Suatu pagi di sebuah kandang ayam. Ayam-ayam itu kelihatan gelisah.
Ternyata Putra Mahkota Yi Gak sudah pulang ke Joseon. Yi Gak duduk dan tubuhnya masih diliputi sinar aneh seperti pertama kali ia mendarat di Seoul.
Yi Gak membuka matanya dan terkejut dengan kondisi di sekelilingnya. Orang2 mulai melihat ke dalam kandang dengan aneh.
Yi Gak jalan keluar dan sadar ia sudah pulang. Tiba2 terdengar teriakan polisi Joseon, Tangkap dia! Tangkap dia!
Yi Gak terkejut dan melarikan diri. Ia berpapasan dengan Chi San. Keduanya lari bersama, kasihan Chi San dengan rambut kuning, celana pendek, dan sendal jepit yang tinggal sebelah, ia pasti jadi makhluk aneh di Joseon.
Yi Gak dan Chi San sepakat berpisah di ujung jalan. Polisi juga membagi pasukannya dan tetap mengejar mereka.
Yi Gak bersembunyi dan berhasil lolos dari polisi. Ia jalan mencari Chi San. Yi Gak kaget bukan main saat melihat Chi San terbaring di jalan dan ada merah2 di dekat bibirnya.
Yi Gak panik, Chi San! Chi San! Bangun! Yi Gak mengira Chi San terbunuh.
Chi San hanya bergumam lemah, Yang Mulia...
Yi Gak teriak, bagaimana kau bisa pergi seperti ini?!
Lalu Chi San menjilati saus tomat yang sengaja ia taruh dekat bibir, lalu tanya, apa mereka sudah pergi?
Yi Gak : Itu saus?
Chi San : Ya.
Yi Gak sebal, ia melepaskan kepala Chi San. Lalu berdiri.
Chi San mengeluh, Yang Mulia saya kelaparan setengah mati, saya hanya punya saus tomat ini untuk dimakan. Jika saya bisa menggigit burger satu gigitan lagi saja.
Yi gak mengajak Chi San segera kembali ke istana. Chi San kesal, Yang Mulia, jika kita kembali ke istana dengan baju seperti ini, kita pasti akan diseret ke penjara.
Chi San menunjukkan sendalnya yang hilang sebelah, sehingga ia harus pakai daun untuk alas kaki haha..
Yi Gak menghela nafas dan melihat ke arah seberang jalan. Ia terkejut dan menunjuk kedai, bukankah itu Yong Seol dan Man Bo?
Man Bo dan Yong Seol duduk makan sambil minum bir haha..
Chi San mengiyakan dan keduanya langsung mendatangi mereka dengan gembira.
Chi San teriak, Petugas Woo! Sarjana Song! Man Bo dan Yong Seol langsung berdiri, Yang Mulia! mereka memeluk Yi Gak.
Chi San yang sudah sangat kelaparan, segera menyerbu ayam di meja.
Yi Gak tampak gembira, kalian berdua sudah tiba dengan selamat?
Chi San heran, bagaimana kalian membeli makanan?
Man Bo menjelaskan kalau mereka memberikan permen karet pada bibi pemilik kedai sebagai ganti makanannya.
Yi Gak melihat bibi pemilik kedai asyik makan permen karet. Bibi ini mirip pemilik rumah yang rumahnya dibel oleh Park Ha + Yi Gak. Mungkin leluhurnya haha..
Man Bo : Yang Mulia, saya dengar polisi mencoba menahan orang-orang tanpa rambut konde dan mengenakan baju aneh. Jalanan penuh dengan patroli polisi, mereka pasti mencari kalian berdua.
Yi Gak membenarkan, semua ini membuatku haus. Yi Gak ingin minum bir Man bo. Ternyata sudah habis. Yi Gak minta bir pada keduanya.
Man Bo dan Yong Seol tampak bersalah, kami tidak punya lagi, kami hanya membawa untuk diri kami sendiri.
Man bo ternyata membawa jubah resmi Yi Gak, hebat. Man Bo minta Yi Gak berganti baju dulu. Yi Gak menerima jubahnya dan tersenyum.
Seorang pengawal istana menghadap ayah Bu Yong. Dia kakak lelaki Bu Yong dan lapor kalau Putra Mahkota kembali ke istana. Ayah Bu Yong terkejut, Putra Mahkota masih hidup? Apa itu benar?
Kakak Bu Yong membenarkan. Putra Mahkota baru saja kembali ke istana, saya melihatnya dengan mata kepala sendiri dan lari kesini.
Ayah Bu Yong marah, itu tidak mungkin! Ia menoleh pada pria bangsawan yang duduk di dekatnya, Tuan Mu Chang, apa yang terjadi? Putra Mahkota ada di istana! bukankah anda berkata sudah merancang jebakan di gunung dan kita berhasil menyingkirkan Putra Mahkota?
Mu Chang mengangkat wajahnya...wua..dia Tae Mu Joseon! Dengan dingin berkata kalau para pembunuh semalam pasti sudah membuat kesalahan. Aku akan pergi untuk memperbaikinya.
Mu Chang berdiri dan mengambil pedang, lalu jalan keluar. Ayah dan kakak Bu Yong saling tukar pandang tidak mengerti. Keduanya keluar untuk memeriksa.
Mu Chang dengan sadis membunuh dua anak buahnya yang semalam gagal melakukan tugas. Kakak dan Ayah Bu Yong hanya terbelalak melihatnya.
Joseon 3 menghadap Yi Gak, mereka sudah mengenakan seragam resmi mereka dan membungkuk menghormat.
Yi Gak : Apa kalian semua bisa pulang dan menemui keluarga kalian?
Ketiganya mengiyakan.
Man Bo heran, sudah beberapa bulan ia tidak melihat adik perempuannya. Saya sangat bahagia sampai saya ingin memeluknya. Tapi adik saya mendorong saya dan berkata itu menjijikkan.
Chi San : Bukankah itu bisa diduga? Dari sisi adikmu, baru satu hari dia tidak melihatmu.
Yong Seol : Ya, ini luar biasa. Kita ada di Seoul selama beberapa bulan dan mengalami banyak hal. Tapi di Joseon ternyata baru berlalu semalam.
Yi gak : Kalian tidak mengira ini semua adalah mimpi, ya kan?
Joseon 3 langsung tertawa, Man Bo berkata ini konyol! Di Seoul, kenangan tentang rumah atap Park ha Nuna benar2 sangat nyata, bagaimana ini bisa disebut mimpi?
Chi San : Sama sekali bukan bukan mimpi. Mimpi? tentu bukan.
Yi Gak mengingatkan, mereka tidak bisa mengatakan kata2 seperti itu lagi, konyol, bukan seperti itu, tidak mungkin.
Man bo dkk langsung membungkuk minta maaf.
Yi Gak : Kita ada di Joseon sekarang, jadi kita harus melakukannya sesuai cara Joseon.
Ketiganya : Yang anda katakan itu benar, Yang Mulia.
Yi Gak tersenyum, lalu berkata kalau sekarang mereka akan mulai penyelidikan tentang pembunuhan Putri Mahkota dan kita akan mengadakan penyelidikan khusus tentang ini.
Joseon 3 : Baik, Yang Mulia. Pelayan anda akan mematuhi perintah anda.
Yi Gak : Bawa segera anggota keluarga Putri Mahkota ke Pengadilan.
Ibu Bu Yong masuk ke kamar kerja suaminya, Tuanku apa yang terjadi? Kita semua dipanggil ke Pengadilan sebagai tersangka pembunuhan?
Kita sudah tenggelam dalam kesedihan setelah kehilangan Putri Mahkota dan sekarang tiba2 mereka berpikir kita adalah pembunuh? Ada apa sebenarnya?Katakan sesuatu Tuanku.
Ayah Bu Yong hanya menghela nafas, ini akan segera berakhir. Entah aku yang akan mati, atau Putra Mahkota yang akan mati.
Tiba2 pasukan menyerbu masuk ke dalam kamar. Ibu Bu Yong teriak panik, Tuanku!
Semua anggota keluarga Bu Yong diikat dan berlutut di depan Yi Gak. Semua sudah disiksa. Kecuali Ibu Bu Yong, ia tidak diikat dan sepertinya hanya dijadikan saksi.
Yi Gak : Bangsawan Hong Man Pil. (astaga..marganya juga Hong?)
Hong : Ya, Yang Mulia.
Yi Gak : Kau adalah Menteri Kanan negeri ini dan ayah Putri Mahkota. Bangsawan Hong Man Pil, kau dan keluargamu, karena pembunuhan Putri Mahkota telah dipanggil kesini. Apa kau tahu mengapa?
Hong : Yang Mulia! Pelayan anda tidak mengerti alasan tindakan anda ini. Seluruh keluarga saya, karena kematian Putri Mahkota telah tenggelam dalam duka yang mendalam.
Yi Gak menoleh pada Ny. Hong, Lady Cheon Gyeong..adik Putri Mahkota...dimana Bu Yong sekarang?
Ny. Hong membungkuk, Yang Mulia..putri saya Bu Yong sekarang menderita sakit menular. Dia tidak bisa meninggalkan ruangannya saat ini dan harus tetap di dalam kamar. Saya mohon Yang Mulia mengampuni saya.
Yi Gak mengangguk, baiklah. Kalau dia sakit, aku tidak akan bisa menanyai dirinya. Sekarang, aku akan mengungkapkan kebenaran tentang pembunuhan Putri Mahkota.
Tuan Hong terlihat terkejut.
Yi Gak mulai cerita, 7 hari yang lalu...adalah hari dimana Putri Mahkota dibunuh.
Flashback, Bu Yong bersembunyi di balik pilar dan mengintip PM Yi Gak dari jauh. Bu Yong memandang Yi Gak dengan mata penuh kerinduan.
Bu Yong berbalik dan jalan pergi. Tapi ia tersandung kakinya sendiri dan jatuh. Bu Yong menjatuhkan sesuatu yang seperti kotak bedak lalu menumpahkan sebagian bubuknya.
Bu Yong mengeluh dalam hati lalu ingin mencoba berdiri.
Yi Gak melihatnya, ia sudah berdiri di belakang Bu Yong dan tampak menahan geli. Yi Gak memerintah Bu Yong untuk tidak bergerak.
Bu Yong terkejut dan menunduk.
Yi Gak : Bukankah ini adik Putri Mahkota, Bu Yong?
Bu Yong merasa malu dan ingin berdiri, Yang Mulia..saya..
Yi Gak melarangnya bergerak, aku sudah bilang jangan bergerak.
Yi Gak mengulurkan tangannya. Bu Yong tidak melihatnya, sampai Yi Gak mengetukkan sepatu di dekat Bu Yong agar Bu Yong melihat ke arahnya.
Bu Yong baru melihat tangan Yi Gak. Ia menutup kotak bedak itu dan memegang tangan Yi Gak lalu berdiri.
Yi gak tampak geli, apa kau jatuh lagi?
Bu Yong menunduk dan minta maaf.
Yi gak tanya apa yang ada di tangan Bu Yong, sepertinya bubuk putih yang bagus, apa itu kotak untuk bedak wajah?
Bu Yong membenarkan, Ya, Yang Mulia. Orrabeoni mengirim kotak ini untuk Putri Mahkota.
Yi Gak mengangguk, kakakmu sungguh perhatian. Oh Ya, aku memberikan teka-teki untuk kau pecahkan waktu itu. Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati?
Bu Yong berkata ia belum tahu jawabannya.
Yi Gak : Kalau kau belum memecahkannya sampai dengan besok, aku akan menang. Kau mengerti?
Bu Yong membungkuk, Ya.
Bu Yong menghadap Putri Mahkota, Mama, kakak mengirimkan kotak yang berisi bedak wajah. Dan ayah mengirimkan surat ini untuk anda.
Putri Mahkota langsung membuka surat itu, ayah mengirimkan surat untukku? Putri membacanya.
Bu Yong : Mereka berkata bubuk ini berasal dari Cina.
Bu Yong menciumnya, harumnya berbeda. Apa saya boleh melihatnya? Bu Yong hampir membuka kotak itu.
Putri Mahkota tiba2 teriak, jangan menyentuh kotak itu!
Bu Yong terkejut, saya minta maaf. PutriMahkota menghela nafas, tidak apa-apa, kau boleh pergi sekarang.
Bu Yong memberikan sapu tangan sulam untuk Putra Mahkota. Putri Mahkota kesal, bukankah aku sudah menyuruhmu pulang?
Bu Yong : Ya, Yang Mulia. Ayah berkata kalau anda selesai membaca surat itu, saya harus membawanya kembali.
Putri Mahkota minta Bu Yong menunggu, Putri minta lem pada dayangnya. Tapi Putri Mahkota tampak gelisah dan Bu Yong sedikit heran melihatnya.
Bu Yong pulang dan melewati kamar kerja ayahnya. Ia melihat Jend. Mu.
Ayahnya menoleh dan Bu Yong membungkuk.
Tuan Hong tanya apa Bu Yong sudah memberikan surat dan kotak bedak pada Putri Mahkota, Bu Yong mengiyakan. Ayahnya minta Bu Yong pergi.
Bu Yong menemui ibunya, ia tanya siapa pria yang sering berada di rumah mereka akhir2 ini.
Lady Cheon berkata dia adalah Pangeran Mu Chang. Dia kakak satu ayah lain ibu Putra Mahkota. Bu Yong terkejut, ia baru tahu kalau Putra Mahkota punya kakak.
Lady Cheon : Saat P. Mu Chang masih berusia 3 th, ibunya Moon Cheon Bin dibuang. Bersama dengan semua keluarganya, mereka dipaksa meninggalkan istana.
Bu Yong : Lalu kenapa dia tinggal di rumah kita?
Ibunya berkata itu urusan ayah, Bu Yong tidak perlu tahu. Kau masuk dan istirahat saja. Bu Yong mengiyakan.
Bu Yong menyulam malam itu, tapi pikirannya tidak tenang. Ia merasa terganggu. Bu Yong teringat sikap kasar dan gugup Putri Mahkota. Lalu kunjungan P. Mu Chang ke rumah mereka.
Bu Yong menghentikan kegiatannya, ia heran, kenapa bedak itu tidak memiliki aroma yang sama seperti bedak biasa?
Bu Yong ingat surat ayahnya masih ada di saku hanboknya. Bu Yong segera mengambil surat itu dan membukanya. Ia ingin tahu.
Tuan Hong menulis, Bin Gung Ma Ma, hari ini adalah harinya. mulai sekarang dengar baik-baik pada kata2 ayah anda. Anda tidak boleh membuat kesalahan.
Tuan Hong sedang mengadakan pertemuan dengan P. Mu dan anaknya. Ia tiba2 ingat kalau belum mendapatkan suratnya kembali dari Bu Yong.
Tuan Hong minta putranya mengambil dari kamar Bu Yong.
Kakak Bu Yong pergi ke kamar adiknya, tapi Bu yong tidak di dalam dan suratnya terbuka. Kakak Bu Yong terkejut, adiknya pasti sudah membaca isi surat itu.
Bu Yong sudah meninggalkan rumahnya dan lari dengan cepat ke istana.
Tuan Muda Hong lapor ke P. Mu kalau Bu Yong kemungkinan sudah membaca isi surat ayahnya. P. Mu langsung memerintah anak buahnya mengejar Bu Yong.
P. Mu : Lady Bu Yong sepertinya telah melarikan diri dari pintu depan, bawakan kudaku dan tangkap putri Bangsawan Hong, Bu Yong lalu bawa dia kembali. Kalau kalian tidak bisa membawanya, kalian boleh memotong lehernya.
Kedua anak buah P.Mu mengiyakan. Sementara kakak Bu Yong pucat pasi, ia tidak percaya P.Mu tega mengatakan ini di depannya.
Bu Yong lari dengan cepat menuju istana. Ia mengingat isi surat ayahnya, Yang Mulia, saat dayang istana membawakan kesemek kering, anda harus menerimanya sendiri.
Dayang istana masuk dan menyajikan makanan ringan untuk Pasangan Kerajaan. Putri Mahkota langsung bertanya, Kim Mi sanggung, apa makanan ini sudah diperiksa?
Kim Sanggung mengiyakan, saya sudah mencicipi kesemek kering dan makanan lainnya. Tidak ada masalah.
Putri Mahkota memintanya pergi. Dayang Kim membungkuk dan pergi.
Sikap Yi gak dan Putri Mahkota terlihat penuh formalitas.
Bu Yong sudah tiba di istana dan lari melintasi kolam.
<Saat dayang istana meninggalkan ruangan, alihkan perhatian Putra Mahkota. Setelah itu taburkan bubuk arsenik dari dalam kotak ke atas kesemek kering.>
Putri Mahkota mengeluarkan saputangan dari Bu Yong dan menunjukkan-nya pada Yi Gak.
Yi Gak tampak kagum, kau menyulam sapu tangan kupu-kupu lagi? keterampilanmu menyulam sungguh luar biasa. Yi Gak mengamati sapu tangan itu dengan penuh kekaguman.
Saat perhatian suaminya teralihkan, Putri Mahkota segera mengeluarkan kotak kecilnya dan mengambil arsenik lalu menaburkannya ke atas kesemek kering itu.
Yi gak menurunkan sapu tangan itu dan Putri Mahkota langsung tersenyum, anda terlalu memuji saya, Yang Mulia.
Putri Mahkota menawarkan diri menuangkan arak untuk Yi Gak. Yi Gak berkata kalau tadi Bu Yong pasti mengunjungi Putri Mahkota.
Hwa Yong mengiyakan, tapi dari mana Yang mulia tahu? Yi gak berkata ia bertemu Bu Yong tadi, dia terjatuh dan menumpahkan bedak wajah yang akan ia berikan kepadamu.
Wajah Hwa Yong terlihat kaget, tapi ia tetap tersenyum. Yi Gak melihat kesemek kering itu dan berkata buah kesemek itu terlihat begitu putih dan sangat lezat, aku harus mencobanya.
Bu Yong sudah tiba di istana Putra Mahkota, ia berlari ke arah kamar Putra Mahkota.
Yi Gak mengulurkan tangan mengambil kesemek itu dan Hwa Yong menahan nafasnya. Tiba2 dayang mengumumkan, Yang Mulia! Adik perempuan Putri Mahkota Bu yong, memohon menemui anda.
Hwa Yong terkejut sekali. Yi Gak heran, kenapa adik ipar datang berkunjung malam-malam seperti ini?
Yi gak mengijinkan Bu Yong masuk. Pintu terbuka dan Bu Yong jalan masuk.
Bu Yong memberi hormat dan duduk di depan mereka.
Yi gak : Baik, Bu Yong, kenapa kau datang ke sini malam-malam seperti ini?
Bu Yong : Yang Mulia, saya terlalu berani. Tapi saya datang malam-malam seperti ini karena saya harus mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada anda.
Putri Mahkota memotong pembicaraan mereka dan dengan tajam menyuruh adiknya pulang, apa kau tidak tahu aturan? Pulanglah dan kembali lagi besok pagi. Cepat kembali.
Bu Yong tidak mau beranjak.
Yi Gak berkata kalau Putri Mahkota benar, ini memang melanggar peraturan. Tapi ia akan membuat pengecualian untuk malam ini. Katakan, apa yang ingin kau katakan padaku?
Putri Mahkota terlihat tegang, ia melihat dengan kesal ke arah adiknya. Bu Yong melirik Hwa Yong sekilas, lalu menjawab kalau ia sudah memecahkan teka tekinya.
Yi Gak tertawa, ini tidak terduga. Kau berkata kalau kau sudah menyelesaikan teka-tekinya?
Bu Yong membenarkan. Yi Gak mengerti, kalau Bu Yong tidak berhasil memecahkannya sampai dengan besok, maka ia akan menang. Baiklah, kita dengar jawabanmu. Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati?
Bu Yong : Jawabannya adalah...Bu Yong.
Yi Gak tertegun lalu memejamkan matanya. Putri Mahkota langsung memarahi adiknya, Bu Yong, bagaimana bisa jawabannya adalah namamu sendiri? Jangan main-main disini. Kau seharusnya segera kembali dan pulang ke rumah.
Yi Gak membuka matanya, Bin Gung, kita dengar dulu apa alasannya. Kenapa jawabannya adalah Bu Yong?
Bu Yong : Bu Yong adalah nama lain bunga teratai, bunga yang mekar di dalam kolam, benar kan?
Yi Gak : Benar. Orang-orang menyebut bunga teratai dengan nama Bu Yong juga. Jadi?
Bu Yong : Semua yang hidup akan dikubur di dalam tanah kalau sudah mati.
Yi Gak membenarkan.
Bu Yong : Bunga teratai harus mati dan dikubur dalam lumpur, sebelum bisa kembali sebagai bunga. Jadi, ini mati tapi hidup, inilah artinya.
Agar tetap hidup, bunga itu harus mati dan meninggalkan bijinya di tanah. Hidup tapi mati.
Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati adalah Bu Yong.
Yi Gak : Hanya itu?
Bu Yong : Lagipula, lambang Budha untuk reinkarnasi juga adalah bunga teratai.
Yi Gak ketawa, jawabanmu benar. aku kalah. Aku sudah kalah lagi. Bu Yong minta maaf.
Putri Mahkota minta Bu Yong segera pulang kalau ia sudah selesai.
Tapi Bu Yong tidak mau. Ia berkata ke Yi Gak, karena sudah berhasil memecahkan teka-teki, saya harus meminta hadiah yang sudah anda janjikan.
Yi Gak heran, maksudmu sekarang juga? di jam selarut ini?
Bu Yong tampak kurang sopan, tapi ia tidak peduli. Yang Mulia, sebagai hadiah saya, tolong ijinkan saya mendapatkan kesemek kering itu/kotkam.
Putri Mahkota terkejut mendengarnya dan tampak syok.
Yi Gak juga heran, kau ingin kesemek kering itu sebagai hadiahmu? Bu Yong membenarkan.
Yi Gak : Aku menjanjikan hadiah besar untukmu, apa kesemek kering ini akan cukup?
Bu Yong menahan tangis, ya Yang Mulia. Saat ini, saya sangat membutuhkan buah itu dan menghargainya lebih dari apapun di dunia ini. Saya mohon berikan buah itu kepada saya.
(arti lain : Yang Mulia adalah hadiah yang paling berharga untuk saya, jika saya bisa mati demi Yang Mulia, itu cukup. Asal Yang Mulia selamat dan hidup, meskipun saya mati, saya akan tetap hidup ...that's Bu Yong.)
Yi Gak geli, adik ipar sungguh mengejutkan, baiklah karena kau mampu memecahkan teka-tekinya, kau bisa memakan kesemek kering ini sebanyak yang kau inginkan.
Bu Yong membungkuk, terima kasih atas hadiah anda, Yang Mulia.
Bu Yong mengulurkan tangan dengan gemetar ke arah piring berisi buah kesemek, lalu mengambil satu dan mulai memakannya.
Putri Mahkota tampak cemas, ia tidak bisa mencegah adiknya makan buah beracun karena akan menyebabkan semua keluarganya dipenggal.
Bu Yong terus memakannya sampai hanya tinggal tiga biji saja di piring. Bu Yong susah payah menahan reaksi racunnya.
Yi gak tersenyum dan berkata ini sudah malam, kau harus berhati-hati saat pulang ke rumah.
(Yang membuatku heran, di ep awal, Yi Gak dan anak buahnya sudah curiga kalau Putri Mahkota diracun melalui kesemek kering itu, tapi kenapa Yi gak tidak menyelidiki apa Bu Yong juga keracunan, karena bukankah ia sendiri melihat kalau yang makan buah kesemek dalam jumlah banyak adalah Bu Yong? Apa karena terlalu sedih, jadi Yi Gak lupa kali ya.)
Bu Yong memberikan pesan terakhirnya pada Yi Gak : Yang Mulia, tolong hiduplah dengan tenang.
Bu Yong berdiri dan menghormat pada Yi Gak. Hormatnya kali ini dilakukan dengan kekuatan terakhirnya.
Putri Mahkota memalingkan wajahnya.
Bu Yong keluar dari kamar mereka. Bu Yong terhuyung saat diluar. Dua dayang yang berdiri di depan pintu langsung menahannya, Anda tidak apa-apa?
Bu Yong : Aku tidak apa-apa.
Mereka mencemaskan Bu yong, jika Nona tidak enak badan, apa kami bisa memanggilkan orang untuk membantu Nona?
Bu Yong menolaknya, tapi ia pesan, jika Putri Mahkota mencariku nanti, tolong katakan kalau aku akan menunggu di Paviliun Bu Yong.
Mereka heran, apa mungkin Putri Mahkota mencari Bu Yong di malam selarut ini. Bu Yong menambahkan, itu kalau Yang Mulia mencariku. Mereka mengerti.
Bu Yong jalan perlahan meninggalkan istana Putra Mahkota. Pandangannya sudah mulai kabur.
Bu Yong susah payah jalan menuju kolam. Ia perlahan menyeberangi jembatan menuju paviliun.
Putri Mahkota duduk menunggu sampai Yi Gak tertidur.
PM Yi Gak sudah tidur pulas. Setelah yakin suaminya tidur nyenyak, Hwa Yong langsung berdiri dan pergi.
Bu Yong berdiri di depan paviliun, ia berpegangan pada pohon. Bu Yong menangis lalu ingat saat ia berjalan di atas jembatan itu bersama Putra Mahkota dan kakaknya.
Lalu saat Yi Gak tertawa dan membantunya berdiri. Bu Yong jalan perlahan ke arah paviliun.
Putri Mahkota bergegas pergi ke paviliun bersama dua dayangnya. Ia minta mereka mematikan lampu dan menunggunya di luar.
Hwa Yong masuk ke dalam paviliun. Bu Yong ada di dalam, menahan sakit. Putri Mahkota marah, Apa kau pikir dengan makan kesemek itu dan mati karena keracunan, maka keluarga kita dan aku akan selamat?
Bu Yong menangis, Ma Ma..bagaimana anda bisa terlibat dalam konspirasi yang mengerikan ini?
Hwa Yong : Kau sudah merusak segalanya!
Bu Yong memandang Putri Mahkota dengan pandangan memohon, Eonni..
Putri Mahkota : Kau..
Beberapa orang menyelinap ke istana, mereka adalah Jend Mu dengan anak buahnya.
Bu Yong : Eonni..saya mohon anda mendengar permintaan terakhir saya. Putra Mahkota, tolong lindungi dia. Saat fajar tiba, istana akan menemukan tubuh saya, mereka akan segera tahu kalau saya meninggal karena makan racun.
Saat mereka menemukan racun itu, keluarga kita akan dicurigai dan dieksekusi. Eonni..anda juga akan kehilangan nyawa juga.
Putri Mahkota putus asa, ini semua karena kau, jadi apa yang ingin kau lakukan?
Bu Yong : Saya akan mengenakan baju anda. Jika saya tenggelam dalam kolam teratai, mereka akan berpikir kalau Putri Mahkota meninggal karena tenggelam. Tidak ada yang akan mencurigai ini sebagai percobaan meracuni Putra Mahkota. Dengan begitu, kakak dan keluarga kita bisa hidup.
Jika kakak turun dari posisi Putri Mahkota, maka ayah tidak akan berani berpikir untuk membunuh Putra Mahkota lagi. Dengan cara itu, kita juga bisa melindungi Putra Mahkota.
Hwa Yong tampak bimbang. Bu Yong mendesaknya, eonni, kita tidak punya banyak waktu. Cepat!
Akhirnya keduanya mulai membuka baju mereka dan siap tukar baju.
(Aku pernah memikirkan proses ini di komen ep 2, tapi sama sekali tidak berpikir kalau Bu Yong sendiri yang mengusulkan pertukaran baju ini, aku tidak berpikir ayah Bu Yong ingin membunuh Yi Gak. Bukan Putri Mahkota sasaran pembunuhannya, tapi Yi Gak.)
Jend.Mu membunuh dua orang dayang yang berdiri di depan paviliun, karena mereka mendengar percakapan Putri Mahkota dengan Bu Yong.
Tidak lama, Putri Mahkota yang sudah bertukar baju dengan Bu Yong lari keluar dari paviliun, ia menahan tangis karena sadar adiknya akan meninggal sebentar lagi.
Jend. Mu melihat Hwa Yong lari dengan mengenakan baju Bu Yong.
(Sekarang aku mengerti kenapa sejak awal, Tuan Hong ingin anaknya yang kedua jadi Putri Mahkota. Karena Tuan Hong pasti ingin menjodohkan Hwa Yong dengan P. Mu Chang. Sejak awal, Tuan Hong sepertinya sudah berniat menjatuhkan Putra Mahkota. )
Bu Yong sekarang mengenakan hanbok Putri Mahkota, baju yang memang seharusnya ia kenakan sejak dulu. Tapi sayang, saat Bu Yong memakainya justru adalah saat terakhir hidupnya.
Bu Yong kesakitan dan mulai batuk darah. Tapi ia menahannya sekuat tenaga dan menulis surat terakhirnya untuk Putra Mahkota.
Bu Yong jalan ke arah partisi kamar dan menyembunyikannya di balik kertas.
Bu Yong berdiri di atas jembatan. Ia melihat ke arah bulan dan menangis. Bu Yong memanggil Yi Gak, Yang Mulia!
Bu Yong menutup matanya lalu jatuh ke dalam kolam.
Sekarang kembali ke pengadilan, Yi Gak teringat mayat yang ia pikir Putri Mahkota dan ingat tubuh Park Ha di danau.
Yi Gak menatap tajam Tuan Hong, Bangsawan Hong, kenapa kau tidak menjawabku?
Tuan Hong menyangkalnya, Yang Mulia, apa yang sudah anda katakan tentang orang yang jatuh ke dalam kolam dan tenggelam adalah Bu Yong dan bukannya Putri Mahkota, itu adalah omong kosong.
Yi Gak marah, Lady Cheon Gyeong, apa kau melihat Bu Yong di rumah hari ini?
Lady Cheon : Yang Mulia, putri saya terkena penyakit menular, jadi dia telah mengunci pintu dan tetap di kamarnya.
Yi Gak tanya lagi, apa kau yakin kalau itu Bu Yong?
Lady Cheon tampak bingung.
Yi Gak marah, ia berseru : Sekarang, kita akan memeriksa kediaman mereka. Segera kepung!
Petugas mengiyakan dan segera bergerak.
Yi Gak sendiri yang turun memimpin pencarian. Periksa setiap sudut dari kediaman Hong Man Pil dengan seksama. Cari Bu Yong!
Pasukan Yi gak bergerak dan mencari ke seluruh penjuru rumah keluarga Hong.
Yong Seol masuk ke gudang dan menemukan Putri Mahkota yang bersembunyi di dalamnya. Disini!
Ia membawa Putri Mahkota menghadap Yi Gak.
Yi Gak tanya, apa kau adalah Bu Yong? Yi Gak ingin membuka cadar Putri Mahkota.
Tiba-tiba Jend Mu dan anak buahnya menyerang pasukan Yi Gak. Mereka menghujani Yi Gak dengan panah, untung tidak kena.
Yi Gak berhadapan lagi dengan Tae Mu di Joseon, dan yang satu ini lebih buas. Yi Gak sampai terjatuh. Man Bo dan Chi San ketakutan, Yang mulia!
Yong Seol langsung menghalau Jend. Mu dan membantu Yi Gak berdiri. Jend Mu berdiri lagi dan dengan cepat mengambil panah. Ia langsung membidik Yi Gak dan kena di dadanya.
Yong Seol secepat kilat menyilangkan pedang ke leher Jend. Mu.
Man Bo dan Chi San menahan tubuh Yi Gak. Yi Gak mencabut anak panah, semua heran karena Yi Gak sama sekali tidak terluka. Anak panah itu mengenai liontin kalung yang diberikan Park ha untuk Yi Gak.
Setelah Jend. Mu diamankan, Yi Gak berlutut di depan Putri Mahkota dan memintanya mengangkat wajah serta membuka cadarnya.
Putri Mahkota diam saja. Yi Gak akhirnya mengulurkan tangan membuka sendiri cadar Putri Mahkota.
Wajah Hwa Yong terlihat dengan jelas. Yi Gak tampak murka. Ia langsung berdiri.
Hwa Yong menahan kaki Yi Gak, Yang Mulia! tolong selamatkan saya, Yang Mulia. Saya tidak tahu apapun mengenai hal ini. Tolong selamatkan saya, Yang mulia.
Yi Gak murka, ia teriak : Bagaimana orang seperti dirimu bisa menjadi Putri Mahkota negeri ini?
Hwa Yong masih memohon agar Yi Gak menyelamatkan nyawanya.
Yi Gak teriak, kau seharusnya tidak memohon untuk nyawamu sendiri, tapi memohon ampun karena nyawa Bu Yong! Apapun yang kau katakan, semua sudah terlambat! Bawa dia ke penjara!
Yi Gak merasa sakit hati dan dikhianati, oleh orang yang ia pikir mencintainya. Yi Gak pasti kesal, karena berduka untuk orang yang salah.
Joseon 3 mendekati Yi Gak, Yang Mulia..apa yang sebenarnya terjadi?
Yi Gak mengeluarkan liontin kalung hadiah dari Park Ha, sekarang ada lubang di tengah liontin.
Yi Gak berkata, Park Ha telah menyelamatkanku sekali lagi. Yi Gak ingat saat Park Ha memasangkan kalung di lehernya, kau harus janji untuk selalu memakainya dekat dengan hatimu.
Yi Gak ke pengadilan lagi dan menyebutkan satu-satu kejahatan keluarga Hong.
Hong Man Pil mendapatkan kekuasaan dengan menurunkan ibuku dan menghukum mati dirinya dengan meminum racun. Karena mereka sangat ketakutan kalau aku akan menuntut balas kalau aku naik takhta, mereka mencoba membunuhku dengan racun.
Penjahat Hong Man Pil dan Hong Nak Hyun, aku menghukum kalian berdua dengan hukuman pancung!
Pangeran Mu Chang adalah kakak satu ayah lain ibuku. Karena keluarganya diusir keluar istana saat ia masih kecil, dia memiliki kebencian yang mendalam kepadaku.
Dia berkonspirasi dengan Hong Man Pil untuk membunuhku agar ia bisa menjadi Raja. P. Mu Chang, aku menghukummu dengan hukuman pancung juga.
Kedua ibu dan anak juga pantas mendapat hukuman mati dengan cara dipancung. Tapi demi Bu Yong, aku akan mengampuni kalian.
Yi Gak ke Hwa Yong : Kau akan diturunkan dari posisimu sebagai Putri Mahkota ke status pelayan. Kalian berdua akan dibuang ke pulau dimana kalian tidak akan bisa keluar satu langkahpun!
Segera jalankan hukumannya!!
Joseon 3 dan pasukan : Baik, Yang Mulia!
Waktu berlalu dan Yi Gak jalan sendiri di jembatan di atas kolam Bu Yong. Ia ingat saat-saat manis bersama Bu Yong dan Park Ha.
Kasihan Yi Gak, ia tidak berjodoh dengan satupun diantara 2 wanita ini. Why this fate is so cruel, apa Park Ha tidak bisa dikirim saja ke Joseon?
Yi Gak masuk ke paviliun Bu Yong. Tiba2 kupu2 di partisi bersinar sayapnya. Yi Gak mendekat dan sadar ada sesuatu di balik kertas partisi.
Yi Gak merobeknya dan menemukan surat.
Yi Gak membukanya, itu surat terakhir Bu Yong : Yang Mulia, jika anda membaca surat ini, itu artinya anda masih hidup. Itu membuat saya, Bu Yong..sangat bahagia.
Ada satu hal yang baik tentang kematian. Kata-kata yang sudah lama saya tahan di dalam hati, saya akhirnya bisa mengatakannya dengan gembira. Saya selalu mencintai anda, Yang Mulia.
Sepanjang hidup saya, saya selalu menyayangi anda.
Apa yang mati tapi hidup dan hidup tapi mati? Meskipun ratusan tahun berlalu, saya akan selalu mencintai anda, Yang Mulia.
Yi Gak berdiri di tepi kolam, ia menangis.
Yi Gak ingat sesuatu dan segera lari kembali ke paviliun. Yi Gak mengambil kertas dan menulis surat.
Ia menulis untuk Park Ha. Yi Gak menulis dalam huruf hangul,Park Ha tidak mengerti hanja hehe..
Park Ha, aku sudah tiba dengan selamat. Apa kabarmu?...
Yi Gak memasukkan surat itu dalam tabung dan menyembunyikannya di bawah batu, tempat ia menyembunyikan hiasan kepalanya.
Seoul, present day.
Park Ha jalan-jalan ke istana. Ia jalan mendekat ke tiang itu dan membongkar batu di bawah tiang. Siapa tahu ada sesuatu. Park Ha tampak gembira karena menemukan sesuatu.
Ia menemukan tabung berisi surat dari Yi Gak.
Park Ha membukanya. Surat itu sudah kekuningan dan kelihatan lama sekali.
"Jika kau bisa membaca surat ini, maka surat ini pasti berusia 300 tahun. Jika surat ini ada di tanganmu, aku akan menarik kembali kata-kataku yang memanggilmu idiot.
Dibatalkan. Apa bisnis jus-mu berjalan dengan lancar?"
Park Ha sibuk di cafe jus-nya. Ia melayani pelanggan demi pelanggan.
"Aku hanya bisa membayangkan kehidupanmu, tapi aku tidak bisa mengulurkan tanganku untuk menyentuhmu. Aku merindukanmu seperti hampir mati rasanya, Park Ha. Aku ingin mendengar suaramu. Aku ingin menyentuhmu."
Park Ha terus memikirkan surat Yi Gak sambil melayani pembeli.
"Jika aku bisa menemuimu lagi setelah aku mati, aku berharap aku bisa mati saat ini."
Seorang pria masuk ke toko Park Ha. It's Yong Tae Yong! Tae yong sudah sadar? Tae Yong pesan jus apel.
Park Ha masih melamun dan tidak menyadarinya.
Tae Yong mengulang pesanannya, satu jus apel.
Park Ha mengiyakan lalu membuatkan pesanan Tae Yong tanpa memandang ke arah Tae Yong.
Tae Yong justru terus memandangi Park Ha.
Park Ha masih memikirkan surat Yi Gak, "Aku seharusnya mengatakan kalau aku mencintaimu lebih sering sebelum aku harus pergi.
Park Ha, aku mencintaimu. Aku sangat merindukan wajah tersenyum-mu, aku merasa seperti akan gila. Kumohon jaga dirimu. Kumohon, kau harus sehat."
Park Ha menyelesaikan jus-nya dan menerima uang Tae yong. Terima kasih. Ia sama sekali tidak mengangkat wajahnya.
Tae Yong menerima jus lalu jalan keluar. Tae Yong cengar-cengir sendiri. Sepertinya langsung jatuh hati lagi pada Park Ha.
Joseon.
Di Joseon, ada antrian panjang. Mereka antri untuk membeli Omurice Park Ha.
Man Bo mencatat pesanan, dua omurice! Mereka mendapatkan banyak uang. Yong Seol yang memasak, pintar juga dia.
Man Bo mendekati Chi San yang sibuk membuat saus tomat organik, ia mengeluh kalau saus tomatnya terlalu asin.
Chi San : Kau mulai lagi.
Man bo : Apa maksudmu, aku mulai lagi? Kau seharusnya mendengar kalau ada orang yang bicara. Berapa kali aku harus mengatakannya padamu, kalau saus adalah bagian yang paling penting!
Chi San tidak peduli dan tetap menari sambil mendengarkan musik lewat earphone-nya. Pertanyaanku, gimana cara Chi San charge baterainya?
Yong Seol harus membuka ear-phone Chi San dan teriak, sudah waktunya melakukan pengiriman!
Chi San : Baik, ayo pergi.
Yi Gak mondar-mandir dalam kamarnya. Man Bo dkk datang membawa baki.
Yi Gak : Kenapa kalian terlambat sekali?
Mereka membawakan omurice untuk Yi Gak.
Chi San mengeluh, kalau anda ada waktu, anda seharusnya langsung datang dan makan disana. Kami sangat lelah.
Man bo : Dan juga, tolong bayar tagihannya sekarang. (Haha..Yi Gak tidak pernah bayar kalau minta dibuatkan omurice. Man Bo benar2 business-minded)
Yi Gak : Aku tidak punya uang. (Ha?yang bener aja...bukankah Joseon adalah miliknya?)
Yi Gak mengajak semuanya makan. Mereka juga berganti baju dengan baju training kebesaran hadiah dari Park Ha.
Man Bo, Chi San dan Yong Seol makan omurice mereka di bawah meja. Ketiganya makan seperti saat pertama kali mendarat di Seoul waktu itu. Yi Gak tersenyum geli melihatnya.
Selesai makan, Yi Gak tampak terharu, ia merindukan Park Ha dan segalanya di perjalanan lintas waktu. Yi Gak menangis.
Man Bo, Chi San, Yong seol terkejut melihatnya, Yang mulia..
Yi gak berkata ini karena omurice-nya terlalu enak.
Man bo mengerti, ia memberikan pencuci mulutnya, Permen Park Ha pada Yi Gak.
Yi Gak mengambil satu, begitu pula yang lain. Yong Seol langsung mengunyah begitu saja permen Park Ha itu, membuat yang lain marah kepadanya.
Haha..ini kebalikan dari waktu Yi Gak kesal dan memberikan permen Park ha untuk dikunyah sementara Yong Seol cuma mengulumnya.
Yi Gak : Rasa manisnya benar-benar enak.
Seoul.
Park Ha pergi ke toko dan terkejut karena ada kartu pos diselipkan di pintu toko.
Ada pesan : Temui aku di Menara Seoul Utara jam 5 sore.
Park Ha membalik kartu pos itu dan ada lukisannya, dengan inisial E.O, sama dengan lukisan yang ia terima dari Tae yong di NY waktu itu.
Park Ha pergi ke Menara Seoul di jam yang telah dijanjikan. Tapi Tae Yong belum muncul.
Ada rombongan pengunjung yang jalan melewati Park Ha. Setelah rombongan itu berlalu, tiba-tiba Tae Yong sudah berdiri di sampingnya.
Tae Yong : Kenapa kau sangat terlambat? Aku sudah menunggumu lama sekali.
Park Ha menoleh dan terkejut melihat Tae Yong, tapi ia menjawab, kau dari mana saja? Aku selalu...ada disini.
Tae Yong tersenyum dan mengulurkan tangannya. Park Ha tampak ragu, lalu perlahan memberikan tangannya. Park Ha masih memakai cincin yang ia beli bersama Yi Gak. (Aku ingin tahu, sebenarnya apa harapan Park Ha waktu itu.)
Tiba2 Tae Yong berubah menjadi Yi Gak.
Yi Gak menangis : Meskipun lebih dari 300 th sudah berlalu,..
Park Ha juga menangis, tapi tampak gembira lalu menyambung : Aku akan ..tetap mencintaimu.
RP [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19]
Notes :
Sepertinya drama ini parodinya Dong Yi. Ibu kandung Yi Gak yang dihukum minum racun dan Ibu P. Mu Chang yang diusir keluar istana, mirip2. Tapi tetap ini fiksi, tidak ada hubungannya dengan Dong yi hehe.
Yang penting sebenarnya cinta Yi Gak dan Park Ha, yang biarpun sudah ratusan tahun, mereka akan tetap saling mengenali dan saling menemukan.
Tae Yong mungkin memang bukan Yi Gak, tapi Park Ha menemukan Yi Gak dalam diri Tae Yong. Sebenarnya kasihan juga Tae Yong, sampai Park Ha bisa melihatnya sebagai Tae Yong dan bukan Yi Gak, ia masih harus menunggu.
Aku tidak percaya reinkarnasi, tapi idenya memang membuat kisah ini lebih menyentuh.
Kunci semuanya ada dalam Bu Yong, karena kematian-nya, hidup Bu Yong jadi berarti.
Love this drama so much, semoga diputar di TV lokal..and thank's for reading!
Yoo Chun : Yang jelas aku akan liburan..
Ji Min : Aku juga...
dengan tujuan berbeda pastinya hahaha...
Ji Min : Aku juga...
dengan tujuan berbeda pastinya hahaha...
No comments:
Post a Comment