Good Doctor episode 13

 On Friday, October 18, 2013  

Shi On syok saat melihat ayahnya. Ia tidak mengenali ayahnya tapi ia ingat kenangan mengerikan saat masih kecil. Waktu ayahnya memaki, memukul dan menendanginya.
Ayah Shi On teriak-teriak dan minta Shi On mendekat. Do Han, Yoon Seo keluar dari kantor. Ingin tahu apa yang terjadi. Shi On reflek jalan mundur saat mendengar suara ayahnya.

Shi On seperti kehabisan nafas dan ia merasa stres berat. Shi On tidak tahan lagi dan jatuh ke lantai.
Do Han dan Yoon Seo langsung memburunya, Dr. Park! Sadarlah, Dr. Park! Ayah Shi On masih teriak, si brengsek ini! Ayo cepat bangun!

Do Han kesal sekali. Ia memeriksa pupil mata Shi On. Shi On benar-benar mulai tidak sadarkan diri. Do Han memanggilnya berkali-kali. Shi On pingsan.

Shi On bermimpi, ia mengingat saat masih kecil dan dikurung dalam gudang oleh ayahnya. Shi On mendengar ibunya membujuk ayahnya, tapi ayahnya justru ingin mematahkan kaki Shi On agar tidak kemana-mana dan mempermalukan keluarganya.
Ibu berusaha menghalagi ayah yang ingin menyiksa Shi On lagi. Tapi tidak bisa, ayah membuka pintu gudang. Shi On kecil ketakutan.

Shi On dewasa gelisah dalam pingsannya. Ia akhirnya sadar. Yoon Seo dan Do Han ada di dekat Shi On. Yoon Seo cemas sekali, Dr. Park!
Shi On berusaha duduk dibantu Yoon Seo. Yoon Seo tanya kondisi Shi On. Dr. Park, katakan sesuatu.

Shi On jelas ketakutan dan tampak trauma berat, tapi ia berkata tidak apa-apa. Shi On dengan gemetar tanya dimana Ayahnya.
Yoon Seo : Dia ada di luar.

Shi On diam saja, tapi dari gerakannya jelas terlihat ia ketakutan. Shi On mulai meringkuk dan tangannya gemetaran. Yoon Seo menoleh ke arah Do Han.

Do Han langsung mengerti, ini jelas trauma berat dan ketakutan. Ia terlihat marah. Do Han jalan keluar.

Do Han melihat Ayah Shi On tertidur di bangku di luar UGD. Do Han membangunkan Ayah Shi On dan melarang ayah menemui Shi On untuk sementara karena kondisinya belum stabil. Do Han baru mengijinkan keduanya bertemu jika kondisi Shi On sudah lebih stabil.

Ayah Shi On marah, kau siapa? beraninya melarang dan mengijinkanku menemuinya!
Do Han : Dr. Park Shi On adalah murid saya. (Awesome.)
Ayah tidak peduli, guru ya guru. Kenapa harus ikut  campur dalam urusan orangtua-anak? Minggir. Do Han menghadangnya. Keren.

Terdengar suara seorang wanita, dengarkan apa yang dikatakan Profesor! Ayah menoleh dan terkejut saat melihat Ibu. Ia jadi semakin murka dan akan menyerang Ibu. Do Han terkejut dan berusaha menahannya. Ia bingung, Ajummeoni, siapa anda?
Yoon Seo keluar, ia memanggil ibu Shi On. Do Han jadi heran. Untung petugas keamanan segera menarik ayah pergi. Ayah Shi On masih teriak-teriak dan mengancam akan menangkap ibu. Ny. Oh pucat ketakutan.

Setelah suaminya diseret keluar, Ibu Shi On minta maaf pada Do Han dan Yoon Seo. Ia jalan pergi menyusul suaminya.

Shi On masih mendengar teriakan dan makian ayahnya dari dalam kamar RS. Shi On ketakutan. Ia mencabut infusnya dan jalan pergi.

Do Han bicara berdua dengan Yoon Seo, ia kesal karena Yoon Seo tidak cerita padanya soal ibu Shi On. Yoon Seo berkata itu adalah permintaan ibu Shi On, untuk merahasiakan ini.
Do Han : Tapi tetap saja kau harus mengatakannya padaku.

Yoon Seo mencemaskan Shi On, tingkat traumanya pasti lebih parah dari yang ia perkirakan. Do Han tahu, tapi Shi On tidak boleh menghindari ayahnya terus.
Yoon Seo merasa Shi On belum siap saat ini. Do Han tanya soal ibu Shi On, kita juga tidak bisa menyembunyikannya.

Shi On duduk di lorong sepi, ia masih belum bisa menghilangkan rasa takutnya.

Ayah Shi On marah pada Ibu yang sudah bersembunyi selama ini. Ia menuduh istrinya hidup mewah sendirian. Ibu melepaskan tangan Ayah, coba lihat ini, apa kau pikir aku hidup mewah?
Ibu berkata Shi On tidak mengenalinya. Tapi Ayah tidak percaya. Ibu mohon Ayah tidak muncul di depan Shi On lagi, kalau kau perlu uang, aku akan memberikan semua uangku padamu.


Ayah marah, kau pikir aku kesini hanya untuk uang? Ayah ingin memukul ibu lagi, tapi ia kesakitan dan batuk-batuk dengan sangat parah. Ayah sampai terduduk. Ia batuk darah.  Ibu syok melihatnya.

Direktur Choi bertemu Kang Hyun Tae. Ia terlihat marah sekali, siapa sebenarnya, orang yang bertanggung jawab membuat Yayasan ini dalam posisi terancam.

Kang Hyun Tae : Bukankah saya sudah mengatakan ini sebelumnya. Kalau anda menolak tawaran saya maka akan terjadi sesuatu yang lebih besar. Tujuan saya adalah menjalankan RS dengan anda dan Profesor Kim Do Han sebagai pondasi utamanya. Karena jika tidak ada anda berdua, maka RS ini akan kehilangan kekuatan terbesarnya.

Direktur Choi marah, ia tidak berniat bekerja bersama Kang Hyun Tae yang berpikir bahwa RS ini adalah RS dengan orientasi keuntungan. Ia minta Kang segera pergi.
Kang Hyun Tae setuju untuk pergi, tapi ia pasti akan kembali lagi ke RS ini. Bahkan ia akan menjadi orang yang mengatur RS ini. Tapi Kang Hyun Tae mengaku tetap sangat menghormati Direktur Choi. Ia minta Direktur memikirkannya sekali lagi karena tidak lama, akan ada orang yang akan telp untuk negosiasi.

Ny. Oh minta tolong Dr. Cha untuk menenangkan Shi On. Ia akan membawa ayah Shi On pulang untuk sementara ini.

Yoon Seo duduk di samping Shi On. Ia sedih melihat kondisi Shi On. Shi On gemetaran, A..apa ayah saya sudah pergi?
Yoon Seo membenarkan, lalu tanya apa Shi On merasa kesakitan. Shi On menggeleng, tidak.

Yoon Seo : Kau benar2 ketakutan karena ayahmu ya?

Shi On mengaku tidak terlalu ketakutan, tapi ia merasa seperti masuk ke mesin waktu (yey..apa iklan Mi Rae? wkk) dan kembali saat ia berusia 7 th.

Yoon Seo : Jika kau tidak ingin ayahmu datang, aku akan mengaturnya agar ia tidak bisa datang ke RS untuk sementara.
Shi On diam saja. Yoon Seo tanya apa saat Shi On melihat wajah ayahnya, Shi On juga ingat wajah ibunya?

Shi On menggeleng, meskipun saya tidak ingat wajahnya, tapi bayangannya berkelebat dalam benak saya. Ibu juga dipukuli ayah. Saya berharap tidak akan mengingat ibu saya, karena jika saya melihat wajahnya yang terluka karena dipukuli, maka saya juga akan terluka.

Yoon Seo menyentuh bahu Shi On untuk menenangkannya. Shi On terdiam, lalu perlahan Shi On menjauh dari Yoon Seo. Ia ingin sendirian.
Yoon Seo mengerti dan meninggalkan Shi On. Ia mencemaskan Shi On.

Yoon Seo minta rekan2 lain bersikap biasa saja di depan Shi On. Jangan berusaha terlalu keras untuk menghiburnya atau merasa kasihan padanya. Semua mengerti dan bertekad tidak membiarkan Shi On bertemu ayahnya untuk sementara ini.
Jadi saat Shi On datang, Jin Wook langsung bersikap biasa, kau dari mana saja? Kau harus siap-siap untuk pertemuan.

Gil Nam juga menyuruh Shi On mengambil foto sinar X dan membawanya ke ruang meeting. Shi On mengerti dan kerja seperti biasa. Yoon Seo mengamati Shi On dengan cemas.

Tim bedah anak meeting untuk membahas kasus baru. Kasus CDH, Congenital Diaphragmatic Hernia. Do Han berkata untungnya bayi tidak mengalami dua komplikasi seperti yang diperkirakan. Tapi muncul masalah baru, patent ductus arteriosus (masalah jantung dimana pembuluh darah yang menghubungkan dua pembuluh darah utama sebelum lahir yang seharusnya menutup setelah bayi lahir, ternyata tetap terbuka. Bayi itu keren, ya?)
Do Han minta Shi On memberikan briefing pada rekan2nya tentang proses pembedahan yang bisa dilakukan.

Shi On tidak segera menjawab sampai Do Han berseru, ayo cepat! Shi On menggeleng, saya..saya tidak tahu. Ha? Shi On blank. Yoon Seo terlihat cemas dan menoleh ke Do Han.
Semua temannya tampak heran, karena Shi On biasanya tidak seperti ini.

Do Han mencoba tanya lagi, ia minta Shi On memberikan pendapatnya sesuai dengan foto sinar x. Shi On mencoba mengamati foto dan memejamkan mata. Ia mencoba menembus organ-organ tubuh bayi dalam pikirannya, tapi tiba-tiba blur.
Yoon Seo memanggilnya. Dr. Park!
Shi On membuka mata, ia kelihatan frustasi. Saya..saya tidak bisa melihatnya. Saya tidak bisa menggambarkannya.

Yoon Seo dan Do Han tampak mencemaskan kondisi Shi On. Do Han tidak tahu, kondisi ini hanya sementara atau berlanjut. Kalau seperti ini terus, Shi On tidak bisa melakukan apapun kelak. Karena hanya itu keahlian yang dimiliki Park Shi On.
Do Han kesal sekali dengan ayah Shi On. Bagaimana orang seperti itu bisa menyebut dirinya ayah..
Yoon Seo : Saya tidak tahu, saya juga tidak tahu bagaimana menolongnya.
Do Han menghela nafas, ia mengaku mereka tidak bisa menolong Shi On karena ini masalah psikis.

Yoon Seo keluar dan memandangi Shi On. Ia merasa sedih. Tiba-tiba Chief Go masuk ke ruang dokter. Ia mengajak mereka makan bersama nanti malam.
Yoon Seo menolak karena ada banyak pasien. Jin Wook juga harus menangani banyak pasien prematur di NICU. Chief Go mengerti lalu tanya Il Kyu, bagaimana denganmu.

Il Kyu tampak bingung, saya..juga harus tugas jaga malam ini. Chief Go tampak kesal sekali, lalu melirik Shi On dan tidak bicara lagi. Baiklah, silahkan kerja dan semangat. Chief Go keluar.

Yoon Seo heran, ada apa ini? kenapa dia tiba-tiba seperti itu. Jin Wook nyengir, ini bukan tiba-tiba. Ini pertama kalinya. Haha...tidak ada yang mau makan bersama Chief Go.

Chae Kyung bertemu Kang Hyun Tae di lobi RS, ia minta maaf tidak mengenali Kang sebelumnya.  Selama ini ia selalu heran mengapa orang dengan kualitas seperti Kang Hyun Tae datang ke RS mereka, anda benar2 bertanggung jawab untuk pekerjaan yang paling sulit, benar kan? Berusaha menarik baik Direktur dan Prof Kim Do Han.

Kang Hyun Tae membenarkan, mereka adalah orang-orang yang gagal ia yakinkan untuk pertama kalinya.

Chae Kyung : Karena anda yang memegang kunci dalam negosiasi, saya rasa kita akan sering bertemu setelah anda mundur dari jabatan sebagai Asisten Direktur?

Kang Hyun Tae tersenyum, andalah yang memegang kunci itu, General Manager Yoo. Penghentian dukungan dana untuk RS ini adalah hasil kerja anda, benar kan?
Chae Kyung keceplosan bicara, apa itu yang dikatakan Presdir Jeong padamu?

Kang Hyun Tae tersenyum menang, oh ho..saya belum berkata kalau itu adalah Presdir Jeong pada anda. Dua orang yang berada dalam satu perahu, saya harap kita tidak terlalu sensitif. Kuda Troya anda...sangat hebat. Kang mengacungkan jempolnya ke arah Chae Kyung lalu jalan pergi.

Presdir Lee gelisah memikirkan nasib RS dan Yayasan Seongwon. Direktur Choi mencoba menenangkannya. Chae Kyung justru dengan dingin berkata ia sudah memperingatkan Presdir Lee kalau akan terjadi masalah seperti ini. Ia juga mengingatkan akan ada orang yang menghubungi Presdir Lee untuk negosiasi. Chae Kyung seperti ini karena ia juga merasa marah dan frustasi.
Presdir Lee membenarkan, ini memang karena aku. Aku yang tidak mampu menjalankan semuanya.

Do Han konsultasi dengan rekannya dari bagian Psikiater tentang kondisi Shi On. Dokter itu juga tidak yakin apa kondisi Shi On akan terus seperti ini atau ia bisa kembali menjadi Shi On yang jenius lagi.
Psikolog itu yakin bisa menyembuhkan Shi On jika ini hanya kasus kepribadian ganda biasa. Tapi ini soal trauma karena ingatan yang dipendam selama bertahun-tahun, maka dampaknya akan lebih besar dibanding dari apa yang kelihatan dari luar.

Do Han : Apa kita bisa menghilangkan ingatan itu tanpa sadar?
Psikolog : Jarang terjadi, tapi bisa. Khususnya untuk orang seperti Park Shi On yang memiliki kelainan autis istimewa.

Intinya tidak ada solusi cepat untuk mengembalikan kemampuan Shi On, tapi ada satu hal yang bisa dilakukan Do Han. Kau harus membantunya menyadari bahwa dia dicintai dan diperhatikan. Kesadaran itu akan bisa menyembuhkan trauma masa lalunya. Psikolog itu tertawa, ini benar-benar ironis, bukankah sedikit normal (bagi Shi On) untuk tidak memiliki kemampuan itu?

Yoon Seo menemui Direktur Choi dan menceritakan kondisi Shi On. Direktur Choi terlihat syok, ia tanya sejak kapan Yoon Seo tahu soal ibu Shi On. Yoon Seo mengaku sudah beberapa minggu dan ia minta maaf karena tidak mengatakan pada Direktur lebih awal.
Direktur Choi mengerti, tidak apa-apa. Yoon Seo tanya apa Direktur tahu soal orang tua Shi On. Direktur mengangguk, ia tahu dengan baik orang tua Shi On. Direktur minta Yoon Seo dan Do Han lebih memperhatikan Shi On.

Shi On menemui Do Han di atap RS. Do Han komen, kau benar-benar takut pada ayahmu ya? Lalu, apa yang paling kau takuti di dunia ini? Apakah ayahmu juga?
Shi On menggeleng, bukan. Kematian seorang pasien.

Do Han : Benar, seorang pasien yang meninggal di depanmu. Lalu apa yang harus kau lakukan untuk mencegah pasien meninggal di depanmu?

Shi On : Saya harus memberikan diagnosa dengan tepat dan menyembuhkan pasien itu.

Do Han : Tapi kau tidak bisa melakukannya saat ini. Pikirkan itu baik-baik. Rasa takutmu terhadap ayahmu bisa menyebabkan seorang pasien meninggal, karena itu akan menghentikanmu menggunakan bakat yang kau miliki. Saat kau pertama tiba disini, aku berkata ke Dr. Cha, bahwa kemampuanmu hanyalah efek samping dari sindrome autistik. Tapi, kalau memikirkan kepentingan pasien, kupikir akan bagus memiliki orang seperti dirimu.
Lagipula, kau harus memenuhi janjimu padaku. Kau harus menjadi dokter yang lebih baik dariku. Kau harus segera mengatasi masalahmu. Jangan berpikir "waktu akan menyembuhkan segalanya." Semakin kau memikirkan itu, semakin sedikit pasien yang bisa kau selamatkan.

Do Han pergi. Shi On hanya menghela nafas.

Jin Wook mengatakan soal Shi On pada Chief Nam dan perawat Jo, karena kalian sejak awal sangat memperhatikan Dr. Park. Kedua perawat senior itu merasa sedih, apa yang harus kita lakukan untuk Dr. Park kita?

Yoon Seo memasang infus untuk In Hae. In Hae menanyakan Shi On. Apa Dr. Park pergi ke satu tempat? Yoon Seo hanya berkata kalau Dr. Park sibuk dengan pasien daruratnya.
In Hae tanya apa Yoon Seo benar2 tidak punya pacar. Yoon Seo membenarkan, kenapa? Apa kau mau mengenalkanku dengan seseorang?
In Hae : Apa dokter mau menerima anak SMP?
Yoon Seo : Apa aku ini mau mengangkat anak? haha..

Yoon Seo menunjukkan foto yang baru dikirim Kyu Hyun padanya. In Hae melihat foto Kyu Hyun dan Eun Ok, ia tersenyum. Coba lihat bagaimana gadis ini tersenyum.
Yoon Seo membenarkan, itu karena Kyu Hyun sangat menyayangi Eun Ok. Lalu In Hae melihat foto bunga mawar di apartemen Yoon Seo, dokter bunga mawar apa ini?

Yoon Seo : Oh ..itu pemberian dari Dr. Park.
In Hae tanya kapan Dr. Park memberikan bunga ini. Yoon Seo menjawab beberapa hari lalu. In Hae langsung nyengir, ia tahu sekarang siapa Snow White Princess itu wkk.

Chief Nam dan Perawat Jo berlomba saling memuji Dr. Park Shi On. Untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kesadaran bahwa mereka menghargainya.
Shi On hanya membungkuk berterima kasih.

Direktur Choi memikirkan keluarga Shi On. Direktur Choi ingat, saat Shi On masih kecil, ia pernah mengantar Shi On pulang dan menemukan ibu Shi On berlutut sambil menangis.

Ibu Shi On saat itu segera menutup pintu gerbang, tidak ingin bertemu Dr. Choi. Ingatan itu masih mengganggu Direktur Choi sampai saat ini.

Do Han menyuruh Shi On libur dan pulang untuk istirahat. Shi On berkata ia baik-baik saja.
Do Han : Pikiranmu tidak berfungsi, jadi apa gunanya kau tetap di RS?
Yoon Seo ikut membujuk Shi On untuk pulang, tidur dan istirahat.

Do Han minta Yoon Seo menyeret Shi On pulang dan menyita kartu masuknya jika Shi On tetap tidak mau pulang. Yoon Seo mengerti. Do Han pergi.

Ibu Shi On membawa suaminya pulang. Tapi Ayah Shi On tetap memperlakukan ibu seperti sampah. Ia melempar meja berisi makanan yang disajikan ibu. Ayah menantang ibu, kenapa? Apa kau tidak akan melarikan diri lagi?
Ibu tidak akan larilagi.
Ayah Shi On : Benar, anakmu sudah sukses di RS. Kau harus terus menempel padanya, ya kan?

Ibu mencoba membujuk suaminya untuk pergi dengannya ke tempat lain yang jauh dari Seoul. Ayah menolaknya, ia ingin mendapatkan manfaat dari anaknya di usianya yang sekarang ini. Anakku seorang dokter!
Ibu : Apa yang sudah kau lakukan untuk Shi On sampai berhak melakukan itu?
Ayah : Memangnya kenapa? Aku ini ayah Shi On. Aku ayahnya!
Ibu : Katakan itu, setelah kau melakukan tugasmu sebagai ayah!

Ayah marah dan ingin melempar ibu dengan gelas. Saat itu terdengar pintu diketuk orang, ternyata Direktur Choi. Ayah dan Ibu Shi On terkejut. Ayah jelas tidak menyukai Direktur Choi.
Ayah menuduh istrinya berselingkuh dengan Direktur Choi. Ayah memaki Direktur, kau brengsek. Kau pura-pura baik dan mencuri istri orang lain! Ayah mencengkeram baju Direktur Choi.

Direktur Choi tidak tersinggung, ia mengajak Ayah keluar untuk bicara dan membujuknya untuk meninggalkan Shi on. Lihat saja dia dari jauh. Ayah menolak, ia merasa berhak karena Shi On adalah anaknya, ini tidak ada hubungannya dengan Direktur Choi.
Lalu Ayah Shi On batuk-batuk dengan parah. Ia terjatuh ke lantai dan muntah darah. Direktur Choi terkejut, ia langsung memeriksa ayah Shi On, terlihat dari ekspresi Direktur, kalau Ayah Shi On sakit parah. Apa dia seperti ini sejak ia datang? Ibu membenarkan. Terlihat dari ekspresi Direktur, kalau Ayah Shi On sakit parah.


Yoon Seo jalan pulang bersama Shi On. Ia mencoba menyinggung soal pengakuan Shi On kemarin. Tapi Shi On meminta Yoon Seo pura-pura tidak mendengarnya.
Yoon Seo tidak bisa, aku sudah mendengarnya. Bagaimana aku bisa pura-pura belum pernah mendengarnya?

Shi On berkata sudah membuat kesalahan. Saat ia SD, ia sangat menyukai gurunya. Dia sangat cantik dan baik pada Shi On. Shi On merasakan hal yang sama pada Yoon Seo.

Yoon Seo tidak percaya, kau bohong kan? Shi On berkata ia tidak bisa bohong.

Yoon Seo mengingatkan Shi On, apa yang kau katakan saat kau memberikan bunga mawar kepadaku dan apa yang kau katakan soal membeli palu di toko serba ada juga adalah kebohongan. Shi On-ah, perkataanmu padaku bukanlah kata-kata yang dikatakan anak kecil, dan itu juga bukan sesuatu yang harus kau sesali.
Karena aku merasakan ketulusanmu. Kalau aku tidak merasakan ketulusannya, aku sudah menertawakan dan melupakannya. Tapi aku tidak melakukan itu.

Keduanya masuk ke cafe, Yoon Seo tanya apa dia adalah cinta pertama Shi On. Shi On diam saja.
Yoon Seo : Terima kasih karena kau menganggapku sebagai cinta pertamamu.

Yoon Seo cerita soal cinta pertamanya, ia suka dengan seorang oppa di gereja Katholic saat masih SMA. Itu adalah cinta bertepuk sebelah tangan. Yoon Seo mengaku berdebar kalau melihat oppa itu, tidak bisa tidur dan makan. Ia menderita sendiri dan melalui semuanya sendirian.
Cinta pertama membuat hatimu tumbuh (dewasa) dengan sangat cepat. Shi On, hatimu juga mulai bertumbuh saat ini.

Yoon Seo berkata ia juga sangat mencintai Shi On, tapi sebagai kakak-adik. Ia menjelaskan kalau ini juga adalah cinta. Yoon Seo mengerti, Shi On mungkin kesal karena ia tidak bisa segera mencintai Shi On sebagai seorang pria, tapi dengan berlalunya waktu aku  yakin hatimu akan menjadi lebih tenang dan hubungan kita pasti akan sedekat hubungan saudara kandung.

Shi On : Bagaimana kalau..waktu berlalu dan saya masih tetap sama. Apa yang harus saya lakukan? Saya rasa saya akan sangat frustrasi lebih dari sekarang ini. Bahkan lebih frustrasi daripada terkurung di dalam tambang itu.

Shi On tersenyum kecil, tapi setelah mengatakan ini padamu, saya merasa lebih lega. Saya masih sedih, tapi lebih lega. Sepertinya saya membuat dokter merasa tidak enak dengan sia-sia.
Shi On membungkuk dan langsung jalan pergi.

Shi On jalan pulang dan menemukan Chief Go minum soju sendirian di warung pinggir jalan. Shi On membungkuk dengan hormat.
Chief Go terkejut, ha? anak brengsek ini, kenapa kau tidak ada di RS dan jalan pulang?

Shi On ingin mencoba menjelaskan, tapi Chief Go minta Shi On pulang saja. Sudahlah, sana pulang.
Shi On membungkuk dan jalan pergi. Tapi Chief Go memanggilnya lagi, hei, apa kau tahu cara minum alkohol?

Beberapa saat kemudian, Chief Go sudah menghabiskan 6 botol soju sambil makan. Ia curhat pada Shi On. Biasanya, pada bagian bedah anak tidak ada yang namanya Supervisor. Kenapa? karena departemen ini langsung dibawah pengendalian Direktur. Pengendalian langsung! Kau tahu?!
Shi On menguap : Anda sudah mengatakan hal yang sama delapan kali.
Chief Go kesal, kalau begitu dengarkan untuk yang ke-9 kalinya! dasar brengsek. Wkk

Chief Go berkata semua rekan2nya telah menjadi supervisor, tapi ia menjadi supervisor karena pengaruh kakak iparnya. Kenapa? Apa kau muak?

Shi On menggeleng, saya tidak muak sama sekali.
Chief Go sadar tidak ada alasan untuk anak-anak itu harus menghormati supervisor lemah seperti dirinya, apalagi Kim Do Han. Chief Go tidak bisa bicara apa-apa. Bahkan pada Dr. Cha Yoon Seo yang masuk ke dalam tim elit.
Shi On setuju, ia juga dengar soal tim elit itu. Tidak sembarang orang bisa masuk ke tim elit itu.

Chief Go teriak sambil menepuk dadanya, aku juga seorang dokter bedah! Padahal Chief Go sedang makan, sehingga makanannya berhamburan ke wajah Shi On.
chief Go masih ingin pengakuan, aku ini seorang dokter juga! Aku sudah melakukan banyak pembedahan. Tapi kenapa tidak seorangpun mengakuiku?

Shi On : Saya menghormati anda, supervisor.
Chief Go sedikit heran tapi kesal, diamlah..untuk apa anak sepertimu menghormatiku? Shi On langsung minta maaf, karena berkata bahwa orang seperti saya telah menghormati anda.

Chief Go menghela nafas, lalu tanya kenapa Shi On seperti itu, kenapa kau duduk disitu dan kelihatan marah?
Shi On : Saya tidak marah.
Chief Go : Hei, jangan bohong. Anak ini sensitif sekali.
Chief Go menuangkan soju untuk Shi On.

Shi On membantu Chief Go jalan dan menghentikan taksi. Tolong katakan dimana rumah Bapak, agar saya bisa mengatakannya pada sopir taksi.
Chief Go sudah mabuk berat, ia menjawab : Dubai. Ayo kita ke Dubai. Karena aku seorang dokter bedah.

Yoon Seo duduk memandangi bunga mawar dari Shi On. Ingat pertanyaan Shi On, bagaimana kalau ia tidak berubah meskipun waktu berlalu, apa yang harus ia lakukan? Yoon Seo tampak stres, tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Paginya, Chief Go ternyata dibawa Shi On ke rumahnya haha..Chief Go terbangun dengan rambut acak-acakan dan perasaan syok. Ia melihat Shi On mengambil makanan di kulkas.
Chief Go tidak percaya, kau..apa kau membawaku ke rumahmu?

Shi On memberi salam, ia membawa dua piring kimbab. Benar, silahkan makan. Shi On jalan ke meja makan.
Chief Go mengeluh dalam hati, oh ya ampun.

Chief Go duduk di meja makan Shi On. Shi On menyajikan kimbab dan susu pisang wkk. Silahkan makan.
Chief Go tidak percaya, apa kau memintaku makan ini untuk sarapan?
Shi On : Ya, kimbab saya berisi tuna dengan mayonnaise, kimbab anda adalah Jeonju bibim. Kimbab isi sayuran.

Shi On berterima kasih karena Chief Go bersedia minum alkohol dengannya kemarin. Chief Go lupa, kapan aku melakukannya? Shi On memuji Chief Go, anda keren sekali kemarin.

Shi On menirukan gaya Chief Go, ia mengacungkan jari : Aku ini dokter bedah juga!

Shi On berkata ingin melakukan itu juga. Chief Go malu, ia ngomel. Anak ini..apa ada sesuatu yang tersangkut di mulutnya? Tapi Chief Go tetap makan kimbab dan susu pisangnya. (Dua orang ini ternyata cocok haha)

Do Han mencoba tanya kondisi Shi On pada Yoon Seo, tapi Yoon Seo berkata tidak ada perubahan. Yoon Seo bergumam, seharusnya tidak ada masalah lagi. Do Han heran, ada masalah lain lagi?
Yoon Seo : Tidak
Do Han merasa Yoon Seo ingin mengatakan sesuatu kepadanya, tapi Yoon Seo menggeleng tidak ada apa-apa.

Do Han menguji Shi On lagi, tapi kali ini Shi On gagal memberikan jawaban memuaskan untuk Do Han. Tidak seperti biasanya.
Do Han meralat ucapan Shi on beberapa kali. Ini membuat Shi On tampak tertekan, Do Han juga kelihatan frustrasi. Akhirnya ia menghentikan ini dan minta Shi On pergi saja.

Do Han mengingat pertama kali ia bertemu Shi On. Betapa akurat dan cerdasnya Shi On saat itu. Do Han menghela nafas.

Shi On sembunyi di sudut RS seperti biasa. In Hae datang dan protes pada Shi On, percuma saja kau menjadi dokter jagaku. Kau tidak memberiku makan ataupun merawatku.
Shi On minta maaf, beberapa hari ini ia tidak konsentrasi.

In Hae menebak, setelah mengaku dengan gagah berani, kau ditolak secara menyedihkan, benar kan?

Shi On menghela nafas dan menunduk. shi On mengaku hatinya terluka, ia menjadi sedikit aneh dan mudah tersinggung. Dan ia bahkan berbohong. Kalau sudah seperti ini, bagaimana kalau ia benar2 tidak menyukaiku?
In Hae menghiburnya, Dr. Cha bukan orang yang bisa melakukan itu.
Shi On : Kau benar, Dr. Cha..

Lalu Shi On terkejut, ia baru sadar kalau ketahuan. Shi On sampai berdiri, Kau..bagaimana kau tahu?
In Hae : Jika ekornya panjang, maka pasti tertangkap.
Shi On tetap ingin tahu, bagaimana In Hae bisa tahu. In Hae menjelaskan, ia tahu setelah melihat foto mawar di ponsel Dr. Cha.

Shi On kelihatan gugup. Tapi In Hae mengaku kalah, aku akan menarik perkataanku dulu. Jika sainganku adalah Dr. Cha, aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Wkk

Shi On panik, kau..kau benar-benar tidak boleh mengatakana apapun pada siapapun. Kau mengerti?
In Hae minta Shi On tenang dan duduk lagi. In Hae bisa menebak kalau Dr. Cha secara alamiah tidak bisa menerima perasaan Shi On, dia pasti berkata kalau kalian seperti Noona-dongsaeng, ya kan?

Shi On mengangguk. In Hae berkata ini kasus sulit. Ok, mulai sekarang kau tidak perlu melakukan apapun. Perlihatkan saja siapa dirimu yang sebenarnya.
Shi On : Yang sebenarnya?
In Hae : Hanya itu yang kau miliki.

Direktur Choi menemukan mereka, ia memanggil  Shi On. Direktur mengajak Shi On pergi ke satu tempat bersamanya.
Direktur membawa Shi On ke kamar ayahnya. Shi On langsung ketakutan dan berusaha kabur. Direktur menahan Shi On, Shi On panik. Saya akan pergi tolong lepaskan saya.

Direktur : Shi On-ah, ayahmu menderita kangker laring stadium akhir. Kami sudah memeriksanya tapi kankernya sudah menyebar. Tidak apa jika kau tidak mau bertemu dengannya saat ini, tapi cukup tahu saja.
Aku tahu,kau takut pada ayahmu. Itu terus mengingatkanmu akan kenangan buruk. Tapi, coba berpikir secara berbeda saat ini. Bukan sebagai ayah yang memberimu kesakitan, tapi sebagai pasien kanker stadium akhir.

Shi On tidak menjawab, ia langsung melarikan diri. Direktur Choi menghela nafas. Shi On bersembunyi di satu sudut dan mengatur nafasnya. Ia terlihat sangat stres.


Shi On pergi ke UGD, ada seorang gadis kecil yang terluka tangannya. Ia jatuh di aspal dan kena pecahan kaca karena menahan ayahnya yang hampir jatuh. Ayah gadis itu buta.
Shi On minta anak itu menahan sakit sebentar saja, ia akan mejahit lukanya. Ayah gadis itu minta maaf, karena membuat anaknya terluka. Anak itu menjawab dengan ceria, tidak apa-apa Ayah.

Shi On bertemu anak perempuan itu saat membayar biaya RS. Shi On melarang anak itu olah raga berlebihan untuk sementara ini. Anak itu mengerti. Shi On heran kemana ibu anak itu.
Anak itu menjelaskan, ibu bekerja. Sementara ayahnya buta karena glukoma. Anak itu bertugas menjemput ayahnya dari studio tempat ayanya bekerja menulis musik.
Shi On memujinya, kau benar-benar baik.

Anak itu berkata ini adalah kewajibannya, awalnya ia marah dan malu, tapi sekarang tidak lagi. Jika ayahku tidak ada di dunia ini lagi, aku pasti merasa sangat sedih. Anak itu berterima kasih pada Shi On dan mengajak ayahnya pulang.


Jin Wook menunggu di luar bar tempat In Young kerja. In Young tidak suka melihatnya.
Jin Wook akan mengatakan sesuatu dengan cepat karena harus segera kembali ke RS, ia tahu memang bukan urusannya, tapi ia mohon In Young berhenti dari pekerjaan ini, demi In Hae. Bagaimana kalau In Hae tahu.

In Young yakin tidak akan apa-apa, asal ia bisa merahasiakan ini dari In Hae. Pekerjaan ini bukan pekerjaan memalukan.
Jin Wook membenarkan, tapi kau dipaksa untuk minum alkohol dan hidupmu jadi tidak teratur.

In Young : Dokter, anda tahu kalau operasi itu membutuhkan biaya besar, kami tidak memiliki apapun. Tidak peduli seberapa berat, kami harus menahannya.
Jin Wook ingin In Young mencari pekerjaan lain atau ia bisa meminjamkan uang untuk In Young, tidak masalah kau akan mengembalikannya dalam 10 atau 20 tahun.

In Young menyindirnya, pasti anda merasa hebat, memiliki begitu banyak uang. Jin Wook jadi tidak enak, bukan itu maksudnya. Tapi In Young sekali lagi menolak bantuan Jin Wook, carilah orang lain yang lebih pantas untuk anda. Bukan seperti saya.


Malamnya, Jin Wook dan Shi On sama-sama tidak bisa tidur. Jin Wook tanya apa yang dipikirkan Shi On.
Shi On : Hanya ini dan itu.
Jin Wook mengerti, kau pasti memiliki banyak masalah juga. Shi On tampak bingung, dulu ia tidak seperti itu. Sekarang dalam pikirkannya seperti ada earphone yang kusut.

Jin Wook geli, ia tanya apa Shi On pernah menyukai seorang gadis. Lalu Jin Wook menjawab sendiri, tentu saja kau pernah, bagaimanapun kau ini seorang pria.
Shi On tanya apa Jin Wook juga menyukai seseorang. Jin Wook membenarkan.
Shi On : Apa mungkin..itu kakak In Hae?
Jin Wook : rumornya sudah tersebar disemua tempat sepertinya.

Shi On berkata kalau Jin Wook memiliki syarat untuk mencintai seseorang, Jin Wook keren, pintar, selalu percaya diri dan tidak memiliki hal yang bisa membuatnya malu. Dan..Jin Wook dewasa.

Jin Wook : Tidak ada syarat untuk mencintai seseorang. Jika kau mencintai seseorang tanpa syarat..kau sudah memiliki standar untuk mencintai orang itu.

Jin Wook berkata ia juga berusaha mendapatkan kualifikasi itu. Shi On tanya apa Jin Wook sudah mengaku. Jin Wook menggeleng, tentu saja belum. Itu hal yang paling sulit di dunia, kurasa lebih menegangkan daripada saat pertama kali aku membedah mayat. Kau sendiri bagaimana?
Shi On : Uh...sudah.

Jin Wook tampak kagum, kau lebih baik dariku. Hei Park Shi On, kau pasti sangat mencintai orang itu. Kau keren. Mereka tetap tidak bisa tidur memikirkan perasaan masing2.

Paginya, Presdir Lee dan Direktur Choi bertemu orang yang ingin mengambil alih RS Seongwonn.
Kang Hyun Tae datang bersama Presdir Jeong. pria misterius itu. Presdir Lee dan Direktur Choi mengenal pria itu.  Presdir Jeong masih menyapa Presdir Lee dengan sebutan Direktur Lee.

Direktur Choi terlihat marah, Presdir Jeong, apa anda orangnya? Presdir Jeong ketawa, kita sudah lama tidak bertemu kenapa kaku sekali? Ayo makan dulu, kemudian baru membahas soal ini pelan-pelan.

Shi On mencoba melihat ke kamar ayahnya. Ia mengintip dan melihat ayahnya masih marah2. Tidak mau minum obat dan membentak perawat.
Shi On reflek jongkok saat melihat ayahnya, ia masih trauma. Kasihan my Shi On.

Now it's ER time.
Sebuah bis sekolah terguling saat dalam perjalanan ke sekolah. Banyak siswa yang terluka parah. Semua paramedik bergegas keluar menyambut mobil ambulance. Orang tua mulai berdatangan ke RS dan dengan panik mencari anak mereka masing-masing.

Kim Do Han dan tim masuk ke UGD, terkesima dengan pemandangan dan kekacauan di sekelilingnya. Do Han mendapat laporan, ada total 27 anak yang terluka. 20 diantaranya dibawa ke RS Seongwon.
Chief Go muncul, ia kesal sekali kenapa banyak sekali yang dibawa ke RS ini. Dokter itu berkata RS lain tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk menangani kecelakaan ini.

Yoon Seo ingin segera menyiapkan ruang operasi. Dokter UGD lapor, ada 9 anak yang luka kepala dan tulangnya, ia sudah menghubungi bagian bedah syaraf dan ortopedi juga.
Chief Go memberi instruksi, pertama, hubungi dokter bedah umum untuk bantuan dan periksa setiap anak. Para dokter mengerti dan langsung bergerak.

Para dokter sibuk sekali, bahkan Kim Do Han harus membedah di tempat dibantu Jin Wook dan dokter UGD. Ternyata setelah pemeriksaan, banyak anak yang memerlukan pembedahan segera.
Prof Kim Jae Joon dan tim juga datang. Hong Gil Nam sudah menyiapkan 9 ruang operasi sekaligus.

Yoon Seo tampak cemas, meskipun kamar operasi sudah siap, tapi mereka kekurangan dokter bedah. Jin Wook sudah menunda semua operasi dari bagian lain dan mengerahkan semua intern mereka.

Kim Jae Joon memutuskan mengambil 3 pasien dan menyerahkan 4 lagi pada Do Han. Tapi masih ada yang belum mendapat dokter. Do Han minta Jin Wook menjadi dokter bedah untuk seorang pasien. Kau bisa mengatasinya kan? Jin Wook mengiyakan.  Do Han memerintah semua dibawa ke ruang OR.

Do Han ke Yoon Seo dan Jin Wook, jika kalian mengalami kesulitan untuk alasan apapun, kontak aku lewat interkom. Mengerti? Semua mengiyakan. Mereka masuk ke ruang OR masing2.

Satu masalah baru muncul, dokter UGD lari lagi menemui Yoon Seo, Dokter..tolong kirim seorang residen ke UGD. RS Ho Yeong mengirim seorang pasien karena kecelakaan mobil pada kita.
Yoon Seo pusing, lalu menyuruh Shi On segera ke UGD, ia yang akan mengurus operasi. Shi On mengerti dan langsung lari ke UGD bersama dokter itu.

Shi On melihat pasien barunya dan terkejut, itu gadis kecil yang kemarin datang bersama ayahnya yang buta! Ayah-Ibu anak itu datang, In Jeong! In Jeong, tolong selamatkan dia dokter!

Shi On mengangguk. Dokter UGd lapor, dari pemeriksaan sebelumnya, tulang rusuk anak ini luka dan menusuk limpanya, jadi ada banyak pendarahan. Dan kondisi vitalnya juga membuat mereka harus segera membedah anak ini.

Shi On langsung ingin memindahkan In Jeong ke ruang OR. Dokter UGD bingung, masalahnya siapa yang akan membedahnya?
Shi On akan memindahkannya ke ruang OR dekat Prof Kim Do Han. Profesor bisa membedah kedua pasien, dia pernah melakukan itu sebelumnya.

Di ruang operasi, Kim Do Han dan semua dokter sibuk membedah pasien mereka masing-masing.

Shi On bersama dokter UGD memindahkan In Jeong ke dalam kamar operasi lainnya. Setelah menyiapkan semuanya, Shi On lari menemui Do Han.

Do Han tanya ada masalah apa. Shi On lapor, ada pasien yang baru datang belakangan, dia mengalami retak tulang iga dan limpanya luka. Kondisi vitalnya tidak stabil.

Do Han marah, tapi bukan berarti kau bisa memasukkannya ke dalam ruang Operasi itu! Shi On merasa Do Han bisa mengoperasi kedua pasien secara bersamaan seperti waktu lalu.

Do Han terpaksa menahan emosinya, cepat siapkan anestesi dan perawat! Shi On mengerti dan langsung melakukannya.

Shi On kembali lagi dan lapor, ia sudah melakukan semua perintah Do Han. Do Han mengerti dan akan segera ke ruang sebelah.
Tapi baru saja akan pergi, pasien yang ditangani Do Han menurun kondisinya. Ada pendarahan yang terjadi sekitar liver. Do Han harus menangani anak itu dulu.

Shi On gelisah, karena kondisi In Jeong disebelah juga gawat. Profesor.
Do Han masih serius dengan pasiennya. Shi On memanggilnya lagi. Do Han berkata tidak bisa meninggalkan ruangan ini saat ini.

Shi On bingung, lalu apa yang harus kita..
Do Han menatap tajam Shi On, Park Shi On. Kau yang harus membedahnya!


Good Doctor [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12]

Notes :
Oh.. ayah kandung Shi On menyebalkan sekali. Bagaimana kalau dia tidak sakit, pasti semakin menyebalkan wkk. Tapi Shi On sekarang punya banyak pembela, selain Dr. Choi, Ibu dan Yoon Seo. Ada Do Han, Jin Wook, para perawat dan bahkan Chief Go!
Chief Go ternyata bisa lucu dan menyedihkan sekaligus. Pasangan Shi On-Chief Go asyik juga. Chief Go ini seperti pamannya Shi On haha. Dua orang yang merasa terbuang. Satu karena dianggap memiliki kekurangan, yang lain adalah orang normal yang diremehkan karena tidak benar-benar menguasai bidangnya.
Good Doctor episode 13 4.5 5 Beetlebum Friday, October 18, 2013 Shi On syok saat melihat ayahnya. Ia tidak mengenali ayahnya tapi ia ingat kenangan mengerikan saat masih kecil. Waktu ayahnya memaki, memuk...


No comments:

Post a Comment