So Baek dan rekan-rekannya datang, ia ada di atap Uigeumbu. Ayah! disini! disini! Geo Chil teriak, anak ini! kau benar2 datang!
So Baek melompat turun lalu membantu ayahnya berkelahi dengan petugas Uigeumbu. Mereka lumayan hebat. Ada yang lucu, So Baek terpukul dan tampak pusing, lalu ia memukul Choi Won dan ayahnya sendiri.
Geo Chil teriak, apa yang kau lakukan?! So Baek baru sadar kalau ia salah pukul. Choi Won bisa melarikan diri.
So Baek menyadarinya, hei dasar brengsek! dia melarikan diri sendiri! Geo Chil terluka, So Baek panik, ayah..ayah! kau tidak apa-apa? Geo Chil langsung menenangkan putrinya, ia tidak apa-apa.
So Baek melihat Choi Won lari dengan kuda. So Baek teriak, kudaku! Itu kudaku! So Baek lari mengejarnya. Ia melompat ke punggung kuda dan teriak pada ayahnya, akan pergi dulu, ayah berkelahi saja dengan baik, ok?! So Baek langsung pergi mengejar Won.
Geo Chil teriak meminta anak buahnya mundur. Im Kkeok Jung hampir saja membunuh Gon-oh tapi batal karena mendengar teriakan Geo Chil.
Choi Won memacu kudanya dan tidak melihat Da In di persimpangan jalan. So Baek mengejar Won dan hampir menabrak Da In. Da In terjatuh.
So Baek minta maaf, ia sedang mengejar pencuri kuda.
Ins. Lee marah dengan kekacauan ini dan memerintah anak buahnya untuk mengejar Choi Won. Da In datang, ia ingin melaporkan sesuatu. Tapi Ins. Lee tidak mau mendengarnya, aku harus menangkap penjahat serius. Kita akan bicara lagi nanti.
Da In teriak, Tuan..Tuan! Tuan Bong-sa Choi bukan penjahat, dia bukan pembunuh.
Ins. Lee tidak mau mendengar Da In, ia bergegas pergi bersama pasukannya untuk memburu Choi Won. Da In mengejar mereka sampai jatuh di tengah jalan. Tuan..! Tuan..!
Ada seorang pria yang mengamati Da In. Belum tahu siapa dia dan ada di pihak siapa.
PM Yi Ho mengaduk tinta untuk Ratu Munjeong yang sedang melukis. Ratu tanya ia tidak membuang waktu PM Yi Ho kan.
PM Yi Ho : Tidak.
Ratu memuji PM Yi Ho karena berhasil mencampur warna merah darah sesuai yang ia inginkan. Tidak peduli seperti apa Ratu mengajari P. Gyeongwon, dia tidak bisa menghasilkan warna ini.
PM Yi Ho tanya kenapa P. Gyeong Won meninggalkan istana. Ratu berkata P. Gyeongwon ingin menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi sesuatu pada Putra Mahkota, kepada siapa kesalahan akan dilimpahkan? Anak itu berani menjadi gimi anda, ini adalah kesalahan saya karena melahirkan adik lelaki Putra Mahkota.
Ratu berkata kalau ia tahu akhirnya akan seperti ini, ia tidak akan melahirkan P. Gyeongwon.
PM Yi Ho tidak mengerti, Ibunda kenapa anda berkata seperti itu. Adik sangat berharga bagi saya.
Kasim Putra Mahkota masuk dan membungkuk, Yang Mulia terjadi sesuatu. Penjahat Choi Won yang akan segera dieksekusi melarikan diri dari penjara.
PM Yi Ho terkejut. Ratu hanya komen, kenapa ia melakukan itu?
Choi Won pulang ke rumahnya. Ia menjatuhkan peralatan medisnya di depan pintu. Choi Won menggedor gerbang rumahnya. Woo Young terkejut melihat Won, Orrabeoni!
Choi Won langsung lari mencari Rang. Ia memeriksa nadi putrinya.
Woo Young dan Ibu tirinya panik, apa kau tidak takut kalau Pasukan Istana menemukanmu disini? Darimana kakak mendapat keberanian untuk melarikan diri dari penjara seperti ini? Kalau kau ditangkap disini, kami juga akan kena akibatnya.
Choi Won menanyakan tabib yang memeriksa Rang tapi menurut Woo Young, tabib itu tidak yakin apa Rang bisa selamat atau tidak.
Choi Won ingin membawa Rang bersamanya. Woo Young dan ibu tirinya tidak setuju. Rang itu tubuhnya lemah dan kau sedang dikejar, bagaimana kau akan merawatnya?
Choi Won ingin mengobati Rang di tempat aman, tidak mudah mencari pengobatan dan Rang akan mati tanpa perawatan darinya. Choi Won mengemas bahan obat sambil bicara. Choi Won ingin menggendong Rang.
Woo Young : Apa sebenarnya yang akan kau lakukan? Kalau begitu kau juga harus membawaku. Kau akan membuatku menjadi budak atau bunuh saja aku.
Choi Won tertegun, ia sadar, nasib adiknya akan sangat buruk tapi Choi Won minta Woo Young bertahan hidup, apapun yang terjadi. Bertahanlah sedikit lagi, aku pasti akan membuktikan kalau aku tidak bersalah.
Tiba-tiba pasukan Uigeumbu datang. Mereka berhenti di depan kediaman Choi Won dan menyerbu masuk. Choi Won dan keluarganya panik.
Jeong Hwan masuk ke kamar mereka dan disambut jeritan ngeri para wanita. Woo Young dan Ibu tirinya sengaja membuka baju atasan mereka untuk mengalihkan perhatian Ins. Lee
So Baek tiba di depan rumah Choi Won dan menemukan kudanya, namanya Ho Dong wkk..So Baek sangat menyayangi kudanya, kau tidak apa-apa? kenapa kau bisa terluka?
So Baek marah dan ingin membuat perhitungan dengan Choi Won, tapi ia justru terjatuh karena menginjak peralatan medis milik Won.
Woo Young dan Ibu tirinya melempari Jeong Hwan dengan bedak. Jeong Hwan memungut bedak itu, dan memoleskannya ke pipi Woo Young, bukankah ini kau beli di pasar gelap? Kau bisa mempertaruhkan nyawamu karena ini. Tapi kau justru melempar bedak berharga ini kepadaku?
Jeong Hwan mendekat ke arah Woo Young dan membuatnya gugup. Jeong Hwan membuat hipotesa sendiri, selama kakakmu yang akan dieksekusi besok bisa diselamatkan, maka tangisanmu karena bedak ini tidak akan ada artinya. Benar kan?
Jeong Hwan menyindir Choi Won yang bersembunyi di dalam lemari, lebih baik kau keluar, menahan nafas di tempat sesempit itu bisa membuatmu sesak nafas. Lalu Jeong Hwan ingin membuka lemari Woo Young.
Woo Young menghalanginya, tidak boleh! Ada baju dalamku di dalam lemari itu.
Jeong Hwan mana terpengaruh. Ia mendorong Woo Young dan membuka lemari itu, ternyata isinya memang baju dalam. Choi Won memejamkan mata karena ketakutan, ia memang bersembunyi di dalam lemari, tapi tertutup lembaran baju.
Terdengar teriakan petugas dari luar, penjahatnya melarikan diri! Jeong Hwan segera lari keluar.
Mereka salah orang, pasukan Uigeumbu mengejar So Baek yang mereka kira Choi Won.
Beberapa saat kemudian, salah seorang petugas lapor, maafkan saya, saya salah orang. Jeong Hwan kesal dan bergegas kembali ke rumah Choi Won.
Ins. Lee menyerbu ke kamar Woo Young lagi, sekarang Rang sudah tidak ada. Ins. Lee menggeledah lemari Woo Young tapi Choi Won sudah kabur.
Jeong Hwan marah, ia menarik rambut Woo Young, katakan kemana kakakmu pergi?!
Woo Young : Meskipun aku tahu, aku tidak akan mengatakannya padamu!
Jeong Hwan : Perempuan tidak tahu diri. Kau tidak akan mengatakannya meskipun kau tahu? Baik. Kita lihat berapa lama kau bisa bertahan dengan kata2 itu.
Jeong Hwan melihat Rang sudah tidak ada. Dia membawa anak itu jadi ia pasti membutuhkan kuda. Gon-oh berkata yang terdekat dari sini adalah istal Jang Dong. Ins. Lee langsung mengejar kesana.
Kita kembali ke episode awal, saat Choi Won dikejar pasukan Uigeumbu sambil menggendong Rang. Choi Won lari diantara rumah penduduk dan tiba di satu jalan buntu.
Pasukan Uigeumbu juga sampai jalan buntu itu. Awalnya Ins. Lee ingin berbalik, tapi tiba2 ia berhenti dan melihat atap. Gon-oh merasa itu tidak mungkin, penjahat itu membawa putrinya, ia tidak mungkin bisa memanjat atap rumah kecuali dia gila.
Ternyata Choi Won memang ada di atas atap rumah. Tidak lama pasukan Uigeumbu menemukannya dan mengejar Choi Won. Terjadi kejar-kejaran di atas atap rumah penduduk.
Choi Won berhasil lari dan menjatuhkan beberapa petugas. Tapi tidak lama, Choi Won terperosok dan jatuh ke lantai gudang. Choi Won melindungi Rang dan tidak peduli meskipun punggungnya berdarah.
Ins. Lee mengejar Choi Won sampai ke istal kuda. Choi Won berhasil mencuri seekor kuda dan lari. Ins. Lee marah dan mengambil anak panah. Ia menembak Choi Won dan kena kantung obatnya.
Ins. Lee mengambil kuda dan mengejar Won lagi.
Jeong Hwan memanah Won dan kali ini mengenai kudanya. Choi Won dan Rang jatuh terbanting dari kuda. Choi Won kesakitan tapi tetap berusaha lari. Ia bersembunyi di balik batu dan membuat petugas tidak melihatnya.
Choi Won mencari tempat bersembunyi lalu mulai menyadarkan Rang. Choi Won mencari jarum akupunturnya, tapi ia sadar kotak peralatannya hilang.
Choi Won jalan mencari ranting yang lumayan tajam lalu mencari madu tanpa mempedulikan sengatan lebah. Ia meneteskan madu ke mulut Rang dan melakukan akupuntur darurat dengan ujung ranting pohon untuk menyadarkan putrinya.
Choi Won juga menekan telapak kaki Rang di titik tertentu, Rang-ku anak yang baik..ayo buka matamu, Rang..
Tidak lama, Rang mulai sadar. Choi Won langsung membantunya duduk. Putriku.
Rang : Ayah..kau ayah kan?
Choi Won merasakan hujan mulai turun. Ia memindahkan Rang dan memeluknya. Choi Won mendengar suara pasukan Uigeumbu.
Choi Won : Rang, mulai sekarang dengarkan baik-baik apa yang ayah katakan. Kita harus berpisah sekarang. Ayah pasti kembali dan kau harus mendengar apa kata bibimu. Pergilah bersama paman-panan itu dan Ayah pasti akan kembali dan menemukanmu.
Pasukan Uigeumbu melihat Won dan menembakkan panah. Lengan Choi Won terkena panah. Rang ketakutan. Choi Won minta Rang tidak takut, tidak apa-apa, anggap saja ini jarum yang besar.
Rang menangis, kalau aku menahan ayah ..apa ayah akan mati?
Choi Won mengangguk sambil menangis. Rang melepaskan pegangan tangannya dari baju Won dan memalingkan badannya. Choi Won mematahkan panah dan lari meninggalkan Rang.
Uigeumbu mengejar Choi Won, mereka menembakkan anak panah tapi untungnya tidak kena. Tangkap dia! cepat!
Da In berteduh di pinggir kantor Uigeumbu. Ia bicara sendiri, Tuan..anda harus selamat. Anda harus selamat. Da In mendekati petugas dan tanya tentang berita pengejaran dan petugas itu hanya menggeleng, belum ada berita apapun.
Choi Won lari terus dan terdesak sampai tepi jurang. Choi won terus menyangkal, bukan saya. Saya tidak membunuh Do Saeng!
Rang mengamati lukisan bunga magnolia karya Ratu, ia menganggap bunga itu sebagai wakil ibunya, Rang menangis. Ibu...Kakek...kalian harus membuat ayah kembali ke sisiku.
Ins. Lee menyeringai, sebaiknya kau menyerah saja. Pasukan Uigeumbu jalan ke arah Choi Won. Choi Won mundur, ia teriak, jangan mendekat! Aku bilang jangan mendekat! Aku benar-benar tidak membunuhnya!
Choi Won jalan dan kakinya sudah tiba di pinggir jurang. Choi Won melihat ke langit dan memutuskan melompat ke laut.
Petugas Uigeumbu melihat ke jurang, cepat cari dia! Choi Won tenggelam ke dasar laut, tapi ia masih sadar dan berusaha berenang ke atas.
Rang menangis : Ayah..Ayah..!
Hari sudah mulai pagi. Petugas Uigeumbu terus mencari sampai ke tepi pantai. Anak buah Lee tidak melihat mayat Choi Won. Gon-oh yakin Choi Won sudah mati. Mayatnya pasti sudah mengambang ke arah Anam.
Tapi Ins. Lee tidak yakin, ia menemukan muntahan di tepi pantai. Ins. Lee mengambil muntahan itu dan mencicipinya (yack!). Ini masih terasa hangat, hanya muntahan tidak ada isinya, hanya cairan. Ada rasa asam lambung dari dalam perut, artinya ini muntahan dari perut yang kosong. Dia belum makan ataupun minum apapun saat di penjara, jadi ini pasti muntahannya.
Kepala Pengawal PM Yi Ho lapor, ia datang terlambat dan tidak bisa menyelamatkan Choi Won. Ini salah saya, Yang Mulia.
PM Yi Ho berkata ini bukan salah anak buahnya. PM Yi Ho memanggil Kasim Hwang, memintanya pergi ke Uigeumbu. PM Yi Ho harus bertemu secara pribadi dengan Inspektur Uigeumbu.
Ins. Lee menemukan jejak kaki di sebuah desa pegunungan. Ia senang karena mengira sudah menemukan Choi Won. Tapi Ins. Lee heran juga kenapa jarak antara kakinya sangat dekat.
Setelah diikuti, ternyata itu bukan Choi Won, melainkan anak kecil yang memakai sepatu Choi Won. Pintar juga. Lee Jeong Hwan marah.
Choi Won menyelinap ke bagian dapur rumah penduduk. Ia duduk di dekat tungku dan berusaha mengumpulkan tenaga. Choi Won mencari kain yang cukup panjang lalu mengikat lengannya.
Choi Won menggigit kain untuk menahan sakit, lalu memanaskan pisau untuk sterilisasi. Lalu ia mengorek ujung anak panah yang masih tertancap di lengannya. Hadew...ngeri. Choi Won sangat kesakitan tapi ia tetap mengeluarkan anak panah itu.
Ratu Munjeong dan PM Yi Ho merawat Raja Jungjong. Ratu mengelap tangan dan wajah Raja. PM Yi Ho menggunting kuku jari ayahnya.
Ratu komen, ini tidak seperti PM Yi Ho karena bertindak terburu-buru. Bukankah saya sudah berjanji akan memohon pada Yang Mulia Raja untuk mengijinkan orang itu pergi.
PM Yi Ho membenarkan dan ibunda juga minta agar saya menerima niat Raja untuk turun takhta. Saya merasa niat untuk turun takhta ini terlalu terburu-buru.
Ratu tanya apa PM Yi Ho terlibat dalam usaha pelarian dari penjara ini?
PM Yi Ho : Saya sebenarnya ingin menyelamatkannya, meskipun saya harus menerobos penjara.
Ratu terkejut, Seja..! PM Yi Ho melanjutkan, tapi saya tidak becus dan tidak bisa menyelamatkannya. Ratu berkata, sebagai batu penjuru negeri ini, yang akan naik takhta di masa mendatang bagaimana Putra Mahkota bisa membatu penjahat melarikan diri dari penjara?
Ratu berkata sudah tersebar rumor kerjasama antara partai pemberontak mendiang Jo Gwang Jo dan Putra Mahkota, anda tidak boleh melakukannya. Yang Mulia Raja yang bertubuh lemah sangat cemas jika rumor itu ternyata benar dan takut kalau anda akan dijebak sebelum anda bisa naik takhta. Apa saya bisa meminta Putra Mahkota sedikit merasa bersimpati dengan perasaan Yang Mulia Raja?
Ratu minta PM Yi Ho memberantas pemberontak yang mengikuti Jo Gwang Jo, maka anda akan bisa membantah rumor kalau Putra Mahkota..
PM Yi Ho marah : Ibunda! Bagaimana ibunda bisa mengatakan ini di depan Ayahanda?
Ratu pura2 heran, kenapa sikap PM Yi Ho seperti ini. PM Yi Ho permisi keluar. Ratu tersenyum dingin dan bicara ke arah Raja yang tertidur, Yang Mulia, anda seharusnya melepaskan posisi ini.
PM Yi Ho kembali ke kamarnya dengan marah. Ia kesal sekali karena berada di posisi yang serba salah, menerima niat Raja untuk turun takhta juga tidak pantas, tapi tidak menerima juga bisa dianggap menghianati Raja karena menentang keinginannya. PM Yi Ho memutuskan konsentrasi pada penyelidikan kematian Min Do Saeng.
Ia ingat kata2 Choi Won, kalau sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Do Saeng menulis huruf kura-kura di lantai Perpustakaan Terlarang. PM Yi Ho memutuskan pergi ke Perpustakaan Terlarang.
Ins. Lee menerima laporan soal Rang yang akan dikirim sebagai budak dan sekarang ada di Uigeumbu. Lalu Gon-oh juga lapor bahwa Yang Mulia Putra Mahkota mencari Ins. Lee. Jadi sebelum pergi, tolong menghadap ke istana dulu.
Lee terkejut, Yang Mulia Putra Mahkota?
Choi Won mengambil baju-baju serta topi jerami dari jemuran penduduk dan pergi.
Ins. Lee menemui PM Yi Ho di perpustakaan terlarang. PM Yi Ho jongkok dan mengamati bekas mayat Do Saeng.
Ins. Lee minta maaf, karena gagal menangkap Choi Won. Saya pasti akan menangkapnya dan menghukumnya sesuai dengan hukum negara ini.
PM Yi Ho tanya apa benar tidak ada huruf kura-kura di lokasi ini? Ins. Lee terkejut dan berkata tidak ada.
PM Yi Ho : Apa aku bisa mempercayai kata2 itu?
Ins. Lee : Tidak ada tulisan seperti itu.
PM Yi Ho mengerti dan minta Lee menangkapnya hidup-hidup. Setelah itu kau harus melaporkannya kepadaku segera.
Ins. Lee : Tapi, Yang Mulia Putra Mahkota, orang itu..
PM Yi Ho berkata ia ingin menyelamatkan orang itu. Jika aku tidak bisa menyelamatkannya, jika aku benar2 tidak bisa melakukannya. Aku akan minta maaf padanya karena membiarkannya mati. Jadi kau tidak boleh kembali hanya dengan mayatnya.
Ins. Lee jalan keluar sambil bicara sendiri, hubungan mereka memang tidak biasa. Baiklah, Yang Mulia, saya akan mengijinkan anda minta maaf kepadanya. Tapi...apa maksudnya dengan huruf kura-kura itu?
Menteri Kim Chi Yong mendekati Lee dan berkata Lee tidak boleh membiarkan Choi Won hidup. Apa kau tidak malu dengan julukanmu sebagai Setan merah? Kau tidak bisa membiarkan orang itu ditangkap dan ia mengolokmu. Kalau kau tidak bisa menangkapnya, karirmu juga tidak akan aman.
Menteri Kim pergi. Ins. Lee tampak serba salah, antara mengikuti perintah PM Yi Ho atau terancam akan tamat karirnya.
Da In mencoba bicara pada Gon-oh, kalau Tabib Choi tidak bersalah dan bukan pembunuh. Gon-oh marah, beraninya kau membela penjahat!
Da In berkata ia punya bukti dan ingin bertemu Kepala Uigeumbu, Ins.Lee Jeong Hwan. Gon-oh mendorong Da In dan memerintah anak buahnya untuk melarang Da In masuk. Da In teriak2, tuan! tuan!
So Baek dan Kkeok Jung melihat pengumuman nama penjahat di jalan. Ada gambar ayahnya dan gambar Choi Won. So Baek berkata yang di sebelah ayah itu adalah si pencuri kuda.
Kkeok Jung tahu dan ingin mengajak So Baek pergi dari situ. Tapi So Baek terus saja bicara, ia tidak terima kenapa harga ayahnya lebih murah daripada si pencuri kuda itu. Kkeok Jung sampai harus membungkam So Baek karena terlalu banyak bicara.
So Baek melepaskan diri dan tetap ngomel, kenapa si pencuri kuda itu kejahatannya bisa lebih buruk dari ayahku? memangnya apa yang ia curi? Kkeok Jung hanya berkata, dia mencuri kudamu kan, si Hodong itu.
So Baek : Ah ya benar. Dia berani sekali mencuri Hodongku, dia benar2 penjahat! Kau pantas mati, pencuri kuda! Daripada membiarkan petugas menangkapmu, lebih baik aku yang menangkapmu lebih dulu!
Kkeok Jung hanya menggeleng dan jalan pergi. So Baek ingin melakukan sesuatu pada poster Won tapi batal karena melihat petugas patroli. So Baek menyusul Kkeok Jung dan menabrak seorang pejalan kaki. So Baek minta maaf dengan sopan, padahal sebenarnya orang yang ditabrak itu adalah Choi Won.
Choi Won sudah mengenakan baju biasa dan jalan perlahan ke arah rumahnya. Ia melihat posternya di dinding. Choi Won jalan ke lorong yang sepi dan hampir kena serangan jantung saat ada yang menepuk pundaknya.
Ternyata hanya penjual sandal jerami yang ingin menawarkan dagangannya. fiuh..
Choi Won tiba di dekat rumahnya dan melihat petugas Uigeumbu menyita semua harta mereka. Lalu ia melihat Woo young dan Rang yang jalan untuk dijadikan budak.
Rang terjatuh. Woo Young ingin membantu tapi dihalangi petugas. Rang jatuh pingsan. Woo Young panik dan ingin mendekat. Petugas menarik dan menampar Woo Young.
Petugas menyeret Rang sampai obat dalam kantungnya berserakan, tapi anak itu benar2 lemas dan akhirnya petugas hanya mengangkat Rang ke pundaknya. Ia memanggul Rang seperti karung beras.
Choi Won murka dan emosi melihat keluarganya diperlakukan seperti itu. Ia ingin mendekat tapi tiba2 seseorang menariknya.
Pil Doo, ahli astrologi itu yang menahan Won. Apa kau sudah gila? Apa kau ingin ditangkap lagi setelah berhasil melarikan diri dari penjara?
Choi Won minta Pil Doo membantunya, jangan sampai Rang dan Young dijadikan budak. Pil Doo pusing, kalau kau bisa menyelamatkan mereka, apa kau akan membawa keduanya dalam pelarian? Choi Won membenarkan, hanya itulah satu-satunya cara agar Rang bisa hidup.
Pil Doo berkata Won harus pergi ke Uigeumbu karena mereka dijadikan budak oleh Uigeumbu. Kau mempertaruhkan nyawa untuk lari dari Uigeumbu dan sekarang kau ingin mempertaruhkan nyawa lagi untuk masuk ke Uigeumbu? Ini membuktikan kalau kau memang gila.
Choi Won tidak peduli, tolong bantu orang gila ini sekali lagi.
Rang dan Woo Young berdiri menunggu giliran di kantor Uigeumbu. Rang benar2 pucat dan berusaha berdiri dengan bantuan bibinya.
Da In masih berusaha membantu Choi Won, bagaimana semua bisa jadi seperti ini? Kalau saja saya tidak menghilangkan hiasan saya di Perpustakaan Terlarang...Kepala Tabib Wanita, saya mengandalkan anda.
Jang Geum tidak bisa membantu Da In. Da In hanya ingin mendapatkan ijin untuk membantu melakukan otopsi atas mayat tabib Min Do Saeng untuk menemukan bukti ketidak-bersalahan Choi Won.
Jang Geum : Ini diluar kewenanganku, kau akan terlibat. Kenapa kau tidak bisa mengerti itu?
Menteri Yoon mendengar percakapan mereka dan memarahi Da in, apa yang kau minta? Da In berkata ia ingin memeriksa mayat Min Do Saeng karena masih meragukan beberapa hal.
Menteri Yoon marah dan menampar Da In.
Akhirnya Jang Geum membantu Da In. Ia mengeluarkan lencananya.
Jang Geum minta Da In menunjukkan lencana ini pada Ins. Lee di Uigeumbu. Da In menerima lencana itu dan berterima kasih. Da In langsung pergi. Jang Geum juga meninggalkan Menteri Yoon yang marah2 sendiri.
Menteri Yoon akhirnya ingat bahwa Da In adalah putri angkat Jang Hong Dal. Malamnya, ia menceritakan soal ini pada Jang Hong Dal, bukankah dia diadopsi saat ia masih menjadi pelayan istana lalu akhirnya menjadi perawat istana? Tapi perawat istana yang sudah anda anggap sebagai putri sendiri itu ingin membersihkan nama Choi Won.
Dia bahkan tidak berpikir siapa yang sudah menjebak Choi Won, apa sebenarnya hubungannya dengan orang bermarga Choi itu?
Jang Hong Dal kesal, apa maksudnya dengan hubungan istimewa? Itu sesuatu yang tidak menyenangkan untuk di dengar. Jaga kata-kata anda.
Menteri Yoon masih curiga, kalau tidak untuk apa anak itu menyelidiki sendiri. Menteri Kim minta Jang Hong Dal menyelidikinya. Jang mengiyakan.
Menteri Kim menemui Ratu Munjeong di tengah malam buta. Menteri Kim menghormat dan tanya kenapa Ratu memanggilnya malam-malam seperti ini.
Ratu tanya kondisi P. Gyeongwon. Menteri Kim berkata menantunya sangat memperhatikan P. Gyeongwon. Ratu membenarkan, P. Gyeongwon lebih menyukai menantu Menteri Kim daripada dirinya. Silahkan duduk.
Menteri Kim duduk sambil memuji harum teh yang menyegarkan. Ratu Munjeong menawarkan diri untuk menuangkan teh. Tapi bukannya ke dalam cawan Menteri Kim, melainkan ke atas topi menteri Kim. Menteri Kim mengepalkan tangan menahan penghinaan ini.
Ratu menyindirnya, apa pangeranku benar2 baik di kediamanmu, Daegam? Apa dia memukuli dadanya dan menghentakkan kaki sambil menangisi mayat kakaknya yang sudah dingin?
Ratu duduk dan menuang teh untuk dirinya sendiri. Apa setelah ditegur seperti ini, kau akhirnya sadar? Jucho Wiwang, bukankah kau biasanya punya rencana yang bagus dan menyingkirkan Jo Gwang Jo hanya dengan satu serangan? Tolong jangan mengecewakan aku lagi.
Menteri Kim janji tidak akan membuat kesalahan lagi. Tolong jangan khawatir.
Ratu Munjeong tersenyum, tentu saja, memang seharusnya demikian. Aroma teh ini benar-benar menyegarkan. Ratu minum tehnya sendiri.
Pil Doo mengirim 'mayat' ke kantor Uigeumbu, petugas Uigeumbu awalnya curiga karena belum pernah melihat Pil Doo sebelumnya. Pil Doo berkata dia adalah Ojak dari Kementrian Keadilan dan ia mendengar semua Ojak dari Uigeumbu sedang keluar, jadi ia pergi sendiri mengirim mayat. Petugas membuka tutup mayat itu dan ngeri karena melihat begitu banyak darah, mereka langsung minta Pil Doo masuk.
Rang sakit perut dan membangunkan Woo Young, bibi aku harus ke toilet. Woo Young tidak peduli dan menyuruh Rang melakukannya disini saja. Rang tidak tahan dan buang air di tempat tidur. Semua budak mengeluh, astaga..bau apa ini?
Woo Young terkejut dan melihat kasur Rang, ternyata Rang kena diare. Woo Young stres, Rang menangis bingung. Kasihan memang dua orang ini.
Pil Doo membuka tikar jerami. Choi Won yang menyamar jadi mayat langsung bangun dan membersihkan diri.
Pil Doo menyuruh Won tetap di tempat, ia akan mencari Rang dan Woo Young lalu membawa mereka menemui Choi Won.
Pil Doo masuk ke kamar para budak tapi hanya ada para wanita lain dan tidak ada keluarga Choi Won. Pil Doo berkata ia adalah tabib, ia datang karena mendengar ada budak yang sakit. Mereka berkata anak itu kena diare dan sekarang sedang membersihkan diri ke sumur. Pil Doo mengerti dan keluar.
Choi Won sembunyi di sebuah sudut dan tanpa sengaja melihat Rang serta Woo Young. Choi Won ingin mendekat tapi tidak jadi karena mereka dikuntit petugas.
Woo Young marah, apa kalian harus mengikuti kami seperti ini?
Petugas itu sebenarnya juga tidak suka, tapi Ins. Lee yang memerintah mereka.
Woo Young menarik Rang untuk berlutut, ia minta Rang mendengarkannya baik2. Di tempat ini tidak akan ada orang yang akan merawat penyakit Rang sebaik ayahmu. Jadi kau akan mati kalau kau sakit, apa kau mau mati? Kalau begitu, kau harus mencoba untuk bertahan. Bertahanlah sekuat tenaga!
Rang mengerti dan mengikuti kata2 Woo Young : Aku tidak sakit! Aku baik-baik saja..!
Woo Young menangis sendiri karena sedih. Rang terkejut, bibi..jangan menangis. Aku akan mendengarkanmu. Setelah itu, Ayah akan datang. Woo Young menggeleng, tidak. Ayahmu tidak akan datang.
Rang yakin ayahnya akan datang. Ayah janji ia pasti akan mencariku. Woo young kesal, dia tidak akan datang, dasar bodoh.
Woo Young : Kalau ayahmu datang, semua orang disini akan menggunakan kita sebagai umpan untuk menangkapnya kembali, apa kau ingin membunuh ayahmu? Ayahmu tidak akan datang, jadi jangan bermimpi soal itu!
Choi Won sedih mendengar percakapan keduanya. Rang juga menangis lagi.
Petugas melihat bayangan Won dari balik tembok, siapa disana?! Choi Won terkejut dan lari. Petugas itu mengejarnya.
Choi Won lari melewati Pil Doo. Pil Doo ingin memanggil Won tapi ditahan Petugas, kau! berhenti! Pil Doo gemetaran dan berbalik, ternyata keduanya saling kenal.
Petugas itu heran, kenapa kau datang malam2 seperti ini? Pil Doo berkata ia datang karena urusan jimat yang ia berikan pada petugas itu waktu itu.
Pil Doo berkata ia salah menulis jimat, kau minta jimat untuk mendapat anak laki-laki, tapi aku salah dan menulis untuk anak perempuan. Kembar lagi..bagaimana? Petugas itu syok.
Choi Won ternyata masuk ke ruang penyimpanan mayat dan ia menemukan mayat Do Saeng. Choi Won mengamati mayat sahabatnya, ia merasa sedih.
Min Do Saeng, wajahnya terlalu merah sbg mayat. |
Da In menemui Ins. Lee dan mengatakan soal hiasan itu. Hiasan itu adalah miliknya dan bukan milik Choi Won.
Da In memohon Lee untuk menyelidiki kembali urusan ini dan membersihkan nama Choi Won.
Ins. Lee juga tidak ingin menangkap orang yang salah, meskipun aku Setan Merah yang selalu bohong pada istriku selama ini, aku tidak akan menangkap orang yang tidak bersalah. Tapi, bagaimana aku bisa percaya semua kata-katamu? Kalau kau bohong karena ada yang menyuruhmu...
Gon-oh mendengarkan percakapan mereka.
Da In berlutut : saya bersedia menyerahkan nyawa saya untuk membuktikan bahwa apa yang saya katakan itu benar.
Ins. Lee tampak geli, apa kau ingin menggigit lidahmu atau apa? Da In mengambil pisau dan mengarahkannya ke lehernya, menggigit lidah tidak akan cukup membuat saya mati, kalau begini, saya akan mati dalam sekali tebas.
Ins. Lee : Baiklah. Menurut intuisiku, kau tidak berbohong. Aku akan mempertimbangkannya. Aku akan segera mencarimu, kau pergi saja dulu.
Da In senang dan berterima kasih lalu minta ijin melakukan satu hal lagi. Ia ingin memeriksa mayat Min Do Saeng. Jelas Ins. Lee tidak mengijinkannya, kau ingin mencampuri penyelidikan si Setan Merah?
Da In jalan keluar dari ruangan Lee dan tampak ingin melakukan sesuatu.
Pil Doo gelisah menunggu Choi Won. Ia mendengar suara orang dan melihat Gon-oh bersama seorang petugas. Gon-oh minta orang itu melapor padanya dulu kalau ada sesuatu yang mencurigakan. Petugas itu heran, bukankah seharusnya ia lapor pada Ins. Lee dulu? Petugas itu tanya kenapa mereka pergi ke kamar mayat.
Gon-oh ingin menangkap kucing di kamar mayat. Petugas itu mengerti dan pergi.
Choi Won memeriksa mayat Do Saeng, ia menemukan bekas luka di leher Do Saeng. Ini luka yang diakibatkan tikaman dari pisau. Ada 6 luka tikaman. Penjahat itu membunuh Do Saeng dalam kondisi sangat marah. Siapa sebenarnya orang ini?
Lalu Choi Won menemukan sebuah luka yang aneh, hanya sudut luka ini yang tampak lain. Kenapa cuma sudut luka ini yang berbeda? Choi Won ingat, pisau bedahnya tidak punya gagang, kalau tergores sedikit saja, akan menimbulkan luka di tangan. Tangan orang itu terluka, jadi itu sebabnya sudut lukanya bergeser, jadi tangan orang itu jelas punya bekas luka.
Choi Won mendengar suara orang. Ia cepat2 sembunyi. Da in jalan masuk dan melihat peti Do Saeng.
Da in heran kenapa sudah dalam kondisi terbuka. Da In melihat mayat Do Saeng. Choi Won mengintip dan hanya melihat punggung Da In.
Da In juga mendengar suara orang lain lagi. Da In bergegas sembunyi. Ternyata Gon-oh yang masuk. Gon-oh melihat sekitar dan menemukan sesuatu.
Choi Won dan Da In tegang sekali.
Mandate [1], [2], [3]
Istilah aneh
Jucho wiwang = Klan Jo akan menjadi Raja. Ini adalah konspirasi yang dilakukan faksi Hungu untuk menjebak Jo Gwang Jo.
Jadi ada orang dari faksi Hungu sengaja menulis Ju Cho Wi Wang dengan madu di daun mulberi. Ulat akan memakan daun yang ada gulanya dan membentuk satu kalimat, jadi ini seolah fenomena alam.
Jika dua karakter Cina Ju dan Cho disatukan akan membentuk karakter Cina sesuai nama keluarga Jo.
Dua selir Raja menunjukkan daun itu pada Raja Jungjong dan Raja marah lalu mengasingkan Jo Gwang Jo dan menghukumnya dengan racun.
Soalnya pernah ada kisah, di akhir Dinasti Goryeo, ada ramalan yang berbunyi : Anak dari kayu akan menguasai negara. Jika dua karakter Cina Kayu (Mu) dan Anak (Erl/tz) disatukan akan membentuk karakter Cina Yi/Lee, yang kebetulan adalah marga Yi Seong Gye. Raja pertama Dinasti Joseon.
Sejarahnya ada di sini : http://en.wikipedia.org/wiki/Jo_Gwang-jo
Ojak = Pelayan yang mengurusi mayat.
No comments:
Post a Comment