Choi Young's Diary

 On Sunday, October 14, 2012  

This was actually my last duty as Woodalchi. Picked up that new King from Yuan and guarded him safely to Goryeo.
I knew that we've been followed by enemies and I knew who sent them. Who else, it must be Excellency Deok Seong's people. I just feel bored and tired. Politic sucks.


Tunggu saja musuhnya dan akan kita habiskan dalam satu serangan, itu yang kupikirkan. Untungnya Raja Baru ini bersedia kerjasama denganku dan janji untuk tidak melarikan diri.


Musuh terlalu banyak dan ada mata2 diantara kami, sehingga Yang Mulia Ratu terkena pedang dan sekarat.

Kami berhasil mengalahkan musuh meskipun tidak bisa menangkap mereka hidup2. Tapi kami mendapat masalah baru, kalau Ratu tidak selamat, Goryeo juga tamat. Saat itulah ide tentang Hwata muncul.

Raja Baru ini, dia tampak tidak percaya diri dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Aku berusaha menghiburnya dan berkata kalau dia adalah Raja yang baik dan rakyat beruntung karena memilikinya, tapi dia tidak percaya dan mengira aku membencinya.

Aku tidak membencinya, aku tidak punya perasaan apapun pada Raja karena well..dia hanya Raja ke-5 dalam 11 tahun ini dan rakyat tidak terlalu peduli. Dia juga masih muda, usianya baru 21 th, 14 tahun lebih muda dariku dan aku harus mengawalnya sampai ke Goryeo. Aku berkata kalau rakyat Goryeo benar2 bernasib malang.
Aku mengatakan semua itu padanya dan herannya dia tidak marah. Tersinggung dan sakit hati mungkin, tapi dia bisa menguasai dirinya. Aku jadi merasa ada harapan untuk Raja baru ini. Jadi aku menambahkan, kalau aku bukannya tidak menyukainya.
Ternyata Raja menganggap kata-kataku sebagai kekuatan.

Jang bin, tabib istana yang terbaik berkata ia hanya bisa membuat kondisi Ratu stabil, tapi tidak menjamin bisa menyelamatkan nyawa Ratu. Saat itulah ide tentang Sineui muncul. Pria bernama Jo Il Shin itu terus saja ngoceh tentang pintu Langit, pintu ke Surga.
Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke sana. Siapa lagi coba, yang berani ke sana. Ini tanggung jawabku, aku pemimpin pengawal rombongan ini dan kalau aku pergi, aku percaya Choong Suk bisa mengatasi keadaan untuk saat ini. Aku juga tidak berencana untuk pergi lama.

Aku masuk ke lorong itu. Aku juga tidak tahu kemana tujuan lorong itu. Aku masuk saja karena ini perintah pertama Raja itu dan aku tidak ingin membuatnya semakin tertekan. Aku melintasi dimensi demi dimensi dan tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Saat aku membuka mataku lagi. Aku sudah berada di dunia lain yang aneh. Apa ini Langit atau Surga itu? Berisik sekali. Ini malam tapi cahayanya sangat terang, dimana-mana da cahaya.


Atas petunjuk Biksu aku jalan ke tempat dimana Sineui berada. Lalu aku melihatnya. Dia tampak aneh, mengenakan baju yang aneh, rambutnya merah? ia bicara dengan bahasa yang aneh. Tapi sepertinya ia tahu cara menyembuhkan luka pedang di leher.


Aku mengajaknya ke Goryeo dan dia seperti menganggapku gila. Dia tidak yakin bisa menyembuhkan luka pedang dan ingin melihat seperti apa lukanya. Itu sebabnya aku memberikan contoh seperti apa lukanya pada pria yang ada disitu. Aku tidak mengerti kenapa dia dan orang disitu tampak ketakutan

Aku tanya apa dia bisa menyembuhkan pria itu. Wanita itu awalnya ketakutan, tapi tiba-tiba ia mulai bekerja. Mengambil benda-benda aneh dan memasang cahaya di kepalanya! Aku benar2 kagum. Aku tidak tahu bagaimana mempelajari ilmu seperti itu, apa dia berhasil membuka cakra di tengah kepalanya? Dia pasti bisa membuka mata ke-3nya.
Wanita itu bekerja lumayan cepat dan pria itu tidak mati. Bagus, kalau begitu memang wanita ini adalah Sineui yang kucari. Aku segera membawanya ke Goryeo. Dia ketakutan dan menangis. Dia takut aku membunuhnya.


Aku sampai berlutut dan janji padanya, aku Choi Young, pahlawan Goryeo akan mengantarnya kembali ke Langit apapun yang terjadi. Meskipun nyawaku sebagai taruhannya.


Aku membawanya ke Goryeo dan menemui Raja. Aku membawanya melihat Ratu. Tapi dia bicara hal aneh tentang sesuatu yang bernama film, polisi dan tentang penculikan. Dia selalu ingin melarikan diri


Aku janji mengantarnya pulang, dia hanya tinggal menyelamatkan Ratu saja. Akhirnya dia bersedia mengobati Ratu dan setelah berjam-jam sepertinya kondisi Ratu tampak lebih stabil. Setelah itu, dia ingin lari lagi. Tapi Raja mendengar ocehan Jo Il Shin lagi dan ingin menahan wanita dari Langit itu disini. Aku marah dan merasa Raja tidak menghormati janjiku.


Pihak musuh tahu tentang wanita langit itu dan ingin menculiknya. Aku tahu itu tapi harus menyelamatkan Raja dan Ratu dulu baru mencarinya. Aku melihat Ratu sadar, ini melegakan. Berarti aku bisa mengantar wanita itu pulang.


Aku menemukannya dan mengantarnya ke pintu Langit itu. Tapi wanita itu ragu ia tidak mau langsung masuk. Justru saat itu, perintah Raja datang melarangnya kembali ke langit. Aku terpaksa menghalanginya, aku bisa merasakan kemarahan dalam dirinya. Ia marah sekali dan ingin membunuhku.


Aku tahu aku bisa menghindarinya dengan mudah. Aku merasa tidak ada gunanya hidup karena aku tidak bisa memenuhi janjiku. Aku menerima tusukannya. Ia tampak ketakutan. Aku menarik tangannya dan memutuskan untuk mati. Aku ingin mati untuk melunasi hutangku padanya.


Tapi wanita ini berisik sekali. Dia tidak mengijinkanku mati, dia bahkan memerintah semua orang untuk menyelamatkanku. Merepotkan sekali dan membuatku malu.

Ternyata aku selamat. Aku bahkan mendengar kalau Raja menungguku dan tidak meninggalkanku. Ini berbahaya. Aku kesakitan tapi harus segera berangkat. Wanita ini mencegahku bergerak, dia sungguh membuatku pusing.
Wanita ini tidak mengerti, kalau kita tetap disini, musuh akan segera menyerang dan dalam kondisiku, aku tidak bisa melindungi mereka. Jadi aku menekankan sekali lagi, aku janji aku tidak akan melupakan ini, aku akan mengantarnya ke pintu itu, hanya saat ini dia harus ikut kami pergi.


Aku membawa rombongan Raja ke istana Goryeo. Aku rasa akhirnya aku bisa istirahat dan membawa wanita itu ke pintu langit. Dia sungguh bebas dan tidak malu memperlihatkan kakinya, wanita langit memang aneh. Tapi aku merasa dia lumayan lucu.


Aku memberikan surat pengunduran diri dan ijin dari Raja terdahulu pada Raja yang baru.  Tapi dia justru berkata kalau aku adalah satu2nya orang yang ia percayai dan dia anggap sebagai teman. Membuatku serba salah. Raja baru itu memintaku melakukan satu tugas lagi dan akan mempertimbangkan lagi surat pengunduran diriku.


Aku pusing dan terpaksa melakukannya. Saat aku sibuk, wanita itu tanpa tahu malu jalan mencariku di markas dengan  memamerkan kakinya kemana-mana. Dia benar-benar keterlaluan.


Wanita itu memaksa menyentuhku dan ingin melihat lukaku. Apa-apaan ini. Dia akhirnya menangis dan merengek ingin dipulangkan. Aku marah sekali, lalu kenapa waktu itu tidak membiarkanku mati di pintu langit itu? Aku ini pejuang, mati bukan hal aneh untukku.


 Wanita itu tidak mempedulikan penolakanku, ia memberiku obat dari langit.


Berita tentang wanita dari langit itu semakin menyebar dan itu mengesalkanku. Aku harus membawanya pergi ke tempat aman, tapi wanita itu justru mengatakan hal aneh.
Ia tahu namaku dan sepertinya mengenalku, ia bahkan berkata aku belum jadi Jang Gun, apa maksudnya? Aku hanya ingin menyelesaikan tugas dan pergi meninggalkan istana. Tiba-tiba aku merasa pandanganku gelap dan aku tidak tahu yang terjadi.
Saat sadar, yang pertama kudengar adalah ocehan-nya. Wanita itu mengatakan kalau aku terkenal dan akan jadi Jend Besar, dia bicara aneh lagi.


Musuh menginginkan wanita itu dan aku benar2 harus segera mengantarnya pergi. Tapi Raja justru mendesakku untuk cerita kenapa aku ingin segera pergi. Aku terpaksa menceritakan masa lalu yang menghantuiku yang membuatku tidak tertarik lagi untuk hidup. Aku kehilangan guru, orang yang kuanggap sebagai pengganti Ayahku dan cinta dalam hidupku, di tangan Rajaku sendiri yang harus kulindungi.

Raja baru itu tampak malu, ia tanya apa yang ingin kulakukan saat keluar istana. Setelah mengantar wanita itu aku akan hidup menyepi dan memancing. Raja itu minta aku menyelesaikan tugas darinya dulu.
Raja pergi dan aku tidak sadar lagi.


Aku tidak tahu berapa lama, tapi rasanya aku tidak ingin kembali lagi. Aku tidak ingin sadar lagi. Disini damai sekali...


Kalau diamati..tetesan air mata Eun Soo bentuknya hati ya..:)
Wanita itu memang aneh, aku tidak ingin hidup tapi tangisannya menarikku dari alam maut. Dia tulus menginginkanku hidup. Ia bahkan menghembuskan nafasnya ke dalamku agar aku hidup lagi and damn it...aku akhirnya membuka mataku.


Matahari sangat menyilaukan dan aku melihat anak itu, Woodalchiku yang selalu menempel padaku, melihatku dengan mata polosnya yang tampak lega. Lalu cerita kalau wanita itu dibawa pihak musuh atas seijin Raja.


Aku harus menjemputnya. Aku harus memastikan kalau dia selamat. Aku rasa Raja mungkin akan tersinggung dengan tindakanku, tapi Raja ini pasti mengerti kalau aku tidak akan menghianatinya. Semoga saja.


 
Aku bertemu dengannya, wanita itu tampak lega karena aku sadar dan sehat kembali. Entah kenapa, rasanya senang melihatnya lagi. Sampai aku mengatakan pada Bangsawan Deok Seong, aku mencintai wanita itu.

Deok Seong menyuruh wanita itu mengobati P. Gyeong Chang dan aku harus mengantarnya. Perjalanan ini jauh, aku hanya ingin tiba disana tepat waktu, membuat tabib langit itu menyembuhkan Pangeran dan mengantarnya ke pintu itu, lalu aku akan istirahat.


Tapi wanita itu sama sekali tidak tahu malu, ia justru ingin membahas perkataanku tadi. Ia ingin tahu sejak kapan aku menyukainya. Aku tidak tahu, aku hanya asal bicara agar Raja tidak disalahkan. Wanita dari langit sungguh membuatku pusing dan malu.


Aku sampai teriak ke Dae Man, kenapa dari semua tabib disana, aku membawanya. KENAPA? Kasihan anak itu..dia ketakutan dan tidak tahu jawabannya. Aku mengerti itu, semua memang salahku sendiri. Aku hanya memintanya mengambil peralatan wanita itu dan segera kembali, aku tidak tahan hanya berdua dengan wanita itu.


Wanita itu terus saja bertanya padaku. Ia juga ingin lari dan tidak mau menyembuhkan Pangeran. Wanita itu ingin pergi ke pintu langit sendiri, ia juga minta uang padaku. Hah!


Aku mengajarinya berkuda, ia sama sekali belum pernah naik kuda. Tapi lumayan juga, ia bisa berkuda dalam sehari. Dia memberi tahu namanya. Yoo Eun Soo. Yoo Eun Soo.
Lalu tanya apa aku sudah menikah. Menikah? aku tidak punya waktu untuk itu. Wanita itu juga berkata ia tidak menikah dan ia mencemaskan orang tuanya. Aku tahu itu kesalahanku, aku hanya perlu waktu untuk menyelesaikan semua dan mengantarnya kembali.




Aku senang bisa bertemu Pangeran lagi dan wanita itu juga cepat akrab dengan Pangeran. Aku tertawa melihat keduanya melambai padaku, seperti melihat keluargaku.


Tapi kami harus bergegas pergi menyelamatkan diri dari pembunuh. Saat istirahat, wanita itu memintaku bersandar di bahunya. Apa? aku ini pria! Tapi dia ngoceh terus dan membuatku menyerah. Aku membiarkan kepalaku bersandar di bahunya.


 Wanita itu adalah wanita pertama yang memberikan bunga padaku. Ha! aku bisa gila. Aku pasti gila ..karena aku diam-diam menyimpan bunga itu. Ya..aku pasti sudah gila.


Tapi aku harus kehilangan Pangeran karena siasat Deok Seong. Bahkan aku sendiri yang harus membuat Pangeran mengakhiri penderitaannya. Ini menyakitkan hatiku.


Yang membuatku semakin marah adalah pandangannya. Wanita itu salah paham dan akhirnya jatuh ke tangan Deok Seong lagi. Dan aku..harus masuk penjara.


Raja baru itu, ternyata lumayan juga. Ia mengerti kalau aku tidak menghianatinya. Ia justru menemuiku dan ingin belajar untuk melawan. Tapi aku hanya ingin tahu apa wanita itu, akan aman berada di dekat Deok Seong.


Setelah aku yakin wanita itu aman, aku menemui Raja dan berkata akan menjadi orangnya. Aku memutuskan mendukung Raja yang ini. Ini pertama kalinya untukku. Aku melindungi P. Gyeong Chang saat itu karena beliau masih kecil dan bagaikan adikku sendiri, tapi aku memilih Raja ini secara pribadi karena merasa ada yang bisa kuharapkan dari Raja ini.




Semuanya terjadi begitu cepat. Wanita itu terseret dalam kekacauan politik istana. Banyak orang terbunuh dan kekacauan ini membuatnya selalu bermimpi buruk. Lalu ia tidak bisa tersenyum lagi.


Kemudian, aku mendengar ia nekad pergi sendiri. Menyamar jadi pria..huh, menggelikan. Tapi ia mengatakan satu hal yang menyakitkan hatiku, dia ingin mengakhiri perjanjian.
Dia tidak percaya padaku lagi. Jadi aku menemui Bibi dan mengucapkan selamat tinggal. Juga pada takhta Raja, karena aku mungkin tidak akan kembali malam ini.
Aku memancing Ki Cheol, aku ingin mati bersamanya. Agar wanita itu bisa mendapat buku catatannya dan bisa kembali ke dunianya.
Kalau Ki Cheol mati, semuanya akan beres. Tidak akan ada yang mengancam Raja lagi.


Tapi apa ini..di tengah pertempuran kami, wanita itu muncul. Dia sama sekali tidak takut. Dia tahu Ki Cheol tidak bisa melukainya, jadi dia mengancam akan bunuh diri. Demi aku? wanita itu mengatakan sesuatu tentang kematian Ki Cheol dan membuatnya terkejut lalu pergi.


Saat aku marah dengan tindakan bodohnya, ia balas meneriakiku dan marah2. Aku jadi diam. Tanganku beku..hatiku juga beku..tapi wanita itu menangis dan membuat tanganku menjadi hangat, begitu pula hatiku. Aku tiba-tiba berjanji tidak akan mempertaruhkan nyawaku lagi. Ini benar-benar ajaib. Mungkin sejak itu..dia menjadi imja bagiku.


Penasehat il Shin menjebakku, tapi anehnya wanita itu sama sekali tidak percaya. Ia berkata aku terkenal di Langit dan ia bahkan tahu soal kata-kata wasiat mendiang ayahku..bagaimana bisa? dia berkata dia dari masa depan dan tahu kalau aku akan jadi Jend besar. Dia mengatakan itu lagi.


Aku memutuskan membawanya lari karena para politikus mulai mengincar wanita itu, aku benci politik. Tapi saat melihat Yang Mulia ditekan karena membelaku, aku memutuskan membuang harga diriku dan menerima tuduhan itu.
Hukuman-nya ringan, jauh lebih ringan daripada membiarkan mereka menghukum mati anak buahku dan melukai Raja. Semoga Raja mengerti.
 Malam itu aku melarikan diri dari penjara dan menemuinya. Dia lari memelukku. Dia ketakutan dan lega. Aku perlahan memeluknya dan menepuk punggungnya, sebenarnya ini juga untuk menenangkan diriku sendiri.
Lalu saat di pelarian, aku baru sadar kalau dia terkena racun dari Deok Heung - Paman Raja. Aku salah menilai Deok Heung. Aku menyesal karena mengirim penjahat itu pada imja. Ini salahku dan aku harus menyelesaikannya. Aku harus menjadi penjahat sekali lagi dan menyakiti hati Raja. Semoga ia mengerti maksudku. Yang membuatku sedikit cemas, Woodalchi kurang kuat dalam menjaga Raja.

Aku mendapat penawar meskipun hanya sebagian, tapi paling tidak akan meringankan sakitnya. Jang bin janji akan memeriksa racun itu dan mencari penawarnya. Aku sempat bertanya pada Bibi, apa aku ikut ke langit saja bersamanya? Bibi hanya diam, sepertinya ia marah dan berpikir aku keterlaluan dalam bercanda. Mungkin aku bercanda, asal bicara tapi kemungkinan itu juga isi hatiku, yang selalu ada dimana wanita itu berada.
Bibi baru merasa tenang saat aku berkata akan kembali.


Wanita itu sadar dan mengatakan padaku tanggal pintu itu akan terbuka. Kami hanya memiliki waktu sebulan lagi. Hanya sebulan.


Saat aku mengambil penawar berikutnya, aku baru tahu soal rencana kudeta itu. Deok Heung ingin jadi Raja. Aku tidak peduli lagi, aku tahu Deok Heung itu sebenarnya pengecut. Aku tidak perlu memilih, aku melakukan sesuai urutan, menyelamatkan Raja dan Ratu dulu lalu pada saat yang sama memaksa Deok Heung menyerahkan penawar. Ratu selamat, itu sangat melegakan. Tapi mereka harus meninggalkan istana untuk saat ini.


Hal pertama yang dilakukan wanita itu begitu sadar adalah merawat luka Woodalchiku. Apa-apaan ini..bukannya istirahat.
 Dia juga ingin menemui Deok Heung atau Ki Cheol dan meminta catatan-nya, ada yang sangat penting dalam buku itu. Apa yang begitu penting.


Aku marah dan mengatakan urutannya, tapi ia mendiamkanku dengan membuat kotak aneh itu sambil memandangiku. Apa aku bisa masuk ke dalam kotak itu?


 Aku berhasil menemukan Raja dan meminta Woodalchi mengantar Raja menemui Ratu. Aku sendiri harus mengantar wanita itu menemui Ki Cheol. Waktu kami tinggal sedikit lagi.




Setelah mendapat penawar, wanita itu justru ingin tinggal di istana, di RS bersama Jang bin, untuk menyelidiki buku itu. Kenapa dia tidak ikut saja bersamaku. Aku tidak mengerti. Apa dia pernah memikirkan diriku.


Ada yang aneh pagi itu, aku harus mengantar para sarjana menemui Raja dan aku jelas merasakan ancaman hawa pembunuhan. Jumlah mereka banyak. Mereka mengurung kami dan sepertinya ingin membakar kami hidup-hidup. Tapi saat aku berhasil keluar, mereka menghilang, tidak ada siapapun dan keadaan jadi tenang. Ini mencurigakan.


Saat aku membawa sarjana menemui Raja, aku mengaku pada Bibi, aku tiba-tiba tidak tahu apa yang akan kulakukan. Raja juga membuatku pusing, bagaimana Yang Mulia bisa begitu santai. Ahh..semuanya membuatku kesal. Aku tidak menyukainya. Raja justru memberiku banyak posisi untuk dimanfaatkan. Lalu aku mendengar berita itu. Imja akan menikah dengan Deok Heung. Dia pasti sudah gila!


Aku ke istana untuk bertanya sendiri apa alasannya. Aku mulai sadar, wanita itu mengadakan kesepakatan dengan monster itu untuk menyelamatkanku. Untuk aku. Ada cerita tentang diriku dalam bukunya, bagaimana mungkin. Kami belum pernah bertemu sebelumnya...atau sudah?


Wanita itu berkeras ingin melihat apa lagi isi catatannya dan ingin mencegahku masuk dalam bahaya karena semua ada dalam catatan itu, katanya aku terkenal. Padahal aku tidak peduli. Aku hanya ingin dia di sisiku sampai saat ia pulang. Tapi dia sungguh keras kepala. Apa yang bisa kulakukan...aku hanya bisa memeluknya.
Aku sudah bilang aku tidak mau tahu soal kematianku, tapi wanita itu tetap ingin tahu, karena dia sadar kami tidak akan bertemu lagi. Aku harus bergerak cepat dan mengusir Deok Heung dari istana.


Aku mendengar rencana pembunuhan terhadap Raja, aku harus segera bergerak. Lalu ...aku mendengar berita pernikahan. Mereka akan menikah hari ini. Aku tidak punya pilihan. Aku datang dan melakukan sedikit kekacauan. Aku masuk penjara lagi, tapi hanya beberapa jam dan berhasil minta beberapa rekanku untuk menyelamatkan Raja.

Aku menyelesaikan urusan istana secepat mungkin. Saat mendengar berita kalau Raja dan Ratu berhasil diselamatkan dan keduanya dalam perjalanan menuju istana, aku lega. Aku bergegas menemuinya. Aku lega karena dia baik-baik saja di RS Istana bersama Jang Bin. Untuk sementara dia akan baik-baik saja.


Paginya, aku mendengar dari Choong Suk, aku kehilangan 24 Woodalchiku. Termasuk Ju Suk..Ju Suk, anak buahku yang pemberani dan setia..


Aku hanya bisa membangun altar, membakar dupa untuk mereka dan duduk. Aku tidak pantas menangis, tidak pantas. Seharusnya aku ada bersama mereka tapi membuang waktu di penjara istana. Aku orang yang berbahaya untuk Raja.
Jadi saat bertemu Raja aku berkata kalau wanita itu selalu menjadi yang pertama untukku, aku mengikuti Raja karena ingin melindunginya.
Raja tersinggung, aku mengerti. Aku ingin Raja melepasku. Aku tidak ingin membuat Raja terlalu merasa bersalah karena karakterku. Bagi Woodalchi, gugur demi Raja adalah biasa dan Raja tidak boleh terlalu merasa bersalah. Jika ada yang salah, itu aku.


Saat aku menemuinya, ia mengajarkan beberapa tulisan Langit, tampak lucu bagiku, hanya garis, kotak dan lingkaran. Tapi dia mengatakannya dengan sungguh2. Aku hanya tersenyum. Tapi hatiku menjadi sedih kalau ingat waktu yang semakin mendekat.


 Raja menjadikan Ki Cheol tahanan rumah, untuk sementara aku bisa tenang.


 
Tidak lama, aku sadar dia kena racun lagi. Kali ini dia berusaha mencari penawarnya sendiri, aku marah kenapa dia merahasiakan ini dariku. Dia sama sekali tidak menganggapku.


Tapi wanita itu menangis dan berkata ia sudah memutuskan untuk tinggal disini, di Goryeo. Disisiku. Dia ingin mencintaiku sepenuh hatinya tapi aku harus janji untuk bisa melupakannya kalau dia meninggal nanti dan hidup dengan baik. Wanita ini...

Aku marah karena tidak bisa memaksa Deok Heung menyerahkan penawar. Justru Yuan ingin mengirim utusan, mereka ingin mengangkat Deok Heung menjadi Raja. Kalau Deok Heung jadi Raja...aku pasti akan pergi.


Kemudian aku mendapat surat. Yuan juga menginginkan wanita itu. Apalagi ini..kami harus lari. (Just my free-writing, all videos credit to dramasugar)


Choi Young's Diary 4.5 5 Beetlebum Sunday, October 14, 2012 This was actually my last duty as Woodalchi . Picked up that new King from Yuan and guarded him safely to Goryeo. I knew that we've been...


No comments:

Post a Comment