Yi Gak menghentikan mobil untuk menemui Yong Seol. Yi Gak lega Yong Seol tiba tepat waktu. Yi Gak ingin tukar mobil dengan Yong Seol agar Tae Mu tidak mencurigainya dan tetap berpikir kalau ia adalah si penipu itu.
Yi Gak memberikan kacamatanya pada Yong Seol. Ia bergegas masuk ke mobil.
Yong Seol menahannya, Yang Mulia ini berbahaya, saya harus ikut dengan anda.
Tapi Yi Gak ingin pergi sendiri, ini masalah antara aku dengan Yong Tae Mu, kami harus menyelesaikannya sendiri. Yi Gak masuk mobil dan pergi.
Se Na menemui Jang. Jang memintanya masuk, aku minta maaf sudah memanggilmu kesini malam-malam seperti ini.
Se Na berkata tidak masalah. Keduanya duduk dan Jang berkata kalau ia tidak bisa menunggu sampai besok untuk mengatakan hal ini pada Se Na.
Se Na : Apa yang ingin anda katakan?
Jang : Se Na, aku menemukan putriku.
Se Na terkejut, ia tanya ..In Joo-ssi? Jang menggeleng, ia berpikir tidak akan bisa menemukan In Joo.
Jang : Kenyataannya, aku memiliki dua orang anak perempuan. Ada In Joo, anak yang kucari dan yang lainnya lagi...In Joo eonni. Aku tidak menemukan In Joo tapi menemukan kakaknya.
Sena, kakak In Joo adalah..Kau.
Jang menangis, Se Na aku adalah ibu kandungmu. Se Na speechless.
Park Ha terus menggedor pintu mobil freezer. Ia teriak tapi tidak ada jawaban. Park ha menggigil kedinginan.
Park Ha duduk dan menangis, ia hampir kehilangan kesadaran.
Yi Gak melarikan mobil sekencang mungkin untuk menemui Tae Mu.
Se Na masih belum bisa mencerna kata2 Jang, Presdir..
Jang minta Se Na memanggilnya Ibu. Setelah aku melahirkan dirimu, aku meninggalkanmu dalam asuhan Man Ok eonni. Itulah mengapa kau mengira kalau Man ok eonni adalah ibu kandungmu dan hidup seperti itu sampai sekarang ini.
Jang menangis, aku...adalah orang yang jahat. Se Na aku minta maaf.
Se Na gemetaran, ia minta maaf dan ingin minta waktu sebentar untuk berpikir. Se Na jalan keluar kamar. Jang hanya menghela nafas sambil menangis.
Se Na langsung telp Tae Mu. Ia tanya dimana Tae Mu.
Tae Mu yang sedang menunggu Yi Gak berkata ia ada di tempat jauh. Se Na menanyakan Park Ha. Tae Mu berkata Park Ha ada di tempat yang aman. Kenapa suaramu seperti itu?
Se Na tanya apa yang sudah dilakukan Tae Mu pada Park Ha. Tae Mu belum melakukan apapun. Ia hanya memastikan Park Ha tidak akan keluar sampai Jang pulang ke HK.
Se Na berkata kalau anak perempuan yang ditemukan Jang bukanlah Park Ha. Jang bahkan berkata ia akan berhenti mencari putrinya yang ke-2.
Tae Mu terkejut, bukankah kau yang bilang kalau dia tahu bahwa Park ha adalah putrinya.
Se Na : Aku juga salah paham, sekarang biarkan Park ha pergi.
Tae Mu melihat mobil Yi Gak dan ia mengiyakan Se Na, baiklah sekarang aku tutup dulu.
Tae Mu menyalakan lampu mobilnya dan keluar. Yi Gak juga keluar. Keduanya berdiri berhadapan. Yi Gak menanyakan Park Ha. Tapi Tae Mu minta ponsel Tae Yong dulu.
Yi Gak memberikan ponsel milik Tae Yong. Tae Mu melihat fotonya dan mengancam, kalau sampai kau menyimpan salinannya dan menggunakan foto2 itu untuk mengancamku lagi, aku tidak akan berhenti sampai disini saja.
Yi Gak berkata ia tidak ingin hanya membuat Tae Mu ketakutan, tapi ia ingin membuat Tae Mu menyesal sampai ke tulang2nya.
Tae Mu mengeluarkan kunci boks mobil, apa kau tidak ingin menyelamatkan Park Ha? Tae Mu membuang kunci itu ke tanah dan minta Yi Gak hati2 dengan ucapannya.
Yi Gak : Dimana dia? Katakan dimana lokasinya!
Tae Mu : Di tempat pembuangan rongsokan tidak jauh dari sini.
Tae Mu ingin Yi Gak membungkuk dulu di depannya untuk mengambil kunci itu. Yi Gak mengepalkan tangan, seumur hidup, ia hanya membungkuk pada Raja dan mungkin Nenek atau ibunya, tapi demi Park Ha, Yi Gak membungkuk di depan Tae Mu untuk memungut kunci mobil.
Tae Mu tampak puas. Lalu beberapa preman suruhannya datang memukuli Yi Gak.
Yi Gak tidak bisa melawan dan jatuh bergulingan.
Tae Mu : Kau seharusnya tidak mencoba cari masalah denganku.
Dua preman mengangkat tubuh Yi Gak dan preman lain sudah ambil kuda-kuda untuk menendangnya.
Tepat di saat genting itu, Woo Yong Seol tiba! Ia melemparkan jasnya ke kepala preman yang akan menendang Yi Gak dan dengan kecepatan ultra speed Yong Seol melumpuhkan preman2 itu.
Yong Seol mencekek seorang preman dan teriak, Yang Mulia, saya mampu mengatasi ini. Tolong bergegas dan selamatkan Park Ha.
Yi Gak : Baiklah, kau harus berhati-hati!
Tae Mu bingung melihat perubahan kondisi ini. Yi Gak bergegas masuk mobilnya dan pergi. Tae Mu akhirnya pergi.
Se Na jalan masuk ke kamar Jang dan berlutut di sampingnya. Jang terkejut dan ia membantu Se Na berdiri.
Keduanya duduk, Se Na menangis, ia berkata akan lebih baik jika Jang sama sekali tidak mengatakan ini padanya. Sekarang ia merasa sangat malu dan menyesal.
Jang : Se Na, ayo kita mulai lagi dari awal di HK. Saat kau berbohong padaku,aku berpikir kalau semua ini adalah kesalahanku. Itulah mengapa aku sangat marah.
Se Na menangis dan minta maaf berkali-kali pada ibunya.
Yi Gak tiba di lokasi barang bekas dan menemukan mobil freezer itu. Ia menggedor pintu dan memanggil Park Ha.
Yi Gak mengeluarkan kunci dan sampai menjatuhkannya karena gugup. Tapi akhirnya berhasil membuka pintu mobil dan menemukan Park Ha yang duduk setengah beku.
Yi Gak terkejut dan segera menyadarkan Park Ha. Ia memeluk Park Ha dan menangis, Park Ha..sudah tidak apa-apa. Tidak apa-apa sekarang. Park Ha maafkan aku.
Park Ha menangis di pelukan Yi Gak. Ia benar2 ketakutan.
Man bo dll menunggu di pinggir jalan dekat apartemen. Man bo gelisah, kemana mereka apa Yang Mulia sanggup menolong Park Ha noona?
Yong Seol melihat mobil Yi Gak dan berkata jangan cemas. Ketiganya berdiri menyambut Yi Gak.
Yi Gak dan Park Ha keluar mobil. Joseon 3 langsung mendekat dan menanyakan kondisi Park Ha. Apa kau baik2 saja, Park Ha noona?
Park Ha tersenyum lega melihat mereka, ya, kalian semua, terima kasih.
Yi Gak mengajak semua masuk ke rumah. Yi Gak merangkul Park Ha sementara Chi San bersikap sebagai Kasim dan menopang lengan Yi Gak haha..
Paginya, Park Ha masih tidur nyenyak. Sementara Yi Gak duduk di sampingnya. Mungkin sepanjang malam Yi Gak tidak pergi. Yi Gak menggenggam tangan Park Ha dan membelai rambutnya.
Park Ha bangun dan heran melihat Yi Gak. Apa kau disini terus sepanjang malam? Yi Gak tersenyum.
Park Ha tanya jam berapa sekarang. Yi Gak berkata sudah pagi. Aku lapar, kita masak omurice yuk?!
Park Ha mengiyakan dan akan duduk. Tapi kepalanya pusing.
Yi Gak : Kau mengerahkan semua kekuatanmu semalam, itulah mengapa kau merasa pusing. Aku yang akan masak omurice, kau istirahat saja.
Park Ha tetap ingin masak omurice untuk Yi Gak.
Belum selesai bicara, Yi Gak sudah menciumnya. Jika kau tidak menutup mulutmu, aku akan mendisiplinkan-nya.
Yi gak mencium mata Park Ha, kalau kau tidak menutup matamu, maka aku harus mendisiplinkan-nya juga.
Park Ha geli, idiot. Tapi ia menutup mulut dan matanya rapat2 lalu kembali tidur. Yi Gak tersenyum, ia menyelimuti Park Ha dan jalan keluar. Park Ha membuka mata lagi dan tersenyum.
Yi Gak menyajikan omurice ala Joseon. Bisa dikatakan itu nasi goreng dengan toping scrambled egg gosong dikit.
Park Ha bengong, kau memasak dengan cara yang menarik. Park Ha mencicipinya dan mengangguk, ia menyukainya meskipun rasanya mungkin aneh haha..
Yi Gak tertawa lega karena Park Ha suka dengan masakannya. Ini pertama kalinya Putra Mahkota memasak untuk orang lain.
Yi Gak menanyakan kondisi Park Ha. Ia minta Park Ha istirahat saja dan jangan menemui Presdir Jang.
Park Ha tidak setuju, ia tidak mau membiarkan Yong Tae Mu berpikir sudah berhasil membuatnya takut. Aku harus bekerja untuk Presdir Jang karena ini hari terakhirnya (di Korea).
Yi Gak menyesal, Park Ha bahkan tidak bisa melaporkan percobaan pembunuhan yang dialaminya pada polisi karena itu akan mengungkap identitas Yi Gak. Apa kau merasa ini tidak adil?
Park Ha yakin mereka akan dihukum Tuhan. Satu hari, mereka akan membayar apa yang sudah mereka lakukan.
Yi Gak : Jika Tae Mu tahu siapa ibumu, dia tidak mungkin mengatakannya padamu.
Park Ha bertekad akan mencari tahu sendiri. Sampai saat ini, karena kukira ibuku tidak mencariku, aku sama sekali tidak berusaha mencari. Tapi mulai sekarang, aku akan menemukannya.
Yi Gak : Baiklah. Apa rencanamu?
Park Ha ingin memasang iklan pencarian dengan foto masa kecilnya. Jika ibuku mencariku juga, dia pasti akan melihatnya.
Park Ha memasukkan foto dalam amplop dan berharap : Ibu, kau harus melihat foto ini.
Tae Mu juga terkejut saat mendengar dari Se Na kalau dia memang putri kandung Jang Sun Joo. Tae Mu langsung menyimpulkan kalau Park Ha dan Se Na memang kakak-beradik sedarah.
Se Na marah, ia tetap tidak ingin mendengar kalau Park ha adalah adik kandungnya, itu membuatku bad-mood.
Tae Mu heran bagaimana bisa seperti ini. Se Na hanya berkata kalau kehidupan ibu kandungnya memang sedikit rumit. Aku adalah putri kandung Presdir Jang. Park Ha tidak tahu apapun soal ini. Dia hanya perlu hidup saja seperti itu terus.
Tae Mu menggenggam tangan Se Na, ia tampak sangat gembira kalau ternyata Se Na memang benar putri kandung Jang.
Se Na minta Tae Mu jangan membicarakan masalah saham dulu, ia masih harus bertemu ibunya.
Park Ha menemui Jang, ia membawakan koran, jus buah dan baju Jang dari laundry. Jang senang, kau sudah kerja keras. Ia minta Park Ha duduk.
Park Ha : Presdir, sesuatu yang baik pasti sudah terjadi. Wajah anda berseri-seri.
Jang senang, benarkah? Apa kelihatan? Park Ha mengangguk.
Jang tanya apa isi amplop Park Ha. Park Ha berkata isinya foto keluarganya. Ia ingin memasang iklan untuk mencari ibunya.
Jang ingin melihatnya. Park Ha terkejut, anda ingin melihatnya? Jang mengangguk.
Park Ha memberikan amplop itu dan Jang hampir saja mengeluarkan foto ketika tiba2 Se Na telp!
Jang : Se Na, aku ingin ke rumah kakak Man Ok sekarang. Kau harus kesana juga.Sebelum kita pergi ke HK kau harus mengucapkan selamat tinggal pada ibu yang membesarkanmu.
Park Ha terkejut mendengar ini. Di seberang sana, Se Na juga terkejut mendengar ibunya akan pergi ke rumahnya.
Se Na menutup telp dan bergegas pergi. Tae Mu menghentikannya dan tanya kenapa terburu-buru.
Se Na panik, ia harus menyingkirkan semua foto Ayah Park Ha di rumahnya. Bisa berbahaya kalau ibunya melihat foto ayah Park Ha. Ibu pasti akan langsung tahu kalau Park Ha adalah putrinya.
Jang tanya apa Park Ha mendengar pembicaraannya tadi, tadi itu Se Na. Jang berkata kalau Se Na memang benar adalah putri kandungnya.
Park Ha heran, bagaimana bisa?
Jang : Man Ok eonni membesarkan Se Na demi diriku. Se Na adalah putri kandungku.
Park Ha tanya apa dia adalah In Joo yang dicari Jang. Jang menggeleng, aku tidak bisa menemukan In Joo. Se Na adalah In Joo eonni, aku sudah mengetahuinya sejak lama.
Man Ok menyiapkan sup rumput laut, tapi wajahnya terlihat sangat sedih.
Tiba-tiba Se Na datang, tapi ia tidak menyapa Man ok. Se Na langsung mengambil semua foto keluarga yang ada ayah Park Ha.
Se Na melihat album foto mereka di meja, ia terkejut, kenapa ini bisa ada disini?
Man Ok : Aku ingin menunjukkannya pada ibumu. Aku yakin ia pasti ingin tahu bagaimana kau tumbuh.
Se Na memasukkan album itu ke dalam tasnya, sudahlah, aku akan membawanya saja ke HK bersamaku.
Ibu tampak sedih, bagaimana kau bisa dengan mudahnya berkata akan pergi?
Se Na tampak bersalah, bukan begitu Bu. Se Na minta cerita tentang masa kecilnya dirahasiakan. Aku ingin menyimpannya untuk kita saja. Aku hanya merasa itu hal yang patut dilakukan untuk ibu yang sudah membesarkanku.
Hanya karena aku akan ke HK, tidak berarti aku bukan lagi anak ibu.
Se Na ingin semuanya disimpan sebagai kenangan manis saja, aku akan membawa semua foto ini ke HK untuk dilihat jika aku merindukan ibu.
Hati Man Ok luluh dan mengiyakan saja keinginan Se Na.
Jang dan Park Ha tiba di rumah Man ok. Jang mengajak Park Ha masuk tapi Park Ha menolak.
Jang heran, kenapa bukankah ini rumah Park ha juga.
Park Ha berkata ia kesini bukan sebagai anak, tapi sekretaris Jang. Jang harus ke atas dan menyelesaikannya dengan ibu dan Se Na.
Jang tersenyum, ia mengangguk dan masuk ke dalam.
Man Ok menyajikan sup rumput laut dan macam2 hidangan. Banyak sekali dan kelihatannya enak.
Man ok berkata kalau Se Na-nya hanya makan sup rumput laut jika ada daging sapi di dalamnya. Padahal sup ini rasanya paling enak kalau dimasak dengan kerang, tapi kurasa ini membuatnya tidak senang karena kondisi ibunya yang menjual seafood.
Kalau aku memasak seafood, Se Na tidak akan memakannya karena katanya baunya tidak enak. Man ok menunjuk teri, hanya ini ikan yang akan dimakan Se Na, ikan teri. Tapi ikan ini juga harus dibumbui dengan baik dan digoreng garing.
Man ok menahan tangis, kalau sedikit lembek saja...lalu ia tidak tahan lagi dan terisak.
Jang : Eonni, aku sangat berterima kasih karena membesarkan Se Na dengan baik. Terima kasih banyak. Meskipun aku membawanya sebentar, dia tetaplah putrimu. Kapanpun kau ingin melihatnya, aku akan mengirimnya pulang.
Man ok mengusap air matanya, kenapa aku seperti ini. Aku tidak seharusnya menangis. Se Na sudah bertemu ibu kandungnya dan akan mulai hidup baru, itu sebabnya aku membuat semua makanan ini, bahkan sup rumput laut.
Man ok berkata supnya sudah dingin dan akan memanaskannya lagi. Tapi saat akan mengangkat panci, pancinya masih panas, sehingga tangan Man ok terbakar.
Se Na terkejut, Ibu kau tidak apa-apa?
Man ok cepat2 mendinginkan tangan dengan air kran. Ia menangis lagi. Man ok berkata ini karena tangannya sakit, jadi ia menangis.
Jang tahu Man Ok sedih sekali. Ia berdiri dan memeluk Man Ok. Keduanya menangis.
Yi Gak membuka laptop Tae Yong dan menunjukkan foto2 Tae Yong dan Tae Mu pada Park Ha.
Yi Gak tanya apa Park Ha tahu dimana tempat ini. Park Ha merasa tidak kenal.
Yi Gak : Foto2 ini bukan hanya tentang dua orang ini, tapi ada orang lain juga. Yi gak menunjuk sebuah foto dan memperbesar foto di latar belakang.
Park Ha langsung mengenali dirinya sendiri, ia terkejut. Apa? Itu aku!
Yi Gak membenarkan. Jadi kau mengenalinya.
Park Ha : Jadi, kalau begitu ini di New York. Di pub tempatku bekerja. Oh ini aneh sekali!
Yi Gak : Foto ini ada di ponsel yang kuberikan pada Tae Mu kemarin.
Park Ha baru sadar kalau Tae Yong dan Tae Mu datang bersama di pub tempatnya kerja. Park Ha sadar dan mengeluarkan lukisan postcard itu. Ia mengerti sekarang bagaimana caranya lukisan itu bisa diterima managernya.
Hari itu, Tae Yong sendiri yang meninggalkan kartu pos ini di meja counter.
Yi Gak membenarkan, tapi Tae Mu masih bohong kalau ia bertemu dengan Yong Tae Yong di New York.
Yi Gak tidak bisa memancing Yong Tae Mu dengan foto ini lagi.
Yi gak memakai kacamata Tae Yong : Aku akan benar2 menghancurkannya.
(Karakter Yi Gak beda dengan Tae Yong, dia ini orang berkuasa dari Joseon asli, karakternya mengarah ke destroyer haha..)
Tae Mu membaca di depan cafe. Yi Gak muncul dan menatap Tae Mu dengan tajam. Lalu ia mengubah raut wajahnya dan jalan mendekat. Yi Gak melambaikan tangan ke depan wajah Tae Mu.
Tae Mu : Oh, Kau terlambat 10 menit.
Yi Gak : Maaf, tapi kau tahu aku tidak punya teman untuk diajak makan siang. Kenapa? Apa kau kesal karena aku ingin bertemu denganmu setiap hari?
Tae Mu : Tidak, kau selalu ke kantor tiap hari. Kenapa kau tidak datang hari ini?
Yi Gak berkata kemarin ia menyetir jauh sekali dan ia merasa tidak cocok kerja di kantor. Hyung, kau seharusnya terus mengurus perusahaan seperti sebelumnya.
Tae Mu tersenyum, ayo masuk. Tapi suasana di tempat ini agak sedikit aneh untuk dua pria seperti kita. Yi Gak tersenyum.
Yi Gak berkata ingin mengenalkan seseorang kepada Tae Mu. Tapi sepertinya orang itu belum datang.
Tae Mu ingin tahu siapa orangnya. Yi Gak hanya berkata tunggu saja. Yi Gak akan ke toilet dulu.
Saat Yi Gak pergi, Park Ha jalan masuk. Tae mu terkejut melihatnya.
Park Ha melihat Tae Mu dan menyindirnya, setelah melakukan hal seperti kemarin kau pasti tidur nyenyak.
Tae Mu membalas Park Ha, kau seharusnya lapor ke polisi, tapi kau tidak bisa karena si penipu itu kan? Kuberikan nasehat ya, kau seharusnya hati-hati dengan orang yang kau kencani
Park Ha : Kurasa tidak ada yang harus kita bicarakan lagi.
Tae Mu : Kalau begitu jangan ada di sekitarku dan pergilah!
Park Ha : Aku datang karena punya janji.
Yi Gak mendengar percakapan mereka. Lalu ia mendekat dan pura2 heran, Hyung, kau tahu siapa dia? Kalian saling kenal?
Tae Mu terkejut, Tidak. Park Ha memberi salam pada Yi Gak dengan sopan. Yi Gak juga membungkuk dan menunjuk meja, ayo kita duduk dan bicara.
Yi Gak menarikkan kursi untuk Park Ha, lalu mereka bertiga duduk. Tae Mu terlihat bingung dan waspada.
Yi Gak dengan santai menjelaskan ke Tae Mu, aku kebetulan bertemu dia kemarin dekat kantor. Entah bagaimana dia tampak tidak asing bagiku.
Park Ha : Karena dia mirip sekali dengan orang lain yang kukenal, aku menatap ke arahnya juga.
Yi Gak : Jadi kami berdua mulai bicara dan akhirnya terungkap kalau kami sebenarnya pernah bertemu saat di New York.
Tae Mu terkejut. Tapi mengendalikan diri. Yi Gak menoleh ke Park Ha, dimana? Apa kau membawanya?
Park Ha mengiyakan dan mengeluarkan kartu pos dengan lukisan wajah dirinya.
Yi Gak mengambil kartu pos itu dan menunjukkan pada Tae Mu, katanya aku yang melukis ini. Aku tidak begitu ingat soal itu.
Park Ha ke Tae Mu : Saat itu, kau juga ada disana.
Tae Mu terkejut, apa katamu?
Park Ha : Kurasa aku melihatmu di pub tempatku bekerja. Bukankah itu kau?
Yi Gak mengamati ekspresi Tae Mu. Tae Mu jelas pucat dan mulai panik, ia berkata Park Ha pasti salah lihat.
Yi Gak ke Park Ha : Kakak-ku berkata dia tidak pernah bertemu denganku saat di New York, jadi kau pasti salah lihat.
Park Ha : Benarkah?
Tae Mu gelisah dan mencoba pergi karena ada pekerjaan. Yi Gak menahannya, ia merasa aneh bertemu Park Ha sehingga ingin mengatakan hal ini pada Tae Mu.
Park Ha berkata ia juga ada pekerjaan dan ingin pergi lebih dulu. Yi Gak berdiri, baiklah aku akan menemuimu lagi lain waktu.
Setelah Park Ha pergi, Yi Gak berkata ke Tae Mu kalau ia pasti menyukai gadis itu, karena ia sampai melukis wajahnya di kartu pos.
Tae Mu : Ya, itu mungkin.
Yi Gak : Jadi, mungkin kami bisa berkencan, kalau saja aku tidak mengalami kecelakaan itu. Aku benar2 tidak bisa mengingat kecelakaan itu. Benar2 membuatku frustrasi.
Tae Mu masuk ke kamar Tae Yong dan mencari sesuatu. Ia membuka laptop Tae Yong dan melihat foto mereka berdua. Tae Mu marah.
Yi Gak masuk kamar dan tanya apa yang dilakukan Tae Mu di kamarnya.
Tae Mu berbohong dan berkata ingin mencari buku. Tae Mu tanya apa Tae Yong memakai laptopnya.
Yi Gak : Tidak, karena laptop itu sudah lama.
Tae Mu tampak lega, oh benarkah? Tae Mu mengembalikan laptop Tae Yong ke rak. Yi Gak mencarikan buku tebal dan memberikan pada Tae Mu, kak, kau baca ini saja. Jika kau sulit tidur, buku ini pasti akan membuatmu tidur nyenyak.
Malamnya, Park Ha cerita kalau Hong Se Na adalah putri kandung Jang. Yi Gak terkejut.
Yi Gak : Di Joseon, Putri Mahkota dan Bu Yong adalah saudara kandung, tapi di waktu ini kalian cuma saudara tiri. Ada sesuatu yang membuatku bingung. Tapi jika Hong Se Na punya ibu kandung lain dan kau juga punya ibu yang lain, mungkin saja sama seperti saat di Joseon. Kalian mungkin saja saudara kandung.
Kau juga mungkin adalah putri kandung Presdir Jang.
Park Ha menyangkalnya, tidak mungkin. Tapi ia tampak memikirkan kata2 Yi Gak.
Yi Gak memijat kaki Nenek. Nenek senang sekali,aigoo..rasanya enak sekali. Berapa lama kau tidak melakukan ini?
Yi Gak geli, apa Nenek benar2 senang?
Nenek : Tentu saja. Apa kau benar2 tidak akan melukis lagi?
Yi Gak berkata kalau ponsel bisa mengambil gambar dengan bagus. Jadi untuk apa repot-repot melukis?
Yi Gak mengajak Nenek berfoto bersama.
Nenek senang, ya baiklah. Ia merapikan rambut dan siap berpose dengan cucunya.
Yi Gak mengajari Nenek membuat tanda victory dan bahkan membuat berbagai ekspresi wajah yang lucu.
Bibi Wang keluar dan tampak iri kepada mereka. Ia mengeluh, aku benar2 tidak ingin melihat hal-hal seperti ini pagi2 seperti ini. Bagaimana orang malang tanpa cucu akan tahan melihat pemandangan seperti itu?
Nenek : Lalu kenapa kau tidak punya cucu saja?
Bibi Wang tersinggung, Eonni, aku bahkan tidak memiliki anak. Bagaimana aku bisa memiliki cucu? Ini membuatku sakit mata.
Bibi Wang jalan masuk. Nenek memanggilnya tapi Bibi cuek. Yi Gak geli dan tanya apa Nenek marah karena Bibi.
Nenek tidak menanggapi, ia justru berkata ingin sekali makan nangmyeon (Mie dingin) dengan lobak dan es diatasnya. Nenek sampai menelan ludah, aigoo..aku benar2 ingin memakannya.
Yi gak menawarkan diri untuk membelinya. Tapi Nenek memegang tangan Yi Gak, tidak perlu, jangan kemana-mana. Aku ingin disini bersama denganmu.
Nenek : Tae Yong, aku tidak punya keinginan lain lagi, aku hanya ingin kita bisa bersama seperti ini. Ayo kita hidup terus seperti ini saja.
Yi Gak : Ya, Nenek.
Tae Mu menyuruh Se Na masuk kamar Tae Yong dan mengambil laptopnya.
Se Na : Untuk apa aku mengambil laptopnya?
Tae Mu berkata kalau di dalamnya ada dokumen yang membuktikan kau pura2 sebagai putri Presdir Jang. Si penipu itu menyimpan filenya di laptop Tae Yong.
Se Na terkejut. Tae Mu akan memancing Tae yong keluar, ia minta Se Na mengambil laptop saat Tae Yong tidak ada.
Se Na menunggu sampai pembantu keluarga pergi. Ia masuk ke dalam dengan kunci dari Tae Mu.
Tae Mu mengajak Yi Gak minum bir. Yi Gak berkata sudah lama tidak minum bersama, aku tidur terus selama 2 th, bir disini rasanya benar2 enak.
Setelah beberapa saat,Yi Gak ingin mengajak Tae Mu pulang. Tae Mu menahannya, kau harus minum segelas lagi.
Yi Gak : Maaf kak, tapi aku janji pada Nenek untuk membelikan nangmyeon.
Tapi Tae Mu tetap minta Yi Gak minum segelas lagi. Minum segelas lagi lalu pergi, ok?
Yi Gak sudah minum bagiannya tapi Tae mu masih menahannya dan justru memesan cocktail untuk mereka.
Se Na mengendap-endap dan masuk kamar Tae Yong. Ia bergegas mencari laptop, setelah menemukan laptop Tae Yong, Se Na menyalakannya dan terkejut karena melihat foto Tae Mu bersama Tae Yong.
Tiba2 ia mendengar suara, Se Na menoleh dan syok : Presdir!
Nenek masuk dengan wajah bengis, Sekretaris Hong, apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau bisa masuk ke kamar orang lain? Nenek melihat laptop, itu laptop Tae Yong ya kan? Apa yang kau lihat?
Se Na gemetaran dan segera mengamankan laptop, tidak ..tidak ada.
Nenek : buka dan tunjukkan gambarnya padaku! Itu foto Tae Yong dan Tae Mu bersama, ya kan?
Se Na memeluk laptop erat2, Pemimpin Tim Tae Yong meminta saya membawakan laptop ini untuknya. Saya minta maaf Presdir, saya pergi dulu.
Se Na cepat2 pergi. Nenek kesal dan mengejar Se Na. Kembalikan itu padaku! Se Na tanpa sengaja menjatuhkan kuncinya di kamar Tae Yong.
Nenek mengejar Se Na dan ingin merebut laptop itu. Sekretaris Hong! berhenti! berhenti! Nenek meraih pundak Se Na, apa itu? Apa? Keduanya ribut diujung tangga.
Se Na menjerit dan Nenek kehilangan keseimbangan. Oh No! Nenek jatuh bergulingan ke bawah, kepalanya terbentur lantai dengan keras. Darah mulai mengalir.
Se Na syok dan ketakutan, Presdir! Tapi Se Na tidak bisa langsung menolong Nenek, ia bergegas pergi. Di luar rumah, ada mobil yang terlibat insiden. Mereka seperti melihat Se Na keluar dari rumah Presdir Seo.
Tae Mu masih mencoba menahan Yi Gak, ia gelisah menunggu sms Se Na. Akhirnya Se Na sms, Tae Mu ada sesuatu yang mengerikan sudah terjadi. Telp aku.
Tae Mu : Tae yong, kau bilang kau sibuk kan? Ayo kita pergi.
Yi Gak mengiyakan. Ia tampak heran.
Se Na bertemu Tae Mu. Ia gemetaran luar biasa, aku tidak melakukannya. Aku hanya mencoba menghindar darinya. Dia jatuh sendiri. Benar! Tae Mu kau percaya padaku, ya kan?
Tidak akan terjadi sesuatu yang serius, ya kan?
Tae Mu menenangkan Se Na, tenanglah! Apapun yang terjadi, itu hanya kecelakaan. Aku akan melindungimu. Tae Mu memeluk Se Na.
Yi Gak jalan pulang sambil membawa mie dingin pesanan Nenek. Ia melihat tanda kapur di jalan dan pecahan kaca, sepertinya ada kecelakaan di depan rumah. Yi gak jalan ke pintu dan heran, kenapa gerbangnya terbuka.
Yi Gak bergegas masuk. Ia membuka pintu ruang tamu dan syok melihat Nenek terbaring di lantai.
Yi Gak lari dan mengangkat tubuh Nenek, ia teriak : Nenek! Nenek! Nenek bangunlah! Nenek!
Nenek dilarikan ke UGD. Semua berkumpul. Bibi Wang histeris dan menangis, eonni-ku, apa yang harus kita lakukan?
Pyo minta Bibi Wang tenang, kau harus tenang. Yong Dong Man juga minta Bibi tenang. Tae Mu dan Yi Gak tampak tegang.
Dokter keluar dan memberitakan kabar buruk, Kami minta maaf..kami sudah berusaha melakukan semua yang bisa kami lakukan, tapi...dia meninggal dunia. WHAT?
Bibi Wang langsung syok, ia jatuh. Pyo menahannya. Bibi histeris lagi. Eonni! eonni!
Yi Gak tampak blank sesaat, lalu tanpa sadar air matanya menetes. Tae Mu jalan beringsut meninggalkan mereka.
Tae Mu menemui Se Na. Se Na syok dan tampak tidak terkendali. Tae Mu juga tampak panik. Ia menyarankan Se Na segera berangkat ke HK. Bukan karena apa yang terjadi hari ini tapi karena Se Na memang sudah membuat rencana ini sebelumnya.
Tae Mu : Sampai aku mengontakmu, jangan memikirkan apapun juga. Tinggal saja di HK. Kau mengerti kan?
Se Na mengiyakan.
Upacara Pemakaman Presdir Seo mulai disiapkan.
Yi Gak duduk di depan altar Nenek dan memandang foto Nenek lekat-lekat (Aku kasihan kenapa Yoo Chun harus syuting adegan ini. Dia baru kehilangan ayahnya, syuting adegan seperti ini pasti rasanya sangat menekan.)
Yi Gak : Aku minta maaf, Nenek. Aku minta maaf.
Yi Gak ingat saat-saat manis bersama Nenek dan permintaan Nenek, aku tidak punya permintaan lain hanya ingin terus bersama seperti ini.
Bibi Wang mendekati Yi Gak dan mengajaknya pulang, ada yang harus diambil dari rumah. Yi Gak mengerti dan pulang bersama Bibi.
Bibi Wang langsung menangis saat tiba di rumah.
Yi Gak masuk kamarnya dan tanpa sengaja menginjak sesuatu. Itu kunci apartemen Tae Mu.
Yi Gak merasa curiga dan memeriksa kamarnya, ternyata laptop Tae Yong hilang. Yi Gak geram, ia menggenggam kunci itu erat2.
Se Na pulang. Ia tidakbisa menemukan kunci apartemennya. Lalu masuk dengan password. Se Na sampai harus mengulang beberapa kali baru bisa masuk ke dalam.
Ia bergegas mengeluarkan koper dan memasukkan semua buku tabungan dan dokumen penting, sepatu, baju2 plus hangernya, map besar tentang dasar2 design.
Se Na mencoba menutup koper, tapi tidak bisa dan ia histeris. Kopernya sulit ditutup karena terganjal hanger baju.
Park Ha mengantar Presdir Jang dan Se Na ke bandara. Jang memberikan amplop isi foto keluarga Park Ha, kau melupakan amplop ini, bukankah kau ingin menggunakannya untuk memasang iklan mencari ibumu?
Park Ha mengiyakan. Se Na tampak tegang.
Jang meraih tangan Se Na, Se Na, meskipun kau sudah menjadi putriku, kau harus terus menjadi kakak Park Ha.
Se Na memaksakan diri tersenyum, tentu saja.
Park Ha mengantar keduanya sampai ke dalam bandara. Jang memberikan amplop isi gaji Park Ha dan juga tambahan sedikit untuk membantu Park Ha mencari ibunya.
Park Ha berterima kasih. Jang berkata ia malu mengatakan ini tapi tolong kau jaga Man Ok eonni, hatinya pasti sangat sakit sekarang ini.
Park Ha mengerti, ya jangan khawatir. Semoga selamat di perjalanan.
Jang mengajak Se Na masuk. Se Na mengiyakan. Se Na mengucapkan selamat tinggal pada Park Ha, hiduplah dengan baik.
Park Ha : Selamat tinggal.
Park Ha jalan keluar bandara. Ia ingat lagi kata2 Yi Gak, kalau di Joseon Putri Mahkota dan Bu Yong adalah saudara kandung, lalu kenapa disini bukan. Apa jangan2 kau adalah putri kandung Presdir Jang juga?
Park Ha tiba2 lari masuk bandara lagi dan mencari Jang. Ia menemukan Jang duduk sendiri.
Park Ha mendekati Jang, Presdir, tolong tunggu. Saya harus menanyakan sesuatu pada anda.
Park Ha mengeluarkan foto keluarganya, apa mungkin...anda mungkin mengenali foto ini?
Jang menerima foto Park Ha dan syok saat melihatnya. Jelas itu foto suami dan putrinya. Jang langsung menangis, apa kau...In Joo?
Park Ha juga menangis, apa saya In Joo? Jang maju dan membelai pipi Park Ha, In Joo..
Jang memeluk Park Ha erat2 sambil menangis, In Joo..In Joo.
Se Na telp Tae Mu dan berkata akan segera pergi. Tae Mu minta Se Na tidak perlu cemas dan telp kalau sudah sampai di HK.
Se Na berterima kasih untuk segalanya. Tae Mu janji kalau masalah di Korea sudah selesai, ia akan pergi ke HK.
Se Na jalan kembali ke tempat duduk, lalu ia tertegun.
Se Na melihat ibunya berpelukan dengan Park Ha. Se Na mengerti, identitas Park Ha sudah diketahui ibunya.
Se NA akhirnya naik bis meninggalkan bandara. Ia mengirim sms ke Jang : Ibu, Aku minta maaf. In Joo yang kau cari selama ini adalah Park Ha. Aku minta maaf karena tidak mengatakannya kepadamu. Aku terlalu malu menemuimu, jadi aku tidak akan pulang ke HK. Selamat tinggal.
Se Na telp Tae Mu. Tae Mu tampak panik, kau dimana sekarang? Bukankah kau pergi ke HK? Tae Mu minta Se Na datang ke upacara, karena Tae Mu tidak bisa meninggalkan tempat ini. Tapi akhirnya mereka janjian bertemu di apartemen saja.
Yi Gak mendengar percakapan mereka. Pakai kacamata kelihatan lebih serius ya? hehe..
Se Na pulang ke apartemen. Ia minum-minum sendiri. Se Na kelihatan stress berat.
Ada orang jalan di depan apartemen Tae Mu dan membuka pintu.
Se Na mendengar ada orang masuk, ia pikir itu Tae Mu.
Se Na : Tae Mu, bagaimana kau bisa memintaku datang ke upacara pemakaman? Bagaimana kau bisa berdiri di sana di depan Nenekmu seperti itu? Apa kau tidak takut?
Karena tidak ada jawaban, Se Na berbalik dan terkejut. Bukan Tae Mu yang masuk ke apartemen, tapi Yi Gak. Atau Tae Yong dalam pikiran Se Na.
Se Na berdiri dan menjatuhkan botol minumannya. Ia gugup dan ketakutan. Se Na jalan mundur. Yi Gak jalan mendekatinya. Yi Gak marah sekali.
Tae Mu masuk ke dalam, ia terkejut melihat Yi Gak. Tae Yong-ah!
Yi Gak menoleh dan murka, ia lupa dengan perannya sebagai Tae Yong. Yi Gak memukul Tae Mu dengan keras, kau brengsek! Se Na teriak ketakutan.
Notes :
Se Na sudah membuat Park Ha hilang dan tidak bisa bertemu ayahnya lagi. Se Na juga membuat Tae Yong asli tidak bisa bertemu Neneknya. Benar2 keterlaluan emang.
Malam ini Rooftop Prince selesai ditayangkan di Korsel, endingnya...happy end untuk Park Ha dan Tae Yong. Tapi Park Ha seperti masih menganggap Tae yong adalah Yi Gak. Yah pokonya happy end.
RP [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16]
Ada iklan serial baru :
It's So Ji Sub! wow..lama tidak melihat beliau dalam drama haha..
Keren..cool. Ini sepertinya tentang pembunuhan, hacker, polisi, penyelidik dll. Mungkin Matrix ala Korsel.
Rooftop Prince episode 17
On Wednesday, May 23, 2012 Labels: Rooftop Prince
No comments:
Post a Comment