Jang Ok Jung episode 8

 On Monday, May 6, 2013  

Raja Sukjong lari ke kediaman Ratu Ingyeong diikuti Ok Jung dan rombongan. Raja melihat para dayang ada di luar, ia tanya bagaimana kondisi Ratu.


Dayang kepala membungkuk dan minta ampun, kondisi Yang Mulia Ratu kritis.
Sukjong tidak percaya, kondisi Ratu separah ini dan dia baru tahu sekarang. Sukjong tanya kenapa semua dayang ada di luar. Para dayang minta maaf dan tampak ketakutan.

Kasim Yang menjelaskan, ini karena penyakit cacar air yang diderita Ratu sangat menular dan mereka merasa takut, jadi...
Sukjong kesal : Baiklah, kalau kalian tidak ingin disini, pergi saja!


Sukjong jalan masuk ke kediaman Ingyeong. Ok Jung lari mengikutinya. Kasim Yang ketakutan melihat tindakan Raja.
Sukjong masuk dan bertemu tabib istana. Tabib istana membungkuk sampai lantai, ampuni saya Yang Mulia. Ambil saja nyawa saya.
Sukjong marah : Mengambil nyawamu? bagaimana kau bisa mengatakan itu sebagai seorang tabib?

Tabib istana menjelaskan, kesehatan Ratu memang kurang baik dan penyakit ini datang tiba-tiba, sehingga mereka tidak bisa lagi menyelamatkan Ratu. Sukjong benar-benar terpukul.


Ratu Ingyeong terbaring lemah dan ia mendengar suara orang. Ratu membuka matanya, pandangannya buram tapi ia seperti melihat bayangan Raja dan Ok Jung.

Raja mendekat dan Ratu tersenyum, itu memang benar Yang Mulia Raja, orang yang dirindukannya.
Ok Jung : Yang Mulia...Yang Mulia Raja ada disini.
Ratu Ingyeong tersenyum dan mengangguk pada Ok Jung, ia berterima kasih, Ok Jung sudah menepati janjinya
Sukjong sedih melihat kondisi Ratu. Ia jalan perlahan ke samping Ratu. Sukjong memegang tangan Ingyeong.
Ok Jung jalan keluar untuk memberikan privasi untuk pasangan itu. Ia menutup pintu dan memandang Ratu Ingyeong untuk terakhir kalinya.

Sukjong minta Ingyeong harus segera sembuh demi dirinya. Ingyeong menahan tangis dan ingin menarik tangannya dari Sukjong, tangan saya kotor..Tapi Sukjong menahannya dan tetap memegang tangan Ingyeong.
Ingyeong : Tangan Yang Mulia sangat hangat.
Sukjong hanya menghela nafas dan terus memegang tangan Ingyeong sampai hari mulai malam. Ingyeong terus menatap wajah Raja.
Ingyeong : Saya bisa menutup mata saya dengan tenang sekarang.


Sukjong terkejut, ia membantu Ingyeong duduk dan memeluknya erat-erat.  Tidak..kau tidak seharusnya pergi seperti ini. Aku banyak melakukan kesalahan padamu, aku minta maaf karena memanfaatkanmu, aku minta maaf karena aku tidak bisa mencintaimu.


Ingyeong tersenyum dan menangis, tapi karena Yang Mulia, hati saya bisa merasakan cinta dan saya bahagia.
Sukjong menangis : Aku akan tetap disini sampai saat terakhirmu, pergilah dengan tenang.


Ingyeong mulai tidak sadar dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan Sukjong.
Sukjong syok, ia gemetaran dan menangisi Ingyeong tanpa suara.


Ok Jung duduk di depan kamar Ratu dan menangis.
Sukjong keluar dari kamar Ratu, wajahnya blank dan ia masih menangis. Sukjong memerintah Ok Jung untuk memulai prosedurnya.
Sukjong jalan terhuyung, ia berpegangan pada tembok karena hampir jatuh. Ok Jung mencemaskannya, Yang Mulia!
Sukjong mengangkat tangannya, melarang Ok Jung mendekat. Sukjong jalan terus tanpa menoleh lagi. Ok Jung hanya membungkuk dan melaksanakan perintah Raja.


Waktu berlalu. Musim mulai berganti dan kehidupan di istana berjalan terus. Tapi sepertinya belum ada satu tahun.
Sukjong memimpin pertemuan dewan istana, ia tanya apa ada lagi yang ingin mereka bahas.
Partai Seoin langsung memohon Raja untuk segera mencari Ratu yang baru. Sukjong hanya ketawa, kalian mulai lagi. Aku akan melakukannya kalau waktunya memang sudah tiba.


Tiba-tiba Sukjong melihat bayangan mendiang P. Boksun di dekat pilar. Hiiy..ngeri juga, dengan rambut acak-acakan dan sorot mata mengerikan yang diarahkan pada Raja.


Sukjong tampak syok dan wajahnya pucat, lalu ia segera menyudahi sidang. Kalau tidak ada masalah lain, kita akhiri sampai disini. Sukjong langsung meninggalkan ruangan sidang. Para Menteri kelihatan heran.
Ibu Suri terus mendesak Sukjong, Ananda..apa yang tidak anda suka dari Lady Min?
Sukjong : Saya tidak pernah berkata tidak menyukai Lady Min. Saya hanya ingin seseorang yang lebih saya sukai.

Ibu Suri : Kalau begitu katakan apa yang anda suka dari seorang Ratu, Ibu akan mencarikan pasangan yang sempurna untuk Yang Mulia.
Sukjong : Pertama, saya ingin dia berasal dari keluarga bangsawan nomor satu, yang paling tinggi kedudukannya. Kedua, dan saya ingin kecantikannya sebanding dengan Yang Yuhuan (Salah satu selir Raja Xuanzong dari Dinasti Tang-Cina, atau dikenal juga dengan nama Yang Guifei).
Yang Yuhuan (mirip Kim Tae Hee wkk atau Ariel Lin?)
Ibu Suri menghela nafas, ya..mungkin tidak akan bisa selevel itu, tapi Lady Min sudah hampir mencapai level itu.
Sukjong menyambung : Lalu saya ingin dia memiliki hati bagaikan sutra, dia akan menjaga ke 13 selirku dan 20 anak tirinya.
Ibu Suri mendelik dan mengomel, dimana anda akan bisa mendapatkan Ratu seperti itu?! Sukjong membuka buku silsilah dan menunjukkan daftar anak Raja Sejong, coba lihat, Raja Sejong memiliki banyak istri dengan 15 anak laki dan 22 anak perempuan. Raja Jungjong memiliki 13 istri dan 20 orang anak lebih.
Ibu Suri kesal dan menutup buku silsilah itu. Baik, saya akan meminta Lady Min untuk menerima semua itu.

Sukjong akhirnya mengatakan isi hatinya : Ibunda, rumput bahkan belum tumbuh di atas kuburan mendiang Ratu. Tolong berhentilah.


Inhyeon mengunjungi Ibu Suri. Ibu Suri senang sekali melihat Inhyeon dan berkata, alasannya memanggil Inhyeon hari ini adalah karena Ibu Suri ingin memberikan Wonsam untuk Inhyeon. (Wonsam= baju khusus untuk Ratu, Putri dan keluarga Raja)


Inhyeon terkejut, Wonsam? bukankah Wonsam adalah busana resmi yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga Raja?

Ibu Suri menjelaskan, busana itu juga bisa dikenakan para gadis yang sudah dipilih sebelum dinobatkan. Inhyeon berkata ia belum dipilih.
Ibu Suri sengaja melakukan itu dan ingin menghadiri perayaan resmi bersama Inhyeon. Itu akan menunjukkan kalau kau telah dipilih menjadi Ratu berikutnya. Dan Raja tidak akan bisa melakukan apapun. Bukankah ini adalah ide yang bagus?


Inhyeon terkejut tapi ia berterima kasih atas perhatian Ibu Suri.
Ibu Suri : Aku akan membuatkan Wonsam paling bagus untukmu, kalau perlu aku akan mengadakan lomba. Ayo kita segera mengambil ukuranmu sekarang.


Ibu Suri dan Inhyeon jalan ke bagian jimbang. Semua membungkuk menyambut mereka. Ibu Suri minta Cheon Sanggung membuatkan Wonsam untuk Lady Min.
Cheon Sanggung terkejut, Wonsam hanya dikenakan oleh orang yang dipilih saja Yang Mulia.

Ibu Suri kesal dan berkata ia punya alasannya sendiri, jadi aku tidak mau mendengar itu. Aku ingin memberikan wonsam terbaik sebagai hadiah untuk Lady Min dari jimbang ini, jadi cepat ambil ukurannya sekarang juga.
Cheon Sanggung mengalah dan ia minta Ok Jung mengukur Lady Min.


Inhyeon terkejut melihat Ok Jung tapi ia menahan dirinya. Ok Jung mulai mengukur Inhyeon. Inhyeon tanya bagaimana Ok Jung bisa masuk ke istana. Ok Jung berkata ada yang terjadi dan akhirnya ia masuk istana.
Inhyeon : Kita pasti memiliki hubungan yang kuat karena kita sering sekali bertemu.


Sukjong dan P. Dong Pyeong berlatih memanah bersama. P. Dong Pyeong meleset tembakannya, entah disengaja atau tidak. Sukjong heran kenapa tembakan P. Dong Pyeong bisa meleset, apa ada yang kau pikirkan?
P. Dong Pyeong ketawa dan berkata ia seperti melihat seorang gungnyeo yang dikenalnya.


Sukjong : Gungnyeo? apa ada gungnyeo yang kau sukai?

P. Dong Pyeong : Tidak mungkin. Bagaimana saya berani menginginkan wanita milik Yang Mulia?
Sukjong : wanitaku?
P. Dong Pyeong berkata semua gungnyeo di istana ini adalah milik Raja. Sukjong berkata gungnyeo ya gungnyeo. Bagaimana kau bisa menyebut wanita yang tidak kusukai adalah wanitaku?
P. Dong Pyeong : Kalau kebetulan, saya bertemu gungnyeo yang saya sukai, dan minta ijin pada Yang Mulia untuk membiarkan kami pergi apa anda akan memberikan ijin?
Sukjong : Tentu saja tidak.
Wajah P. Dong Pyeong tertekuk lagi. Sukjong ketawa, tapi aku bisa membuat pengecualian untukmu. P. Dong Pyeong ceria lagi, tidak..tidak ada lagi kehidupan seperti playboy. Saya sudah mundur.
Sukjong geli dan ingin menembakkan panah lagi.
Tiba-tiba Sukjong melihat wajah P. Boksun di papan sasaran. Mengerikan..


Sukjong jadi pucat lagi dan tidak jadi menembakkan panah. Kasim Yang dan P. Dong Pyeong heran. 
P. Dong Pyeong tanya apa Raja tidak enak badan. Sukjong menghela nafas dan berkata ia hanya merasa lelah. Itu saja.
P. Dong Pyeong juga melihat ke papan sasaran, tapi tidak ada yang aneh. (Jangan2 nanti ada adegan Sukjong mimpi arwah Inhyeon dengan baju putih dan menunjuk ke kediaman Hui Bin?)


P. Dong Pyeong menghadap Ibu Suri Agung Jo dan mengatakan soal ini. P. Dong Pyeong mengerti, setelah kematian P. Boksun, kemudian Ratu. Itu sudah cukup untuk membuat Raja merasa tertekan.
Ibu Suri Jo menghela nafas, akan lebih bagus kalau gadis itu bisa menemaninya di saat seperti ini.
P. Dong Pyeong heran : gadis itu?

Ibu Suri Jo cerita, ia membawa masuk seorang gungnyeo secara rahasia untuk menemani Raja. Tapi..
P. Dong Pyeong ketawa geli dan tahu bahwa itu tidak akan berhasil.


Ibu Suri Jo : Tidak juga, sepertinya ada hubungan khusus diantara mereka berdua. Tapi gadis itu sama sekali tidak memanfaatkan itu. Ini membuatku kesal. Tapi aku juga merasa itu tindakan yang baik.
P. Dong Pyeong : Ada hubungan khusus?
Ibu Suri Jo yakin sebenarnya mudah bagi gungnyeo itu untuk bisa mendapatkan perhatian Raja, tapi dia di istana hanya untuk membuat baju.
P. Dong Pyeong terkejut, dia ke istana hanya untuk membuat baju?


Ok Jung mempelajari desain untuk Wonsam. Ia baru tahu kalau lapisan dalam dan luar dari Wonsam kerajaan ternyata terpisah. Kalau diluar istana dijahit dengan warna hijau diluar dan merah muda di bagian dalam.
Ja Kyung menegurnya, kau sudah beberapa saat di istana, masih juga membicarakan soal diluar istana.
Ok Jung tersenyum dan berkata masih banyak yang harus ia pelajari dan minta Ja Kyung mengajarinya. Tapi Ja Kyung hanya membanting bukunya dan mengajak rekan2nya mengambil kain. Ja Kyung masih memusuhi Ok Jung. Ok Jung diam saja.


Jang Hyeon ada di gibang dan mendapat laporan dari Hee Jae, bahwa ginseng mereka ditolak. Padahal ada kontraknya. Hee Jae yakin ada campur tangan dari Bangsawan Min Yoo Jung.
Jang Hyeon kesal, ia sudah membuat janji dengan Raja dalam beberapa hari. Tidak ada yang berani menyentuh ginsengku, tidak peduli siapa orangnya.

Jang Hyeon kebetulan mendengar suara perayaan di ruang sebelah. Semua mengucapkan selamat pada Bangsawan Min karena sebentar lagi akan menjadi mertua Raja. Jang Hyeon panas dan ingin pergi ke sana. Hee Jae mencegahnya, paman, kau tidak tahu siapa saja yang ada disebelah.


Jang Hyeon tidak peduli dan jalan ke ruangan sebelah.

Menteri Min tidak senang dengan kelancangan Jang Hyeon. Jang Hyeon berkata ia hanya ingin mengucapkan selamat karena sebentar lagi Menteri Min pasti akan menjadi mertua Raja. Jang Hyeon ingin menuangkan alkohol untuk Menteri Min. Min menerimanya. Ia berkata, Jang Hyeon juga harus minum.
 
Jang Hyeon tidak curiga dan mengulurkan cawan. Tapi Menteri Min menuangkan alkohol ke atas topi Jang Hyeon. Jang Hyeon menahan marah dan semua yang hadir juga terkejut.

Menteri Min berdiri dan ingin pergi. Jang Hyeon berkata besok adalah hari peringatan kematian istri Menteri Min, ia ingin mengirim beberapa barang untuk keperluan upacara. Menteri Min heran bagaimana Jang Hyeon bisa tahu itu.


Jang Hyeon : Karena kematiannya tepat sebelum pemilihan Putri Mahkota, jadi saya ingat persis.
Menteri Min pergi dengan gusar. Jang Hyeon ketawa.


Hee Jae masuk ke ruangan itu dan berkata tujuan balas dendam pamannya harus diubah. Jang Hyeon berkata ia sudah memancing Menteri Min, dan pasti ia akan merasa tidak sabar.
Jang Hyeon ingat bagaimana Yi Sun memandang Ok Jung waktu itu dan ia merasa bisa mempertaruhkan semuanya untuk itu.

Menteri Min merasa curiga, kenapa Jang Hyeon sepertinya berani sekali. Ia minta anak buahnya menyelidiki semua keluarga Jang Hyeon dan koneksinya.


Sukjong tidur dengan gelisah. Ia mendengar seseorang memanggil namanya. Yi Sun.. Sukjong membuka mata dan melihat P. Boksun duduk di ujung tempat tidurnya.
Sukjong terkejut dan seperti tercekik. Beberapa saat kemudian, Sukjong terbangun, ia mimpi buruk lagi. Tidak ada siapapun di kamar Raja. Sukjong terengah-engah. (sepertinya kamar paling angker ya kamar Raja Joseon deh.)
Ok Jung sibuk membuat rancangan untuk Wonsam Lady Min. Ia merasa ada yang kurang dalam rancangannya tapi tidak tahu apa.


Ok Jung jalan keluar dan duduk di ujung tangga. Tempat Sukjong biasa berdiri. Ok Jung merasakan aropa api. Ok Jung memejamkan mata dan menghirup aroma itu. Aroma...Ok Jung menyadari sesuatu. Ok Jung merasa ada orang yang jalan di belakangnya.


Ok Jung menoleh dan melihat Raja. Ok Jung terkejut. Ia berdiri dan minta maaf, lalu ingin jalan pergi. Tapi Sukjong menahan tangan Ok Jung, sebentar saja. Tinggallah disini bersamaku.


Sukjong duduk di tangga dan menarik Ok Jung agar duduk di dekatnya. Ia tetap menahan tangan Ok Jung.

Sukjong berkata ia mimpi buruk lagi. Kapan lingkaran setan ini akan berhenti? Aku kadang berpikir, Raja pasti bukanlah seorang manusia. Dia seharusnya bukan manusia. Tubuh Ratu baru saja meninggalkan istana dan sudah ada banjir permintaan akan Ratu yang baru. Aku mengirim puluhan penghianat ke pengasingan hari ini, dan aku memerintahkan untuk mengeksekusi tiga generasi dalam keluarga beberapa anggota Partai Namin.
Lalu aku pura-pura terlihat kuat dan agung di depan para menteri.

Ok Jung : Yang Mulia pasti memiliki alasan tersendiri.


Sukjong : Alasan..itu mudah dikatakan. Alasan untuk menegakkan pemerintahan dan mengokohkan kekuatan kerajaan. Apa kau tidak takut dengan orang sepertiku?
Ok Jung : Saya tidak takut dengan Yang Mulia, saya merasa kasihan pada anda.

Sukjong : Kau kasihan padaku...itu menghiburku. Begitu aku menunjukkan diriku yang seperti ini kepada semua orang, mereka akan memanfaatkan ini untuk kepentingan mereka, bahkan ibuku sendiri. Dan aku hanya akan membuat istriku kesepian dengan tingkah lakuku.

Ok Jung dalam hati : Tapi Ratu pasti meninggal dengan tenang di pelukan Yang Mulia. Melihat saat terakhirnya yang seperti itu...saya merasa iri.
Sukjong akhirnya melepaskan tangan Ok Jung.


Paginya, Sukjong terbangun dengan kondisi lebih segar. Ia ingat pertemuannya dengan Ok Jung semalam dan Sukjong tersenyum.


Kasim Yang masuk dan memberi salam, ia senang karena untuk pertama kalinya Raja bisa tidur dengan nyenyak. Sukjong membenarkan, lalu tanya apa Kasim Yang juga merasa kasihan kepadanya?
Kasim Yang bingung, apa? Sukjong hanya tersenyum.


Raja sengaja melewati bagian laundry istana dalam perjalanan ke ruang kerjanya. Semua dayang termasuk Ok Jung berdiri menghormat. Mereka, kecuali Ok Jung berlomba mendapat perhatian dari Raja.
Raja cuek dan jalan melewati mereka. Ia berhenti sejenak di dekat Ok Jung dan merasa terganggu karena Ok Jung sama sekali tidak mengangkat wajah untuk memandangnya.

Kasim Yang heran kenapa Raja mengubah rutenya. Tidak biasanya Raja melewati bagian ini. Sukjong seperti baru sadar, benarkah?


Sukjong gelisah di ruangan kerjanya. Ia memikirkan kata-kata Ok Jung. Ok Jung yang ingin ke istana untuk mencari Yi Sun sang Kepala Pengawal Istana, tapi kalau ia tahu bahwa Yi Sun adalah Raja, Ok Jung justru tidak akan pernah masuk istana. Sukjong jadi terganggu dengan ini. Apa ini? Setelah berkata seperti itu, dia sama sekali tidak mau melihatku?


Ok Jung sibuk menyelesaikan desainnya untuk wonsam Lady Min. Shi Young yang bertugas merapikan jubah Raja terus menerus mencium aroma Raja dari jubah itu, aku adalah orang paling berbahagia di dunia ini karena bisa melipat jubah Raja setiap pagi. Kalau saja aku bisa berada dalam pelukan Yang Mulia sekali saja, aku akan mati dengan bahagia.
Ok Jung hanya tersenyum. (Kalau Shi Young tahu apa yang terjadi antara Raja dan Ok Jung, dia bisa pingsan haha) Shi Young harus pergi ke bagian laundry dan ia minta Ok Jung melipat jubah Raja. Nanti akan ada dayang dari kediaman Raja yang akan mengambilnya.

Dayang dari kediaman Raja memang datang, tapi ia juga minta Ok Jung ikut karena jubah Raja terlalu sempit dan minta Ok Jung mengukur ulang. Kau dari bagian jimbang kan? Ok Jung akhirnya ikut ke kediaman Raja.
Sukjong kelihatan terkejut saat melihat Ok Jung yang datang. Ok Jung bersikap formal dan berkata ia ingin mengambil ukuran Raja. Sukjong seperti blank dan salah tingkah. Ok Jung bersikap sopan dan sama sekali tidak melihat ke arah mata Raja. Ia mulai mengukur Sukjong.


Sukjong ingat saat pertemuan pertama mereka, tapi Ok Jung sama sekali tidak terpengaruh.

Ok Jung selesai mengambil ukuran Raja dan membungkuk untuk pergi. Raja menahannya. Ia berkata seharusnya saat itu ia mencicipi teh Ok Jung.
Ok Jung menjelaskan, saat itu dia hanya mengikuti perintah Ibu Suri Agung Jo dan bukan bagiannya untuk membuat teh, kalau Raja ingin teh, Ok Jung bisa minta bagian kediaman Raja menyeduhkannya.

Sukjong kesal karena sikap dingin Ok Jung. Sukjong langsung memberikan tugas yang sesuai dengan bagian Ok Jung, ayo ikut aku!


Ok Jung terpaksa jalan mengikuti Raja dan ia masuk ke ruang baju Raja. (Selama ini hanya diperlihatkan ruang baju untuk para putri Raja, baru kali ini melihat ruangan ganti Raja). Sukjong mengambil semua jubah dan melemparkannya ke Ok Jung dengan macam-macam alasan konyol.
Jahitannya tidak pas, sulamannya jelek, wajah naga di baju ini jelek sekali dll. Intinya Sukjong hanya ingin mendapat perhatian Ok Jung wkk.


Sukjong juga ingin Ok Jung mengerjakan perbaikan bajunya saat itu juga, disini. Ok Jung terpaksa menjahit di ruang ganti Raja saat itu juga.


Sukjong duduk dan pura-pura membaca, tapi ia cengar-cengir sendiri. Sukjong mencuri pandang ke arah Ok Jung dan tiba-tiba ia teringat gadis yang ia temui saat remaja, gadis yang ada di dunianya sendiri kalau sudah berkutat soal baju. Sukjong memegang kepalanya.


P. Dong Pyeong menemui Jang Hee Jae, ia langsung tanya dimana Ok Jung sebenarnya. Hee Jae masih berbohong dan berkata kalau Ok Jung ada di Qing. P. Dong Pyeong jadi marah, ia membalikkan meja di depannya dan membentak Hee Jae, beraninya kau berbohong pada keluarga Raja!
Hee Jae masih berkeras, Ok Jung memang pergi ke Qing-Cina.


Ibu Ok Jung keluar, P. Dong Pyeong saya mohon jangan marah. Ibu Ok Jung mengaku kalau Ok Jung memang masuk istana. Ini semua karena dirinya, akibatnya anak-anaknya yang malang yang harus menderita. Ibu Ok Jung minta P. Dong Pyeong menghukumnya saja.


P. Dong Pyeong menghela nafas, jadi dugaanku benar, aku tidak melihat hantu.


Ok Jung selesai merombak jubah-jubah Sukjong dan melipatnya dengan rapi. Sukjong masuk dan memeriksa langsung hasil jahitannya.

Sukjong sengaja cari alasan lagi untuk bertemu Ok Jung  dan berkata kalau jahitan Ok Jung bermasalah. Yang satu kependekan, yang itu terlalu panjang, dan jubah satunya lagi, sulamannya jelek. Apa kau mabuk saat menjahit ini? Bagaimana aku bisa terlihat memiliki harga diri di depan anak buahku?

Sukjong minta Ok Jung menyelesaikan jahitannya dan mengirimnya kembali besok siang. Jangan terlambat, kau sendiri yang harus membawanya. Sudah, sana pergi.
Ok Jung diam saja dan membungkuk. Setelah Ok Jung keluar, Sukjong bicara sendiri, apa aku terlalu keras kepadanya?
P. Dong Pyeong masuk ke bagian jimbang dan mencari Ok Jung. Tapi Ok Jung tidak ada disana.
P. Dong Pyeong keluar dan bertemu Ok Jung yang baru saja kembali dari kediaman Raja. Ok Jung membawa baki penuh jubah Raja. Wajah P. Dong Pyeong terlihat lega : Ok Jung-ah..


Ok Jung tersenyum dan memberi salam, P. Dong Pyeong. Saya tahu pasti satu saat akan bertemu dengan anda.
P. Dong Pyeong heran, bukankah Ok Jung berencana ke Qing-Cina. Tapi kenapa tiba-tiba masuk ke istana. Ok Jung berkata ia tidak punya tujuan lagi. Ok Jung membungkuk dan jalan masuk ke bagian jimbang.
Inhyeon kebetulan lewat dan melihat keduanya, ia terkejut karena menyadari P. Dong Pyeong mungkin menyukai Ok Jung.
P. Dong Pyeong menemui Raja. Ia ingin mengajukan satu permintaan.
Sukjong berkata ia harus menghadiri pertemuan untuk mengadakan upacara ritual meminta hujan. P. Dong Pyeong ingin bicara tentang gungnyeo yang ia maksudkan itu.


Menteri Kim memotongnya dan berkata setelah pertemuan ini, Raja tidak ada jadwal lagi dan minta P. Dong Pyeong menemui Raja nanti sore.
Sukjong setuju dan minta pamannya datang menemuinya sore ini, kita bisa minum bersama nanti. P. Dong Pyeong setuju dan membiarkan Raja pergi. Kasihan P. Dong Pyeong, nanti sore semuanya sudah terlambat.


Ok Jung menjahit jubah Raja dan ingat omelan Ibu Suri Jo sesaat setelah Raja pergi. Apa kau sudah gila? Apa kau tahu betapa sulitnya mengatur ini semua? Bagaimana kau bisa mengacaukan semuanya?
Apa kau mengerti apa yang sudah kau tolak? Kalau kau mendapatkan hati Raja dan melahirkan anaknya, kau bisa menguasai dunia! Siapa yang akan tahu itu hanya untuk semalam atau selamanya?
Lalu pertanyaan Raja:  sampai kau masuk ke ruangan ini dengan baki teh ini, kau tidak tahu bahwa aku adalah Raja?
Ok Jung merasa serba salah, ia benar-benar mencintai Yi Sun diluar semua kepentingan politik itu. Tapi Yi Sun yang ia cintai adalah Raja, yang tidak mungkin diraihnya. Orang tidak akan percaya Ok Jung benar-benar mencintai Raja tanpa memiliki motif tertentu.
Ok Jung juga tidak mau hanya menjadi bunga terompet yang akan mati dalam semalam, itulah alasan kenapa ia tidak bisa menerima Yi Sun saat ini.


Sukjong gelisah menunggu Ok Jung, ia terus memeriksa jubahnya dan mencari alasan, sepertinya ada jahitan yang longgar di satu tempat. wkk
Dayang mengumumkan kedatangan dayang bagian Jimbang. Sukjong semangat dan menyuruh orang itu masuk. Tapi saat pintu dibuka, wajah Sukjong jadi kecewa.

Yang datang bukan Ok Jung melainkan Shi Young. Shi Young berkata Jang Nain sedang melakukan tugas lain tapi semua jubah ini sudah dijahit oleh Jang Nain.


Sukjong tidak terima dan pergi ke bagian Jimbang, mengejutkan Cheon sanggung dan semua dayang jimbang. Para gadis itu langsung pasang tampang manis kepada Raja.
Sukjong tanya apa semua Nain ada disini. Cheon Sanggung menjelaskan, ada beberapa Nain yang bebas tugas dan ada beberapa yang melakukan tugas lain.

Sukjong mengerti dan mengarang alasan, ada seorang Nain yang mengambil ukuranku, tapi saat itu ia mengambilnya sebelum aku makan, jadi sekarang sedikit sempit.
Cheon Sanggung terkejut, ia minta maaf dan segera mengambil tali untuk mengukur Sukjong lagi. Tapi Sukjong mencegahnya, tidak perlu, saya akan diet saja. Brr..
Sukjong minta kalau Nain itu datang harus segera menemuinya. Ia bahkan minta kasim Yang menunggu dan membawa Ok Jung begitu Ok Jung kembali.


Ok Jung akhirnya menghadap Sukjong. Sukjong kesal, kemana saja kau seharian ini?
Ok Jung : Saya melakukan tugas-tugas saya.
Sukjong : Tugas utama seorang gungnyeo adalah mengurus Raja. Bagaimana kau bisa melanggar perintahku dan melakukan tugas lain?
Ok Jung : Apa ada tugas yang tidak penting bagi seorang gungnyeo?


Sukjong : Kau datang ke istana untuk mencari Yi Sun. Kau seharusnya sering menemuiku. Bagaimana kau bisa tidak datang saat aku memanggilmu?
Ok Jung membenarkan, memang itu alasannya datang ke istana. Tapi ia tidak menemukan Kepala Pengawal Istana yang ia cari tapi hanya menemukan Raja yang setinggi langit.


Sukjong tampak putus asa, aku adalah Yi Sun yang kau cari, tapi Yi Sun ini juga adalah seorang Raja.

Ok Jung : Bukan, Kepala Pengawal Istana yang meminta saya datang ke istana adalah pria bagi saya. Tapi sekarang anda hanyalah Raja bagi saya. Kalau tidak ada urusan lain, saya mohon diri.


Ok Jung menyibukkan diri dalam kompetisi membuat Wonsam untuk Lady Min. Ja Kyung mencontek desain wonsam milik Ok Jung.


Cheon Sanggung mengumumkan dua desain Wonsam yang masuk final. Tentu saja karya Ok Jung dan Seo Ja Kyung. Semua terkejut karena desainnya sama persis.


Cheon Sanggung mendekat dan mengamati dua Wonsam itu. Lalu memutuskan pemenangnya adalah Jang Ok Jung. Ja Kyung protes tapi Cheon Sanggung menjelaskan, dari segi teknik menjahit, bahan, dan pewarnaan kain keduanya seimbang. Tapi Wonsam milik Ok Jung memiliki aroma.
Cheon Sanggung minta Ok Jung menjelaskan caranya.

Ok Jung memasukkan pengharum pada kain yang digunakan untuk membuat wonsam. Wonsam adalah busana untuk acara istimewa, baik diluar maupun di dalam istana. Jadi saya berpikir kalau orang yang mengenakannya harus menjadi pusat perhatian. Jadi, kalau ditambahkan wewangian pada busana yang indah, saya percaya itu adalah busana terbaik. Itulah mengapa saya membuatnya seperti itu.

Cheon Sanggung senang dan minta semua belajar, kemenangan tergantung pada siapa yang lebih banyak berkorban. Jangan hanya fokus pada tugasnya saja, tapi lakukan lebih. Kalau diminta satu lakukan dua, kalau diminta dua lakukan tiga. Kalian mengerti? Semua mengiyakan.
Cheon Sanggung minta Ok Jung menyiapkan wonsam dan asesoris yang cocok dengan busana ini. Ok Jung senang sekali dan Ja Kyung tentu saja merasa iri luar dalam dan menunggu saat yang tepat untuk menjatuhkan Ok Jung.


Inhyeon mengunjungi Ibu Suri dan menuangkan teh untuknya. Hong Sanggung lapor, Wonsam untuk Lady Min sudah selesai. Ibu Suri senang dan minta mereka mengantarkan Wonsam ke kediamannya.


Tapi Inhyeon punya satu permintaan. Ia ingin mencoba Wonsam itu di bekas kediaman Ratu Ingyeong. Inhyeon tanya apa permintaannya terlalu sulit.

Ibu Suri senang, ia setuju dan punya ide untuk memberi kejutan pada Raja. Ia menyuruh dayangnya menyampaikan pesan pada Raja.


Ok Jung mengantar Wonsam dan semua asesoris yang diperlukan ke bekas kediaman Ratu Ingyeong. Ok Jung jalan keluar dan bertemu Ja Kyung di dekat pintu.


Kasim Yang menemui Raja dan menyampaikan undangan Ibu Suri. Yang Mulia diminta pergi ke bekas kediaman Ratu Ingyeong. Sukjong menghela nafas, apalagi yang direncanakan ibuku kali ini?

Ibu Suri dan Inhyeon jalan ke arah kediaman Ratu Ingyeong. Inhyeon sedikit cemas, bagaimana kalau Raja merasa tidak senang. Ibu Suri menenangkan dan berkata kalau semua hal tidak mungkin berjalan dengan sendirinya, perlu sedikit bantuan untuk mewujudkannya.
Cheon Sanggung yang jalan dibelakang mereka kelihatan tidak senang.


Raja jalan masuk ke bekas kediaman istrinya. Ia masuk ke dalam kamar Ingyeong dan tertegun. Ada seorang wanita yang berdiri mengenakan Wonsam.
Wanita itu berbalik. Raja terkejut karena orang itu adalah Ok Jung. Ok Jung juga syok melihat Raja. Keduanya berpandangan beberapa untuk sesaat.


Pintu terbuka lagi dan kali ini yang datang adalah Ibu Suri dan Lady Min beserta rombongan. Ibu Suri jelas murka dan Inhyeon kelihatan marah. Ok Jung panik dan hanya bisa memberi salam pada Ibu Suri.

Sukjong berbalik dan membungkuk pada ibunya. Inhyeon dan yang lain membungkuk kepada Raja. Ibu Suri tersenyum dan tanya sejak kapan Raja datang, ia sebenarnya ingin memberi kejutan pada Raja : Saya ingin Yang Mulia melihat Lady Min mengenakan Wonsam, tapi ternyata terjadi kesalahan. Bagaimana kalau Yang Mulia pergi dulu?


Sukjong hanya bisa menyetujui permintaan ibunya, ia menoleh sekali lagi pada Ok Jung. Sukjong tampak terpesona sekaligus kasihan pada Ok Jung, karena ia tahu Ok Jung pasti akan dihukum berat oleh Ibu Suri. Sukjong hanya menghela nafas dan jalan pergi.

Setelah Raja pergi, Ibu Suri jalan ke arah Ok Jung dan menamparnya dengan keras. Ok Jung terjatuh. Ja Kyung datang dan tersenyum puas.


Ja Kyung langsung akting, ia berlutut dan pura-pura merasa bersalah. Ampuni saya, saya sudah mencoba mencegahnya, tapi saat saya keluar mengambil perhiasan, semua ini terjadi.
Ok Jung terkejut : Ja Kyung-ah!


Ok Jung ingat saat ia akan jalan keluar tadi, Ja Kyung berkata : Ada pesan dari Lady Min, ia ingin melihat seperti apa Wonsam itu kalau dikenakan. Karena disini tidak ada cermin besar, ia ingin perancangnya sendiri yang mencobanya, jadi kalau ada yang kurang pas, bisa langsung diperbaiki.


Ok Jung mencoba menjelaskan ia tidak bermaksud..tapi Ibu Suri sudah sangat marah dan meminta Cheon Sanggung menghukum dayang kurang ajar ini.
Cheon Sanggung berkata akan menghukum Ok Jung dengan keras. Ibu Suri berkata, hukuman keras saja tidak cukup, aku sudah lama tidak menyukainya. Cheon Sanggung berkata akan mengurus anak buahnya sendiri. Ia menyuruh beberapa dayang menyeret Ok Jung keluar.


Ibu Suri masih marah pada Cheon Sanggung, bagaimana dengan kedisiplinan dalam Nae myeong bu?
Ibu Suri minta Inhyeon segera masuk istana, agar bisa menegakkan kedisiplinan di dalam Naemyeongbu/Istana Dalam.
Inhyeon : Maafkan saya, Yang Mulia.


Ok Jung diusir dari jimbang. Cheon Sanggung tidak mau mendengar alasan Ok Jung, kalau kau memang tidak bermaksud mengenakannya, apa ada orang lain yang mengenakannya untukmu? Kau hanya memikirkan tentang perhatian Raja saat menyebutkan namanya waktu itu, sekarang kau mengenakan Wonsam yang sudah ada pemiliknya. Apa kau ingin menyangkalnya?
Ok Jung mengaku salah tapi ia tidak ingin diusir dari jimbang.

Cheon Sanggung tidak peduli, Ok Jung mau pergi atau tidak. Tapi ia tidak tahan kalau ada orang yang mencoreng reputasi bagian jimbang. Cheon Sanggung melarang Ok Jung melakukan apapun kecuali mencuci baju. Jangan menyentuh apapun dan jangan menyentuh kain. Jangan memberikan pekerjaan apapun pada Jang Ok Jung! Semua dayang jimbang mengiyakan.


Inhyeon bertemu Ok Jung, ia ingin tanya apa hubungan Ok Jung dengan P. Dong Pyeong. Ok Jung berkata ia hanya pernah membuat baju untuk ibu P. Dong Pyeong dan tidak ada hubungan lain. Inhyeon memperingatkan Ok Jung, kalau ada yang melihat mereka, orang bisa mengubahnya menjadi gosip. Kau tahu bahwa istana penuh dengan gosip kan. Kalau kau terlibat dengan keluarga Raja, itu bisa mengulang tragedi P. Boksun. Kuharap itu tidak akan terjadi.
Inhyeon tersenyum dan berkata, gungnyeo punya takdirnya sendiri. Jangan memanjat tembok yang terlalu tinggi. Dan jangan melihat ke langit yang tidak seharusnya kau lihat.

Ok Jung mengerti maksud Inhyeon, itu tidak akan terjadi. Inhyeon punya satu pertanyaan lagi, apa yang dirasakan Ok Jung saat mengenakan Wonsam itu.
Ok Jung : Saya tidak merasakan apapun.
Inhyeon senang dengan jawaban Ok Jung, karena jika seorang pelayan memiliki perasaan tertentu setelah mengenakan busana majikannya, maka pelayan itu bisa tidak beruntung.


Ok Jung : Tidak ada perasaan apapun yang tertinggal saat mengenakan baju itu. Sebagai pelayan bagian jahit seperti saya, ia bisa membuat baju apapun yang ingin ia kenakan. Entah baju seorang majikan atau baju orang lain.
Ok Jung permisi dan jalan pergi. Inhyeon merasa terganggu dengan perkataan Ok Jung yang seperti ini.


Ok Jung mulai mencuci baju. Dayang lain datang dan memberikan banyak cucian untuk Ok Jung.
Para dayang dari bagian jimbang datang dan mengolok Ok Jung sebagai pencuri yang menginginkan hak majikannya. Ok Jung menyangkal, ia bukan pencuri.


Dayang2 itu menyiksa Ok Jung lagi. Mereka membuang baju yang sudah selesai dicuci ke dalam kolam air serta mendorong Ok Jung sampai jatuh ke kolam. Mereka juga melempar semua baju ke dalam kolam. Setelah itu mereka menertawakan Ok Jung dan jalan pergi.


Sukjong menghadiri undangan minum teh dari Ibu Suri. Sudah ada Lady Inhyeon di dalam. Inhyeon membungkuk ke arah Sukjong. Sukjong membungkuk sekilas lalu duduk di samping Inhyeon.
Ibu Suri langsung memuji mereka, coba lihat..mana ada pasangan yang seperti ini, pria tampan dan wanita yang cantik.
Inhyeon tersenyum ke arah Sukjong tapi Sukjong benar-benar blank. Ia hanya memikirkan perkataan Ok Jung. Sukjong terganggu dengan kata-kata Ok Jung yang tidak menganggapnya sebagai pria tapi hanya seorang Raja.
Tiba-tiba terdengar bunyi hujan. Ok Jung harus segera menyelamatkan cuciannya.
Ibu Suri tampak senang dan berkata akhirnya hujan turun juga. Salah satu masalah bisa diselesaikan tanpa harus mengadakan ritual memohon hujan, benar kan, Yang Mulia?
Sukjong tidak konsentrasi dengan perkataan ibunya. Tiba-tiba ia berdiri dan jalan keluar tanpa berpamitan. Ibu Suri kesal dan Inhyeon tampak tersinggung.

Sukjong jalan dan minta semua pelayannya tidak mengikutinya. Termasuk Kasim Yang. Ia pergi ke satu bagian istana dengan cepat.
Sukjong mencari Ok Jung dan menemukan Ok Jung ada di tengah kolam cuci. Sukjong mendekat, apa yang kau lakukan?
Ok Jung terkejut melihat Raja. Saya sedang bekerja, Yang Mulia seharusnya tidak datang ke sini.
Sukjong : Tempat kerja? Karena ini tempat kerjamu, maka aku tidak boleh mendekat? Itulah sebabnya, kalau aku maju selangkah maka kau akan mundur selangkah?

Sukjong teriak : Katakan padaku! Apa kau berbohong saat kau berkata mencari Yi Sun di istana?
Ok Jung : Orang yang saya cari adalah Kepala Pengawal IStana yang saya kenal..bukan Yang Mulia.
Sukjong putus asa : Jadi aku hanya seorang Raja bagimu?
Ok Jung membenarkan, Yang Mulia hanya seorang Raja.

Sukjong setengah frustrasi, bagaimana mungkin? meskipun aku Raja tapi dengan semua kebetulan yang kita alami..kau bisa menganggapnya sebagai takdir. Kenapa kau masih menyangkalinya?

Ok Jung : Karena saya dari status rendahan.
Sukjong marah : Apa hubungannya itu dengan status rendahan? Aku selalu mencari alasan untuk bisa bertemu denganmu lagi. Aku melakukan kekonyolan hanya karena perasaan aneh ini! Tapi kau begitu tenang dan mengatakan hal-hal seperti status rendahan..

Ok Jung menjelaskan, karena status rendahannya itu adalah hambatan yang menghentikan Ok Jung mendekat pada Raja. Ok Jung tidak ingin ditinggalkan orang yang ia cintai karena hambatan itu.

 Sukjong kesal : Siapa yang akan meninggalkanmu? Kenapa kau berpikir seperti itu?!

Ok Jung menangis : Saya hanya tahu kalau anda seorang Kepala Pengawal Istana, saya datang ke istana hanya dengan bekal nama itu, tapi ternyata dia adalah Yang Mulia Raja. Sulit sekali bagi seorang pelayan rendahan untuk pergi menemui Yang Mulia Raja. Meskipun sudah melalui ratusan dayang, kasim dan pengawal istana, ia tidak akan pernah bisa sampai ke tempat Raja.
Jauh sekali untuk sampai kesini dan lebih jauh lagi untuk sampai ke tempat Yang Mulia. Tempat dimana Yang Mulia berada adalah lebih tinggi dari langit. Langit yang tidak pernah bisa saya dekati dan sentuh.

Sukjong : Jika aku masih bukan seorang pria bagimu dan aku adalah langit yang tidak bisa kau dekati atau sentuh. Kalau begitu..lihat saja.
Sukjong jalan turun ke dalam kolam ke arah Ok Jung. Ok Jung terkejut melihatnya.

Dari jauh terlihat P. Dong Pyeong berdiri sambil membawa payung, ia melihat dan sepertinya mendengar percakapan keduanya.



Sukjong menarik tangan Ok Jung, lihat baik-baik..langit telah jatuh ke arahmu. Sukjong mencium Ok Jung.
P. Dong Pyeong syok dan menjatuhkan payungnya. Hiks...kasihan

Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7]

Preview ep 9

Jang Ok Jung episode 8 4.5 5 Beetlebum Monday, May 6, 2013 Raja Sukjong lari ke kediaman Ratu Ingyeong diikuti Ok Jung dan rombongan. Raja melihat para dayang ada di luar, ia tanya bagaimana kondisi ...


No comments:

Post a Comment