Shark episode 2

 On Friday, June 7, 2013  

Pak Han membuka sebuah loker No. 22. Pak Han kelihatan resah. Ia meletakkan sebuah amplop ke dalam loker itu lalu cepat-cepat menutupnya.

Yi Soo telp Sekretaris Park untuk mengatakan keberadaan mereka. Saat ini ia dan Hae Woo ada di pondok dekat hutan. Yi Soo berkata Hae Woo sedang tidur sekarang, ia janji akan mengantar Hae Woo pulang kalau Hae Woo sudah bangun.
Yi Soo memandangi Hae Woo, lalu ia jalan untuk membetulkan selimut Hae Woo. Yi Soo duduk di lantai dan lama-lama ia juga ketiduran di dekat Hae Woo.

Keduanya terbangun karena mendengar suara orang. Anak buah Tuan Jo masuk dan menyeret Yi Soo pergi. Mereka membawa Yi Soo dan Hae Woo pulang ke rumah.

Kakek Jo mendapatkan seorang tamu malam itu. Pria Jepang yang tertarik dengan berita Hotel Gaya waktu itu. Kakek minta maaf karena membuat pria itu menunggu.
Pria itu mengenalkan diri, saya Yoshimura Junichiro. Dia pria Korea yang besar di Jepang dan fasih bicara dalam dua bahasa itu.

Kakek Jo memuji Tuan Yoshimura. Ternyata YoShimura adalah Presdir Hotel Giant Jepang. YoShimura berkata hotelnya tidak seberapa dibandingkan dengan Hotel Gaya milik Keluarga Jo.
Yoshimura tanya apa Kakek tidak mengingat dirinya. Kakek Jo heran, ia merasa baru pertama kali ini bertemu Yoshimura. YoShimura tanya apa Kakek ingat orang bernama Kim Yoon Shik?
Kakek Jo terkejut, ia ingat. Dia adalah teman masa kecilku.

Yoshimura : Pria itu adalah ayah saya.
Kakek Jo tampak syok.

Ayah Hae Woo pulang dalam keadaan mabuk dan ia juga melihat Hae Woo pulang bersama Yi Soo. Tuan Jo kelihatan marah.

Yoshimura cerita, saat orang tuanya tiba-tiba meninggal dalam insiden kebakaran, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kakek mengerti. Yoshimura berkata ia mendapat kesempatan untuk pergi ke Jepang, itulah mengapa saya pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Kakek tampak sedih, jadi itu yang terjadi. Tanpa ada keluarga, kau tetap berhasil di negeri orang, kau benar-benar hebat. Yoshimura tertawa, saya merasa tersanjung.
kakek memuji lagi kemajuan Hotel Giant dan berkata semua orang punya masa lalu, tapi yang terpenting adalah saat ini.
Yoshimura tersenyum : Begitu ya?

Tuan Jo menampar Yi Soo. Hae Woo terkejut dan membela Yi Soo, memangnya kau siapa berhak menampar Yi Soo? Kenapa? Kami tidak melakukan kesalahan. Tidak ada alasan menampar Yi Soo.
Tuan Jo menaikkan suaranya, kau tidak melakukan kesalahan? Sekretaris Park mengingatkannya, Tuan, kita kedatangan tamu.

Ayah Hae Woo marah2, ia teriak ke Yi Soo. Sejak awal aku tidak pernah menyukaimu. Aku benci dengan caramu melihat orang. Camkan ini, kalau kau ada di sekitar Hae Woo lagi, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Kau dengar?
Sekretaris Park mengingatkan Tuan Jo lagi. Tapi Yi Soo tidak mau ditekan begitu saja. Ia membantah Tuan Jo, saya tidak tahu kenapa anda melakukan ini kepada saya.

Pak Han masuk dan mengingatkan Yi Soo. Yi Soo tetap bicara, Hae Woo dan saya tidak melakukan kesalahan dan saya tidak mengerti kenapa anda memperlakukan saya seperti ini.
Pak Han teriak ke Yi Soo : Diam!
Yi Soo melihat ke arah ayahnya, ia tidak terima tapi tidak berdaya. Pak Han minta maaf pada Tuan Jo. Yi Soo mengepalkan tangan karena kesal.

Tuan Jo minta keluarga Han pergi dari rumahnya besok pagi. Ia bahkan akan menyiapkan uang sewa rumah untuk mereka.
Yi Soo bicara lagi, saya akan tetap menemui Hae Woo. Ayahnya berusaha menariknya keluar, tapi Yi Soo tetap bicara, Hae Woo adalah teman saya dan saya mau bertemu atau tidak dengan teman saya, itu adalah keputusan saya. (oh I love this kid)

Tuan Jo murka, ia mengambil lampu duduk dan ingin melemparkannya ke arah Yi Soo. Untungnya Kakek Jo keluar dan menegur Ayah Hae Woo, apa yang kau lakukan sekarang?

Kakek marah, apa yang kau lakukan di depan tamu? Tuan Jo tampak malu dan berkata ia tidak tahu kalau ada tamu. Sekretaris Park diam saja. Ayah Hae Woo bergegas masuk ke dalam. Kakek benar2 tampak malu. Kakek menyuruh Hae Woo naik ke kamarnya. Yi Soo juga harus kembali. Pak Han minta maaf tapi Kakek menggeleng, tidak perlu.

Yi Soo membungkuk ke arah Kakek Jo dan jalan keluar. Tuan Yoshimura mengamati semuanya, pandangan Hae Woo pada Yi Soo, reaksi Yi Soo dan semuanya. Ia kelihatan tertarik.
Kakek minta maaf pada Yoshimura karena harus melihat keributan itu dan Yoshimura hanya tertawa, ia mengerti.
Yoshimura bertemu Yi Soo diluar. Yi Soo membungkuk sekilas. Yoshimura tersenyum, kau Han Yi Soo kan? anak yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri oleh CEO Jo. Tapi kau tidak pernah bisa mempercayai kata-kata seseorang. Kau harus bisa mengerti ayahmu, bukannya dia pengecut, tapi itu karena dia tidak memiliki kekuasaan. Dan ini satu-satunya cara ayahmu melindungimu.
Yi Soo jalan pergi. Yoshimura mengenalkan dirinya, Namaku Yoshimura Junichiro. Kita akan bertemu lagi.

Yi Soo heran, apa maksud anda?

Yoshimura tidak menjawab, ia hanya menatap Yi Soo sambil tersenyum tipis.
Yoshimura jalan ke mobilnya dan melihat seorang pria jalan ke arah kediaman keluarga Jo. Yoshimura hanya tersenyum lalu pergi.

Pak Han dan Yi Soo sedikit kaku setelah kejadian tadi. Yi Hyun perlu bolpen. Pak Han mengerti dan akan pergi. Yi Soo berkata ia saja yang pergi.

Tapi ayahnya berkata ia ingin keluar mencari angin.

Pria yang dilihat Yoshimura tadi menemui Kakek Jo. Namanya Kang Hee Soon. Tuan Kang tanya apa Kakek Jo kenal seseorang bernama Cheon Hyeong Bu dan Kakek menyangkal pernah mengenal orang itu.
Kang merasa kecewa. Karena saya sangat berharap anda tahu tentang orang itu.
Kakek Jo tanya kenapa Kang berpikir seperti itu.
Kang : Bukan itu yang penting, yang penting adalah meluruskan kembali sejarah.

Kakek Jo melihat ke arah amplop yang dibawa Tuan Kang, meluruskan kembali sejarah. Tuan Kang ingin mendapatkan keadilan sepertinya.
Kakek Jo merasa tidak perlu mengorek masa lalu. Tuan Kang berkata itu yang biasa dikatakan orang yang takut melihat lagi ke masa lalu. Tentu saja bagi CEO seperti anda yang hidup dengan sangat terhormat, itu adalah ketakutan yang sulit dimengerti.

Tuan Kang akhirnya mohon diri dan berterima kasih atas waktu Kakek. Kakek Jo minta maaf karena tidak bisa banyak membantu. Tuan Kang mengerti. Lagipula, kebenarannya hanya diketahui oleh Cheon Hyeong Bu sendiri.
Jelas masa lalu Kakek Jo tidak sebagus kelihatannya.

Pak Han memberikan alat-alat tulis yang baru dibelinya pada Yi Soo. Ia minta maaf, karena meskipun ia tahu Yi Soo tidak bersalah, ia tidak bisa membela Yi Soo.
Yi Soo mengerti. Pak Han harus pergi, aku akan segera kembali.
Yi Soo memanggil ayahnya, Ayah...menyetirlah dengan hati-hati. Pak Han mengangguk lalu pergi. Yi Soo melihat tas alat tulis, ayahnya membelikan Yi Hyun sebuah kotak musik.

Kakek Jo berpikir sendiri di ruangannya. Lalu ia memutuskan untuk menelepon seseorang.

Pak Han harus mengantar Tuan Kang pergi. Di jalan, Kang Hee Soon tanya berapa lama Pak Han kerja dibawah CEO Jo?
Pak Han : Sudah sangat lama. (what? aku pikir barusan saat pindahan itu. Menarik.)

Kang Hee Soon tanya bagaimana pendapat Pak Han tentang CEO Jo, apa dia memang pantas dihormati? Pak Han membenarkan. Kang Hee Soon menjelaskan, ada beberapa macam orang jahat, mereka yang bekerja di skala kecil sampai mereka yang menghisap seluruh negeri. Penjahat skala besar bisa membodohi masyarakat sampai mengira bahwa penjahat itu adalah orang terhormat.
Kadangkala, mereka bahkan menjadi pahlawan.

Yi Soo memandang langit malam dan ingat perlakuan serta kata-kata Ayah Hae Woo kepadanya. Hae Woo muncul. Ia mengamati pipi Yi Soo, pasti sakit ya? Yi Soo menggeleng, sudah tidak lagi.
Hae Woo minta maaf atas sikap ayahnya dan juga ia berterima kasih karena Yi Soo tetap akan menemuinya dan berani mengatakan itu pada ayahnya. Yi Soo hanya tersenyum.

Keduanya duduk memandang langit. Hae Woo tanya apa yang dilihat Yi Soo.

Yi Soo : Bintang Utara, dinamakan seperti itu karena letaknya di Utara. Disebut juga sebagai Polaris. Bintang itu adalah teman para pengembara karena bisa menunjukkan arah kepada mereka.
Hae Woo : Bintang penunjuk arah?
Yi Soo menjelaskan, bintang itu menunjuk ke arah Utara, jadi kalau kau tersesat, jika kau menemukan Bintan Utara, maka kau akan selalu bisa menemukan jalan pulang.

Hae Woo tersenyum lembut pada Yi Soo, itu sama seperti kau. Kau adalah bintang penunjuk arah. Dan kau mudah dilihat. Yi Soo tersenyum. Hae Woo melihat langit lagi, tidak ada bintang. Hae Woo komen, tapi malam ini, siapapun yang tersesat tidak akan menemukan jalan pulang. Benar kan?

Pak Han mengantar Kang Hee Soon sampai ke rumahnya, lalu ia masuk ke dalam mobil lagi. Pak Han baru sadar kalau amplop milik Hee Soon ketinggalan di dalam mobil.
Sementara itu Presdir Jo pulang dari bar dalam kondisi mabuk dan menolak diantar sopirnya, ia ingin menyetir sendiri.

Kang Hee Soon masuk ke apartemennya, ada seseorang yang sudah bersembunyi dalam lemari dan mengamati Kang. Kang minum air dan sadar kalau amplopnya tidak ada. Kang Hee Soon lari keluar.

Kang bertemu Pak Han di depan apartemennya, anda lupa membawa ini. Kang lega dan berterima kasih. Pak Han tersenyum, tidak masalah, permisi.

Sebelum Pak Han pergi, tiba-tiba Kang menahannya, apa kita pernah bertemu sebelumnya? sepertinya aku mengenalmu. Kang Hee Soon tampak syok, ia kenal dengan Pak Han, Bayangan. Aku ingat caramu melihatku. Kau adalah dia. Aku tahu kalau itu kau.

Pak Han terkejut. Kang Hee Soon jalan mendekat. Kenapa aku baru mengenalimu sekarang? Aku tidak pernah melupakan wajahmu, bahkan dalam mimpi sekalipun. Kang terus mendesak Pak Han, kau tidak tahu? Apa kau tidak ingat padaku?!
Pak Han sekarang syok. Yi Soo berusaha telp ayahnya tapi hanya dijawab oleh voicemail.

Presdir Jo menyetir dalam kondisi mabuk berat. Ia juga sedang bicara dengan istrinya. Tuan Jo minta istrinya kembali ke Korea. Bagaimana dengan Hae Woo? Paling tidak segeralah kembali. Aku akan memberikan apapun yang kau inginkan. Mau bercerai atau apapun terserah, jadi kembalilah.

Ny. Jo tidak mau cerai, untuk apa? Aku akan terus hidup seperti ini, menyiksamu sampai kau tua dan mati. Ny. Jo menutup telpnya dengan kesal.

Tiba-tiba ia menabrak seorang pejalan kaki yang habis belanja makanan. Astaga..
Presdir Jo menghentikan mobilnya dan sadar apa yang baru saja terjadi. Ia panik dan tidak sadar saat jam tangan Rolexnya mulai terlepas.

Ayah Yi Soo juga dalam keadaan kalut. Ia lari dari apartemen, tapi masih membawa amplop milik Kim Hee Soon. Pak Han seperti tidak bisa bernafas dan ketakutan, ia mencoba masuk ke mobil tapi tangannya gemetaran. Pak Han berhenti dan ingat masa lalunya, dulu ia memang pernah melakukan pekerjaan kotor.

Flashback, ada seorang pria yang diikat di gudang gelap, sepertinya disiksa dengan sengatan listrik dan macam2 penyiksaan. Pak Han pelakunya. oh my..
Pak Han ingat kejadian itu dan ia menangis. Itu adalah masa lalu yang selalu menghantuinya.

Presdir Jo turun dari mobil dan menjatuhkan jam tangannya tanpa sengaja. Ia mendekat ke arah korban dan sepertinya pria yang ditabraknya sekarat atau sudah meninggal. Ia ketakutan dan melihat kanan-kiri. Merasa tidak ada yang melihat, Presdir Jo kabur.
Padahal ada seorang anak laki-laki yang melihat semuanya.  Anak itu melihat Ayah Hae Woo, jam tangannya dan korban.

Kedua ayah pulang dengan menyimpan kekalutannya sendiri.
Kim Hee Soon sudah terbaring tidak bernyawa lagi. Pembunuh misterius yang sembunyi dalam lemari apartemen Kang telp pada Kakek Jo, bahwa tugasnya selesai. Ia membunuh Kang dengan racun sepertinya.

Yi Soo pulang dari toko dan melihat Presdir Jo pulang dengan panik dan sempoyongan. Yi Soo tidak terlalu memperhatikan dan jalan ke arah paviliun mereka. Ada seorang pria lain yang mengamati mereka.
Ayah Hae Woo masuk ke kamarnya dan menangis ketakutan. Ia benar-benar bingung. Lalu Presdir Jo baru sadar kalau jam Rolexnya hilang.

Tepat saat itu polisi sudah ada di TKP dan ada seorang Polisi yang memungut jam Rolex milik Presdir Jo, tanpa sarung tangan lagi. Ampun deh. Polisi itu membaca inisial di balik jam itu, J.I.S (Jo Ui Seon)
Polisi itu tidak memasukkan jam ke dalam kantung bukti, tapi justru mengantunginya begitu saja.

Beberapa saat kemudian, Polisi itu telp Jaksa Oh Yeon Sik - Ayah Oh Jun Young, dan mengabarkan soal tabrak lari. Karena ini menyangkut CEO Jo Sang Gook. Jaksa Oh menemui Kakek Jo. Kakek dengan kalem meminta Jaksa Oh mengurusnya "sesuai" dengan hukum yang berlaku.
Kakek Jo berkata akan bertemu dengan Kepala Jaksa Jeong minggu depan dan ia pikir Jaksa Oh bisa menjadi Supervisor di Kantor Jaksa Wilayah. Kakek Jo sedang berpikir posisi mana yang lebih cocok untuk Jaksa Oh dan semua ini tergantung dari pertemuan pribadi ini. Dengan kata lain, kalau Jaksa Oh melepaskan anaknya, ia bisa membujuk temannya untuk memberikan posisi tinggi untuk Jaksa Oh.

Pak Han berhenti di satu tempat dan membaca dokumen milik Kim Hee Soon. Matanya membesar dan ia tampak syok.
Sementara Kakek Jo berdiri di perpustakaan melihat ke arah telp. Tidak lama, kita kembali ke awal episode, saat Pak Han menyimpan amplop itu dalam loker No.22

 
Pak Han menghadap Kakek Jo. Ia berlutut di depan Kakek dan minta maaf. Pak Han tampak merasa sangat bersalah akibat perbuatannya di masa lalu.

Kakek Jo mengerti dan menghiburnya, kurasa kau sudah membayar semua kesalahanmu dimasa lalu. Kau sudah menyadari banyak hal dari semua kesalahanmu dan akhirnya kau sudah bisa hidup dengan bijak, tapi bagaimanapun juga kau harus tahu bahwa tidak ada yang bisa mengubah masa lalu. Itu adalah hal yang kau sadari setiap harinya. Tidak ada hukuman yang lebih besar daripada itu.
Pertanyaan-nya adalah bagaimana kita akan mengatasi krisis ini.

Pak Han ingin menyerahkan diri pada polisi.


Kakek Jo mengerti, tapi sebelumnya Kakek ingin membuat kesepakatan dengan Pak Han lebih dulu. Keputusan untuk menyerahkan diri adalah keputusanmu, tapi kau harus memikirkan Yi Soo dan Yi Hyun. Aku percaya kau akan membuat keputusan yang benar.

Beberapa saat kemudian, Pak Han berkata ia akan melakukan perintah Kakek Jo. Kita belum tahu apa kesepakatan mereka. Pak Han minta waktu setengah hari, ia harus menemui seseorang.
Kakek Jo setuju, baiklah. Pak Han berdiri dan menghormat. Tapi sebelum Pak Han keluar dari perpustakaan, Kakek Jo tanya, tentang dokumen yang dibawa Kang Hee Soon, apa kau memilikinya?

Pak Han berbohong, saya sudah membuangnya.
Kakek Jo : Apa kau membaca isinya?
 

Pak Han tidak menjawab, tapi raut mukanya tidak bisa berbohong dan Kakek Jo mengangguk, kurasa kau sudah membacanya. Pak Han berkata ia tidak mempercayai apa yang tertulis di dalam dokumen itu. Lagipula, apa isinya benar atau tidak, itu tidak penting untuk saya. Karena saya mengagumi anda, Tuan. Saya tidak akan mengatakan isi amplop itu sampai saya mati.
Saya adalah orang yang sangat berhutang budi pada anda, Tuan.

Kakek Jo menghela nafas dan mengangguk mengerti.

Pak Han pulang dan melihat Yi Soo ketiduran di meja. Yi Soo terbangun, Ayah. Pak Han menyuruh Yi Soo tidur di dalam.
Pak Han melihat soju dan makanan kecil di meja, itu...apa kau menyiapkannya untukku? Yi Soo membenarkan. Ayahnya tersenyum, aku memang sedang berpikir untuk minum segelas. Keduanya duduk dan Pak Han minta Yi Soo menuangkan segelas untuknya.

Yi Soo heran, apa ayah akan menyetir setelah minum? Pak Han berkata ia mendapat libur besok. Yi Soo tanya kenapa mendadak libur.

Pak Han berkata ia harus menemui seseorang hari ini. Yi Soo tanya siapa orangnya. Pak Han minum sojunya dan tampak menyesal, kalau dipikir semua insiden besar dalam hidupku terjadi begitu saja, bahkan saat ibumu sakit kanker, semuanya terjadi diam-siam, seperti tidak ada yang terjadi.
Ini salahku, sampai ibumu terkena kanker. Aku tidak tahu apa-apa soal itu. Ibumu berkata pada ayah sebelum ia meninggal, seperti apapun kehidupannya, ia merasa bahagia di saat akhirnya dan kalau kami harus bertemu kembali. Nanti kalau aku bertemu ibumu, aku akan bisa berkata "aku memenuhi janjiku" kepadanya. Kukira aku akan bisa mengatakan itu kepada ibumu. (Ayah menyesal karena selama ini sudah berhasil mempertahankan hidupnya dengan baik, tapi sekarang harus melakukan satu hal yang diluar nuraninya lagi dan ia merasa tidak bisa memenuhi janjinya pada ibu Yi Soo)

Pak Han menghabiskan sojunya dan ia seperti menangis. Yi Soo heran melihat sikap ayahnya.

Kakek Jo mendengar permintaan maaf ayah Hae Woo. Jo Ui Seon janji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan ia sudah menyiapkan rumah untuk anak-anak Sopir Han. Ia merasa tidak nyaman tinggal serumah bersama keluarga itu.
Kakek Jo marah dan menampar anaknya, dasar brengsek!

Yi Soo pulang sekolah dan mendapati dua orang polisi menunggunya. Yi Soo tidak percaya saat mendengar ayahnya menabrak orang sampai mati. Tidak mungkin, ayah saya bukan orang seperti itu.
Dua polisi itu berkata ayah Yi Soo sudah menyerahkan diri. Yi Soo tidak percaya. Polisi tanya jam berapa ayah Yi Soo pulang semalam.

Yi Soo masih heran, apa benar ayah saya menyerahkan diri?
Polisi membenarkan, nanti kalau ayahmu telp, kau harus memikirkannya. Ini yang terbaik untuk ayahmu. Kami pergi dulu.

Polisi itu jalan keluar sambil bicara. Yi Soo menoleh dan melihat Yi Hyun. Yi Soo mendengar pembicaraan polisi soal mobil yang digunakan untuk menabrak, mobil itu mobil impor, jadi akan mudah untuk ditemukan.
 

Yi Soo terkejut dan menyusul mereka. Tunggu dulu! Mobil yang menabrak adalah mobil impor? Mobil CEO adalah mobil lokal dan ayah saya adalah sopir CEO (Kakek Jo). Polisi itu berusaha mengaburkan fakta, meskipun ayahmu adalah sopir CEO, tapi tidak ada aturan bahwa ia hanya boleh menyetir mobil CEO.

Yi Soo masih membantah, tapi semalam, Ayah menyetir mobil CEO..
Polisi yang jadi kaki tangan CEO Jo minta rekannya pergi dulu dan ia bicara sendiri dengan Yi Soo, jadi apa maksudmu? Yi Soo menjelaskan, semalam ayahnya tidak menyetir mobil Presdir. Tapi mobil CEO. Mobil yang menabrak orang itu pasti mobil Presdir Jo (Ayah Hae Woo).

Polisi itu sedikit resah, Presdir yang menyetir mobil itu. Apa kau melihatnya sendiri? Yi Soo berkata ia melihat Presdir pulang semalam dalam kondisi mabuk. Polisi itu memotongnya, kau tidak melihatnya sendiri kan? Kau tidak boleh menyalahkan orang lain untuk menyelamatkan ayahmu, lagipula ayahmu datang sendiri dan mengaku sebagai pelaku tabrak lari itu. Apa ada bukti yang lebih kuat dari itu?
Yi Soo terdiam, ia kelihatan bingung.

Polisi menemukan mayat Kang Hee Soon. Namanya Kang Hee Soon, usia 33 tahun, dia seorang profesor di Universitas. Waktu kematiannya semalam, sekitar pk. 21:00 - 24:00

Melihat dari kondisi wajah mayat dan tanda di depan lehernya, korban sepertinya dicekik sampai mati. Tidak ada sidik jari karena sepertinya pembunuhnya sudah membersihkan semuanya dan tidak ada tanda-tanda perlawanan. Jadi sepertinya pelakunya adalah orang yang dikenalnya. Tidak ada CCTV di sekitar sini. Bahkan tidak ada makanan.
Detektif Byun tanya apa ada saksi?

Detektif Byun bertemu seorang mahasiswa yang diminta Prof Kang untuk menemuinya. Detektif Byun tanya apa mahasiswa itu tahu apa yang akan dibicarakan mendiang Profesornya?
Mahasiswa itu berkata, dunia akan jungkir balik. Goliat akan jatuh dan Daud akan menang.

Detektif Byun bingung, apa pertemuan yang akan diadakan oleh Prof Kang Hee Soon adalah pertemuan religius? Mahasiswa itu menyangkal, bukan seperti itu. Itu adalah riset yang dilakukan untuk memperbaiki semua kesalahan kita di masa lalu.

Rekan Detektif Byun menemuinya, kita sudah menemukan orang terakhir yang telp. Byun tanya siapa orangnya. Rekannya berbisik, dia orang besar.

Pak Han berdiri di depan sebuah rumah dengan wajah bersalah, lalu ia melihat seorang wanita dan tampak terkejut. Masih belum jelas, rumah siapa dan siapa wanita itu.

Pak Han pergi ke tepi sungai dan membawa bunga krisan. Ini adalah tempat abu istrinya ditebarkan. Sorenya, Yi Soo menyusul ke tepi sungai dan hanya menemukan bunga yang dibawa ayahnya.

Pak Han telp Kakek Jo, ia berkata tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Saya menyadarinya hari ini, kalau saya tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah selamanya. Itu rasanya seperti hidup di neraka. Saya akan mengatakan yang sebenarnya pada polisi. Maafkan saya Tuan.
Kakek Jo mengerti. Siapa tahu kau akan berubah pikiran, tapi aku mengerti standarmu. Kau pasti akan mengaku.

Pak Han janji tidak akan menyinggung tentang dokumen itu. Saya berjanji Tuan.

Kakek Jo minta Pak Han tidak memusingkan itu. Itu hanya cerita yang sepele. Itu hanya kisah seorang ahli sejarah yang terobsesi dengan sikap kepahlawanan.

Yi Soo pulang dan mendengar bunyi telp. Yi Soo langsung mengangkatnya dan lega setelah mendengar suara ayahnya. Ayah! Pak Han tanya apa Yi Soo sudah makan malam. Yi Hyun sudah makan belum?
Yi Soo tanya dimana ayahnya, ia akan menyusul ke sana. Ayahnya minta maaf.
Yi Soo : Ayah bukan pelakunya.

Pak Han terkejut, apa polisi pergi kesana? Yi Soo tanya kenapa ayahnya mencoba menutupi kejahatan orang itu.
Yi Soo ingin bertemu dan bicara dulu dengan ayahnya, ayah dimana?

Pak Han berkata hari ini ia sangat bahagia, karena sudah menerima pengampunan. Yi Soo bingung, ayah bicara apa?
Pak Han janji akan menjelaskan semuanya pada Yi Soo nanti. Semuanya.

Yi Soo : Sekarang apa yang akan ayah lakukan?
Pak Han : Aku akan menyerahkan diriku.
Yi Soo : Kenapa ayah melakukan itu, padahal ayah tidak bersalah?

Pak Han akan mengatakan yang sebenarnya, aku sudah punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya. Pak Han minta maaf pada Yi Soo untuk semua penderitaan yang dialami anaknya, tapi ia tetap ingin menjadi orang yang tidak akan membuat Yi Soo malu.
Yi Soo memohon, ayah..kita bertemu dulu, aku ingin bertemu ayah, kumohon.
Pak Han tidak menjawab, ia menahan tangis, tolong jaga Yi Hyun. Pak Han menutup telp.

Yi Soo teriak2, Ayah..Ayah! Yi Hyun bingung, kakak..kenapa kau seperti itu? Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Ayah?

Detektif Byun pergi ke kediaman Keluarga Jo bersama rekannya. Ia melihat Yi Soo lari keluar. Detektif Byun kelihatan heran. Mereka menemui Kakek Jo.
Kakek Jo menjelaskan, dia (Kang) memiliki semangat untuk menulis kembali sejarah tentang Gerakan Kemerdekaan 1 Maret, jadi aku menyukainya.

Detektif Byun ingin tahu, selain soal gerakan kemerdekaan yang dilakukan mendiang Kakek dan Ayah Tuan Jo, apa ada yang lain?
Kakek Jo sibuk mengatur bidak caturnya dan berkata mereka tidak sempat membahas thesis Prof Kang lebih lanjut. Byun berharap bisa bertemu sopir yang mengantar Kang Hee Soon pulang. Kemungkinan besar, dia adalah saksi terakhir yang bertemu dengan korban.
Kakek Jo : Dia cuti untuk alasan pribadi.

Detektif Byun tanya pada Kakek Jo kenapa sopir Han tiba2 mengambil cuti, apa anda tahu soal alasan pribadinya?
Kakek Jo tidak tanya karena itu adalah alasan pribadi.

Pak Han ingin pergi ke kantor Polisi. Ia menunggu lampu tanda untuk menyeberang. Pak Han terus mengamati kantor polisi itu. 
Lampu berubah warna dan Pak Han mulai menyeberang jalan. Ia berpapasan dengan seorang pria yang tampak berumur, mengenakan topi dan membawa tongkat. Pria itu memiliki bolpen beracun.

Saat Pak Han lewat, pria itu tiba-tiba menusukkan jarum beracun dari bolpen itu. Kejadiannya sangat cepat. Pria itu jalan terus tanpa menoleh.

Pak Han menoleh dan sedikit bingung melihat pria itu. Pak Han jalan dan berlutut di seberang jalan. Racunnya mulai bekerja. Pak Han menoleh ke arah kantor Polisi Gujung dan terbaring di aspal. Pak Han sekarat.
Yi Soo ada di seberang jalan, ia melihat ayahnya terbaring di jalan. Yi Soo panik dan lari ke arah Pak Han, ayah!! Tapi saat Yi Soo mendekat, semuanya tampak gelap. Pak Han meninggal dunia.

Berikutnya kita lihat, Yi Soo menaburkan abu Pak Han di sungai tempat mereka menabur abu ibu. Sekretaris Park, Yi Hyun, Hae Woo, Jun Young dan Dong Soo menemani Yi Soo. Yi Hyun menangis.

Hae Woo jalan mendekat. Sebelum Hae Woo tiba di samping Yi Soo, Yi Soo mendadak jalan ke arah air. Hae Woo terkejut. Yi Soo tidak menghentikan langkahnya dan terus jalan. Hae Woo panik dan langsung menyusulnya. Jun Young dan Dong Soo juga lari menyusul Yi Soo.
Yi Soo! Han Yi Soo!!! jangan lakukan itu! semua teriak dan berusaha menahan Yi Soo.

Yi Soo teriak2 sedih dan meronta, ingin melepaskan diri dari mereka. Semua temannya teriak, kau harus hidup Yi Soo! Yi Soo teriak dengan suara pilu. Teman2nya susah payah menariknya kembali ke tepi sungai.

Yi Soo sudah tenang. Ia berdiri diam di tepi sungai. Hae Woo menemaninya. Yi Soo mengepalkan tangan, ia benar2 marah. 
Yi Soo dan Yi Hyun membuka kotak berisi barang-barang milik Ayah mereka. Yi Soo membukanya, ia membuka dompet dan menangis melihat foto keluarga mereka. Juga ada rokok. Yi Soo heran, ayah tidak merokok. Lalu Yi Soo pindah ke kamar lain untuk menangis.
Hae Woo mengukir sesuatu dari kayu sambil menangis.

Kakek Jo berdiri di depan semua penghargaan yang diterimanya, ia mengamati penghargaan2 itu. Jadi demi mempertahankan semua kredibilitasnya, Kakek Jo membunuh banyak orang.

Detektif Byun bertemu dengan Polisi kaki tangan Tuan Jo. Polisi itu berkata sepertinya Sopir Han ditusuk dengan jarum beracun. Racun itu mematikan dan membuatnya terkena serangan jantung lalu mati seketika.
Byun tanya apa rekannya menemukan bukti bahwa kecelakaan itu adalah tabrak lari. Rekannya ketawa, dia mengaku, bukti apalagi yang mereka butuhkan?

Byun berkata tidak ingin membuat kekacauan padahal kasusnya sudah ditutup, tapi ia merasa arah jalannya tidak masuk akal.
Rekannya mulai waspada, apa maksudnya?

Byun : Melihat kejadiannya, itu artinya Han Yeong Man mengalami kecelakaan dari perjalanannya kembali setelah mengantar Kang Hee Soon. Tapi lokasi kecelakaannya bukan di jalan antara rumah Kang Hee Soon dan CEO Jo?
Rekannya ketawa untuk menutupi kegugupannya, hei..apa kau selalu langsung pulang ke rumah dari kantor polisi?

Byun tetap ingin membaca laporan otopsi Han Yeong Man dan laporan kejadian kecelakaan lalu lintas. Ia akan memeriksanya. Karena Han Yeong Man kemungkinan adalah orang terakhir yang bertemu dengan Kang Hee Soon. Polisi itu jadi tidak senang. Byun jadi curiga.


Yi Soo duduk bersama Kakek dan Ayah Hae Woo. Kakek Jo minta pendapat Yi Soo, kalau Yi Soo mau, ia ingin Yi Soo dan Yi Hyun tetap tinggal di rumahnya. Ayah Hae Woo langsung protes. Tapi Kakek Jo berkata ia sudah menganggap Yi Soo dan adiknya sebagai cucunya sendiri.

Yi Soo : Kami sudah tahu bagaimana perasaan anda pada kami dan ayah juga sangat berterima kasih pada Tuan.
Kakek Jo tampak lega. Ia minta Yi Soo melupakan tragedi menyakitkan ini dan hanya fokus pada sekolahnya saja.

Yi Soo : Saya tidak akan melupakannya. Meskipun saya tidak tahu alasan kenapa Ayah dibunuh. Tapi anehnya, tidak ada orang yang ditangkap ataupun dijadikan tersangka. Kejadian ini akan dilupakan sebagai insiden yang tidak berarti dan tidak seorangpun akan tertarik.

Lagipula, ia meninggal setelah dijadikan kambing hitam oleh orang lain dalam insiden tabrak lari.
Yi Soo menatap tajam ke arah Ayah Hae Woo saat mengatakan itu.

Ayah Hae Woo tampak gugup : Dijadikan kambing hitam?
Yi Soo : Ya, dia dijadikan kambing hitam.

Kakek Jo berusaha menutupinya, kudengar Sopir Han mengaku, kenapa kau berpikir seperti itu?
Yi Soo tetap menatap tajam Ayah Hae Woo, pasti ada alasan Ayah melakukan itu.

Hae Woo mendengarkan pembicaraan mereka. Jo Ui Seon minta Yi Soo tidak keras kepala dan belajar saja yang rajin seperti kata Kakek. Ia juga minta Yi Soo pindah ke apartemen besok pagi.

Yi Soo menolaknya, kami tidak membutuhkan apartemen, kami akan pindah begitu kami mendapatkan kamar sewaan. Yi Soo minta maaf pada Kakek. Kakek Jo tampak mengerti, lakukan sesukamu, asal pikiranmu bisa tenang. Kakek juga minta Yi Soo tidak ragu mengatakan semua kesulitan padanya.

Kakek berdiri, ia menepuk bahu Yi Soo dan jalan masuk. Setelah Kakek pergi, Ayah Hae Woo memaki Yi Soo, kalau orang tua mengatakan niat baiknya, kau harus mendengarnya. Demi mendiang ayahmu, jangan buang waktu pada hal yang tidak berguna dan belajarlah dengan rajin sebagai seorang murid, dasar brengsek


Yi Soo : Saya akan melakukan apa yang harus saya lakukan untuk ayah saya.

Ayah Hae Woo meremehkannya, kau bisa melakukan apa memangnya? Yi Soo berkata ia bisa melakukan apa saja, dengan cara yang ia pikir benar. Mulai sekarang, saya tidak akan membiarkan diri saya diancam ataupun diremehkan oleh siapapun.
Ayah Hae Woo marah. Yi Soo juga marah. Hae Woo merasakan ketegangan diantara mereka dan tampak serba salah.

Yi Soo tidak tinggal diam. Ia pergi ke lokasi tabrak lari dan memasang spanduk mencari saksi.
Oh Jun Young muncul membantunya mengencangkan ikatan spanduk.


Anak kecil yang cute itu melihat mereka. Dia satu2nya saksi kejadian itu.

Yi Soo menemui Hae Woo di ruang seni lukis. Hae Woo sedang mengamati sebuah lukisan. Yi Soo jalan dan berdiri di samping Hae Woo, Chagall (Marc Zaharovich Chagall, seniman Russia)
Hae Woo terkejut, kau sudah tahu?

Yi Soo tersenyum, kau melihat bukunya setiap hari meskipun biasanya kau tertidur diatasnya. Hae Woo tersenyum, lalu berkata itu lukisan Orpheus karya Chagall (drama ini salah satu judulnya adalah Legend of Orpheus)
Hae Woo menjelaskan tentang Legenda Orpheus. Demi menemukan istrinya yang sudah mati, Orpheus mempertaruhkan nyawanya dan turun ke alam maut. Orpheus adalah pria idealku. Yi Soo tersenyum.
Yi Soo : Lalu? Apa dia menemukan istrinya?
Hae Woo mengangguk, yah. Tapi karena Orpheus gagal mematuhi perintah penguasa alam maut, akhirnya dia kehilangan istrinya.

Yi Soo tampak terkejut, apa perintahnya?
Hae Woo : Sampai kau berhasil mencapai dunia diatas, jangan pernah berbalik dan melihat istrimu. Pada akhirnya Orpheus tidak akan pernah melihat istrinya lagi dan ia meninggal karena merindukan istrinya. (Oh No.)
Yi Soo : Tapi lukisan ini kelihatannya bahagia.

Hae Woo : Itulah mengapa aku suka lukisan ini. Karena bisa menggambarkan mitos sedih dengan cara bahagia. (Fiuh..jangan mati, pokoknya jangan mati. Yi Soo-Hae Woo, please.)

Yi Soo memandangi Hae Woo, ia tanya, Hae Woo pasti bisa melakukannya kan? Kalau sesuatu yang menyedihkan terjadi padamu, kau pasti akan bisa mengatasinya, ya kan?
Hae Woo tidak mengerti maksud Yi Soo. Yi Soo melanjutkan, kalau dalam pencarianku akan kebenaran..kalau kebetulan..
Hae Woo : Apa?

Yi Soo tidak bisa melanjutkan, ia berkata akan sekolah hukum. Ia ingin jadi Jaksa.  (Oh my..KNG cocok sekali jadi Jaksa wkk)
Yi Soo akan menangkap penjahat yang membunuh ayahnya dan menangkap semua sampah di dunia ini dan membuat mereka menerima hukuman yang setimpal.


Hae Woo kelihatan kagum. Ia mendekat dan memberikan ukiran yang dibuatnya, itu ukiran ikan hiu dari kayu. Ini hadiah, aku mengukirnya sendiri. Yi Soo sekarang yang kelihatan surprise.
Hae Woo bahkan mengukir kantung udara untuk hiu ini, jadi ikan ini bisa selalu bernafas dengan mudah. Ikan hiu spesial ceritanya. Hae Woo mengambil tangan Yi Soo dan memberikan ikan hiu itu untuk Yi Soo. Yi Soo terkejut melihat luka-luka di tangan Hae Woo.

Saat Yi Soo melepaskan spanduk pencarian saksinya, anak kecil itu mendekatinya bersama kakeknya. Aku melihatnya.
Yi Soo pergi ke kantor polisi. Ia ribut lagi dan menjelaskan bahwa memang bukan ayahnya pelaku tabrak lari itu. Detektif Byun kebetulan mendengarnya.

Yi Soo berkata ia punya saksi. Hari itu, ayah saya tidak mengenakan dasi tapi ia mengenakan setelan jas. Tapi anak itu berkata, pria yang dilihatnya tidak mengenakan setelan jas. Dan dia berkata bahwa pria itu menjatuhkan sebuah jam tangan dari tangannya. Jam itu berkilauan.
Sementara jam tangan milik Ayah saya, hanya dari kulit biasa. Dan hari itu, ayah meninggalkannya di rumah.

Polisi itu menantang Yi Soo, Lalu?
Yi Soo : Maksud saya, ayah saya bukan pelaku tabrak lari itu. Dan ada saksinya. Detektif, saya mohon temuilah anak itu dan pastikan sendiri.

Polisi itu tanya pada rekannya, kau sudah memeriksanya kan? Polisi Oh membenarkan, ia sudah tanya sana-sini dan tidak melihat ada jam tangan di TKP.
Yi Soo tetap berkeras, mungkin sudah ada orang yang mengambilnya. Yang pasti, pria yang dilihat anak itu bukan ayah saya. Polisi itu tidak bisa mempercayai kesaksian anak usia 7 th. Lagipula, kalau sesuatu yang bersinar, itu bisa saja pecahan kaca.

Yi Soo : Anak itu jelas berkata ia melihat jam tangan jatuh dari tangan pria yang keluar dari dalam mobil.

Polisi itu tetap tidak menganggap kesaksian anak kecil sebagai bukti. Kau mengerti? Yi Soo memohon polisi itu mendengar perkataan anak itu, kenapa anak itu harus berbohong? tolong temui anak itu sekali saja dan dengarkan kesaksiannya.
Polisi berkata penyelidikannya sudah ditutup. Yi Soo tanya apa polisi tidak akan menemui anak itu.

Yi Soo akhirnya marah, apa anda benar2 seorang Detektif?
Polisi itu tersinggung, apa maksudmu?

Yi Soo : Kalau anda benar seorang detektif, bukankah seharusnya melakukan penyelidikan dengan benar? Anda seharusnya melakukan itu!
Polisi itu berdiri, dasar brengsek..! Polisi Oh menahannya, kak tahan.

Polisi itu menunjuk Yi Soo, kau jangan bertingkah, tutup mulutmu dan pergi dari sini. Pergi dan fokus pada pelajaranmu, dasar brengsek.

Sekarang Yi Soo yang tidak tahan. Ia langsung menyerang Polisi itu. Polisi itu teriak2 dan rekannya berusaha melerai. Ya! Han Yi Soo..lepaskan. Sudah..sudah!

Sementara itu Jo Sang Gook memberikan ceramah di depan mahasiswa. Keadilan bukanlah sesuatu yang hanya bisa kalian pikirkan atau sesuatu yang hanya kalian bicarakan. Tapi itu adalah sesuatu yang harus kalian lakukan dan usahakan dengan semangat kalian.
Ada orang2 yang menderita karena masa lalu yang belum selesai. Kita harus menyingkirkan kesalahan masa lalu kita dan jalan di jalan yang benar. Dan bukan orang lain, tapi kalian semua harus bertindak adil. Keadilan harus dilakukan oleh para pemuda. Kalian harus introspeksi dan hidup dengan setia.
Jika kalian adil, maka masyarakat ini akan menjadi adil.

Semua tepuk tangan dan Kakek Jo tersenyum bangga.


Detektif Byun menarik Yi Soo dan menamparnya.

Yi Hyun mengerjakan PR ditemani kotak musik Hello Kitty dari Ayah. Ia terus memutar ulang kotak musiknya. Tapi Yi Hyun merasa ada sesuatu yang tersangkut di dalam kotak musik itu.

Yi Hyun membongkar kotak musiknya dan menemukan sebuah kunci di dalamnya. Kunci Loker No. 22

Shark [1]

Notes :
I love Yi Soo. I love Yi Soo. Teliti, kritis, sedikit keras kepala, pintar. I love this Yi Soo.

Asal ceritanya jangan seperti Legenda Orpheus saja. Orpheus lupa kalau yang menginjakkan kaki di dunia fana adalah dirinya padahal Eurydice masih ada di alam maut. Orpheus menoleh dan akhirnya Eurydice lenyap selamanya. Orpheus mengejar Eurydice kembali ke alam maut, tapi Orpheus tidak diijinkan masuk. Orpheus harus kembali ke dunia fana sendirian. Lalu mati merana.
Shark episode 2 4.5 5 Beetlebum Friday, June 7, 2013 Pak Han membuka sebuah loker No. 22. Pak Han kelihatan resah. Ia meletakkan sebuah amplop ke dalam loker itu lalu cepat-cepat menutupnya. Yi...


No comments:

Post a Comment