hanya berkata, Raja juga seorang pria yang dapat dirayu oleh gumiho. P. Bok Sun ingin bertemu Raja dalam tiga hari, saat perayaan tahun baru.

P. Bok Sun tanya kapan P. Dong Pyeong akan mulai bekerja di pemerintahan. P. Dong Pyeong berkata ia jelas mau kalau ada yang menawarinya pekerjaan, tapi masalahnya, keluarga Raja dilarang mencampuri masalah politik.
P. Bok Sun : Bukankah menyentuh sesuatu yang terlarang itu menyenangkan?  Kalau kau mendapat kesempatan, apa kau mau?
P. Dong Pyeong berkata tentu saja ia mau, kenapa? Apa anda ingin menawarkan kesempatan itu kepada saya? P. Bok Sun ketawa, kau membuatku terancam tuduhan penghianatan, tolong katakan pada Yang Mulia untuk pergi berburu denganku.
Keduanya ketawa dan minum lagi, tapi masing2 tampak waspada dan curiga.

P. Dong Pyeong ternyata menemukan pembunuh yang masih hidup. Ia memerintah pasukan untuk merahasiakan apa yang terjadi lalu mengobati pembunuh itu. P. Dong Pyeong dan Kasim Yang menahan pembunuh itu.
P. Bok Sun bingung, ia tidak bisa membaca pikiran P. Dong Pyeong. Dia sepertinya memihak Yang Mulia. Tapi juga seperti bersedia main-main denganku.
Jang Hyeon merasa P. Dong Pyeong tetaplah orangnya Raja dan mereka tidak boleh terjebak dengan perkataan P. Dong Pyeong. Heo Gyeon usul, apa mereka langsung menyerang istana saja.

P. Bok Sun kesal sekali, kenapa ini tidak langsung beres. Heo Gyeon merasa bersalah. Jang Hyeon minta P. Bok Sun menetapkan keputusannya, tunggulah saat yang tepat mencari pembenaran untuk mengambil alih takhta.
P. Bok Sun : Kalau Yang Mulia tidak muncul dalam dua hari saat perayaan Tahun Baru yang dihadiri semua pejabat, itu artinya Yang Mulia sudah meninggal atau dia terluka parah. Karena Yang Mulia tidak memiliki keturunan, maka urutan berikutnya yang berhak naik takhta jelas adalah..
Semua mengerti maksud P. Bok Sun.

Ok Jung memikirkan luka Sukjong dan memutuskan membuat baju baru untuk ganti bajunya yang terkena darah. Ok Jung ingat ukuran badan Sukjong dan mulai menggambar polanya.
Ok Jung bekerja sepanjang malam menyelesaikan baju untuk Sukjong.

 Paginya, Ok Jung meletakkan baju itu saat Sukjong masih tidur. Ok Jung ingin mencuci baju Sukjong yang terkena darah.
Sukjong terbangun, ia menuduh Ok Jung merancang semua ini agar mereka bisa bertemu secara kebetulan.
Ok Jung : Apa maksud anda?
Sukjong : Kalau tidak, kenapa kau selalu muncul di saat aku mendapat kesulitan?

Ok Jung tidak tahu itu, ia punya alasan kenapa harus sembunyi di tempat ini, tapi ia akan pergi dalam beberapa hari.
Sukjong : Kau sembunyi di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh keluarga Raja?
Ok Jung punya alasannya sendiri tapi tidak bisa menjelaskan.
Sukjong tanya apa Ok Jung masih punya senjata di tangannya.
Ok Jung : Ya, selama saya hidup. Saya memiliki senjata itu.

Sukjong ingin mendapatkannya, aku hampir dibunuh tanpa seorangpun mengetahuinya.
Ok Jung : Kalau begitu anda harus bergegas melaporkannya.

Sukjong tampak pasrah, ada kalanya kau tidak berdaya meskipun kau tahu siapa musuhmu. Kenapa kau tidak bertanya apapun? Tentang pagi itu, kenapa aku melanggar janjiku dan pergi. Siapa aku sebenarnya.

Ok Jung tahu Sukjong pasti punya alasannya sendiri dan ia juga tidak berharap Sukjong menepati janjinya pada gadis rendahan seperti dirinya.
Sukjong marah, aku tidak pernah melanggar janjiku, tidak peduli dari kelas mana orang itu berasal!

Ibu Ok Jung memanggil putrinya. Ia melihat Sukjong. Ok Jung berkata akan mencuci jubah yang kena darah itu, lalu ia jalan keluar. Ibu Ok Jung hanya membungkuk pada Sukjong dan menutup pintu.

Ny. Jo dan Kwang San mengacaukan Buyongjeong, mereka mencari Ok Jung. Bahkan Kwang San sudah berhasil menemukan orang yang membantu mereka kabur.

Ok Jung mencuci baju Sukjong di sungai. Ibunya mendakat dan ingin membantu putrinya. Ny. Yoon berkata, orang itu sepertinya dari golongan bangsawan, bukan dia kan? 

Kuharap bukan dia. Kuharap kau tidak jatuh cinta pada pria dari kelas lain seperti ibu, itu hanya akan membuatmu menderita seumur hidupmu.

Mereka mendengar suara orang dan Ok Jung merasa orang2 itu mungkin mencari Sukjong. Ok Jung mengajak ibunya kembali ke pondok. Kelompok itu memang kelompok Heo Gyeon.

Ok Jung lari ke pondok, tapi 'Naegeumwijang-nim' sudah tidak ada di dalam pondok. Ok Jung minta ibunya menunggu sebentar, Aku harus mencarinya, seseorang mungkin mencoba membunuhnya lagi. Ok Jung langsung pergi.
Ok Jung melihat rombongan orang lagi. Ia menyembunyikan diri, padahal itu rombongan P. Dong Pyeong yang mencari Raja.


P. Dong Pyeong juga melihat rombongan Heo Gyeon. Ia memerintah anak buahnya untuk sembunyi. P. Dong Pyeong mengawasi mereka.
Sukjong berdiri di atas bukit, ia ingat pesan mendiang ayahnya. Jangan percaya pada siapapun, kecuali dirimu sendiri. Sukjong ingat para pembunuh yang menyerangnya, mereka jelas tidak main-main dan ingin menghabisinya.
Ok Jung lari ke atas bukit. Sukjong mendengar langkah orang dan menoleh, ternyata Ok Jung. Ok Jung kelihatan lega waktu melihat Sukjong baik-baik saja.
Sukjong menunjukkan baju barunya, ternyata ukurannya pas sekali.
Ok Jung tidak sedang ingin membicarakan baju, ia berkata ada banyak orang di bawah bukit, mereka membawa pedang, jadi siapa tahu..

Sukjong tersenyum, apa kau mencariku karena kau takut aku dalam bahaya?
Ok Jung : Itu...Ya.

Ok Jung berbalik dan akan pergi. Sukjong menahannya, aku akan pergi sekarang. Apa kau mau ikut denganku? Ke tempatku?
Ok Jung menolaknya. Ia harus lari ke Cina bersama ibunya, besok pagi.


Sukjong melepaskan tangan Ok Jung, ke Cina? besok pagi? Meskipun aku memintamu ikut denganku?
Ok Jung : Saat ini, Saya tidak bisa..tapi satu hari nanti, kalau belum terlambat...dimana saya bisa mencari Tuan?
Sukjong tersenyum : Di Istana, kau bisa mencariku di istana. Namaku adalah...Yi Sun.

Ok Jung tidak tahu nama Putra Mahkota atau nama kecil Raja, jadi ia hanya berkata, kalau saya bisa kembali ke Joseon lagi atau kalau saya tidak bisa pergi ke Cina, maka saya akan mencari Tuan.

Ok Jung [1], [2], [3], [4]

Notes :
Kisah Ok Jung ini mirip dengan sejarah asli Jang Ok Jung. Ok Jung memang menjadi gungnyeo di istana Ibu Suri Agung Jo atau Ratu Jangryeol. Sukjong bertemu dengan Ok Jung pertama kali saat di istana ya di istana Nenek buyut tirinya itu.
Dalam drama, Tuan Jo berkata kalau ayah Ok Jung adalah penerjemahnya saat ia pergi ke Cina. 

Dalam sejarah, keluarga Jang Ok Jung memang keluarga penerjemah. Keluarga yang intelek meskipun bukan dari kalangan bangsawan.

Dalam drama Dong Yi, Sukjong kelihatan gembira waktu menyambut kembalinya Ok Jung ke istana. Sukjong berkata di tempat inilah aku pertama kali melihatmu, persis seperti saat ini dan malam ini. Lokasinya ada di Chwi Seon-dang. Apa jangan2 Chwi Seondang itu bekas istana Ibu Suri Agung Jo ya?

Aku ingin tahu, apa dalam drama Jang Ok Jung ini, mereka juga bertemu di tempat yang sama.
Gak peduli dengan rating rendah, drama ini menurutku keren wkk..
Jang Ok Jung episode 5 4.5 5 Beetlebum Thursday, April 25, 2013 Menteri Min dan In Hyeon dalam suasana berkabung. In Hyeon duduk di depan altar ibunya. Menteri Min masih marah dengan pemilihan Putri Mahko...


No comments:

Post a Comment