Good Doctor episode 2

 On Wednesday, August 14, 2013  

Aaaaahhhhhhhh........!!!!
Pagi itu, Dr. Cha Yoon Seo terbangun dan teriak ketakutan karena melihat Park Shi On berdiri di depannya sambil menggosok gigi, hanya mengenakan celana pendek. Yoon Seo terbatuk-batuk, lalu ia melempari Shi On dengan bantal. Apa yang kau lakukan padaku? Kau melakukan sesuatu yang buruk padaku, ya kan?

Shi On tidak menjawab, hanya berusaha menghindar lemparan bantal Yoon Seo. Yoon Seo bingung mencari senjata, ia mengambil remote TV. Menggunakannya sebagai senjata dan tanpa sengaja menyalakan TV yang kebetulan menyiarkan berita mengerikan : Cara yang dipakai pemerkosa semakin berani saja hari demi hari, Polisi mengumumkan, mereka telah menangkap Tuan Park (ha? namanya sama lagi) yang memperkosa 3 orang wanita yang sedang mabuk dengan berpura-pura menjadi pacar mereka, menolong mereka pulang ke rumah, tapi sebenarnya membawa mereka ke rumahnya.

Shi On menoleh ke arah Yoon Seo. Yoon Seo panik dan menutupi tubuhnya, aku akan melaporkanmu pada polisi. Jangan mendekat!
Shi On : Ini rumahku.
Yoon Seo : Ini bukan rumahmu, ini rumahku. Dasar pria hidung belang, tunggu saja. Oh dimana ponselku..
Yoon Seo berusaha mengambil tasnya dan terjatuh dari tempat tidur. Shi On dengan polos ingin membantu Yoon Seo tapi Yoon Seo teriak lagi, jangan mendekat!!
 

Yoon Seo melihat sekitar apartemen dan mulai sadar. Ia tanya berapa nomor apartemen ini.
Shi On : Unit 101.
Yoon Seo merasa malu, dia yang salah masuk kamar. Yoon Seo minta Shi Oh memutar kepalanya.
Shi On bingung dan memutar kepala seperti olah raga. Yoon Seo kesal, bukan seperti itu. Berbalik dan lihat sebelah sana, jangan melihatku.

Shi On dengan patuh berbalik. Yoon Seo berusaha mengenakan bajunya dengan cepat sambil bicara sendiri, ah ini benar-benar memalukan. Jangan melihat! Shi On menghentikan kegiatannya gosok gigi sebentar untuk menjawab, baik. Lalu gosok gigi lagi.
Shi On dan Yoon Seo jalan keluar apartemen. Yoon Seo minta maaf, ada kesalahpahaman. Aku tinggal di kamar itu sampai minggu lalu. Aku tinggal di kamar No. 201 sekarang, tepat diatasmu. Shi On menoleh. Yoon Seo menjelaskan, passwordnya pasti tidak diganti. Saat aku mabuk, aku pulang ke rumah lama dan menekan password itu. Kau mengerti situasiku, kan?
Shi On : Tidak. (hahaha)
Shi On jalan terus. Yoon Seo masih belum tahu kondisi Shi On, ia mengejar Shi On dan minta maaf, kau baru pindah ke asrama perusahaan kan? Kau kerja di bagian apa? Shi On mengenalkan diri, saya Park Shi On, dokter baru di bagian anak.

Yoon Seo tahu sekarang, kau dokter baru itu ya, aku tidak bertemu denganmu karena aku pulang cepat kemarin. Aku Cha Yoon Seo, dokter tahun ke-2 bagian anak. Kita bicara biasa saja ya, karena kau adalah juniorku.

Shi On tiba-tiba berhenti, lalu menghafal petunjuk jalan : Sampai di toko serba ada, belok kanan. Shi On langsung jalan tanpa menjawab Yoon Seo. Melewati Laundry, jalan terus.
Yoon Seo mulai kesal, apa kau sengaja tidak mengacuhkanku? Shi On terus menghafal, di halte bis 80 meter di depan, Naik bis No. 202. Yoon Seo tidak percaya Shi On bersikap seperti ini padanya, meskipun ia melakukan kesalahan.

Shi On menoleh ke arah Yoon Seo, Yoon Seo ingin Shi On bicara dengannya, tapi Shi On memalingkan wajahnya lagi. Ternyata Shi On menghitung, jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk sampai RS 16 menit. Perhentian bis 8 kali. Shi On jalan lagi.

Yoon Seo tampak takjub, dia ini memang punya tekad kuat atau dia orang aneh? Yoon Seo mengejar Shi On.
Saat di RS, Yoon Seo baru mengerti kondisi Shi On dari Dr. Han Jin Wook. Tidak heran, penampilannya tampak biasa saja, tapi ia tampak tidak normal kalau mulai bicara. Profesor tidak mengatakan apapun?
Han : Ya, omong2, bukankah paling tidak kau punya teman yang tinggal di asrama perusahaan?
Yoon Seo membenarkan, ia berkata Shi On punya koneksi yang bagus. Han juga heran, Direktur bukan tipe orang yang suka bermain2 dengan manajemen SDM.



Dr. Kim Do Han datang. Yoon Seo langsung membangunkan rekan2nya yang masih tidur. Shi On juga melihat Kim Do Han, ia langsung membungkuk. Do Han diam saja.
Do Han melirik Yoon Seo, lalu melemparkan sesuatu ke arah Yoon Seo.
Yoon Seo heran, kenapa memberikan toner (cairan penyegar tapi untuk pria/after-shave) untuk pria kepadanya? Kim Do Han berkata nafas Yoon Seo masih berbau alkohol, pakai itu di wajahmu sebelum mengadakan kunjungan pada pasien.

Yoon Seo menolaknya, aku tidak mau. Aku bisa pakai parfum. Tapi Kim Do Han tahu, Yoon Seo tidak punya parfum.  Kim Do Han langsung pergi. Rekan2 Yoon Seo cekikikan. Yoon Seo membentak mereka, jangan ketawa.
Shi On dengan polos menambahkan, di kamar mandi umum di tempat kami punya ini. Yang baunya seperti kakek-kakek. Semua seniornya nyengir.

Kim Do Han mulai memimpin kunjungan pasien pagi ini.

Perawat Jo duduk di tengah pasien anak, ada yang tanya bagaimana cara menghindari penindasan di sekolah. Perawat Jo mulai memberi saran yang tidak-tidak. Jo minta anak2 itu pergi ke depan kantor guru dan menantang anak paling kuat di sekolah, kalian harus menyembunyikan pasir di tangan dan membidik ke mata anak itu.
Tiba-tiba Kepala Perawat Nam menegurnya, apa yang kau lakukan? Jangan mengajari anak-anak hal-hal buruk dan lakukan tugasmu. Perawat Jo langsung mengiyakan dan pergi dengan patuh.
Seorang anak yang mirip Kang Ma-ru kecil mencibir, dia itu pembohong, dia bahkan tidak bisa melawan Perawat Nam.

Perawat di bagian anak menggosipkan Shi On, bagaimana orang seperti itu bisa masuk ke bagian anak? Ini benar2 nepotisme. Mereka melihat rombongan Kim Do Han dan langsung menyambutnya.



Dr. Han mengenalkan Shi On, ini dokter baru kita, Park Shi On.
Shi On membungkuk dan mulai mengenalkan diri seperti biasa, apa kabar..Kangwon-do..
Dr. Woo tampak kesal, lupakan saja. Itu memalukan. Shi On menunduk. Kepala Perawat langsung mengenalkan diri, senang bertemu anda Dr. Park, saya Kepala Perawat Nam Joo Yeon. Perawat Senior Jo juga mengenalkan diri dengan ramah. Shi On membungkuk pada mereka.

Dr. Kim Do Han ingin mereka bersiap untuk operasi Eun Ji. Perawat Nam memberanikan diri, Profesor..ini hanya pendapat saya pribadi, tapi Eun Ji sebaiknya mendapat perawatan psikiater lebih dulu.
Kim Do Han tahu suster Nam adalah kepanjangan tangan Yoon Seo, kalau itu hanya pendapatmu pribadi, aku akan menerimanya sebagai pendapat pribadi. Do Han tetap akan melakukan operasi. Ia jalan ke arah kamar pasien.

Perawat Nam hanya menggelengkan kepala pada Yoon Seo. Yoon Seo menghela nafas, ia tidak bisa melawan Kim Do Han.

Rombongan dokter mulai mengecek pasien satu per satu. Kim Do Han memberikan evaluasi dan petunjuk apa yang harus diberikan pada para pasien. Jin Wook heran, kenapa Shi On sama sekali tidak mencatat.
Shi On menunjuk kepalanya : Sudah, disini.
Yoon Seo tidak percaya, kalau begitu katakan pada kami, apa perintah yang harus kau lakukan selama kunjungan ini.

Shi On menyebutkan satu-persatu : Kamar 1101, Min Woo Young, ganti infus antibiotik ke PO (lewat mulut), berikan antibiotik cepha yang ke-2.
Kamar 1103, Seo Ah Eun, harus konsultasi dengan bagian nutrisi.
dan sebagainya, Shi On mampu mengingat semua nama dan perintah untuk setiap pasien. Seniornya harus bolak-balik melihat catatan, dan terlihat bengong karena semua yang dikatakan Shi On benar. Wow..

Yoon Seo kesal, Park Shi On..perintah itu tidak sama dengan bahan pelajaran untuk otakmu.
Sebelum Yoon Seo melanjutkan tegurannya, Kim Do Han memotongnya dan minta Shi On tidak diganggu. Biarkan saja dia. Kim Do Han segera pergi diikuti rombongan, ia tersenyum tipis. Shi On membungkuk pada ibu pasien itu.

Sebelum keluar kamar, ia melihat lukisan kupu-kupu di atas tempat tidur Seong Ho. Shi On membaca namanya, Yoo Seong Ho.
Shi On mendekat dan tanya apa Seong Ho yang menggambar semua kupu2 itu. Ibu Seong Ho tersenyum, ia ingin menjadi ahli entomologi dan ia suka sekali dengan kupu2. Shi On berkata pada Seong Ho : Lukisan kupu2mu cantik sekali. Aku juga suka kupu-kupu.

Ibu Seong Ho hanya tersenyum dan membersihkan tangan anaknya. Tiba-tiba tangan itu terkulai lemas. Shi On kelihatan waspada. Seong Ho bangun dan muntah. Muntahannya berwarna hijau kekuningan (empedu). Shi On tampak semakin gelisah.
Shi On langsung keluar, tidak mengikuti jadwal visitee Dr. Kim Do Han, tapi langsung tanya pada perawat Jo, apa penyakit Yoo Seong Ho. Perawat Jo berkata, Seong Ho dioperasi 3 hari lalu untuk biliary cyst (pelebaran kista pada saluran empedu, btw kalau salah tolong dikoreksi). Shi On ingin melihat laporan tentang Seong Ho.

Shi On kembali lagi ke kamar Seong Ho dan tanya sejak kapan Seong Ho jadi lemas. Ibu Seong Ho berkata, ia mengeluh sakit perut sejak kemarin dan mulai lemas.
Shi On : Kapan dia mulai muntah?
Ibu Seong Ho : Mulai pagi ini.

Shi On memeriksa perut Seong Ho, ia tanya apa Seong Ho sudah buang air kecil. Tapi ibu Seong Ho menggeleng, belum, sejak kemarin. Perawat Jo juga kelihatan gelisah. Shi On mendengarkan perut Seong Ho, lalu menekannya. Seong Ho kesakitan.
Shi On memejamkan mata dan memulai mengerti apa masalah Seong Ho.

Ibu Seong Ho panik dan membuat Kim Do Han serta rombongannya kembali lagi. Shi On berkata pada Do Han, Seong Ho harus segera dioperasi sekarang juga, harus cepat.

Yoon Seo ingin Shi On menjelaskan alasannya secara detil. Do Han minta Yoon Seo diam, ia tanya apa Yoo Seong Ho adalah pasien Chief Go? Perawat Jo membenarkan. Kim Do Han mengeluh dalam hati.

Do Han mengajak Shi On bicara diluar. Kepala Perawat Nam minta ibu Seong Ho tenang karena Seong Ho akan baik-baik saja. Ibu Seong Ho mulai menangis, dokter juga sudah berkata seperti itu kemarin, tapi apa ini?

Shi On mondar-mandir sambil terus bicara, Seong Ho dalam bahaya, Seong Ho dalam bahaya. Kim Do Han diam dan memandangi Shi On.
Yoon Seo ingin tahu bahaya seperti apa. Shi On berkata, sudah lewat 3 hari pasca operasi tapi ia demam, perutnya sakit dan ia memuntahkan empedu.

Kim Do Han : Itu bisa karena Ileus (penyumbatan di usus), pasien bisa memuntahkan empedu pasca operasi.
Shi On : T-tidak..masih ada lagi. Seong Ho mengalami dehidrasi dan tidak bisa buang air kecil sejak kemarin. Dan di area sekitar perut terasa lembut.
Yoon Seo : Itu bisa saja pergerakan ususnya belum pulih dan mungkin itu sakit pasca operasi.

Shi On menggeleng, tidak benar, kalau operasinya berjalan lancar, ia pasti akan segera kuat. Anak-anak itu kuat, kalau dokter melakukan pekerjaan dengan benar maka anak-anak akan segera pulih.
Kata-kata Shi On membuat semua terdiam. Kim Do Han hanya menatap tajam Shi On. Lalu tanya siapa dokter jaganya. Dr. Han menjawab, dokter bagian pankreas.

Kim Do Han minta Perawat Jo memanggil Chief Go. Perawat Jo berkata kalau Chief Go pergi menghadiri seminar. Kim minta Jo telp langsung pada Chief Go dan pesan pada Shi On, mulai sekarang, jangan mengatakan atau melakukan apapun. Kim Do Han dan rombongannya pergi.
Dr. Woo kesal pada Shi On, kau ini memang suka mencari perhatian, cepat ikut kami. (ini dokter, keren sih tapi menyebalkan).
Shi On kelihatan bimbang, antara kamar Seong Ho atau pergi mengikuti Prof Kim Do Han. Shi On mau tidak mau jalan ke arah Kim Do Han.

Perawat Jo berusaha telp Chief Go, tapi tidak juga diangkat.
Chief Go sedang sibuk "seminar". Ternyata dia sedang asyik main golf bersama Eksekutif Direktur Lee Hyuk Pil dan boss  lain. Chief Go tidak mengacuhkan ponselnya.
Kim Do Han siap-siap untuk mengoperasi Eun Ji. Shi On juga ada di ruang operasi. Dr. Han tanya apa sebaiknya ia mengatakan soal pasien Seong Ho pada dokter bagian pankreas yang sedang jaga. Kim Do Han minta Han Jin Wook fokus pada pasiennya sendiri (Eun Ji).
Yoon Seo ikut bicara, untuk jaga-jaga..sebaiknya Prof Kim Jae Joon..
Kim Do Han kesal, tidak ada satupun dari kalian yang fokus. Park Shi On masih mondar-mandir dengan gelisah. Ia benar2 gelisah.


Kim Do Han menunjukkan foto CT-scan tentang otak Eun Ji, ia menunjukkan bahwa kondisinya semakin parah dibanding hasil CT-scan yang lalu. Kalau saja kita mengikuti saran Dr. Cha untuk menunda operasi dan membiarkan pasien dirawat oleh psikiater dulu, apa yang akan terjadi?
Yoon Seo menunduk, saya minta maaf. Kim Do Han baru sadar, mana Park Shi On? Semua juga heran, tadi dia ada di sini. Kim Do Han mengeluh. Yoon Seo dan Jin Wook tampak kesal, apa dia pergi ke kamar pasien Chief Go?

Park Shi On meninggalkan kamar operasi, membuka maskernya dan pergi ke kamar Seong Ho.


Direktur Choi mendengarkan keluhan Lee Yeo Won soal Chae Kyung. Yeo Won adalah ibu tiri Chae Kyung dan Chae Kyung masih belum bisa menerimanya.
Direktur Choi mengerti, ini karena Chae Kyung sangat menyayangi mendiang ibu kandungnya. Ia minta Yeo Won bersabar dan memberi kesempatan pada Chae Kyung. Tiba2 ponselnya berdering. Park Shi On telp dan kedengarannya sangat panik. Direktur Choi minta Shi On bicara perlahan.
Chief Go dan Executive Lee main golf bersama boss perusahaan obat, setelah basa-basi, boss itu tanya, apa produk perusahaan-nya bisa dikatakan sudah lolos review RS Seongwon? Chief Go berkata ia sudah memakai produk itu dan minta boss itu tidak khawatir.
Salah seorang caddy memberikan ponsel Chief Go, telp anda berdering terus dari tadi. Chief Go menerimanya, ia kelihatan kesal.

Perawat Jo melaporkan soal kondisi Seong Ho dan tanya apa bisa dilimpahkan pada dokter lain. Pada Prof Kim Do Han atau bagian Bedah Hati-Pankreas?
Tapi Chief Go dengan keras melarangnya. Pasien itu milikku! Jangan biarkan orang lain menyentuhnya! Aku yang akan mengurusnya!(dokter gila)

Shi On mondar-mandir di kamar Seong Ho. Perawat Jo lari masuk dan berkata Chief akan datang dalam 2 jam. Shi On menggeleng, tidak, 2 jam sudah sangat terlambat!
Kepala Perawat Nam tanya soal mengalihkan pasien ke bagian Bedah Hati+Pankreas. Perawat Jo menggeleng, Chief tidak setuju.

Ibu Seong Oh panik tingkat dewa, cepat, saya mohon lakukan sesuatu! Saya mohon! Anakku yang malang, anakku Seong Ho.
Shi On mengamati lukisan kupu-kupu dan juga Seong Ho. Lalu ia membuat keputusan nekad, Shi On ingin menarik tempat tidur Seong Ho ke ruang operasi.

Kepala Perawat Nam mencoba menahan bed Seong Ho, dokter! kita tidak memiliki ijin! Perawat Jo lakukan sesuatu!

Shi On tidak peduli, ia fokus untuk segera membedah Seong Ho. Perawat Jo bukan mencegahnya, tapi membantu melepas pengait bed, maafkan saya Chief, maafkan saya... dan membantu Shi On membawa pasien Seong Ho ke ruang operasi. Seru..!!
(aku tahu Shi On pasti akan kena masalah, tapi kepolosan dan kejujuran Shi On akan menelanjangi para dokter 'normal' yang banyak membuat intrik dan tidak fokus pada pelayanan serta keselamatan pasien.)

Chief Nam mengejar mereka sampai di lift, ia teriak2 tapi Perawat Jo dan Shi On tetap membawa Seong Ho ke ruang Operasi. Maafkan saya chief..maafkan saya.
Asisten Direktur Kang Hyun Tae melihat mereka, apa yang terjadi?

Shi On dan Perawat Jo dihadang perawat bagian ruang operasi, kami mendapat telp dari pusat, dia tidak boleh dioperasi tanpa ijin.
Perawat Jo : Aku sudah berkali-kali minta maaf, aku minta maaf sekali lagi.
Perawat Jo menerjang kedua perawat wanita itu dan menarik Seong Ho masuk ke kamar operasi. Chief Nam sampai di depan ruang OR, ini cuma mimpi. Bukan ini mimpi buruk. Sialan! (haha..dia lucu sekali)

Dr. Hong mendengar laporan keributan ini dan lapor pada Prof Kim Do Han, Dr. Park Shi On memasukkan pasien di ruang operasi tanpa ijin. Mereka ada di ruang sebelah.
Kim Do Han : Bagaimana dengan Chief?
Dr. Hong : Chief Go akan kembali dalam 2 jam. Dia berencana mengoperasi pasien itu sendiri, jadi tidak ada seorang pun yang boleh menyentuh pasiennya.
Yoon Seo merasa 2 jam akan sangat terlambat. Kim Do Han menghela nafas dan tetap konsentrasi pada Eun Ji.

Shi On dan Perawat Jo mulai memasang kabel-kabel di tubuh Seong Ho. Chief Nam masuk dan melarang mereka melakukan apapun. Ini masih belum terlambat, cepat kembalikan pasien ke kamarnya.
Shi On tidak peduli, ia mulai membaca tanda2 vital Seong Ho di monitor, denyut jantung 160, tekanan darah 80/40, suhu badan 39 derajat. Perawat Jo juga mulai panik, 38.9 oh ini tidak bagus.. apa yang harus kita lakukan? denyut jantungnya semakin menurun.

Shi On tampak panik, kita harus segera mengoperasinya atau Seong Ho akan mati. Aku akan mengoperasinya. Tangan Shi On gemetaran karena tegang. Ia terlalu tegang sampai menjatuhkan barang-barang di ruang operasi.
Chief Nam minta Shi On tenang. Dokter, anda harus tenang.


Pintu ruang operasi di samping bergeser. Kim Do Han muncul, ia masih dalam proses membedah Eun Ji. Do Han marah pada Shi On, apa kau tahu apa yang kau lakukan?

Shi On tidak tahu, ia hanya tahu menyelamatkan Seong Ho saat ini juga. Shi On langsung teriak, ini syok septic (kondisi serius yang terjadi akibat infeksi berat sehingga membuat tekanan darah turun), bisa terjadi peritonitis (peradangan pada peritoneum - lapisan tipis dari jaringan yang melapisi organ-organ perut dan terletak di dalam dinding perut.)
Kim Do Han stres dan membentak Shi On : Tutup mulutmu!
Shi On masih bicara. Do Han teriak lagi, tutup mulutmu! Shi On akhirnya terdiam.

Kim Do Han memutuskan, aku akan melakukannya. Do Han bicara pada semuanya, dengarkan baik-baik, kita memiliki dua orang pasien untuk dioperasi secara bersamaan. Dr. Cha dan Woo Il Kyu tetap bersama Eun Ji. Dr. Han, Hong Gil Nam dan Kim Sun Joo, ganti baju dan sarung tangan kalian dan ambil alih Seong Ho.
Hong Gil Nam, cepat siapkan meja operasi. Kim Sun Joo, bawa semua dokter yang sedang kosong sekarang. Dr. Han bersiap untuk melakukan laparotomy (operasi yang dilakukan untuk membuka abdomen/perut)

Perawat Jo juga ingin membantu, ia dulu sering membantu di ruang operasi. Kim Do Han minta bantuan Chief Nam, setiap kali pindah kamar operasi, bantu saya mengganti jubah dan sarung tangan secepat mungkin. Chief Nam mengerti.
Do Han : Pembedahan mulai!

Shi On : Saya juga ingin ikut..saya juga ingin ikut.
Kim Do Han minta Shi On keluar. Kubilang, keluar dari kamar operasi! Shi On menolak, ia ingin tetap berada di samping Seong Ho.
Kim Do Han membentaknya. KELUAR! Shi On masih gelisah dan tidak mau beranjak. Tapi akhirnya ia keluar juga setelah menoleh sekali lagi pada Seong Ho.

Kim Do Han memimpin dua operasi sekaligus. Kang Hyun Tae berdiri mengamati operasi dari ruang atas.
Shi On muncul, ia juga mengamati operasi itu, tapi tidak menyapa Kang Hyun Tae ataupun melakukan kontak mata dengan Kim Do Han. Tetap fokus pada tindakan medis yang diterapkan untuk Seong Ho.
Kim Do Han tampak kesal melihat Shi On. Ia masih mengurus Eun Ji.

Direktur Choi muncul. Shi On hanya menoleh sekilas, lalu fokus lagi pada jalannya operasi. Choi heran, kenapa Kang Hyun Tae disini. Kang menunjuk Kim Do Han, ia benar-benar hebat. Shi On tampak gelisah, kenapa Seong Ho belum dioperasi juga.

Kim Do Han memberi perintah pada Cha Yoon Seo untuk mengurus tumor Eun Ji. Lalu ia jalan ke kamar operasi Seong Ho.
Kim Do Han mulai mempelajari hasil CT-scan Seong Ho dan menemukan kejanggalan operasi sebelumnya, kalau bukan operasi Roux-en Y  (http://en.wikipedia.org/wiki/Roux-en-Y_anastomosis) tidak dilakukan dengan benar atau mesentry-nya (lapisan ganda peritoneum) tidak dijahit dengan benar...

Shi On tiba2 bicara lewat microphone : Level Amylase (enzim yang memecah zat pati menjadi gula) dan lipase-nya (enzim yang memecahkan lemak) normal sebelum operasi, tapi sekarang...
Do Han membentaknya dan minta Shi On diam. Do Han mulai melakukan pembedahan pada Seong Ho. Mereka menemukan masalahnya, jahitan pada mesentry tidak benar sehingga usus kecilnya masuk ke dalam. Ini kesalahan yang masuk akal bagi orang yang tidak terlalu paham operasi roux-en y (operasi bypass lambung yang ditemukan oleh Cesar Roux)

Do Han serta timnya mulai memperbaiki kondisi perut dan usus Seong Ho. Dr. Han komen, kalau mereka menunda operasinya maka kondisinya akan semakin parah. Saya rasa warna ususnya sudah mulai normal lagi. Kim Do Han diam saja, ia hanya minta Dr. Han terus memberikan larutan saline (larutan garam/seperti Ringer) dan mengecek kondisi usus kecil. Do Han jalan ke arah kamar Eun Ji.

Kang Hyun Tae merasa kagum. Tapi Shi On mulai teriak, darah..darah! cepat..cepat..
Dr. Han teriak : Darah menggenangi pankreas Seong Ho!

Direktur Choi tanya ada masalah apa. Do Han kembali dan lapor, ada pendarahan sekitar pankreas, tapi belum tahu sumbernya. Dr. Choi tanya apa ada masalah dengan jahitan dekat kandung kemih?

Dr. Yoon Seo teriak dari sebelah, ia sudah menyelesaikan perintah Kim Do Han, tapi masih belum tahu apa tumor Eun Ji berkembang atau tidak. Do Han minta Yoon Seo membiarkannya dulu, selesaikan yang bagian bawah dulu. Yoon Seo mengerti.


Do Han terus menyerap pendarahan di perut Seong Ho, untungnya usus kecilnya sudah pulih dan pankreasnya stabil, akan jadi masalah kalau kita hanya menyelesaikan operasi tanpa memeriksa. Tapi tetap saja, sumbernya belum diketahui.

Shi On teriak : Order..! Order!
Do Han dan tim-nya menoleh ke arah Shi On. Do Han sadar, pasti maksudnya perintah pemberian obat. Do Han tanya apa obat yang disuntikkan untuk Seong Ho. Dr. Hong menjawab, generasi ke-3 Cepa dan Heta Vizen. Kim Do Han terkejut, apa katamu?

Shi On langsung teriak dan mengatakan komposisi Heta Vizen, lalu berkata kalau Heta Vizen disuntikkan pada anak-anak, dilaporkan akan menyebabkan kolestasis (cairan empedu tidak bisa mengalir dari liver ke usus 12 jari) dan pendarahan. Saat ini sudah dilarang penggunaannya bagi anak-anak di AS. Tapi sejak bulan Maret digunakan di klinik di Korea.
Shi On ini seperti kamus berjalan, ia terus bicara, fasilitas kesehatan dalam negeri harus berhati-hati dengan penggunaannya, dan tidak boleh menyuntikkannya pada anak-anak. Dari artikel MediChild Weekly Edisi bulan April hal 16. (Shi On dilawan hahaha...komplit dia sampai edisi dan halamannya.)

Setelah mengerti masalahnya, Do Han mulai membereskan pendarahan dalam perut Seong Ho. (Ini karena Chief Go dan Executive Lee menerima sogokan dari pabrik obat untuk menggunakan obat yang berbahaya bagi anak-anak, kemakmuran dokter nomor satu dan nasib pasien nomor sekian. Yang penting bisa main golf di tempat elit, seminar di LN dan memiliki banyak fasilitas, pasien meninggal ..ya nasib).

Yoon Seo teriak, ia sudah menyelesaikan bagiannya untuk Eun Ji. Do Han mengerti dan akan segera ke kamar Eun Ji.
Do Han minta Jin Wook menyelesaikan bagian Seong Ho. Ia harus kembali ke Eun Ji.

Beberapa saat kemudian, Kim Do Han dan tim jalan keluar dari ruang operasi.
Direktur Choi, Kang Hyun Tae dan Shi on menyambut mereka. Dr. Choi memuji Do Han, kedua operasi berjalan lancar, kalian sudah bekerja keras. Kang Hyun Tae juga memuji dan berterima kasih pada Do Han. Mereka mengajak Do Han menemui para wali anak2 itu.


Chief Go lari2 ke ruang operasi dan terkejut melihat Direktur dan Asisten Direktur juga ada disini.
Direktur Choi dan Kang Hyun Tae hanya melihat dengan pandangan dingin pada Go Choong Man.

Chief Go tanya pada Kim Do Han, siapa yang memberinya izin melakukan operasi. Kim Do Han tidak menanggapi, ia langsung menghantam wajah Shi On. Oh no! Not Joo Won's face!
Dr. Han Jin Wook langsung menahan Do Han, Prof! Sementara Yoon Seo langsung menolong Shi On.

Shi On tersenyum. Ini membuat Kim Do Han semakin emosi, kau tersenyum? Yoon Seo menyuruh Shi On segera minta maaf.

Do Han melepaskan diri dari Jin Wook, bagaimana ia bisa minta maaf kalau dia bahkan tidak tahu apa kesalahannya? Apa karena pasiennya baik-baik saja, maka semuanya bersorak? Ini jelas tidak baik-baik saja. Kita mungkin beruntung kedua anak itu masih hidup, tapi mungkin juga keduanya bisa mati. Dan itu karena kau!
Orang yang lebih jelek dari dokter yang cuek adalah dokter yang tidak kompeten. Kelakuanmu yang tidak pakai pikiran itu akan membuat baik pasien dan dokternya mati!

Yoon Seo janji akan bicara dengan Park Shi On. Do Han minta Yoon Seo memastikan agar ia tidak perlu melihat Park Shi On lagi. Yoon Seo mengajak Shi On pergi.
Kim Do Han masih marah, ia menendang peralatan di kamar operasi. Han Jin Wook minta Do Han tenang.
Chief Go tanya apa yang terjadi. Kim Do Han marah, apa anda tidak bisa melihatnya? Chief Go tersinggung, beraninya kau bicara seperti itu di depan senior...

Tiba-tiba ada sebuah bola golf yang jatuh dari saku Chief Go. Do Han menangkap bola golf itu dan mengembalikannya pada Chief Go.

Do Han menatap tajam Chief Go. Lalu jalan pergi. Perawat Jo komen, jadi anda pergi ke seminar golf? I love this guy.
Yoon Seo mengobati wajah Shi On. Yoon Seo tanya apa Shi On benar2 tidak tahu kesalahannya.
Shi On tidak melihat Yoon Seo, ia hanya bicara : Na-bi..Na-bi (kupu2)..yebbeu nabi/kupu2 cantik.


Yoon Seo pusing, kau ini bicara apa? Apa kau benar-benar tidak tahu? Dengar baik-baik, dokter bedah adalah yang paling tahu kondisi pasiennya. Akan berbahaya kalau dokter bedah lain mengoperasi pasien itu dengan alasan darurat saja. Ini karena dokter bedah lain tidak tahu semua variabel dalam kondisi pasien itu, dan jika ada masalah, maka dokter bedah lain itu akan membuat kesalahan yang lebih besar.
Itulah mengapa Profesor minta kau menunggu Chief Go, karena dia dokter bedahnya. Ok?

Shi On tidak merespon. Yoon Seo menghela nafas, satu lagi. Fokus adalah segalanya bagi kami, tapi kau membuat kami tidak fokus hari ini. Kami semua panik hari ini. Apa kau tahu kesalahanmu sekarang?
Shi On masih diam saja. Yoon Seo minta Shi On menjawab, tapi Shi On tetap diam. Yoon Seo mendapat panggilan dan harus segera pergi, ia minta Shi On tidak kemana-mana, kau tunggu aku disini. Kau tidak boleh pergi sendirian. Yoon Seo pergi.

Perawat Jo datang, ia menyentuh bahu Shi On. lalu mengulurkan kepalan tangan, ingin mengajak toss. Shi On mengira diajak main batu gunting kertas, ia mengulurkan telapak tangannya.
Jo minta Shi On mengepalkan tangan. Shi On melakukannya dan keduanya toss kepalan tangan. Cute.

Kim Do Han menghadap Direktur Choi dan minta maaf karena dalam sekejap ia kehilangan kesabaran karena Shi On. Dr. Choi mengerti. Anak itu melakukan sesuatu yang membuatmu marah, aku juga minta maaf karena memberikan beban yang tidak perlu untukmu.
Kim Do Han tidak enak, jangan berkata seperti itu pada saya. Kita seharusnya lebih memikirkan soal Heta Vizen daripada Park Shi On.

Dr. Choi setuju, itu adalah masalah yang harus kita selesaikan lalu ia berkata ada yang harus diketahui Do Han soal Shi On.
Do Han berdiri di atap dan ingat kata2 gurunya. Aku ingin menjelaskan ini agar kau tidak salah paham. Alasan kenapa Park Shi On tersenyum waktu kau memukulnya adalah karena ia masih memiliki kecenderungan autistik. Rasa takutnya keluar dengan bentuk yang berlawanan. Karena masalah itu, dia (Shi On) sering dipukuli teman-temannya sejak kecil. Karena ia tetap tersenyum meskipun dipukul.
Shi On duduk di samping tempat tidur Seong Ho. Shi On mengucapkan terima kasih pada Seong Ho. 
Shi On keluar dan membungkuk pada Ibu Seong Ho. Ibu Seong Ho juga mengucapkan terima kasih, dokter ..terima kasih. Berkat anda, Seong Ho hidup lagi. Saya akan mengatakan pada Seong Ho untuk hidup dengan sepenuh-penuhnya. Dan saya akan mengatakan kepadanya untuk menjadi orang hebat seperti anda. Terima kasih, terima kasih. Ibu Seong Ho menangis.
Shi On duduk di taman RS sambil mengamati kupu-kupu, ia terkesima melihat kupu-kupu itu.
Dr. Yoon Seo mencari Shi On kemana-mana, akhirnya ia melihat Shi On duduk sambil mengamati kupu2. Yoon Seo menegur Shi On, aku tadi memintamu untuk tidak kemana-mana, kau benar2 tidak mendengarkanku.
Yoon Seo duduk di samping Shi On, ia memberikan roti untuk Shi On, kau belum makan siang kan? Ini makanlah.

Shi On tidak mau makan. Yoon Seo heran, kenapa tidak mau makan? meskipun sedang kesal, kau harus tetap makan. Shi On tidak mau. Yoon Seo membuka plastik roti dan menyuapkan roti ke mulut Shi On, ayo makan. Buka mulutmu, Makanlah. Shi On menutup mulutnya dan memalingkan wajah, tapi Yoon Seo terus memaksanya.
Kim Do Han melihat keduanya dan menghela nafas.

Prof Kim Jae Joon memanggilnya, kudengar kau mendapat banyak masalah karena anak yang tidak jelas itu. Kau seharusnya tidak menerimanya. Kau seharusnya ada di departemenku, tapi kenapa kau mencari masalah sendiri dan minta dipindah ke bagian Anak?
Do Han : Saya tidak memiliki masalah, dan setiap bagian juga memiliki masalah.
Kim Jae Joon : Tapi bagianmu memiliki banyak masalah dan juga Cha Yoon Seo.

Do Han tidak mengerti, Cha Yoon Seo?
Kim Jae Joon : Kami memiliki pasien anak dengan hepatoblastoma (pertumbuhan sel2 ganas di dalam liver yang akhirnya membentuk tumor), dua hari lalu ia ingin memindahkan anak itu. Hanya karena ia yang pertama di kelas, apa dia meremehkan teman2 sekelasnya? Chief Go mungkin sibuk mengurusnya, tapi itu..bukan perintahmu kan?
Do Han : Bukan, saya akan mengoreksinya.

Kim Jae Joon tampak puas, kau hanya perlu mengikuti aturan dan jangan bersikap arogan. Ah ..dan juga..kau harus bersikap baik pada Kepala Bagianmu, dia adalah temanku, kau benar2 tidak tahu rasa hormat. Kim Jae Joon pergi bersama rombongan.
Kim Do Han hanya bisa memandang kesal dengan 2 trouble makers-nya.

Sekarang giliran Perawat Jo yang harus menghadapi kemarahan Kepala Perawat Nam. Nam marah karena Perawat Jo bukan perawat bedah, meskipun dulu pernah jadi perawat bedah. Berarti Jo meninggalkan tanggung jawabnya dan artinya melanggar aturan RS. Lagipula kau berani mengabaikan perintahku..
Jo : Ya, bukannya saya menjual RS atau apa..
Nam : Jadi kau merasa benar?
Jo : Bukan begitu, tapi...Seong Ho hidup kan?

Nam tahu itu, tapi saat Jo meninggalkan bangsal ini, bagaimana kalau terjadi peristiwa darurat lain? Perawat Jo langsung minta maaf, ia memang salah. Chief Nam minta perawat Jo mengajukan surat pernyataan maaf secara resmi dan pemotongan gaji.
Jo protes, ia akan mengajukan 100 lembar surat pernyataan maaf, tapi jangan potong gaji. Karena biaya sewa rumahnya tinggi dan juga...jatah makannya sangat banyak. Wkkk

Tiba-tiba anak2 menerobos masuk ke kantor mereka, Kang Ma-ru kecil memberikan pasir satu kantong penuh pada Perawat Jo, ini..pakai ini untuk dilempar ke mata Chief Nam. Astaga...

Kang Hyun Tae bicara dengan seseorang di telp, saya sudah membuat perubahan, dengan strategi yang biasa tidak akan berhasil. Saya akan menjelaskan detilnya nanti. Kita mungkin bisa berada dalam satu perahu.
Chae Kyung menemui Kang Hyun Tae, ia memberikan proposal. Kang Hyun Tae membaca sambil komen, Presiden Lee sepertinya marah kemarin? Chae Kyung membenarkan, ibu tirinya selalu sensitif soal manajemen HRD.
Kang Hyun Tae minta maaf karena tidak bisa mengajukan rencana manajemen yang lebih baik. Chae Kyung justru memuji Hyun Tae, kemampuan anda terlalu bagus untuk RS kami.

Hyun Tae berterima kasih atas pujian Chae Kyung. Chae Kyung merasa penasaran, kenapa orang sehebat Kang Hyun Tae bersedia datang untuk menyelamatkan RS biasa seperti ini.
Hyun Tae : Apa maksudnya dengan biasa? RS Seongwon adalah yang terbaik di negri ini. Nilainya tidak kalah dengan perusahaan besar.

Chae Kyung tersenyum dan minta Kang Hyun Tae mengajarinya. Hyun Tae setuju, meskipun kantor Chae Kyung adalah perpanjangan departemennya, ia hanya pengamat saja, anda yang harus memimpin RS ini kelak. Chae Kyung tersenyum.
Yoon Seo mengajak Shi On masuk ke ruang dokter. Dr. Woo protes, bukankah kata Prof Kim, jangan membuatnya melihat Shi On? Yoon Seo membungkamnya, diam, aku yang akan mengurusnya.
Kim Do Han masuk ruang dokter dan memanggil Yoon Seo. Ia langsung marah, kenapa kau mengusik bagian bedah Hati-Pankreas? Ini bukan orang lain, ini pasien Kepala Bagian Kim, orang pertama di departemen Bedah Hati-Pankreas! Tidak ada masalah pada pasiennya, tapi kau dengan sembarangan berani memindahkannya?
Yoon Seo mencoba membela diri : Mereka belum tahu, tapi...
Kim Do Han membentaknya, DIAM! Do Han tampak pusing, jangan pernah menyentuh pasien Chief Kim lagi. Mengerti?
Yoon Seo terpaksa mengiyakan.

Seorang gadis remaja jalan sambil lompat-lompat ke arah counter perawat anak. Gadis itu memberi salam dengan ceria, hei.. Ratu kecantikan resmi dari bagian Anak..Na Hyun kembali...! (Ahhhh...Bun In! Mok Dan remaja.)
Para perawat menyambut Na Hyun dengan gembira tapi juga sedikit sedih, kenapa kau masuk kesini lagi? Kukira kau sudah sehat selama ini karena tidak pernah kesini lagi.

Na Hyun cerita, aku pergi ke sekolah lagi setelah absen lama, tapi aku jatuh ke lantai lagi.
Perawat Hye Jin tanya apa Na Hyun baru saja dari UGD? Na Hyun membenarkan, ia sebenarnya merasa baik-baik saja, tapi mereka ingin aku rawat inap lagi. Aku bosan.


Tapi saat Dr. Park Shi On datang untuk memberikan laporan, Na Hyun langsung terpesona. (ya lah..siapa lagi yang akan naksir Lee Kang To kalau bukan Mok Dan wkk)

Kim Do Han minta Shi On pulang pk 6 hari ini. Semua dokter terkejut, dokter mana yang bisa pulang secepat itu? Shi On juga ingin tetap di RS. Tapi Kim Do Han tidak bisa dilawan, jangan membuatku mengulanginya! Shi On cemberut.
Yoon Seo mengejar Kim Do Han. Ia mengerti Do Han marah pada Shi On pagi tadi, tapi memintanya pulang cepat itu sayang sekali, dia memiliki kemampuan.
Do Han : Kemampuannya adalah masalahnya. Park Shi On memiliki pengetahuan medis yang luar biasa dan kemampuan diagnosa. Dia 3 atau 4 langkah di depan kalian. Bukan, mungkin lebih jauh lagi di depan. Tapi Park Shi On hanya berpikir tentang menyembuhkan pasien.
Yoon Seo : Itu sebenarnya tidak salah.

Do Han : Salah, ini bukan membuat keputusan sebagai seorang dokter, melainkan reaksi mekanik seperti robot yang telah terlatih. Park Shi On yang kulihat selama 2 hari ini adalah robot. Orang yang hanya ingin menyelamatkan pasien apapun yang terjadi.

Yoon Seo merasa perbandingan itu terlalu kasar, Park Shi On memiliki perasaan.

Do Han membenarkan, tapi yang kumaksudkan adalah pola pikir sebagai seorang dokter. Park Shi On tidak memiliki pola pikir itu. Savant syndrome? Jenius? Bukan. Itu adalah disfungsi otak dan efek sampingnya. Ini manifestasi lain dari autisme.

Yoon Seo masih berusaha membantah, alasan kenapa ia terlihat seperti robot mungkin karena ia tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Do Han berkata, ekspresi diri itu bukan masalah, tapi untuk seorang dokter, mentalitasnya jadi masalah. Kau juga melihatnya sendiri. Dalam situasi yang sangat menegangkan, dia menunjukkan gerakan kompulsif yang merupakan pola autisme. Perilaku aneh yang berulang dan bicara dalam nada tinggi. Itu adalah tendensi awal autis. Jika ia terus seperti itu, pasti akan terjadi kecelakaan cepat atau lambat.

Yoon Seo : Itu benar, tapi itu juga mungkin karena ia belum 100% sembuh. Profesor, jika anda bisa lebih mempertimbangkannya sampai ia menjadi lebih baik lagi..
Do Han marah : Cha Yoon Seo, yang harus kau perhatikan adalah pasien. Bukan Park Shi On. Kalau kau akan mengabaikan tugasmu karena masalah yang tidak penting, kau juga harus keluar. Ingat itu.

Shi On pulang dengan bis. Yoon Seo mengejarnya. Ia tersenyum lebar melihat Shi On. Yoon Seo melambai pada Shi On. Shi On membungkuk.
Yoon Seo komen, kukira aku akan 'muntah darah'(istilah yang dipakai untuk tersengal-sengal/kehabisan nafas) karena mengejarmu.
Shi On : Kurasa itu kerusakan pada esofagus dan lambung.

Yoon Seo geli, bukan..bukan itu. Maksudku susah sekali mengejarmu sampai kupikir aku akan mati. Shi On mengangguk, ah..ya. Yoon Seo menghibur Shi On, kau akan berangkat dan pulang kerja sesuai jadwal untuk sementara, nanti kau pasti tugas 24 jam. Shi On diam saja. Yoon Seo tanya apa Shi On benar2 marah.
Shi On menggeleng, tidak.

Tiba-tiba perut Shi On bunyi keras sekali. Yoon Seo ketawa, kenapa bunyi perutmu lebih keras dari mesin bis? Apa kau makan dengan benar?
Shi On : Dari toko serba ada, aku makan Jeonju bibimbap, kimbap, atau American salad sandwich. Rasanya enak sekali.
Yoon Seo tidak percaya, bagaimana Shi On bisa makan itu setiap hari. Shi On berkata ia tidak bosan meskipun makan itu setiap hari. Yoon Seo mengajak Shi On turun. Shi On protes, masih ada 8 kali stop lagi. Hehehe

Yoon Seo mengajak Shi On belanja. Aku akan masak untukmu setiap hari, katakan apa yang ingin kau makan. ha! Yoon Seo baik juga wkk..Shi On pasti membangkitkan rasa keibuan Yoon Seo :)
Shi On : Kalbijjim - iga kukus
Yoon Seo : Itu sulit, yang lain.
Shi On : Bulgogi.
Yoon Seo : Aku tidak suka karena terlalu manis. Yang lain.
Shi On : Dak Kalbi dan sup sayuran.
Yoon Seo : Itu terlalu merepotkan, yang lain.

Shi On : Aku makan kimbap saja (hahaha)
Yoon Seo : Apa kau tidak mempedulikan kebaikanku? Baiklah, kita makan telur gulung, rumput laut dan kimchi. Bagaimana?
Shi On terpaksa mengiyakan. Lalu menghembuskan nafas kesal saat Yoon Seo pergi. Hahaha..

Direktur Executive Lee minum bersama Chief Go dan Kang Hyun Tae. Lee Hyuk Pil marah pada Go karena tidak berhasil menyingkirkan Direktur tapi justru mendapat malu karena menggunakan obat yang terlarang. Itu akan memberi mereka alasan.
Padahal hari ini adalah kesempatan yang bagus. Chief Go hanya minta maaf.

Lee memaki Direktur Kim (Jae Joon). Melihat Kang Hyun Tae yang diam saja, ia berkata seperti yang anda ketahui, dia (Chief Go) satu-satunya saudara ipar saya. Aku baru membawanya dari Seoul, tidak mungkin kukirim kembali ke Ulsan.
Kang Hyun Tae mengerti dan akan memikirkan solusi lain. Chief Go langsung berterima kasih dan menuangkan arak untuknya.

Yoon Seo jalan pulang bersama Shi On. Yoon Seo menggoda Shi On, kau benar2 genit. Kemarin, tanpa sengaja aku membuka kunci apartemenmu, masuk dan tidur. Seharusnya kau membangunkanku dan menyuruhku pergi. Apa kau membangunkanku?
Shi On menoleh sekilas, tanpa menjawab.

Yoon Seo : Coba lihat..kenapa kau tidak membangunkanku?
Shi On : Kau tidur nyenyak.

Yoon Seo geli, ya benar..ini pasti karena kau ingin melihatku setengah tidak mengenakan baju kan? Shi On tidak bisa menjawab. Yoon Seo menunjuk Shi On, oh lihat..coba lihat dirimu, kau ini genit sekali.
Shi On diam saja. Yoon Seo memujinya, paling tidak kau punya penilaian yang bagus. Yah, memang benar kalau panggilanku di fakultas kedokteran dulu adalah Godiva, kepanjangan dari tubuh Dewi.

Shi On : Dewi seperti apa...
Yoon Seo membentaknya, aku juga tidak tahu Dewi apa! Dasar genit.
Shi On : Aku tidak melihat tubuhmu, aku melihat wajahmu.

Yoon Seo heran kenapa melihat wajah orang asing. Shi On menjawab jujur, karena cantik. Yoon Seo tertegun.
Shi On : Karena wajahmu sangat cantik dibawah sinar bulan.
Yoon Seo kelihatan sedikit malu, lalu menggoda Shi On lagi, hei, kau bisa bertahan di masyarakat ini. Kau lumayan juga. Yoon Seo jalan ke rumah sambil senyum-senyum.

Keduanya pulang ke apartemen Shi On. Yoon Seo lupa beli minyak canola. Ia minta Shi On membelinya ke toko di sudut, jangan toko serba ada karena mahal, mengerti? Yoon Seo memberikan uang pada Shi On. Shi On mengerti dan pergi.
Yoon Seo mulai membereskan belanjaan mereka. Ia menyadari piring berisi biskuit coklat milik Shi On, sejak kapan biskuit coklat ini? Yoon Seo membuang biskuit itu dan tanpa sengaja ia juga membuang scalpel hijau Shi On. Ah...pasti Shi On marah kalau tahu.

Kim Do Han dan Chae Kyung pergi ke bar bertema RS. Pemilik bar, paman yang kemarin bicara dengan Yoon Seo itu menyambut mereka, sudah lama sekali. Kim Do Han memanggilnya Hyung dan minta minuman seperti biasa.
Chae Kyung mengingatkan Do Han, ini adalah tempat dimana Chae Kyung mengajak Do Han kencan saat ia mabuk. Oppa..apa yang kau pikirkan akhir2 ini, selain aku?
Do Han tersenyum : Rumah sakit dan pasien. Itu saja.

Chae Kyung mengangguk, sudah kuduga. Oppa, aku bercanda, tapi seharusnya kau selingkuh sekali saja. Istilah medisnya, kau ini sedang dalam kondisi koma secara emosional. Kurasa kau perlu sesuatu untuk memicumu. Keluar dan hiruplah udara segar lalu kembalilah padaku.

Do Han geli, jangan mengatakan hal yang bodoh. Chae Kyung merasa itu suatu cara yang akan berhasil. Do Han menghiburnya, dokter memang seperti ini, kadang mereka lelah dan bosan dengan gaya hidupnya, tapi mereka akan segera segar kembali. Ada waktunya aku bisa menikmati hidup ini sepenuhnya.
Yoon Seo mencoba membuat telur gulung, tapi telurnya tidak mau menggulung juga ^^. Sementara Shi On sibuk mencari sesuatu. Ia membongkar semua barang, pasti scalpel mainannya.

Yoon Seo minta Shi On menyiapkan nasi. Shi On tanya apa Yoon Seo melihat barang2 di mejanya.
Yoon Seo heran, barang apa?
Shi On : Scalpel hijau.

Yoon Seo tidak tahu, ia hanya membuang semua yang berantakan di atas sana, apa kau kehilangan sesuatu? Shi On panik, k-kemana kau membuangnya?
Yoon Seo menunjuk keluar, ke tong sampah diluar. Shi On langsung lari keluar. Yoon Seo mengejarnya. Shi On mengacak-acak tong sampah.

Akhirnya Shi On menemukan scalpel hijaunya. Yoon Seo heran, apa itu? Apa sesuatu yang penting?
Shi On menoleh ke arah Yoon Seo dengan pandangan marah. Hehehe.. Shi On langsung jalan cepat ke arah rumah. Yoon Seo mengejarnya, aku cuma mencoba bersih-bersih dan tanpa sengaja membuangnya. Aku minta maaf.
Shi On marah : Jangan datang ke rumahku lagi. Kau tidak perlu masak untukku, aku akan makan kimbap.
Shi On masuk. Yoon Seo teriak2 Park Shi On! Park Shi On. Yoon Seo garuk-garuk kepalanya. Pusing menghadapi Shi On.

Do Han jalan sendiri dan memikirkan kembali kata2 kerasnya pada Yoon Seo. Ia menghela nafas.



Shi On sibuk membersihkan scalpelnya. Ia melihat ponsel Yoon Seo berdering, tas dan ponsel Yoon Seo ketinggalan di apartemen Shi On. Itu telp dari Prof Kim Do Han.

Shi On mengangkatnya. Kim Do Han heran, bukankah ini ponsel Cha Yoon Seo. Shi On menjawab, ini ...Park Shi On.
Do Han : Park Shi On, kenapa kau menjawab telp Cha Yoon Seo?
Shi On : Mohon tunggu sebentar.

Shi On lari keluar, Yoon Seo juga turun  untuk mengambil tas dan ponselnya. Shi On menyerahkan barang2 Yoon Seo, Profesor meneleponmu. Shi On langsung pergi.
Kim Do Han menyindir Yoon Seo, apa sampai sekarang kau masih berperan sebagai wali Park Shi On?
Yoon Seo : Apa? bukan seperti itu..tapi kenapa anda telp?
Do Han hanya mengingatkan Yoon Seo soal Eun Ji. Lalu menutup telpnya. Ha! sepertinya Do Han hanya ingin mendengar suara Yoon Seo.


Malamnya, Shi On tidur sambil mengelap scalpel plastiknya dengan sapu tangan. Ia ingat waktu main dokter-dokteran dengan kakaknya. Shi On pura2 memeriksa dan membedah kakaknya. Kakak Shi On geli, lalu mulai menggelitik Shi On, keduanya tampak ceria.

Shi On membayangkan kakaknya membelai kepalanya Shi On mulai curhat, Hyung..kau tahu, hari ini rasanya aku lari mengelilingi lapangan olah raga 10 kali (Shi On lelah secara fisik dan mental). Kakak Shi On menepuk bahu adiknya. Shi On tertidur.
Paginya, Shi On sibuk membaca buku di ruang dokter. Yoon Seo minum kopi lalu mendekati Shi On, apa kau masih marah? jangan marah lagi, aku minta maaf.
Shi On tidak menjawab, ia semakin menunduk. Yoon Seo duduk di meja, apa sebenarnya kesalahanku? Apa mungkin itu pemberian dari cinta pertamamu? benar kan?

Shi On semakin menunduk sampai wajahnya menempel pada buku. So cute..ia masih marah dan tidak ingin melihat Yoon Seo.
Dr. Han memanggil Shi On, ia mengajak Shi On pergi ke NICU (Neo-Natal Intensive Care Unit). Shi On langsung mengiyakan dan pergi. Yoon Seo kesal, anak ini..jual mahal sekali.

Kang Hyun Tae bertemu dengan Direktur Choi. Choi ingin mengadakan rapat etika untuk masalah Chief Go. Chief Go pasti merasa ini tidak adil, tapi ini adalah masalah yang sangat serius.
Kang Hyun Tae usul, bagaimana kalau kali ini mereka menutupinya.
Direktur Choi terkejut mendengarnya. Kang Hyun Tae menjelaskan, ini akan membuat bagian anak menjadi sasaran kritik, ini tidak akan baik untuk bagian itu. Direktur Choi tidak percaya, jadi..kita tutupi saja kesalahan Chief Go?

Kang Hyun Tae menjelaskan, sebelum ini..dewan telah berselisih dengan anda soal Park Shi On, yang meninggalkan kesan bahwa anda melakukan perubahan staf karena ingin membalas mereka. Direktur Choi berkata itu tidak masuk akal.
Kang Hyun Tae minta Direktur Choi mempertimbangkan lagi, ini demi Bagian Anak dan Park Shi On.

Shi On ikut Dr. Han mengunjungi bayi2. Shi On tertarik dengan percakapan Chief Kim bersama orang tua seorang bayi. Chief Kim berkata tidak bisa memaksakan operasi pada bayi mereka karena sudah terjadi intestinal necrosis (kematian sel2 dalam usus) dan berat bayi hanya 550 gr (hah? ngga sampai sekilo? kasihan sekali). Kondisi otaknya juga tidak baik. Jika kondisi seluruh tubuhnya seperti itu, tidak mungkin dilakukan operasi.

Orang tua bayi itu memohon untuk tetap mencoba melakukan operasi. Prof Kim minta maaf, meskipun dipaksakan operasi, tingkat keberhasilannya akan rendah sekali. Ibu bayi itu menangis, mereka sudah menunggu 7 tahun untuk mendapatkan bayi ini.
Prof Kim minta maaf, meskipun anda pergi ke RS lain, tanggapannya akan sama. Anda harus menyiapkan hati anda.

Kim Do Han menemui Direktur Choi, ia tanya kenapa rapat komite dibatalkan. Yang berarti mereka tidak jadi menghukum kesalahan Chief Go.
Direktur Choi berkata, jika mereka mengoreksi kesalahan Chief Go, mereka bisa kena getahnya. Ia ingin menyelesaikan ini dengan peringatan keras. Kim Do Han marah, ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan peringatan keras, ini menyangkut nyawa pasien.

Dr. Choi : Aku tahu maksudmu, tapi bukankah Chief Go juga bagian keluarga kita?

Kim Do Han kesal, sejak kapan Chief Go jadi bagian dari keluarga kita?
Dr. Choi: Bagaimanapun ia adalah Kepala Bagian Anak.

Sekarang Kim Do Han marah, apa ini karena Park Shi On? Apa mereka minta anda menutupi masalah ini dan sebagai gantinya, membiarkan Park Shi On tetap bekerja?
Direktur Choi mencoba menyangkalnya. Tapi Kim Do Han tidak bisa membiarkan Direktur mengorbankan diri hanya demi Park Shi On. Saya akan mengurus Park Shi On.


Kim Do Han jalan ke bagian Anak dan langsung menemui Shi On. Shi On berdiri dengan kaku di depan Kim Do Han. Yoon Seo tampak cemas, Profesor..ada masalah apa?
Do Han ingat permohonan gurunya, untuk membantu Shi On. Lalu kata2 Chae Kyung yang memperingatkannya  bahwa dewan memang ingin menggunakan Shi On untuk menyingkirkan Direktur Choi. Do Han hanya menghela nafas di depan Shi On. Ia jalan kembali ke kantornya.

Tiba-tiba terdengar teriakan, Kim Do Han!!! Do Han terkejut. Chief Kim Jae Joon masuk dan langsung mencengkeram baju Do Han, sudah kubilang jangan arogan.
Kim Do Han marah dan melepaskan tangan Chief Kim. Kim Jae Joon marah, kukira kau sudah mengerti, tapi kau mengambil pasienku begitu saja?
 

Para dokter anak mulai masuk ke ruangan. Yoon Seo berkata ini pasti salah paham. Kim Jae Joon membentaknya, tutup mulutmu!
Kim Do Han tidak tahu apa yang terjadi, ia hanya menoleh ke arah Yoon Seo dan Shi On. (2 tersangka utama pemindah pasien)

Good Doctor [1]

Notes :
Jadi di RS Seongwon ini ada beberapa kubu.
Kubu 1 : Direktur Choi, Presiden Lee Yeo Won (ibu tiri Chae Kyung), Kim Do Han.
Kubu 2 : Executive Direktur Lee Hyuk Pil, Chief Go Choong Man, Kim Jae Joon.

Sementara Kang Hyun Tae ini masih tidak bisa ditebak. Di depan Direktur Choi, ia seperti mendukungnya. Di depan yang lain juga berlaku sama, dia seperti main judi di Casino.
Sedangkan Yoo Chae Kyung adalah pewaris RS Seongwon.
Cha Yoon Seo dan dokter2 lain ada di tengah kemelut manajemen RS sambil berusaha memberikan pelayanan untuk pasien.
dan Park Shi On..dia hanya ingin menyembuhkan pasien. Agar anak-anak itu tumbuh menjadi orang dewasa.

Drama ini menunjukkan kebobrokan RS Korea. Pihak manajemen yang saling tikam. Dokter2 yang egois, berani memakai obat berbahaya demi mendapatkan bonus dari perusahaan obat dan senioritas yang melelahkan. Kalau sudah senior yang bicara, junior harus ikut keinginan senior.
Park Shi On yang polos dan fokus pada pasien adalah batu sandungan untuk dokter-dokter yang tidak memiliki dedikasi dan kompetensi.

Aku tidak tahu, apa Park Shi On ini akan bisa jatuh cinta dengan Cha Yoon Seo haha...dia mungkin menganggap Yoon Seo sebagai kakak atau ibunya. Tapi Shi On dan Perawat Jo...they're awesome.
Good Doctor episode 2 4.5 5 Beetlebum Wednesday, August 14, 2013 Aaaaahhhhhhhh........!!!! Pagi itu, Dr. Cha Yoon Seo terbangun dan teriak ketakutan karena melihat Park Shi On berdiri di depannya sambil me...


No comments:

Post a Comment