Mandate of Heaven episode 2

 On Wednesday, May 1, 2013  

Istana Putra Mahkota Yi Ho terbakar. Semua petugas kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.
Choi Won menyeret PM Yi Ho keluar, ia tidak mau mati disini. PM Yi Ho seperti blank dan tidak ada kemauan untuk keluar.

Tiba-tiba pintu di depan mereka roboh dan Ratu Munjeong berdiri di balik pintu. Choi Won dan PM Yi Ho syok.
Ratu Munjeong jalan mendekat, ia berkata dengan dingin, Ho-ya, kau harus mati. PM Yi Ho dan Choi Won bingung.

Ratu melanjutkan kata2nya, orang lain mengira aku akan mengatakan itu, Putra Mahkota..apa anda juga berpikir demikian?

PM Yi Ho : Saya tidak ingin berpikir seperti itu. Tapi saya ada di tengah kebakaran besar. Apa Ibunda benar-benar berharap saya bisa lolos dari kebakaran ini?
Saat mereka sedang berargumen seperti itu, balok kayu diatas mereka rubuh. Ratu Munjeong reflek dan mendorong PM Yi Ho menjauh. Balok itu jatuh diantara mereka, tapi rok Ratu Munjeong terjepit balok dan mulai terbakar.
PM Yi Ho panik dan ingin menolong Ratu. Choi Won menahan PM Yi Ho. Yi Ho membentak Won, lepaskan aku!

Ratu juga tidak ingin PM Yi Ho menyelamatkannya, apa anda ingin saya menjadi ibu tiri yang jahat yang membunuh anaknya? Jika kematian saya bisa menyelamatkan Putra Mahkota, saya akan dengan sukarela mati. Ini perintah!
Ratu teriak ke Won, apa yang kau lakukan? Cepat bawa Putra Mahkota keluar sekarang!
PM Yi Ho masih teriak ke Ratu, ibunda! Ratu mendesak Yi Ho keluar, cepat keluar sekarang.

PM Yi Ho berkata ke Won, aku harus pergi ke sisi Ibunda!
Choi Won sudah tidak bersikap sopan lagi, ia sudah kesal. Ini bukan demi Yang Mulia. Ini juga demi saya! Demi putri saya. Saya harus keluar dengan selamat dari sini bersama anda. Saya akan bisa hidup..kalau anda hidup.

Untungnya pasukan istana berhasil menembus kobaran api dan menyelamatkan keluarga Raja.
Mereka membawa Ratu yang pingsan dan juga Putra Mahkota keluar. Choi Won keluar dengan selamat.

Di samping istana, Da In mulai siuman. Ia mendengar keributan dan melihat Rang pingsan di sampingnya, Da In berusaha menyadarkan Rang.
Tabib Jang Geum merawat Ratu Munjeong. Ia merawat Ratu dengan akupuntur dan tidak lama, Ratu mulai sadar. PM Yi Ho, P. Gyeongwon dan tabib2 istana ada di sekitar Ratu.
Ratu melihat PM Yi Ho. Ratu mengulurkan tangan dan tanya, Putra Mahkota..apa anda baik-baik saja?

PM Yi Ho menggenggam tangan Ratu, ampuni saya karena tidak berbakti. Saya berani menguji perasaan Ibunda.

Ratu minta PM Yi Ho mengangkat kepalanya, dan berkata PM Yi Ho bisa menguji perasaan Ratu kapanpun ia mau, selama itu bisa mengurangi keraguan Putra Mahkota terhadap saya. Saya bahkan bersedia menjadi abu dalam kebakaran itu.
PM Yi Ho jadi tidak enak hati, ibunda!

 Ratu : Bagus, sekarang anda mengerti perasaan saya yang sebenarnya kan?


Choi Won meninggalkan kediaman Ratu, karena keadaan sudah mulai terkendali. Seorang tabib wanita menemuinya, Tuan! Tabib wanita itu sepertinya ingin mengatakan soal Rang.

Rang juga sudah sadar. Da In menyadarkannya dengan akupuntur. Rang mencari ayahnya. Da In berkata, ayah Rang akan segera datang.
Da In : Apa kau takut? Kita lupakan saja kejadian yang kau lihat tadi. Untuk melupakan kenangan buruk, kau tinggal menutup matamu, memencet hidungmu dan menelannya seperti saat kau minum obat yang pahit. Itu akan sangat baik untuk kesehatanmu. Apa kau bisa melakukannya?

Choi Won lari ke dalam ruang perawatan. Rang-ah! dan langsung memeluk putrinya erat-erat.
Rang langsung ceria lagi, Ayah!
Choi Won : Aigoo, apa kau tahu tempat apa ini? Beraninya kau datang sendiri kesini? Coba lihat, kau tidak apa-apa kan? Kau baik-baik saja kan?

Rang menarik telinga ayahnya dan berbisik. Da In mencuri dengar percakapan mereka wkk
Rang berbisik, bukankah kata ayah semua eonni di RS Istana itu jelek?
Won terkejut : Apa? Apa aku berkata seperti itu?

Rang berbisik lagi : Aku sudah mengingatkan ayah agar tidak membuat Kakek marah-marah lagi dan menikahi kakak yang cantik, tapi kata ayah setiap eonni di RS Istana ini jelek sekali sampai ayah tidak tahan melihatnya langsung.



Choi Won panik dan menutup mulut putrinya, Rang-ah, katanya kau mau ke toilet kan? Ayo pergi sana.
Choi Won menunggu Rang di dekat toilet. Da In datang membawakan buntalan baju yang dibawa Rang. Da In komen, Kata Rang, ia tidak suka bau bujangan di sekitar ayahnya.
Choi Won tidak mengerti, bau apa? Da In berkata memang tercium bau aneh, apa anda tidak sadar? Baunya keras sekali sampai memenuhi udara.

Da In menasehati Choi Won, kalau Rang tidak bisa mendapat perawatan akupuntur secara asal-asalan. Apa Tuan sudah memberikan perawatan yang baik kepadanya? Jangan merawatnya sendiri, serahkan saja pada kami. Jika terus seperti ini, nanti..

Rang keluar dari toilet dan tersenyum lebar pada Da In. Eonni! Rang mengeluh, toilet istana mengerikan dan baunya tidak enak. Choi Won dan Da In ketawa.
Rang tanya apa ia bisa bertemu Da In lagi. Da In mengiyakan. Won langsung protes ke Rang.
Da In minta Rang minum obat dengan rajin dan bersedia dirawat dengan akupuntur. Kau tidak boleh pingsan lagi, mengerti?  Da In minta Choi Won memikirkan yang terbaik untuk Rang, lalu ia pergi.



Rang mengembalikan hiasan jade pada ayahnya. Choi Won terkejut, ini..
Rang : Kata bibi, ayah akan merasa hampa jika tidak memiliki ini. Apa ibuku secantik eonni itu?

Won membenarkan, tentu saja. Cantik sekali. Bukan hanya cantik, tapi ia juga sangat baik hati dan dia adalah cinta pertama untuk ayah.
Rang : Pelukan ibu pasti sangat hangat seperti pelukan eonni itu.
Won terkejut, ia merasa tidak enak dengan percakapan ini.

Ratu Munjeong mengusir adiknya yang ingin mengetahui kondisi kakaknya. Menteri Yoon syok diperlakukan seperti itu oleh Ratu. Saya bergegas ke istana karena sangat mencemaskan Yang Mulia.
Ratu memanggil Kang Sanggung dan menyuruhnya mengusir Menteri Yoon. Menteri Yoon tidak mau diusir begitu saja.

Ratu mengejutkan adiknya, dan berkata ke Putra Mahkota : Saya mencurigainya. Jika masalahnya menyangkut kakaknya dan keponakannya, dia mampu melakukan apapun.
Yang Mulia Raja sudah mengumumkan kalau beliau ingin turun takhta, dia (Yoon) mungkin ketakutan kalau P. Gyeongwon dan saya akan menjadi korban saat Putra Mahkota berkuasa. Ini hanya pikiran saya saja.

Ratu menoleh ke arah Menteri Yoon, benar kan? Menteri Yoon ketakutan dan menyangkalnya, Yang Mulia..itu tidak benar. Bagaimana mungkin itu terjadi?



Ratu minta PM Yi Ho menyelidikinya :  Ini benar atau tidak, pasti akan segera diketahui melalui penyelidikan. Putra Mahkota, anda harus menemukan kebenaran soal kebakaran ini.
Anda harus menyelidiki sampai ke akarnya.

PM Yi Ho janji akan menyelidikinya. Ratu membenarkan, meskipun anda menemukan bahwa penjahatnya adalah paman anda sendiri, anda harus mengatasinya dengan tegas sesuai hukum negri ini.

Dayang Kang dan yang lain menarik menteri Yoon keluar. Yoon masih teriak, Yang Mulia! Saya telah dituduh dengan tidak adil, Yang Mulia!
Yoon Won Hyeong menghadap Perdana Menteri Kim, ia minta Menteri Kim menolongnya. Daegam, tolong saya. Saya janji tidak akan bertindak gegabah lagi.
Perdana Menteri Kim dengan dingin menjelaskan, pagi ini pengawal Putra Mahkota datang ke Gudang Persenjataan istana, artinya Putra Mahkota sudah tahu kalau orang yang mengambil bubuk mesiu dan membakara Istana Timur adalah kau.

Yoon Won Hyeong ketakutan, ia memohon Menteri Kim menyelamatkannya. Saya mohon selamatkan saya, Daegam! Tapi Menteri Kim tidak tertarik membantu Yoon. Jang meminta anak buahnya mengeluarkan Yoon dari ruangan itu.
Tuan Jang (ayah angkat Da In) tanya apa Putra Mahkota benar2 akan melepaskan masalah kebakaran Istana Timur sesuai yang tertulis dalam perintah rahasia ini?
Ada sehelai saputangan dengan lukisan bunga indah yang dipegang Jang. Itu adalah perintah rahasia dari Ratu Munjeong.

PM Yi Ho duduk di samping ayahnya. Ia membasuh tangan ayahnya dan merenung. Sepertinya PM Yi Ho tidak bisa menyeret paman tirinya untuk tuduhan kebakaran itu.
Ratu sedang melukis bunga kesukaannya. P. Gyeongwon duduk di sampingnya, Omma Mama..
Ratu tanya, apa warna merah darahnya sudah tercampur dengan indah?

P. Gyeongwon ingin tanya sesuatu. Ratu masih bicara sendiri dan berkata warnanya masih belum sesuai dengan yang ia harapkan. P. Gyeongwon berkata lagi, ibunda saya ingin tanya sesuatu.
Ratu : Apa kau ingin tahu alasan sebenarnya kenapa aku masuk ke dalam api?
P. Gyeongwon membenarkan. Ratu menjawab dengan menggigit jarinya sampai berdarah dan meneteskan darah ke lukisan bunganya. P. Gyeongwon syok, ibunda!

Ratu Munjeong : Itu semua demi melindungi nyawa P. Gyeongwon dan nyawa ibu. Kalaupun Putra Mahkota menghadapi ketidakberuntungan, bukan waktu kebakaran itu. (Jadi Ratu ingin menyingkirkan PM Yi Ho tapi tidak secara vulgar dengan kebakaran seperti yang sudah terjadi.)

Dayang Kang masuk, ia lapor pada Ratu bahwa PM Yi Ho sudah membuat keputusan untuk tidak melanjutkan penyelidikan insiden kebakaran Istana Timur.
Ratu heran : Bagaimana masalah ini bisa dibiarkan begitu saja? Aku dengan jelas mengatakan untuk menyelidiki sampai ke dasarnya.

Dayang Kang menjelaskan, Putra Mahkota takut kalau kejadian ini akan membuat Yang Mulia Raja yang sedang sakit menjadi sedih dan membahayakan kesehatan Raja. Jadi PM Yi Ho memutuskan untuk melepaskan masalah ini.

Ratu menoleh ke arah putranya, apa sekarang kau mengerti alasan kenapa ibu lari ke dalam api kan?
P. Gyeong Won memandang ibunya dan ia kelihatan sedikit takut pada ibunya.



Choi Won memeriksa nadi PM Yi Ho dan melaporkan hasilnya. Aliran darah PM Yi Ho sedikit terhambat tapi tidak parah. Won minta PM Yi Ho tidak bekerja terlalu keras dan istirahat dengan cukup.
PM Yi Ho tidak bisa istirahat, aku belum juga memiliki kekuatan. Meskipun tabibku (Kakek Won) harus kehilangan tangannya, dan Istana Timur kebakaran, dan ada yang usil dengan makananku (ada yang berusaha meracuni PM Yi Ho). Tapi tidak ada yang bisa kulakukan selain membiarkannya dan menahannya. Ini adalah yang harus kuterima sebagai batu penjuru negeri ini.
Itulah mengapa aku membutuhkanmu. Aku harus melindungi orang2ku agar mereka tidak mengalami hal yang sama dengan yang dialami kakekmu. Kau berkata, kau bisa hidup kalau aku hidup, apa itu benar? Apa sama sekali tidak ada rasa persahabatan yang tersisa dari masa kecil kita?

Choi Won : Sebagai tabib, bagaimana saya berani mengikat persahabatan dengan batu penjuru negeri ini? Saya tidak ingin mengorbankan diri dengan sukarela, biarlah itu cukup hanya kakek saya. Saya tidak punya keinginan sedikitpun untuk tetap berada disisi Yang Mulia. Saya permisi dulu.

Choi Won membungkuk dan jalan pergi. Ia berpapasan dengan Kepala Pengawal PM Yi Ho.

Choi Won mendengar PM Yi Ho dan Kapten membicarakan orang yang mencuri buku kedokteran. PM Yi Ho memerintah Kapten untuk memeriksa seluruh kota kalau perlu dan segera menemukan buku itu. Karena ini menyangkut nyawa seorang anak. (Rang)
Choi Won cuek dan jalan pergi.

Choi Won merawat Rang dengan akupuntur. Ia membuka buku Geumgwe dan mempelajari titik-titik yang penting untuk merawat penyakit TBC.
Ada keributan di sebuah gibang. Seorang pria dilempar keluar dari sebuah ruangan oleh seorang pria lain. Kau jual kepada siapa Donggukjido itu?

Perdana Menteri Kim juga ada di gibang itu dan heran kenapa gibang ini berisik sekali malam ini.

Gisaeng senior minta maaf dan menjelaskan, dia adalah Petugas Uigeumbu yang memiliki julukan setan merah, 'sekali ia menangkapmu, maka kau akan tamat.' Inspektur Lee Jeong Hwan. (it's Shin Myun? whoa..)

Paginya, Woo Young mengajak Rang ke pasar. Woo Young menyamar jadi gisaeng dan ia ingin mencari kosmetik yang bagus. Rang minta dibelikan sepatu dengan sulaman. Bibinya kesal, setelah aku membelikan sepatu untukmu, kau akan diam2 melarikan diri ke istana lagi. Kau mau ayah dan kakakku memarahiku?
Woo Young membeli kosmetik hasil selundupan. Astaga..demi kecantikan, apa saja akan ditempuh oleh Woo Young.

Parahnya lagi di saat bersamaan, Inspektur setan merah Lee Jeong Hwan sedang mengejar orang yang menyamar jadi gisaeng yang telah menjual Donggukjido pada pejabat di Kementrian Pertahanan.

Lee salah tangkap dan mengira Woo Young adalah orang yang dikejarnya. Lee mengira Woo Young adalah pria dan menggeledahnya, dimana kau menyembunyikan Donggukjido itu?



Lee mengira Woo Young menyembunyikan peta itu di dadanya, dan memeriksa dada Woo Young. Woo Young teriak2. Lee sadar, ia sudah menyentuh payudara asli. Parah.
Rang benar-benar ketakutan. Jeong Hwan melihat gisaeng dengan baju mirip Woo Young dan sadar ia sudah membuat kesalahan. Pria yang dicari Jeong Hwan muncul. Jeong Hwan bertempur dengan pria itu.
Orang itu menyandera Rang yang ada di sekitar mereka.



Jeong Hwan masih mengarahkan pedang ke arah pria itu. Pria itu mengancam akan melukai Rang kalau Jeong Hwan tidak melepas pedangnya.
penjahatnya kaya Daniel Mananta ya wkk
Jeong Hwan menjatuhkan pedang. Pedangnya jatuh ke arah pecahan keramik. Penjahat itu lengah. Jeong Hwan menendang pecahan keramik itu sampai melukai lutut pria itu. Orang itu jatuh dan tubuh Rang melayang ke udara.
Rang menjerit ketakutan. Jeong Hwan lari dan secepat kilat menangkap tubuh Rang. Anak buah Jeong Hwan segera melumpuhkan pencuri itu.
Rang segera bangun dan lari ke Woo Young. Woo Young ketakutan, Rang ..kau tidak apa-apa? Jeong Hwan mengibaskan debu dari bajunya, dia tidak terluka. Aku si setan merah tidak akan membiarkan orang yang tidak bersalah terluka. Kau tidak apa-apa kan, anak kecil?

Woo Young marah2, apa maksudmu tidak apa-apa? Dia masih kecil, bisa saja terjadi sesuatu padanya.
Jeong Hwan juga marah : Wanita ini! Kau mencemaskan keselamatan anak ini, tapi kau berani mengajak anak kecil pergi membeli barang di pasar gelap! Apa kau tahu kalau membeli barang disini adalah kejahatan?!

Woo Young kesal sekali dan membungkam mulut Jeong Hwan dengan tangannya. Jeong Hwan melepaskan tangan Woo young, kenapa kau menyentuhku?
Woo Young : Siapa yang menyentuhmu? Lalu kau sendiri? Bukankah kau tadi menyentuhku juga?!
Woo Young membusungkan dadanya, tepatnya disini! wkk..

Choi Won menegur Wol Ha dari bagian dapur istana agar tidak memasak makanan yang tidak sesuai dengan kesehatan PM Yi Ho. Choi Won memeriksa catatan dapur istana, kau menggunakan jahe, biji pala dan ginseng beberapa kali, ini mungkin efektif untuk kesehatan, tapi tidak baik jika digabung, apalagi Yang Mulia Putra Mahkota memiliki pung yeol. Apa ini benar2 petunjuk dari Ju Bu Min?
Wol Ha bingung menjawabnya. (Dalam drama Dae Jang Geum, PM Yi Ho kecil pernah pingsan. Jang Geum menemukan kalau penyebabnya ya itu, mencampur ginseng dengan pala. Jang Geum menjadikan dirinya sendiri sebagai kelinci percobaan, sampai ia kehilangan indera perasa untuk sementara.)

Min Do Saeng muncul dan membenarkannya, aku memang memintanya melakukan itu. Do Saeng menyuruh Wol Ha pergi dulu. Won tidak percaya Do Saeng tidak tahu soal itu. Do Saeng berkata memang ia tidak tahu, seharusnya kau segera bergabung denganku sejak awal. Kalau saja kau tidak menghindari Putra Mahkota..
Won kesal sekali, aku benar2 membencimu.

Woo Young dan Rang duduk merebus obat. Woo Young minta Rang merahasiakan semua kejadian di pasar hari ini. Kau harus menghilangkannya dari otakmu.
Rang mengerti : Aku cukup melupakannya saja kan? Untuk menghapus kenangan buruk, kau tinggal menutup mata, memencet hidungmu dan menelannya seperti kau menelan obat yang pahit. Itu akan baik untuk kesehatanku. (mantera Da In, mungkin akan sering dikatakan oleh Rang nanti.)

Choi Won pulang. Ia langsung tersenyum lebar pada Rang. Rang-ah! Rang lari ke gendongan ayahnya, keduanya lucu sekali.
Won : Anakku yang manis, kau main apa seharian ini?
Choi Won heran melihat dua ramuan yang dimasak Woo Young, kenapa Rang-ku memasak obatnya sendiri?

Woo Young membela diri, ini bukan obat untuk Rang, ini air untuk membasuh wajahku. Kalau aku menggunakan ini, aku bisa menghilangkan kerutan wajah!
Woo Young jalan pergi sambil membawa air penghilang kerutannya. Rang mencibir dan Choi Won hanya melirik adiknya dengan geli.



Choi Won menurunkan Rang, aku ingin melihat bagaimana kerja obat untuk Rang-ku.
Rang janji, mulai sekarang, aku akan minum obat dengan patuh dan mau menerima perawatan akupuntur.

Choi Won terkejut sekaligus senang, benarkah? ia senang sekali dan ingin merayakan itu dengan ciuman jari. Lucu sekali, Rang dan Won mencium setiap jari mereka lalu beradu jempol, so cute.

Rang punya satu permintaan lagi, ia ingin tabib wanita yang cantik itu yang merawatnya dengan akupuntur. Anak ini pinter juga mencarikan jodoh untuk ayahnya wkk.

PM Yi Ho sibuk bekerja di rumah kebun-nya. PM Yi Ho suka bercocok tanam dan ia memiliki banyak koleksi bunga yang indah. Kepala Pengawalnya datang dan memberikan contoh bibit bunga dari petugas Dong San Byeol Gam (dinas tata kota ala Joseon). Sebenarnya itu adalah surat rahasia untuk PM Yi Ho.
Sekelompok orang bertopeng mengelilingi seorang pria tua. Pria tua itu berlutut, Yang Mulia Putra Mahkota.
PM Yi Ho jalan maju dan membuka topengnya, apa kau pembuat sepatu yang berani mengajukan permintaan untuk bertemu denganku?

Pria tua itu membenarkan, saya Chun Bong. Seorang pembuat sepatu rendahan, menyampaikan salam pada Yang Mulia. PM Yi Ho berkata ia sudah lama mencari Chun Bong dan Chun Bong selalu bersembunyi dari orang-orang yang dikirim Yi Ho.

PM Yi Ho : Apa tujuanmu mengirimkan surat rahasia dan mencariku sekarang?

Chun Bong : Saya akan langsung pada intinya. Saya mohon terimalah penurunan takhta dari Yang Mulia Raja dan naik takhta.
PM Yi Ho tidak percaya : Karena guruku yang sangat kuhormati, berkali-kali mengatakan kalau ia memiliki teman dekat, itulah mengapa aku selalu ingin bertemu denganmu. Tapi..apa hanya itu yang ingin dia katakan padaku?

Chun Bong : Apa maksud anda , "hanya itu saja?" Raja sekarang, yang meragukan kesetiaan Jeongam Jo Gwang Jo dan menghukumnya dengan minum racun telah kehilangan kualifikasi sebagai seorang Raja sejak lama.
PM Yi Ho marah karena Chun Bong berani membicarakan ayahnya seperti itu.

Chun Bong : Apa itu yang benar2 anda pikirkan? Apa yang dilakukan Raja sekarang kepada mereka yang sudah memeras darah dan daging rakyat dan mengeksploitasi rakyat untuk memuaskan nafsu serakah mereka? Tidak ada pengadilan ataupun tuduhan. Rakyat dipermainkan dalam tangan mereka, menjadi sakit tanpa obat penawar.
PM Yi Ho membentaknya. Chun Bong!

Chun Bong : Tapi, Yang Mulia Putra Mahkota tidak seperti itu, hati anda bekerja keras untuk rakyat. Rakyat tidak akan melupakannya. Yang Mulia Putra Mahkota, saya mohon tolong naiklah ke takhta. Ini satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dinasti Joseon kita. Apa yang anda takuti?
Apa anda takut kepada orang-orang yang akan berkata bahwa anda merencanakan pemberontakan, itulah sebabnya anda memilih untuk melarikan diri?

Tiba-tiba ada sebuah anak panah yang melesat ke arah PM Yi Ho. Chun Bong melihatnya dan secepat kilat menjadikan dirinya sebagai tameng. PM Yi Ho panik, Chun Bong!
Mereka diserang oleh pasukan kerajaan yang teriak, bunuh mereka! Chun Bong mematahkan panah dan berkata, kita harus bertahan, kita tidak boleh membiarkan mereka berhasil. Pengawal PM Yi Ho bertarung dengan pasukan kerajaan. PM Yi Ho membawa Chun Bong pergi dengan kawalan beberapa orang saja.

Choi Won merawat Rang dengan akupuntur lagi. Rang tanya apa pengobatan akupuntur sesuai buku itu pasti akan menyembuhkannya.
Won : Tentu saja, tentu saja. Ini buku kedokteran yang sangat berharga dari Ming. Buku ini punya cara rahasia untuk menyembuhkan penyakitmu.

Rang berkata kakak yang cantik itu tidak sakit saat merawatnya dengan akupuntur. Choi Won tidak mau kalah, teknik akupunturku juga tidak sakit.
Rang : Sakit.
Choi Won : Cuma sakit sedikit.
Rang : Benar-benar sakit.

Woo Young masuk dan berkata ada sesuatu di luar. Choi Won keluar dan melihat PM Yi Ho bersama rombongannya. Ia membawa Chun Bong yang terluka ke rumah Choi Won.



Choi Won langsung merawat luka Chun Bong. Chun Bong menghela nafas, mengijinkan orang sepertimu merawatku..benar2 membuatku cemas. Tapi karena Yang Mulia memiliki 'dukun' seperti dirimu di sampingnya, aku merasa tenang.
Rang yang mendengar perkataan itu langsung protes, ayahku bukan 'dukun'.

Chun Bong mengerti sekarang, kenapa Choi Won tidak menggunakan kemampuan kedokterannya dengan maksimal. Alasan kenapa kau menjadi seorang dukun ada disini.
Choi Won diam saja.

Choi Won keluar menemui PM Yi Ho. Ia berkata sudah merawat Chun Bong dan minta Yi Ho membawanya pergi. Choi Won mengaku tidak ingin terlibat dalam situasi ini.
PM Yi Ho tanya pendapat Choi Won, apa kau pikir aku bisa naik takhta?
Choi Won tidak mengerti kenapa PM Yi Ho seperti ini.

PM Yi Ho : Kalau aku menerimanya, mereka pasti akan menuduhku bukan manusia dan akan memberontak. Ya kan?

Choi Won tidak ingin mendengarnya. PM Yi Ho membenarkan, kalau aku ingin naik takhta dengan selamat, aku akan membutuhkanmu. Meskipun kau harus berkorban. Dalam istana yang bagaikan medan perang, aku membutuhkan seseorang yang bisa kupercaya sepenuhnya. Meskipun hanya satu orang saja. Meskipun aku tahu itu mungkin hanya impianku saja. Aku ingin menjadi batu penjuru negeri ini dengan selamat. Raja negeri ini.
Aku tidak akan membiarkanmu dijebak seperti kakekmu. Seperti caramu melindungiku, aku juga akan melindungimu. Jadi..

Percakapan mereka terpotong oleh Rang. Rang jalan mencari ayahnya. PM Yi Ho tersenyum, kau pasti Rang, ya kan?
Rang membenarkan, tapi anda siapa, ajussi?



PM Yi Ho : Ajussi adalah seseorang yang ingin berteman dengan ayahmu.
Rang : Berteman?

Min Do Saeng duduk dan mengamati botol kecil isi racun itu. Ia ingat ancaman Perdana Menteri Kim, kalau dalam 7 hari, PM YI Ho belum menjadi mayat, maka Min Do Saeng dan kekasihnya yang akan menjadi mayat.
Min marah dan ingin melempar botol itu. Tapi ia menahannya.

Min Do Saeng bertemu Wol Ha. Wol Ha membujuknya untuk mengatakan semuanya pada PM Yi Ho. Do Saeng tidak bisa melakukannya. Kalau aku bicara, kau akan mati. Aku tidak akan tahan melihatmu terluka.
Do Saeng minta Wol Ha tidak cemas, semuanya akan berjalan dengan lancar. Keduanya berpelukan.

Choi Won tampak gembira, ia mengepang rambut Rang dengan wajah ceria.
Choi Won tidak menyelesaikan kepangannya dan memeriksa nadi Rang, coba coba..kulihat lagi.

Rang protes, ayah, ini sudah 10 kalinya. Won membenarkan, tidak, ini sudah 11 kalinya. Rang kesal, kapan ayah akan menyelesaikan kepanganku?
Rang memeriksa rambutnya dengan kaca, kepangannya terbuka lagi.

Choi Won senang sekali, ini karena terlalu mengagumkan, ya kan? pengobatan akupunturnya baru dijalankan sekali dan nadimu sudah normal serta demamnya jadi hilang. Choi Won mengambil buku Geumgwe itu, ada gunanya juga aku mencuri buku ini.

Rang syok : Mencuri? Ayah, apa kau mencuri buku ini?
Choi Won langsung melempar buku itu, apa? tidak. Untuk apa aku mencuri?



Da In selesai mengobati dayang istana kecil itu dan membuat janji lagi untuk besok. Tapi keduanya ketahuan penjaga. Da In dan dayang kecil itu melarikan diri. Keduanya berpisah. Da In lurus, dayang itu kembali ke arah kamarnya.
Penjaga mengejar Da In terus. Da In tersudut, ia bingung mencari tempat untuk bersembunyi. Tiba2 ada seseorang menarik Da In. Choi Won mengajak Da In sembunyi di dalam perpustakaan terlarang.  Choi Won bahkan membuka pintu rahasia dan masuk ke dalam bersama Da In.

Keduanya sembunyi di ruang rahasia sambil mengamati penjaga.

Penjaga masuk ke perpustakaan, tapi tidak menemukan siapapun. Tapi ada bekas barang2 dipindahkan dan pintu depan juga tidak dikunci, apa mereka lupa mengunci pintu?
Kedua penjaga itu sepakat keluar saja dan mengunci pintunya.

Choi Won dan Da In panik. Choi Won langsung keluar, tapi terlambat. Pintunya sudah dikunci dari luar. Keduanya sekarang terperangkap di dalam perpustakaan.
Da In marah, kenapa Won membawanya ke sini. Won tidak mau disalahkan, kau yang lebih dulu membuat masalah. Kalau kau tidak menuntun penjaga kesini, aku sudah pulang ke rumah dan memberikan obat untuk Rang-ku.

Da In kesal tapi ia membenarkan perkataan Choi Won. Anda benar.

Beberapa saat kemudian, Da In mulai mengantuk dan jalan ke arah ruang rahasia. Ia melihat Choi Won serius membaca buku. Begitu seriusnya sampai tidak mendengar saat Da In berdehem di dekatnya.
Da In membaca isi buku itu dan terkejut, anda ingin melakukan akupuntur di bagian Un Mun Hyeol (dekat tulang selangka)?

Choi Won : Sebenarnya itu Geum Chim Hyeol.
Da In merasa cemas, jangan melukai anak itu. Choi Won balik tanya, apa Da in tahu dimana letak jalan darah Un Mun Hyeol itu. Da in tahu letaknya dan karena sangat berbahaya maka jarum akupunturnya tidak boleh terlalu dalam.

Choi Won : Bagus, tapi meskipun kau tahu Hwang Je Nae Gyeong dengan sempurna, tidak berarti kau benar2 mengerti titik akupuntur itu.

Da In tidak terima dikatakan tidak tahu posisi titik akupuntur. Akan kubuktikan kalau aku tahu dimana letak Un Mun Hyeol itu. Da In membuka kerah bajunya sedikit dan menunjukkan posisinya.


Choi Won terkejut dan panik melihat Da in seperti itu, ia memalingkan mukanya.
Da In justru semakin mendekat, disini, lihatlah. Choi Won kebingungan dan berusaha menjauhkan diri dari Da In, aku mengerti. Aku mengerti.
Tolong kau pakai bajumu dengan benar. Da In tidak mundur juga dan tanya apa dia perlu melakukan akupuntur disitu, apa Tuan mau melihatnya?

Choi Won kelabakan dan tubuhnya membuat rak buku miring dan menjatuhkan lilin. Da in langsung menangkap lilin itu.
Da In kehilangan keseimbangan dan menimpa tubuh Choi Won.

Min Do Saeng akhirnya bersedia kerja sama dan memasukkan racun itu ke dalam tonik PM Yi Ho. Perdana Menteri Kim dan Yoon Won Hyeong melihatnya.
Menteri Kim dan Min Do Saeng mengantar tonik itu ke dalam kediaman PM Yi Ho. PM Yi Ho tidak sendiri, ia ditemani P. Gyeongwon.



Keduanya syok saat melihat ada burung mainan di meja PM Yi Ho. Itu jenis burung yang sama, yang mereka gunakan sebagai racun.
Menteri Kim berusaha tenang dan memimpin penghormatan. Keduanya duduk dan saling mengucapkan salam. Menteri Kim tanya kenapa P. Gyeongwon masih ada di Istana Timur selarut ini?
PM Yi Ho : Dia tidak bisa tidur dan ingin aku menyanyikan lagu untuknya.
P. Gyeongwon protes : Tapi Hyungnim tidak menyanyikan lagu. Sebaliknya justru menunjukkan sesuatu yang sangat menakutkan yang membuat saya tidak mengantuk lagi.

PM Yi Ho berkata ia mendapatkan burung itu dari rombongan dari Kerajaan Ming. Ju Bu Min, apa kau tahu burung apa ini?
Min Do Saeng gugup dan berbohong, kalau ia tdak mengetahuinya.

PM Yi Ho heran : Sebagai tabib Istana Timur, bagaimana kau bisa tidak tahu kalau ini adalah seekor jimsae?
Kudengar, kalau burung ini direndam dengan alkohol, maka akan menjadi racun paling mematikan di dunia. Bukankah itu mengagumkan?

P. Gyeongwon : Benar-benar burung yang mengagumkan.
Min Do Saeng menyajikan tonik dan manisan jahe untuk PM Yi Ho.
PM Yi Ho ingin meminum toniknya. P. Gyeongwon menahan kakaknya, saya akan...Hyungnim, saya akan melakukan gimi untuk anda. Dayang Kang lari dan melapor pada Ratu Munjeong. Ratu sangat terkejut sampai lukisannya rusak.

Perdana Menteri Kim dan Min Do Saeng syok. Sementara P. Gyeong Won sudah mengambil sendok dan akan mencicipi tonik PM Yi Ho.

Menteri Kim tidak tahan lagi dan mencegahnya. P. Gyeongwon tidak mengerti, kenapa ia dilarang mencicipi tonik kakaknya. Menteri Kim mencari alasan yang tepat, jika ini demi Yang Mulia Putra Mahkota, maka anda tidak boleh melakukannya. Ini akan membuat orang mengira Putra Mahkota tidak mempercayai RS Istana dan tabib pribadinya sendiri dan membuat adiknya melakukan gimi, menjadikan adiknya sebagai orang biasa.
P. Gyeongwon bingung dan berkata ke PM Yi Ho kalau ia tidak berniat seperti ini. PM Yi Ho tersenyum, tidak, aku juga setuju. Aku menerima niat baikmu yang mencemaskanku. Sekarang cepat letakkan sendokmu.

PM Yi Ho mengambil toniknya dan meminumnya. Menteri Kim dan Min Do Saeng menghela nafas lega. (Ini benar2 menyebalkan, kenapa PM Yi Ho tidak menolak saja tonik itu dan tetap meminumnya, ah dasar politik.)
Choi Won dan Da In masih terkurung di perpustakaan terlarang. Da In tanya sejak kapan Rang sakit. Choi Won memperkirakan sejak sekitar setahun lalu. Da In mengira pasti jauh sebelum itu.
Choi Won : Sepertinya Rang-ku sangat menyukaimu.
Da In bangga dengan diri sendiri : Saya memang memiliki pesona untuk membuat orang menyukai saya. Meskipun saya sangat jelek sampai orang tidak tahan melihat langsung ke mata saya. (Da In menyindir Won)

Choi Won kesal, aku cuma bohong pada Rang, agar aku tidak harus menikah lagi. Da In tidak setuju, berbohong pada anak kecil itu buruk sekali. Anda seharusnya segera menikah lagi.
Choi Won : Paling tidak aku harus memiliki kualifikasi untuk menikah lagi..
Da In mengerti sekarang, ini karena penyakit Rang kan? (Jadi Won tidak ingin membebani calon istri barunya nanti.) Da In minta Won harus meningkatkan kemampuannya kalau begitu. Anda memiliki putri yang sakit dan tidak bisa hanya menjadi 'dukun' saja.

Da In merasa semuanya sama saja, tabib yang hanya memikirkan karir atau seperti Won yang tidak memiliki keahlian, kalian sama saja. Kalian bukan tabib yang sejati.



Choi Won : Kalau kau membicarakan tentang tabib sejati, apa kau ingin menjadi seperti tabib wanita yang kau ikuti sekarang? (Jang Geum)

Da In : Meskipun dia (JG) sangat mengagumkan, ada orang lain yang membuat saya memutuskan menjadi tabib. Orang yang menyelamatkan nyawa seorang gungnyeo muda yang tidak dianggap oleh siapapun. Penyelamat saya.
Saya berharap bisa melihatnya sekali lagi.
Won : Kalau begitu temui saja dia, apa sulitnya tabib wanita bertemu tabib istana? Baiklah, katakan siapa nama orang itu.

Sayangnya Da In tidak tahu. Won heran, bagaimana kau bisa tidak tahu? bukannya kau merindukannya? Kalau begitu, berapa usianya?
Da In : Saya tidak tahu.
Won : wajahnya?
Da In : Saya..saya tidak tahu.
Won kesal, sudah lupakan saja. Apa kau benar2 merindukannya? Apa yang sebenarnya kau ketahui dari orang itu?

Da In berkata ia pingsan saat itu, jadi tidak tahu siapa orangnya. Choi Won menghela nafas, kalau begitu tidak ada gunanya, pasti ada sedikit petunjuk untuk menemukannya.
Da In ingat sesuatu, ada. Ia mengambil saputangan dengan potongan batu jade itu, astaga ..itu milik Choi Won. Berarti Choi Won dulu yang menyelamatkan Da In? (wkk ini kaya kisah Jang Geum-Min Jungho dan satu set kuas Jang Geum itu)

Tiba-tiba petugas perpustakaan masuk, siapa disana?!
Da In dan Choi Won terkejut. Keduanya berdiri. Da In menyimpan saputangannya lagi. Sayangnya batu jade itu jatuh dan masuk ke bawah rak buku. (Arrgh..!!)

Petugas perpustakaan langsung menuduh kedua orang itu yang mencuri buku kedokterannya.



PM Yi Ho menghabiskan toniknya. Min Do Saeng menunjuk manisan jahe dan minta PM Yi Ho memakannya untuk menghilangkan rasa pahit.
PM Yi Ho memakan manisannya, hari ini manisan jahenya manis sekali.

Tabib Min berkata manisan jahe itu bisa meningkatkan kerja toniknya. Dapur istana sudah menyiapkannya dengan khusus, jadi tolong habiskan semuanya.

Petugas perpustakaan berkata, mereka bukan hanya melanggar aturan dengan masuk ke perpustakaan terlarang, tapi juga mencuri buku yang sudah dilarang. Aku pasti akan menghukum kalian untuk ini. Ikut aku.
Choi Won : Tuan! saya yang mencuri buku Geumgwe buyeongbang itu. tabib wanita ini tidak melakukan kesalahan apapun.

Petugas : Dia berani masuk ke perpustakaan terlarang dan kau berani berkata dia tidak melakukan kesalahan? Lalu mengapa kalian disini?
Keduanya bingung mencari alasan. Petugas itu justru memberikan alasannya, kalau kalian mencari tempat untuk bermesraan secara rahasia..

Choi Won langsung menyambar alasan itu, benar. Untuk menemukan tempat rahasia agar bisa bermesraan. Tabib wanita ini tidak tahu tempat ini, ia hanya mengikuti saya saja.
Da In panik dan berusaha protes, ia tidak bermesraan..
Choi Won : Apa maksudmu tidak seperti itu? Bukankah tadi kita sedang bermesraan sampai beberapa saat lalu?
Da In syok : Tuan!

Won menarik Da In dan berbisik, apa kau ingin petugas tahu soal gungnyeo kecil itu?
Da In mengerti, lalu berbalik dan 'mengaku' pada petugas, saya menyukainya. Saya benar-benar menyukainya.

Petugas itu marah, dasar pasangan memalukan! Petugas itu seperti sulit menelan dan bicara, tapi ia melanjutkan, aku tidak tahan mendengar perkataan kalian..pergi dan jelaskan sendiri pada petugas biro penyelidik istana!

Petugas itu jalan tapi tiba-tiba matanya mendelik dan ia seperti tercekik. Petugas itu terjatuh, kondisinya gawat.

Da in dan Won langsung berusaha menolong petugas itu. Da In memeriksa nadinya, lalu mengeluarkan jarum dan ingin memberikan perawatan akupuntur.

Choi Won mencegahnya. Da In yakin petugas itu sakit yangdok. Jika tidak cepat diatasi..
Choi Won berkata penyakitnya adalah peradangan tenggorokan yang sangat parah. Da In merasa Choi Won salah, dari diagnosis nadinya..

Choi Won bergerak dengan cepat. Ia mengeluarkan scalpelnya, memanasi pisau itu dengan api lilin untuk sterilisasi. Ia minta Da In menahan badan petugas itu.
Choi Won memasukkan scalpel ke tenggorokan pria itu dan memotong amandelnya sedikit. Akhirnya petugas itu bisa bernafas lagi.

Da In terkejut, benar peradangan tenggorokan yang sangat parah.

Choi Won dan Da In membawa petugas itu ke RS Istana. Won berkata petugas itu harus istirahat beberapa hari. Tolong cari orang untuk mengirimnya pulang.
Da in : Apa yang saya lihat barusan tadi? Apa anda benar2 tabib istana dengan kemampuan yang rendah? Saya sudah melihat ahli akupuntur paling hebat di Joseon beberapa tahun ini, tapi tidak ada yang secepat dan seakurat anda.
Choi Won  minta Da In pura-pura tidak pernah melihatnya.

Da in marah : Jadi alasan anda tidak mau memberikan perawatan akupuntur untuk Yang Mulia, bukan karena anda tidak punya keahlian.
Choi Won : Aku punya alasanku sendiri. Jangan terlalu ingin tahu. Pura-pura saja kau tidak pernah melihatnya.
(Jang Geum sepertinya sudah tahu kemampuan Won, itu sebabnya ia meminta Da In memanggil Choi Won saat itu.)

Da in : Lalu mengapa anda menyelamatkan Tuan Ri (petugas perpus)?
Won : Jangan menganggap aku yang menyelamatkannya, tapi kau yang sudah melakukannya. Paling tidak, kau bisa terhindar dari masalah.

Da In tidak mengerti kenapa Choi Won seperti ini. Anda jelas memiliki kemampuan medis yang luar biasa. Kenapa anda pura-pura tidak tahu apa-apa selama ini?
Won : Aku sudah bilang, aku punya alasanku sendiri.

Da In : Tidak, tidak ada alasan bagi seorang tabib untuk menyembunyikan keahliannya, jika anda menyembunyikan keahlian hebat yang bisa digunakan untuk menyelamatkan orang...seorang tabib yang tidak menghiraukan orang sakit, anda sama saja dengan pembunuh.
Choi Won marah : Kau bilang pembunuh?


Peracik obat, Deok Pal masuk. Tuan Bong-sa Choi!
Choi Won : Ada apa?
Deok Pal menyampaikan pesan dari Min Do Saeng, tapi harus disampaikan dengan rahasia.

Da in merengut dan jalan keluar kamar RS. Deok Pal melanjutkan, Tabib Min ingin bertemu anda secara rahasia. Sepertinya ada masalah penting.
Choi Won tanya dimana tempatnya. Ia langsung pergi dan meninggalkan kotak jarum dan pisaunya di meja RS.

Min Do Saeng menunggu di perpustakaan terlarang. Ia gelisah. Tiba-tiba terdengar suara orang. Tabib Min berseru, apa itu kau, Won-ah?
Da In mengadu pada Jang Geum dan ia berkata kalau tabib Choi itu pembunuh. Jang Geum heran, kau menyebut Bong-sa Choi sebagai pembunuh?
Da In membenarkan, dia pantas disebut seperti itu. Saya tidak akan memanggilnya Tuan lagi.

Jang Geum : Lalu kau sendiri? sebagai tabib wanita, bagaimana kau bisa tidak tahu hukum di istana? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau diam-diam mengobati gungnyeo muda itu?
Da In terkejut, kepala tabib wanita, bagaimana anda tahu..apa Bong-sa Choi pernah..

Jang Geum : Katakan pada Lady Choi dari bagian jahit untuk mengirim gungnyeo itu keluar istana sebelum mereka tahu apa yang kau lakukan.

Da In tidak bisa melakukannya. Anggota keluarganya bergantung pada pendapatannya untuk hidup. Jika kita mengirimnya keluar istana seperti ini, tidak ada bedanya dengan menyuruh mereka mati.

Jang Geum : Tugasmu saat ini adalah melakukan yang terbaik untuk merawat Yang Mulia Raja. Jangan membuat semuanya jadi lebih buruk dan kirim anak itu keluar istana dalam beberapa hari. Kalau kau tidak mau, aku yang akan melakukannya.
Jang Geum pergi tanpa menghiraukan protes Da In. Da in merasa Choi Won yang mengadu pada Jang Geum.

Choi Won menunggu Tabib Min di lokasi lain. Oh tidak. Tapi sampai pagi, Min Do Saeng tidak muncul. Choi Won teringat kata2 Da In, menyembunyikan keahlian hebat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan orang...seorang tabib yang tidak menghiraukan penderitaan orang sakit, sama saja dengan pembunuh.
Choi Won menghela nafas. Choi Won keluar dari tempatnya menunggu, hari sudah pagi.

Choi Won melihat barisan petugas penyelidik istana. Ia menghentikan seorang petugas dan tanya apa yang terjadi.
Petugas : Kudengar seorang tabib dari Istana Timur ditemukan terbunuh di perpustakaan terlarang.
Choi Won syok : Tabib dari Istana Timur?

Choi Won langsung ikut lari bersama petugas. Ia lari ke dalam perpustakaan, ia teriak2 Ju-bu Min! Ju-bu Min! Do Saeng!

Choi Won syok saat melihat mayat Do Saeng. Astaga..ini jebakan. Do Saeng dibunuh dengan pisau yang mirip pisau bedah tabib istana.
Choi Won berlutut di samping mayat Do Saeng dan menangis, kenapa kau berbaring disini seperti itu? Do Saeng kau keterlaluan. Buka matamu.

Petugas menarik Won dan menyingkirkannya dari TKP. Won tidak mau, dan berlutut lagi sambil menangis.
Asisten Kapten datang dan minta anak buahnya menyeret Won keluar. Won teriak2 tapi petugas tetap menariknya pergi.

Choi Won melihat ada tulisan yang ditinggalkan Do Saeng. Itu tulisan Cina gui, kura-kura.
Asisten Kapten juga melihat tulisan kura-kura itu dan menghapusnya dengan kakinya. Ia pura2 teriak marah, Setan Merah paling tidak suka jika TKPnya diacak-acak.
Choi Won diseret keluar dan berpapasan dengan Inspektur Lee Jeong Hwan. Lee tanya siapa orang itu. Asistennya berkata dia adalah tabib istana Min Do Saeng.
Lee : Bukan, maksudku orang yang tadi itu.



Choi Won duduk di RS Istana, ia bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Jelas aku disuruh pergi ke gudang Jeonseolsa. Kenapa dia ada di Perpustakaan Terlarang?
Da In masuk dan menuduh Choi Won mengadu pada Jang Geum.

Choi Won tidak mengacuhkan Da In, ia teringat pisau bedah di leher Min Do Saeng. Choi Won memeriksa peralatan bedahnya dan terkejut, pisaunya hilang..
Da In masih marah-marah, karena andalah maka dayang istana kecil itu harus dikirim keluar istana.
Choi Won : Apa kau melihat pisau bedahku?
Da In : Apa pisau bedah itu jadi masalah?

Choi Won panik, jelas masalah. Apa kau melihat pisau bedahku disini?

Da In belum menjawab. Pintu kamar RS terbuka dan Inspektur Lee masuk, ia menunjukkan sebuah pisau bedah, ini milikmu kan?
Inspektur Lee : Kau ditahan atas tuduhan pembunuhan terhadap Min Do Saeng.
Choi Won dan Da In terkejut.

Mandate (1)

Notes :
Apa arti huruf kura2 yang ditulis mendiang Min Do Saeng ya? apa petunjuk kalau pembunuhnya adalah Deok Pal, peracik obat yang punggungnya bongkok mirip tempurung kura2?

Preview ep 3
Choi Won ditahan dan ada kemungkinan dipenggal.
Rang menangis dan ingin ikut bersama ayahnya.

Istilah Aneh
Donggukjido = Peta militer penting Joseon.
Yong Yeon Hyang = bagian usus ikan paus yang dikeringkan di bawah sinar matahari dan dipakai sebagai bahan untuk obat2an herbal.
Heo jeung = kurangnya energu Yang untuk mendinginkan tubuh, gejalanya mirip diare.
Dong San Byeol Gam = petugas rendahan yang bertugas mengurus bunga dan pohon.
Geum Chim Hyeol = titik akupuntur yang berbahaya dan tidak boleh ditusuk jarum.
Geo Gol Hyeol = titik akupuntur antara tulang selangka dan tulang bahu.
Gi Hyung = jumlah udara yang berlebihan dalam paru-paru.
Hwang Je Nae Gyeong = teks kedokteran Cina kuno tahun 300 SM
Gimi = mencicipi makanan untuk mengecek racun.
Yangdok = demam parah
Pung Yeol = mirip gejala tekanan darah tinggi. Panas di livernya.
Mandate of Heaven episode 2 4.5 5 Beetlebum Wednesday, May 1, 2013 Istana Putra Mahkota Yi Ho terbakar. Semua petugas kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Choi Won menyeret PM Yi Ho keluar, ia tidak ma...


No comments:

Post a Comment